Riwayat kontrasepsi
Tidak ada
Riwayat Imunisasi
Tidak ada
Pemeriksaan Fisik
Vital Sign
Tekanan darah : 180/100 mmHg
Frekuensi Nadi : 116 x/menit
Frekuensi Napas : 32 x/menit
Suhu : 36,2 ˚C
Status Generalisata
Kepala : Normochepal
Wajah : Chloasma Gravidarum(-)
Mata : konjungtiva anemis (-/-), sclera ikterik
(-/-)
Leher : Tidak ada pembesaran KGB
Thorak : Paru dan Jantung dalam batas normal
Ekstermitas : Akral hangat, CRT <2 detik, edema
(-/-)
Status Obstetrik
Abdomen
Inspeksi : Perut tampak membuncit sesuai usia kehamilan
L1 : Fundus uteri teraba 3 jari dibawah proc. Xypoideus teraba masa lunak,
noduler
L2 : Tahanan terbesar di kanan, bagian kecil janin sebelah kiri
L3 : Teraba masa bulat keras terfiksir
L4 : Konvergen
TFU : 32 cm
TBA : 3255 gram
His : (-)
DJJ : 70-80 x/ menit
Genitalia
Pemeriksaan luar : V/U : tenang, PPV (-)
VT : tidak dilakukan
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Hb 14,9 gr/dl
Leukosit H 20.000/mm3
Trombosit 358.000/mm3
Hematokrit 45,0 %
Eritrosit H 5.200.000/mm3
Imunologi
Urinalisa
Protein +3
Kimia Klinik
SGOT H 41 U/L
SGPT 31 U/L
Total Pro-Alb-Glo
Ureum L 18 mg/dL
Rencana Tindakan:
Jika hasil labor aman dan TTV stabil segera SCTPP atas indikasi
eklampsi
Tanggal 22 Februari 2021 pukul 09.00 wib, laporan
operasi :
Pasien ditidurkan terlentang di atas meja operasi dan
dilakukan anestesi general (GA)
Dilakukan tindakan asepik dan antiseptic
Dipasang duk steril untuk memperkecil lapangan operasi
Dilakukan insisi kulit bertahap
Insisi dilakukan mulai dari sub kutis, facia, otot, sampai
menembus peritoneum
Setelah peritoneum terbuka tampak uterus, gravid sesuai
dengan laserasi dari luar
Bayi dilahirkan dengan melaksir kepala
Lahir bayi pukul 09.20 wib
JK : Perempuan
BB : 2.100 gr
PB : 30 cm
Anus :+
Ketuban : Keruh
DIAGNOSIS AKHIR
P1A0H1 post SCTPP a/i eklampsia
TFU 32 cm, his (-), DJJ 70-80 x/menit, TBJ 3255 gram.
Pada vaginal toucher tidak dilakukan.
Tindakan selanjutnya adalah persalinan perabdominal
atau SCTPP. Karena persalinan pervaginam belum dapat
dilakukan.
BAB V
KESIMPULAN
Eklampsia merupakan keadaan dimana
ditemukan serangan kejang tiba- tiba yang dapat
disusul dengan koma pada wanita hamil, persalinan
atau masa nifas yang menunjukan gejala
preeklampsia sebelumnya
Ada banyak hal yang mempengaruhi terjadinya
eklampsia, beberapa diantaranya adalah usia ibu, paritas,
usia kehamilan, jumlah janin, jumlah kunjungan ANC, dan
riwayat hipertensi. Eklamsia biasanya ditandai dengan
kejang yang dapat diikuti dengan kehilangan kesadaran
atau koma. Selain itu, ada gejala-gejala lain yang dapat
dirasakan oleh para ibu hamil penderita eklamsia, antara
lain, kenaikan tekan darah, pengeluaran protein dalam
urin, edema pada tungkai dan wajah, gangguan
penglihatan dan sakit kepala
Penatalaksanaan Eklampsia pertolongan pertama saat
di IGD hindari ransangan, Pasang spatula lidah,
Bebaskan jalan napas, Beri : MgSO4 20% 4 g (20 cc) I.V
pelan-pelan atau MgSO4 40 % 8 g (10 cc) I.M ( 10 cc
BoKa + 10 cc BoKi ) Pasang infus D5% atau RL,
Fiksasi badan di tempat tidur 15 – 30 menit. kirim ke
upf obgyn eklampsia di upf obgyn. Pertolongan lanjut di
kamar bersalin atau ruang isolasi. Periksa dalam dan
Pasang kateter menetap. Lanjutan MgSO4 40 % 10 cc
I.M tiap 6 jam,
Bila kejang lagi ⇨ MgSO4 20 % 10 cc I.V.Bila kejang
lagi setelah 20’ berikan Pentothal 5 mg/kgBB/I.V pelan-
pelan atau Amibarbital 3-5 mg/kgBB/I.V pelan-pelan.
Berikan obat-obat penunjang (Antihipertensi,Antibiotik,
Diuretik, Kardiotonik), Periksa lab darah, urin, liver
enzyme. Setelah terjadi stabilisasi 4-8 jam setelah mulai
sadar terminasi kehamilan tanpa memandang usia
kehamilan dengan trauma seminimal mungkin pada ibu
belum inpartu.Pervaginam Induksi dengan pitosin +
Amniotomi. Sebaiknya bila Bishop skor> 8
TERIMAKASIH ^^