Kesalahan yuridis:
Kesalahan melaksanakan tugas atas dasar ketentuan perundang-
undangan atau hukum
Ethical malpractice:
Kesalahan berdasarkan nilai atau kaedah moral
Legal malpractice:
Kesalahan berdasarkan nilai atau kaedah huum
Syarat terjadinya malpraktik sedikitnya terdiri dari 6 unsur
yang harus dinilai satu per satu yaitu:
1) Kelalaian
2) Standar profesi
3) Informed Consent
4) Rekam medis
5) Risiko medis
6) Alasan pembenaran/alasan pemaaf. Menurut Rusli Effendy (1997),
mengatakan bahwa suatu
perbuatan/tindakan medis dapat
dikategorikan sebagai malpraktik jika
memenuhi unsur:
Seseorang dapat dicela pula karena lalai atau alpa terhadap kewajiban yang
seharusnya dilaksanakan sehingga timbul kerusakan/kerugian.
Menurut Prodjodikoro (dalam Anny Isfandyarie, 2005)
Kaum Anglo Saxon menetapkan tolok ukur dari kelalaian yang dikenal
sebagai 4D dari negligence (Guwandi), yaitu:
1. Kewajiban (duty)
2. Pelanggaran terhadap kewajiban (direction of that duty)
3. Penyebab langsung (direct causation)
4. Kerugian (damage)
Risiko yang ditanggung oleh pasien
1. Kecelakaan (accident)
2. Risiko tindakan medis (risk of treatment)
3. Kesalahan penilaian (error of judgement).
Pengaturan sanksi pidana secara umum diatur dalam beberapa pasal KUH
Pidana dan pengaturan secara khusus dapat dijumpai pada pasal 190
sampai dengan 200 Undang-undang Nomor 36 tahun 2009 tentang
kesehatan.
Adapun dasar peraturan yang terdapat dalam undang-undang tentang kesehatan
yaitu pasal 58 ayat (1) yang berbunyi:
“Setiap orang berhak menuntut ganti rugi terhadap seseorang tenaga kesehatan
dan/atau penyelenggaraan kesehatan yang menimbulkan kerugian akibat
kesalahan atau kelalaian dalam pelayanan kesehatan yang diterimanya.”