Anda di halaman 1dari 17

DASAR-DASAR

PENCABUTAN GIGI
“Indikasi dan kontra Indikasi
pencabutan gigi”

KELOMPOK 1
A.MALFIRA ANDRIANI
A.NURLATIFA SARI
A.RIYADH DARMAWAN SABIR
ADIB SAHRIZAL
AEVAL DELIANA WARDANA
SULASTRI
Definisi pecabutan gigi

Pencabutan gigi merupakan suatu proses pengeluaran gigi


dari alveolus, dimana pada gigi tersebut sudah tidak dapat
dilakukan perawatan lagi. Pencabutan gigi juga merupakan
operasi bedah yang melibatkan jaringan bergerak dan jaringan
lunak dari rongga mulut, akses yang dibatasi oleh bibir dan pipi,
dan selanjutnya dihubungkan/disatukan oleh gerakan lidah dan
rahang..
Indikasi dan Kontra Indikasi
pencabutan gigi permanen

Gigi manusia hanya tumbuh 2 kali seumur hidup.


Gigi yang terakhir kerap dikenal degan gigi permanen
atau gigi tetap. Gigi ini idealnya tidak tanggal apabila
dirawat dan difungsikan sebagaimana mestinya.
Indikasi dan Kontra Indikasi
pencabutan gigi permanen
A. Indikasi pencabutan gigi
1. Karies yang parah
Alasan paling umum dan yang dapat diterima secara luas untuk
pencabutan gigi adalah karies yang tidak dapat dihilangkan.
Sejauh ini gigi yang karies merupakan alasan yang tepat bagi
dokter gigi dan pasien untuk dilakukan tindakan pencabutan.
2. Nekrosis pulpa
Sebagai dasar pemikiran, yang ke-dua ini berkaitan erat
dengan pencabutan gigi adalah adanya nekrosis pulpa atau
pulpa irreversibel yang tidak diindikasikan untuk perawatan
endodontik. Mungkin dikarenakan jumlah pasien yang menurun
atau perawatan endodontik saluran akar yang berliku-liku,
kalsifikasi dan tidak dapat diobati dengan tekhnik endodontik
standar
Lanjutan
3.  Penyakit periodontal yang parah.
Alasan umum untuk pencabutan gigi adalah adanya
penyakit periodontal yang parah. Jika periodontitis
dewasa yang parah telah ada selama beberapa waktu,
maka akan nampak kehilangan tulang yang berlebihan
dan mobilitas gigi yang irreversibel. Dalam situasi seperti
ini, gigi yang mengalami mobilitas yang tinggi harus
dicabut.
4.  Alasan orthodontik.
Pasien yang akan menjalani perawatan ortodonsi sering
membutuhkan pencabutan gigi untuk memberikan ruang
untuk keselarasan gigi. Gigi yang paling sering diekstraksi
adalah premolar satu rahang atas dan bawah, tapi
premolar ke-dua dan gigi insisivus juga kadang-kadang
memerlukan pencabutan dengan alasan yang sama.
Lanjutan
5. Gigi yang mengalami malposisi
Gigi yang mengalami malposisi dapat diindikasikan untuk
pencabutan dalam situasi yang parah. Jika gigi mengalami
trauma jaringan lunak dan tidak dapat ditangani oleh
perawatan ortodonsi, gigi tersebut harus diekstraksi.
6.  Gigi yang retak
Indikasi ini jelas untuk dilakukan pencabutan gigi karena gigi
yang telah retak. Pencabutan gigi yang retak bisa sangat
sakit dan rumit dengan tekhnik yang lebih konservatif.
Bahkan prosedur restoratif endodontik dan kompleks tidak
dapat mengurangi rasa sakit akibat gigi yang retak tersebut.
7. Pra-prostetik ekstraksi
Kadang-kadang, gigi mengganggu desain dan penempatan
yang tepat dari peralatan prostetik seperti gigitiruan penuh,
gigitiruan sebagian lepasan atau gigitiruan cekat. Ketika hal
ini terjadi, pencabutan sangat diperlukan.
Lanjutan

8. Gigi impaksi
Gigi yang impaksi harus dipertimbangkan untuk
dilakukan pencabutan. Jika terdapat sebagian gigi yang
impaksi maka oklusi fungsional tidak akan optimal
karena ruang yang tidak memadai, maka harus
dilakukan bedah pengangkatan gigi impaksi tersebut.
9. Supernumary gigi
Gigi yang mengalami supernumary biasanya merupakan
gigi impaksi yang harus dicabut. Gigi supernumary dapat
mengganggu erupsi gigi dan memiliki potensi untuk
menyebabkan resorpsi gigi tersebut.
Lanjutan

10. Gigi yang terkait dengan lesi patologis


Gigi yang terkait dengan lesi patologis mungkin
memerlukan pencabutan. Dalam beberapa situasi, gigi
dapat dipertahankan dan terapi terapi endodontik dapat
dilakukan. Namun, jika mempertahankan gigi dengan
operasi lengkap pengangkatan lesi, gigi tersebut harus
dicabut.
11. Terapi pra-radiasi
Pasien yang menerima terapi radiasi untuk berbagai
tumor oral harus memiliki pertimbangan yang serius
terhadap gigi untuk dilakukan pencabutan.
12. Gigi yang mengalami fraktur rahang
Pasien yang mempertahankan fraktur mandibula atau
proses alveolar kadang-kadang harus merelakan giginya
untuk dicabut.
13.  Estetik
Terkadang pasien memerlukan pencabutan gigi untuk
alasan estetik. Contoh kondisi seperti ini adalah yang
berwarna karena tetracycline atau fluorosis, atau
mungkin malposisi yang berlebihan sangat menonjol.
14. Ekonomis
Indikasi terakhir untuk pencabutan gigi adalah faktor
ekonomi. Semua indikasi untuk ekstraksi yang telah
disebutkan diatas dapat menjadi kuat jika pasien tidak
mau atau tidak mampu secara finansial untuk mendukung
keputusan dalam mempertahankan gigi tersebut.
Ketidakmampuan pasien untuk membayar prosedur
tersebut memungkinkan untuk dilakukan pencabutan gigi.
Kontra indikasi Pencabutan
Gigi

1. Diabetes Melitus
Penyakit apadabila tidak terkontrol sangat
mempengaruhi penyembuhan luka. Akibat yang
ditimbulkan bila pencabutan gigi dilakukan pada saat
kadar gula darah tinggi antara lain :
• Terjadinya infeksi pasca pencabutan pada daerah bekas
pencabutan.
• Terjadinya sepsis atau peningkatan jumlah bakteri dalam
darah.
• Terjadinya perdarahan yang terus menerus akibat infeksi
pasca pencabutan.
2. Kelainan Jatung
Pada penyakit kardiovaskuler, denyut nadi pasien
meningkat, tekanan darah pasien naik menyebabkan
bekuan darah yang sudah terbentuk terdorong sehingga
terjadi perdarahan. Pasien dengan penyakit jantung
termasuk kontra indikasi eksodonsi. Kontra indikasi
eksodonsi ini bukan berarti kita tidak boleh melakukan
tindakan eksodonsi pada pasien ini, namun sebelumnya
perlu konsultasi pada para ahli(dokter spesialis jantung).
3. Kelainan darah.
Setelah tindakan ekstraksi gigi yang menimbulkan
trauma pada pembuluh darah, hemostasis primer yang
terjadi adalah pembentukan platelet plug (gumpalan
darah) yang meliputi luka, disebabkan karena adanya
interaksi antara trombosit, faktor-faktor koagulasi dan
dinding pembuluh darah.
4. Hipertensi
Kecemasan yang biasa dialami pasien saat akan
menerima perawatan gigi dapat mempengaruhi tekanan
darah. Dengan komunikasi yang terjalin dengan baik antara
dokter gigi dan pasien, diharapkan pasien menjadi tenang
dan nyaman. Selain itu, prosedur perawatan yang memakan
waktu mungkin dapat dibagi menjadi beberapa sesi, supaya
pasien tidak duduk terbaring terlalu lama di dental chair.
5. Toxic Goiter 
Ciri-ciri pasien tersebut adalah tremor, emosi tidak stabil,
tachycardia dan palpitasi , keringat keluar berlebihan,
glandula tiroidea membesar secara difus (kadang tidak ada),
exophthalmos (bola mata melotot), berat badan susut, rata-
rata basal metabolic naik, kenaikan pada tekanan pulsus,
gangguan menstruasi (pada wanita), nafsu makan berlebih. 
6. Alergi pada anastesi local
Kontraindikasi eksodonsi yang bersifat setempat
umumnya menyangkut suatu infeksi akut jaringan di
sekitar gigi.
7.  Radiasi
Rahang yang baru saja telah diradiasi,  pada keadaan ini
suplai darah menurun sehingga rasa sakit hebat dan
bisa fatal.
8.  Kehamilan.
pada trimester ke-dua karena obat-obatan pada saat itu
mempunyai efek rendah terhadap janin.  Penderita yang
hamil (gravid)
9.  Jaundice
Tindakan eksodonsi pada penderita ini dapat menyebabkan
“prolonged hemorrahage” yaitu perdarahan yang terjadi
berlangsung lama sehingga bila penderita akan menerima
pencabutan gigi sebaiknya dikirimkan dulu kepada dokter ahli
yang merawatnya atau sebelum eksodonsi lakukan premediksi
dahulu dengan vitamin K.
10. AIDS
Pada penderita AIDS terjadi penghancuran limfosit sehingga
sistem kekebalan tubuh menjadi berkurang. Pada tindakan
eksodonsi dimana tindakan tersebut melakukan perlukaan pada
jaringan mulut, maka akan lebih mudah mengalami infeksi
yang lebih parah. Bila pasien sudah terinfeksi dan memerlukan
premedikasi, maka upayakan untuk mendapatkan perawatan
medis dulu. Tetapi bila belum terinfeksi bisa langsung cabut
gigi. 
11.  Sifilis
Sifilis adalah penyakit infeksi yang diakibatkan
Treponema pallidum.
12. Gagal ginjal
GagalGinjal (renal failure) merupakan istilah non-
spesifik yang menggambarkan penurunan fungsi ginjal.
13.  Epelepsi
suatu keadaan fisik yang terjadi secara tiba-tiba, yang
disebabkan karena adanya perubahan mendadak dalam
kerja otak .Dalam profesi kedokteran gigi, perawatan
gigi pada pasien epilepsi harus dilakukan oleh dokter gigi
yang memahami pengetahuan tentang gangguan
epilepsi ini, sehingga pasien mendapatkan perawatan
secarater padudan tepat.
Kesimpulan

Pencabutan gigi merupakan suatu proses pengeluaran


gigi dari alveolus, dimana pada gigi tersebut sudah tidak
dapat dilakukan perawatan lagi. Pencabutan gigi juga
merupakan operasi bedah yang melibatkan jaringan
bergerak dan jaringan lunak dari rongga mulut, akses
yang dibatasi oleh bibir dan pipi, dan selanjutnya
dihubungkan/disatukan oleh gerakan lidah dan rahang.
Dalam pencabutan gigi ada indiksi dan kontra indikasi
yang harus di ketahui oleh perawat gigi dalam sebelum
melakukan tindakan kepada pasien agar tidak
merugikan bagi pasien maupun perawat gigi itu sendiri.
SIH
RI M AKA
TE

Anda mungkin juga menyukai