PENCABUTAN GIGI
“Indikasi dan kontra Indikasi
pencabutan gigi”
KELOMPOK 1
A.MALFIRA ANDRIANI
A.NURLATIFA SARI
A.RIYADH DARMAWAN SABIR
ADIB SAHRIZAL
AEVAL DELIANA WARDANA
SULASTRI
Definisi pecabutan gigi
8. Gigi impaksi
Gigi yang impaksi harus dipertimbangkan untuk
dilakukan pencabutan. Jika terdapat sebagian gigi yang
impaksi maka oklusi fungsional tidak akan optimal
karena ruang yang tidak memadai, maka harus
dilakukan bedah pengangkatan gigi impaksi tersebut.
9. Supernumary gigi
Gigi yang mengalami supernumary biasanya merupakan
gigi impaksi yang harus dicabut. Gigi supernumary dapat
mengganggu erupsi gigi dan memiliki potensi untuk
menyebabkan resorpsi gigi tersebut.
Lanjutan
1. Diabetes Melitus
Penyakit apadabila tidak terkontrol sangat
mempengaruhi penyembuhan luka. Akibat yang
ditimbulkan bila pencabutan gigi dilakukan pada saat
kadar gula darah tinggi antara lain :
• Terjadinya infeksi pasca pencabutan pada daerah bekas
pencabutan.
• Terjadinya sepsis atau peningkatan jumlah bakteri dalam
darah.
• Terjadinya perdarahan yang terus menerus akibat infeksi
pasca pencabutan.
2. Kelainan Jatung
Pada penyakit kardiovaskuler, denyut nadi pasien
meningkat, tekanan darah pasien naik menyebabkan
bekuan darah yang sudah terbentuk terdorong sehingga
terjadi perdarahan. Pasien dengan penyakit jantung
termasuk kontra indikasi eksodonsi. Kontra indikasi
eksodonsi ini bukan berarti kita tidak boleh melakukan
tindakan eksodonsi pada pasien ini, namun sebelumnya
perlu konsultasi pada para ahli(dokter spesialis jantung).
3. Kelainan darah.
Setelah tindakan ekstraksi gigi yang menimbulkan
trauma pada pembuluh darah, hemostasis primer yang
terjadi adalah pembentukan platelet plug (gumpalan
darah) yang meliputi luka, disebabkan karena adanya
interaksi antara trombosit, faktor-faktor koagulasi dan
dinding pembuluh darah.
4. Hipertensi
Kecemasan yang biasa dialami pasien saat akan
menerima perawatan gigi dapat mempengaruhi tekanan
darah. Dengan komunikasi yang terjalin dengan baik antara
dokter gigi dan pasien, diharapkan pasien menjadi tenang
dan nyaman. Selain itu, prosedur perawatan yang memakan
waktu mungkin dapat dibagi menjadi beberapa sesi, supaya
pasien tidak duduk terbaring terlalu lama di dental chair.
5. Toxic Goiter
Ciri-ciri pasien tersebut adalah tremor, emosi tidak stabil,
tachycardia dan palpitasi , keringat keluar berlebihan,
glandula tiroidea membesar secara difus (kadang tidak ada),
exophthalmos (bola mata melotot), berat badan susut, rata-
rata basal metabolic naik, kenaikan pada tekanan pulsus,
gangguan menstruasi (pada wanita), nafsu makan berlebih.
6. Alergi pada anastesi local
Kontraindikasi eksodonsi yang bersifat setempat
umumnya menyangkut suatu infeksi akut jaringan di
sekitar gigi.
7. Radiasi
Rahang yang baru saja telah diradiasi, pada keadaan ini
suplai darah menurun sehingga rasa sakit hebat dan
bisa fatal.
8. Kehamilan.
pada trimester ke-dua karena obat-obatan pada saat itu
mempunyai efek rendah terhadap janin. Penderita yang
hamil (gravid)
9. Jaundice
Tindakan eksodonsi pada penderita ini dapat menyebabkan
“prolonged hemorrahage” yaitu perdarahan yang terjadi
berlangsung lama sehingga bila penderita akan menerima
pencabutan gigi sebaiknya dikirimkan dulu kepada dokter ahli
yang merawatnya atau sebelum eksodonsi lakukan premediksi
dahulu dengan vitamin K.
10. AIDS
Pada penderita AIDS terjadi penghancuran limfosit sehingga
sistem kekebalan tubuh menjadi berkurang. Pada tindakan
eksodonsi dimana tindakan tersebut melakukan perlukaan pada
jaringan mulut, maka akan lebih mudah mengalami infeksi
yang lebih parah. Bila pasien sudah terinfeksi dan memerlukan
premedikasi, maka upayakan untuk mendapatkan perawatan
medis dulu. Tetapi bila belum terinfeksi bisa langsung cabut
gigi.
11. Sifilis
Sifilis adalah penyakit infeksi yang diakibatkan
Treponema pallidum.
12. Gagal ginjal
GagalGinjal (renal failure) merupakan istilah non-
spesifik yang menggambarkan penurunan fungsi ginjal.
13. Epelepsi
suatu keadaan fisik yang terjadi secara tiba-tiba, yang
disebabkan karena adanya perubahan mendadak dalam
kerja otak .Dalam profesi kedokteran gigi, perawatan
gigi pada pasien epilepsi harus dilakukan oleh dokter gigi
yang memahami pengetahuan tentang gangguan
epilepsi ini, sehingga pasien mendapatkan perawatan
secarater padudan tepat.
Kesimpulan