Anda di halaman 1dari 65

PRESENTASI KASUS

CVD STROKE ISKEMIK


Oleh:
Neti KurNiawati
 
Pembimbing:
dr. Putri
IDENTITAS PASIEN
• Nama : Tn. DS
• Jenis kelamin : Laki-laki
• No. RM : 01615948
• Usia : 69 tahun
• Pekerjaan : Pegawai swasta
• Agama : Islam
• Status pernikahan : Menikah
• Alamat : Jl. H. Usman, Rempoa, Ciputat Timur, Tangsel
KELUHAN UTAMA

Kelemahan pada sisi tubuh kiri sejak 2 jam smrs


RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
Pasien dibawa ke IGD dengan keluhan lemah pada sisi tubuh sebelah
kiri sejak 2 jam smrs. Keluhan lemah dirasakan pada kaki dan tangan kiri.
Selain itu pasien mengeluhkan rasa kesemutan dan tebal pada tangan dan
kaki kirinya. Sekitar pukul 04.00 pagi sebelum sholat subuh, pasien bangun
tidur dan langsung merasa lemah pada tangan dan kaki kirinya.
Gangguan penghidu, pengelihatan, rasa tebal di wajah, bicara pelo, bibir
mencong, gangguan pendengaran, kesulitan dalam pelafalan disangkal.
Penurunan kesadaran, nyeri kepala, pusing berputar, mual dan muntah juga
disangkal. Saat dibawa ke IGD pasien langsung diberi penanganan dan
dilakukan trombolisis.
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
Tiga hari smrs pasien jadi kesulitan untuk berjalan karena terasa
lemah pada kaki kirinya. Pasien jalan menggunakan tongkat, padahal
sebelumnya tidak. Selain itu pasien juga tidak nafsu makan karena sulit
menelan, hingga pasien juga merasa lemas dan lebih banyak duduk dan
berbaring. Pasien biasa makan 3x/hari, namun sejak 1 minggu hanya 1-
2x/hari dan hanya dengan porsi sedikit. Buang air besar lancar, 1x dalam
sehari sampai 2 hari, konsistensi lunak, BAB berdarah, atau BAB hitam
disangkal. Buang air kecil lancar, 4-5x sehari, lampias, kencing tidak
bercampur darah dan tidak ada keluhan nyeri saat kencing.
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
Pasien juga mengalami mual dan muntah >5x, muntah berupa makanan dan
air sebanyak kurang lebih 4 gelas aqua, dan tidak terdapat darah sejak 7 jam
SMRS. Keluhan disertai dengan nyeri perut VAS 4 sejak 1 hari SMRS.
Nyeri di uluhati seperti ditusuk-tusuk, tidak menjalar. Keluhan muntah yang
menyemprot kuat dan nyeri kepala disangkal. Keluhan kejang, terjatuh dan
cedera kepala disangkal.
Satu minggu smrs pasien mulai merasa kesemutan pada kaki kirinya,
tangan tidak ada keluhan. Keluhan lemas tidak ada. Pasien dapat berjalan dan
beraktivitas seperti biasa. Pasien tidak tahu ia menderita darah tinggi dan ia juga
tidak memiliki keluhan nyeri kepala atau tegang di tengkuk.
RIWAYAT PENYAKIT DAHULU
Riwayat darah tinggi baru diketahui 3 hari smrs, pasien minum obat
Amlodipin 1 x 10 mg. Obat dihabiskan. Tiga bulan yang lalu pasien
pernah diperiksa endoskopi dan dikatakan terdapat luka pada
lambungnya dan dirawat inap kurang lebih selama 2 minggu. Pasien
senang minum jamu-jamuan yang dibeli sendiri sejak 2 bulan
sebelumnya. Riwayat transfusi darah disangkal.
Riwayat kencing manis, asam urat, kolesterol tinggi tidak diketahui karena
tidak pernah diperiksa. Riwayat asma, alergi makanan dan obat disangkal.
RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA
Ayah pasien menderita darah tinggi. Tidak ada riwayat kencing manis
atau kolesterol tinggi dikeluarga. Riwayat stroke pada keluarga disangkal.
Riwayat asma, alergi obat atau makanan, sakit jantung, sakit ginjal pada
keluarga juga disangkal.
RIWAYAT KEBIASAAN SOSIAL
Sehari-hari pasien dirumah bermain dengan cucunya dan sering jalan ke
masjid. Pasien sudah pensiun sejak 10 tahun yang lalu. Pasien tinggal di rumah
padat penduduk yang bersih dan sanitasi cukup baik. Pasien tinggal di rumahnya
bersama anak pertamanya, menantu, dan seorang cucunya. Istri pasien telah
meninggal dunia sejak 5 tahun yang lalu karena sakit namun anaknya kurang
mengerti penyakitnya.
Riwayat merokok sejak SMP 2 bungkus/hari, dan berhenti dalam 1 tahun
terakhir. Riwayat minum minuman beralkohol disangkal. Pasien sering konsumsi
ikan asin, sayur dan sambal, jarang mengkonsumsi buah. Sebelum sakit pasien
olahraga seminggu sekali berupa jalan pagi, durasi sekitar 30 menit.
PEMERIKSAAN FISIK
9
TANDA VITAL
• Keadaan Umum: Tampak sakit sedang
• Kesadaran : Compos Mentis, GCS E4M6V5 (15)
• Tekanan darah : kanan 151/95 mmHg (113.7)
kiri 147/90 mmHg (109)
• Nadi : 72 kali/menit
• Pernapasan : 16 kali/menit
STATUS GENERALIS
Kepala Normocephal, Rambut hitam beruban tersebar merata

Mata Konjungtiva anemis, sklera tidak ikterik, pupil bulat isokor 3mm/3mm, RCL +/+ RCTL
+/+, Arkus senilis +/+
Telinga Normotia, liang telinga lapang, otore -/-, nyeri tekan retroaurikular -/-, nyeri tekan tragus
-/-
Hidung Deviasi septum nasi -/-, cavum nasi lapang +/+, rhinore -/-, konka nasi eutrofi/eutrofi

Tenggorokan Faring tidak hiperemis, tonsil T1/T1, uvula ditengah, arkus faring simetris

Mulut Oral higien baik, gigi palsu +, sianosis -

Leher Trakea ditengah, KGB tidak membesar, tiroid tidak membesar, JVP 5+2 cmH2O
Paru Inspeksi : Gerak dada simetris statis dan dinamis

Palpasi : Vocal fremitus simetris, ekspansi dada normal, krepitasi tulang iga -/-, nyeri -/-

Perkusi : Sonor diseluruh lapang paru

Auskultasi : Vesikuler +/+, Rhonki -/-. Wheezing -/-


Inspeksi : Iktus kordis tidak tampak
Jantung
Palpasi : Iktus kordis teraba pada ICS V 1 jari medial linea midklavikula sinistra
Perkusi : Batas jantung kanan pada ICS IV linea parasternal dekstra, batas jantung kiri pada ICS V linea
midclavicula sinistra
Auskultasi : BJ I & II reguler, murmur -, gallop -
Abdomen Inspeksi : Datar

Auskultasi : Bising usus + normal

Palpasi : Supel, nyeri tekan epigastrium -, hepar dan lien tidak teraba

Perkusi : Timpani
Ekstremitas Akral hangat, CRT <2 detik, edema tidak ada
STATUS NEUROLOGIS
• GCS E4M6V5
• Pupil bulat isokor diameter 3 mm/3 mm , RCL +/+, RCTL +/+

• Tanda Rangsang Meningeal


– Kaku kuduk : -
– Laseque : >70 °/>70°
– Kernig : >135 °/>135°
– Brudzinski I : -/-
– Brudzinski II : -/-
STATUS NEUROLOGIS
Nervus Kranialis
Kanan Kiri
• N. I Normosmia Normosmia

• N. II
– Visus 4/60 4/60
– Lapang pandang Normal Normal
– Tes Ishihara Normal Normal
– Funduskopi Tidak dilakukan
STATUS NEUROLOGIS
• N. III, IV, VI
– Kedudukan bola mata Ortoforia Ortoforia
– Pergerakan bola mata
  Ke nasal Normal Normal
  Ke temporal Normal Normal
  Ke nasal atas Normal Normal
  Ke nasal bawah Normal Normal
Ke temporal atas Normal Normal
Ke temporal bawah Normal Normal
– Eksoftalmus (-) (-)
– Nistagmus (-) (-)
STATUS NEUROLOGIS

Lanjutan N III, IV, VI

– Pupil Isokor Isokor


– Bentuk Bulat Bulat
– Refleks cahaya langsung (+) (+)
– Refleks cahaya tidak langsung (+) (+)
– Konvergensi Normal Normal
STATUS NEUROLOGIS
• N. V
– Cabang Motorik Normal Normal
– Cabang Sensorik
• Oftalmika Normal Normal
• Maxilla Normal Normal
• Mandibula Normal Normal

• N. VII
– Sikap wajah saat istirahat Simetris normal
– Motorik orbitofrontal Normal Normal
– Motorik orbicularis orbita Normal Normal
– Motorik orbicularis oris Normal Normal
– Pengecap lidah Tidak dilakukan
STATUS NEUROLOGIS
• N. VIII
– Nistagmus (-) (-)
– Tes gesekan jari Normal Normal
– Tes keseimbangan Tidak didlakukan

• N. IX, X
– Uvula Normal Normal
– Arcus faring (fonasi) Normal Normal
– Palatum molle Normal Normal
STATUS NEUROLOGIS
• N.XI
– Angkat bahu Normal Normal
– Menoleh Normal Normal

• N.XII
– Saat statis Di tengah
– Menjulurkan lidah Tidak ada deviasi
– Atrofi (-) (-)
– Fasikulasi (-) (-)
– Tremor (-) (-)
STATUS NEUROLOGIS
• Refleks Fisiologis
– Refleks biseps +2 +2
– Refleks triseps +2 +2
– Refleks patella +2 +2
– Refleks achilles +2 +2

• Refleks Patologis
– Babinski (-) (-)
– Chaddock (-) (-)
– Oppenheim (-) (-)
– Gordon (-) (-)
– Gonda (-) (-)
– Schaeffer (-) (-)
– Klonus patella (-) (-)
– Klonus ankle (-) (-)
STATUS NEUROLOGIS
Sistem Motorik
• Ekstremitas Atas 5555 5555
• Ekstremitas Bawah 5555 4444
• Trofi Eutrofi Eutrofi
• Tonus Normotonus Normotonus
• Rigiditas (-) (-)
• Spastisitas (-) (-)
STATUS NEUROLOGIS

Gerakan Involunter
• Tremor (-) (-)
• Korea (-) (-)
• Atetose (-) (-)
• Mioklonik (-) (-)
STATUS NEUROLOGIS

Sistem Sensorik Fungsi Otonom


• Proprioseptif • Miksi : Baik
– Arah posisi : Baik / Baik • Defekasi : Baik
  • Sekresi keringat : Normohidrosis
• Eksteroseptif
– Raba : Baik / Baik
– Nyeri : Baik / Baik
– Suhu : Tidak dilakukan
STATUS NEUROLOGIS

• Fungsi Koordinasi
• Tes Romberg : Tidak dilakukan
• Tes Heel to toe : Tidak dilakukan
• Tes Jari-Hidung : Baik
• Tes Pronasi-supinasi : Baik
• Tes Tumit : TVD
• Tes Tunjuk Telunjuk : Baik
Fungsi Kortikal Luhur
(MMSE)

22 = Gangguan kognitif
ringan
PEMERIKSAAN PENUNJANG
LABORATORIUM
HEMATOLOGI

Hemoglobin 7.2 g/dl 13,2-17,3


Hematokrit 30 % 32-45
Leukosit 7.5 ribu/ul 5.0-10,0
Trombosit 503 ribu/ul 150-440
Eritrosit 4.56 juta/ul 4,40-5,90
VER/HER/KHER/RDW

VER 66.2 Fl 80,0-100,0


HER 15.7 Pg 26,0-34,0
KHER 23.7 g/dl 32,0-36,0
RDW 16.9 % 11,5-14,5
FUNGSI HATI

SGOT 19 mg/dl 0 – 34

SGPT 10 mg/dl 0 – 40

DIABETES

Glukosa Darah Sewaktu 111 mg/dl 70-140

ELEKTROLIT DARAH

Natrium 141 mmol/l 125-145

Kalium 2.98 mmol/l 3,1-5,1

Klorida 106 mmol/l 95-106


FUNGSI GINJAL

Ureum Darah 30 mg/dl 20-40

Kreatinin Darah 0.6 mg/dl 0,6-1.5

HEMATOLOGI - HEMOSTASIS

APTT 27.5 detik  

Kontrol APTT 30.7 detik 26.3 – 40.3

PT 13.9 detik  

Kontrol PT 13.6 detik 11.5 – 14.5

INR 1.03    
EKG
Normal sinus rhythm, RBBB
RONTGEN THORAX AP/L

Kesan :
Kardiomegali. Aorta
elongasi, kalsifikasi arcus
aorta. Pulmo tidak didapatkan
kelainan radiologis
CT SCAN KEPALA

Kesan :
Tidak tampak / belum tampak infark
secara CT Scan saat ini. Tidak
tampak perdarahan intra/ekstra
cerebral
RESUME
Tn. DS 69 tahun datang ke IGD dengan kelemahan pada sisi tubuh sebelah kiri sejak
2 jam smrs. Wake up stroke (+). Keluhan disertai sulit saat menelan. Riwayat
hipertensi (+) sejak 3 hari smrs, konsumsi obat Amlodipine 1 x 10 mg dan vitamin
saraf diminum teratur. Saat datang di IGD pasien dilakukan penanganan langsung
berupa trombolisis. Dari pemeriksaan fisik hipertensi (+), tangan kanan 151/95
mmHg dan tangan kiri 147/90 mmHg. Pada mata konjungtiva anemis(+), arkus
senilis +/+, visus ODS 4/60. Motorik hemiparese sinistra dengan kekuatan motork 4.
Pemeriksaan MMSE hasil 22 yaitu gangguan kognitif ringan. Pada pemeriksaan
penunjang didapatkan anemia Hb 7.2 g/dl, hematokrit menurun yaitu 30%, trombosit
meningkat 503.000/ul, hypokalemia 2.98 mmol/l. pada EKG didapatkan RBBB. Foto
thorax AP didapatkan kardiomegali, aorta elongasi dan kalsifikasi arcus aorta. Pada
CT Scan kepala axial dan coronal didapatkan tidak/belum tampak infark atau
perdarahan intra/ekstra cerebral saat ini.
DIAGNOSIS
• Diagnosis klinis : Hemiparese sinistra, Hipertensi grade I, Anemia, Hipokalemia
• Diagnosis Etiologi : Trombosis
• Diagnosis Topis : Korteks cerebri hemisfer dextra
• Diagnosis Patologis : Infark
• Diagnosis Kerja :
– CVD Stroke iskemik onset hari ke 4 perawatan hari ke 4, post trombolisis
– Hipertensi grade I
– Anemia
– Hipokalemia
TATA LAKSANA
Non-Medikamentosa
• Head up 30o
• O2 nasal kanul 2 lpm
• NGT, diet cair 2100 kkal TKTP (tinggi kalori tinggi protein)
• Rehabilitasi : Melakukan mobilisasi pasif miring ke kanan dan ke kiri, latihan gerak
sendi pasif dan aktif, dan latihan kekuatan otot.
• Modifikasi gaya hidup: olahraga aerobik 30 menit 3-5x/minggu, makan dalam porsi
kecil dan frekuensi sering, hindari konsumsi jamu-jamuan, kurangi kopi dan
makanan pedas, dan perbanyak konsumsi sayur dan buah serta makanan yang
mengandung zat besi.
TATA LAKSANA
Medikamentosa
• Alteplase bolus 5 cc iv, dilanjutkan 45 cc/ 1 jam iv (trombolisis di IGD)
• IVFD NaCl 0.9 % 500 cc + KCl 25 mEq / 12 jam
• Transfusi PRC 500 cc
• Citicolin 2 x 1000 mg iv
• KSR 3 x 1 tab po
• Sukralfat 2 x 1g IV
• Ondansetron 1x8 mg IV
• Amlodipin 1x10 mg po

Anjuran Pemeriksaan :
Laboratorium DPL (Hb, Ht, Leukosit, Trombosit) post transfusi PRC
Echo
PROGNOSIS

• Ad vitam : Bonam
• Ad functionam : Dubia ad bonam
• Ad sanationam : Dubia ad bonam
TINJAUAN PUSTAKA
STROKE
• Gangguan fungsional pada otak, baik fokal maupun global
• Terjadi mendadak
• Gejalanya berlangsung >24 jam
• Disebabkan oleh gangguan vaskular atau pembuluh darah otak tanpa ada
faktor lain selain vaskular

STROKE ISKEMIK
Penurunan perfusi otak yang terjadi mendadak akibat adanya
sumbatan pada pembuluh darah otak oleh trombus maupun emboli
sehingga menyebabkan defisit neurologis
EPIDEMIOLOGI
• Prevalensi stroke di Indonesia berdasarkan Riset Kesehatan Dasar 2013
(Riskesdas) prevalensi stroke di Indonesia meningkat dari 8.3% pada tahun 2007
menjadi 12.1% pada tahun 2013
• Prevalensi stroke terjadi semakin tinggi seiring bertambahnya usia, kelompok usia
tertinggi yaitu ≥75 tahun (43%)
• 81% stroke disebabkan oleh stroke iskemik, sedangkan 19% disebabkan oleh
stroke hemoragik
ETIOLOGI
EMBOLI TROMBOSIS
• Bekuan darah atau debris yang lepas  • Kerusakan endotel,  memicu agregasi
terbawa ke lokasi pembuluh darah lain  trombosit dan merangsang pengeluaran zat
menyumbat pembuluh darah pada granula trombosit  thrombosis 
• Sebagian besar emboli berasal dari lesi menyumbat lumen vaskular (parsial lalu
ateromatosa bifurkatio karotidis atau total)
berasal dari jantung atau dari vena perifer • Penyumbatan pembuluh darah parenkim
• Terjadi secara tiba-tiba otak akan menyebabkan daerah tersebut
mengalami hipoksia  terbentukdaerah
iskemik yang dikelilingi oleh daerah
penumbra
FAKTOR RISIKO
Dapat di Modifikasi Tidak Dapat di Modifikasi

Hipertensi Genetik
Diabetes melitus Usia
Merokok Jenis kelamin
Obesitas Ras
Asam urat  
Hiperkolesterol  
1. HIPERTENSI
Perubahan pembuluh darah

Arteri kecil Arteriol

Penebalan tunika intima dan


peningkatan permeabilitas endotel Nekrosis Fibrinoid

Deposit lipid dan kolesterol pada Kelemahan dan herniasi dinding


tunika muskularis arteriol  Ruprut T. Intima

Membentuk trombus Mikroaneurisma (Charcot-Bouchard)


yang rentan rupture
Lumen pembuluh darah menyempit
dan berkelok-kelok
Perdarahan  CVD SH
Oklusi vaskular  CVD SI
2. DIABETES MELITUS

Hiperglikemia

Akumulasi sorbitol pada dinding vaskuar

Gangguan osmotic dan peningkatan


kandungan air intrasel

Penurunan oksigenasi
3. MEROKOK

Nikotin

Merangsang aktivitas simpatis Aktivasi enzim siklooksigenase

Peningkatan : Penurunan produksi prostasiklin


- Curah jantung dan tromboxan
- Tekanan darah
Peningkatan agregrasi trombosit
- Aliran darah ke otak

Penyempitan lumen vaskular


4. USIA DAN JENIS KELAMIN

• Peningkatan usia diasosiasikan dengan peningkatan angka kejadian


aterosklerosis dan atrial fibrilasi
• Wanita usia produktif, kandungan estrogen dalam tubuh banyak 
mencegah terjadinya plak aterosklerosis pada semua pembuluh darah
 Prevalensi lebih rendah dibandingkan laki-laki
• Angka kejadian stroke lebih tinggi pada laki-laki dan wanita yang
sudah menopause
KLASIFIKASI
Berdasarkan perjalanan penyakitnya :

TIA RIND
Devisit neurologis yang bersifat Defisit neurologis yang mampu
sementara dan sembuh total tanpa memulihkan fungsi neurologis
gejala sisa dalam waktu <24 jam dalam 24 jam – 2 minggu

STROKE IN EVOLUTION COMPLETE STROKE


Stroke yang sedang terjadi. Defisit neurologis yang terjadi dan
Progresivitas atau beratnya defisit menetap
neurologis bertambah seiring
berjalannya waktu. 3 x 24 jam,
vestibulobasiler, 2 x 24 jam
KLASIFIKASI
TROMBOSIS
Berdasarkan etiologinya : EMBOLI
- Saat istirahat - Saat aktivitas
- Defisit neurologis progresif - Defisit neurologis menetap,
biasanya daerah infark luas
PATOGENESIS
Terdapat tiga komponen yang mendasari patogenesis stroke iskemik :
• Trombus  Penyumbatan lumen vaskular akibat oklusi lokal pembuluh darah
• Emboli  Trombus yang lepas dan menyumbat lumen vaskular atau berasal
dari jantung
• Penurunan tekanan perfusi

Kebutuhan aliran darah otak normal adalah 40-50 ml/100 g berat otak/menit dan
kebutuhan minimal adalah sekitar 5-8 ml/100 g berat otak/menit
• Embolus terdiri dari agregasi platelet, thrombus, platelet-trombus, kalsium.
• Emboli sekunder karena kelainan katup misalnya atrial fibrilasi terjadi akibat stasis
aliran darah.
• Saat emboli mencapai sirkulasi serebri  obstruksi arteri yang memvaskularisasi otak
tersebut  iskemi pada neuron dan pembuluh darah  infark

• Disekeliling area otak yang mengalami infark hanya mengalami gangguan perfusi
sementara yang disebut daerah penumbra  masih bisa diselamatkan dengan
reperfusi segera.
• Jika penumbra tidak dapat diselamatkan maka akan menjadi infark dan infark akan
meluas.
• Pada daerah yang iskemik, terjadi penurunan kadar ATP  kegagalan pompa
kalium/natrium serta peningkatan laktat intraseluler  edema sitotoksik
MANIFESTASI KLINIS
Manifestasi klinis dari stroke tergantung dari beratnya pembuluh darah yang tersumbat serta
lokasi dari kerusakan pembuluh darah

1. Arteri cerebri anterior 2. Arteri cerebri media


• Hemiparese kontralateral dengan • Apabila sumbatan berada pada pangkal
kelumpuhan tungkai lebih menonjol arteri, kelumpuhan yang terjadi lebih
• Gangguan mental ringan
• Gangguan sensibilitas pada tungkai • Gangguan saraf perasa pada satu sisi
yang lumpuh tubuh.
• Ketidakmampuan mengendalikan
buang air 3. Arteri cerebri posterior
• Dapat terjadi kejang. • Koma
• Hemiparese kontra lateral
• Ketidakmapuan membaca (aleksia)
• Kelumpuhan n.III
Sistem vertebrobasilar
• Kelumpuhan di satu sampai keempat ekstremitas.
• Gangguan koordinasi gerakan tubuh.
• Gangguan motorik pada lidah, mulut, rahang dan pita suara sehingga sulit bicara (disartria).
• Kesulitan menelan (disfagia).
• Kehilangan kesadaran sepintas (sinkop), penurunan kesadaran secara lengkap, koma, gangguan
daya ingat.
• Gangguan penglihatan seperti diplopia.
• Gangguan pendengaran.
• Rasa kaku di wajah, mulut atau lidah
DIAGNOSTIK
ANAMNESIS PF
• Keluhan utama pada stroke iskemik : • Keadaan umum dan kesadaran
Kelemahan pada salah satu sisi tubuh, • TTV : Terutama perhatikan TD
bicara pelo, bibir mencong, liur terus
• S. Generalis
keluar dari mulut, kesulitan menelan , dll.
• S. Neurologis : Defisit neurologis
• Jarang ditemukan keluhan utama nyeri kepala
hebat, penurunan kesadarah dan muntah pada
stroke iskemik PP
• Keluhan defisit neurologis, mendadak, tanpa • Laboratorium
ada faktor selain vaskular • EKG
• Cari faktor risiko stroke • CT Scan
• MRI
• DSA  Visualisasi patologik pembuluh darah
otak, untuk diagnostik
SISTEM SKORING
A. Skor Siriraj
Untuk membedakan stroke iskemik dan hemoragic tanpa menggunakan CT Scan.

(2.5xS) + (2xM) + (2xN) + (0.1xD) – (3xA) – 12


Keterangan :
S : Kesadaran (0: sadar, 1: apatis, 2: koma)
Interpretasinya :
M : Muntah (0: tidak muntah, 1: muntah)
Skor >1 : Stroke hemoragic
N : Nyeri kepala (0: tidak ada, 1: ada)
Skor <-1 : Stroke iskemik
D : tekanan darah diastolik Skor -1 s/d 1 : Meragukan, lihat CT Scan
A : faktor atheroma yaitu DM dan penyakit jantung
(0: ada, 1: tidak ada)
Tiga atau dua positif dari : YA Stroke
Penurunan kesadaran perdarahan

B. Algoritma Gajah Mada Nyeri kepala


Babinsky (+)
TIDAK    
Penurunan kesadaran (+) YA Stroke perdarahan
Nyeri kepala (-)
Babinsky (-)
TIDAK    
Penurunan kesadaran (-) YA Stroke perdarahan
Nyeri kepala (+)
Babinsky (-)
TIDAK    
Penurunan kesadaran (-) YA Stroke iskemik
Nyeri kepala (-) akut atau stroke
Babinsky (+) infark

TIDAK    
Penurunan kesadaran (-) YA Stroke iskemik
Nyeri kepala (-) akut atau stroke
Babinsky (-) infark
Tekanan darah  
1 7.5
Sistol  200, Diastol  110
1
Sistol < 200, Diastol < 110
C. Skor Hassanudin  
Waktu terjadinya serangan
2 6.5
Sedang berkegiatan
1
Tidak sedang berkegiatan

Sakit kepala  
3 10
Sangat hebat
7.5
Hebat
1
Ringan
0
Tidak ada

Kesadaran menurun  
4 10
Langsung (bbrp menit s/d 1 jam stlh onset)
7.5
1 jam s/d 24 jam setelah onset
6
Sesaat, tapi pulih kembali
1
 24 jam setelah onset
0
Tidak ada

Muntah proyektil  
5 10
Langsung (bbrp menit s/d 1 jam stlh onset)
1 jam s/d 24 jam setelah onset 7.5

Sesaat, tapi pulih kembali 6


1
 24 jam setelah onset
0
Tidak ada

Interpretasi :
 
Non hemoragic stroke < 15
Hemoragic stroke  15
KOMPLIKASI
Komplikasi neurologi : Komplikasi non neurologi :
Edema serebri Ulkus decubitus
Hidrosefalus Pneumonia
Kejang ISK
Transformasi menjadi SH Stress ulcer  gastric bleeding
PRINSIP PENATALAKSANAAN
1. Menyelamatkan bagian penumbra  Reperfusi
Menggunakan trombolitik (Efektif diberikan apabila <3 jam setelah onset kejadian)
2. Anti Platelet
3. Menurunkan tekanan darah apabila MABP >140 mmHg.
4. Menurunkan tekanan intrakranial apabila terdapat tanda-tanda peningkatan TIK
5. Pemberian neuroprotektor
6. Pemberian obat-obatan untuk penyakit yang mendasarinya (DM, HT, Hiperkolesterolemia, dll)
7. Rehabilitasi
TERAPI TROMBOLISIS

• Fibrinolitik dengan rTPA secara umum memberikan keungtungan reperfusi dari lisisnya
trombus dan perbaikan sel serebral yang bermakna. Pemberian fibrinolitik merupakan
rekomendasi yang kuat diberikan sesegera mungkin setelah diagnosis stroke iskemik akut
ditegakkan (awitan 3 jam pada pemberian intravena dalam 6 jam pemebrian intraarterial)
• Pemberian IV rTPA dosis 0,9 mg/KgBB (maksimum 90 mg), 10% dari dosis total diberikan
sebagai bolus inisial, dan sisanya diberikan sebagai infus selama 60 menit, terapi tersebut harus
diberikan dalam rentang waktu 3 jam dari onset
• Pemberian rTPA dorekomendasikan secepat mungkin yaitu dalam rentang waktu 3 jam
(AHA/ASA, Class I, Level of evidance A) atau 4,5 jam (ESO 2009)
REHABILITASI

• Tujuan dari dari rehabilitasi stroke adalah untuk mencegah terjadinya


komplikasi stroke dan memaksimalkan fungsional
• Yang dilakukan : Mobilisasi & Penguatan otot
• Dimulai sesudah prosesnya stabil 24-72 jam sesudah serangan
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai