Anda di halaman 1dari 4

A.

Definisi Ekstraksi Gigi


Ekstraksi gigi adalah menghilangkan gigi. Jika saraf gigi telah mati atau
gigi telah terinfeksi sangat parah, pencabutan merupakan satu-satunya cara.
Pencabutan gigi bisa dilakukan dengan cara yang sederhana ataupun pencabutan
yang rumit
Ekstraksi gigi merupakan proses pencabutan atau pengeluaran gigi dari
tulang alveolus, dimana pada gigi tersebut sudah tidak dapat dilakukan perawatan
lagi. Pencabutan gigi juga merupakan operasi bedah yang melibatkan jaringan
bergerak dan jaringan lunak dari rongga mulut, akses yang dibatasi oleh bibir dan
pipi, dan selanjutnya dihubungkan disatukan oleh gerakan lidah dan rahang4.

B. Alasan Ekstraksi Gigi


Gigi perlu dicabut karena berbagai alasan, diantaranya sebagai berikut:
1. Gigi dengan karies yang dalam, yaitu gigi tidak dapat dipertahankan lagi apabila
gigi sudah tidak dapat direstorasi
2. Penyakit periodontal yang parah, yaitu apabila terdapat abses periapikal, poket
periodontal yang meluas ke apek gigi, atau yang menyebabkan gigi goyang
3. Gigi yang terletak pada garis fraktur, gigi ini harus dicabut sebelum dilakukan
fiksasi rahang yang mengalami fraktur karena gigi tersebut dapat menghalangi
penyembuhan fraktur
4. Persistensi gigi sulung dan supernumerary teeth/crowding teeth. Keadaan
tersebut dapat menyebabkan maloklusi pada gigi permanen. Oleh karena itu,
pencabutan gigi harus segera dilakukan
5. Adanya kelainan pulpa
6. Gigi yang mengalami infeksi periapeks
7. Posisi gigi yang buruk (impaksi, ektostema, berdesakan)
Tindakan pencabutan gigi dapat juga dilakukan pada gigi sehat dengan
tujuan memperbaiki maloklusi, alasan estetik, dan juga kepentingan perawatan
orthodontik atau prostodontik.
C. Faktor-faktor Tidak Dapat Dilakukannya Ekstraksi Gigi
Pencabutan gigi terkadang tidak bisa dilakukan karena berbagai factor, diantaranya
sebagai berikut:
1. kelainan sistemik, seperti diabetes melitus, hipertensi, leukemia yang tidak
terkontrol, kehamilan, dan kelainan perdarahan.
2. kelainan lokal, seperti perikoronitis akut, oedem berat, abses dentoalveolar akut,
dan sebagainya.
D. Hal-hal yang Mempengaruhi Tingkat Kesulitan Ekstraksi Gigi
Riwayat kesulitan pencabutan gigi sebelumnya dari pasien dapat dijadikan
bahan penilaian kemungkinan timbulnya kesulitan kembali pada pencabutan gigi
selanjutnya. Pemeriksaan klinis secara cermat dari gigi yang akan dicabut beserta
jaringan pendukung dan struktur penting di dekatnya dapat memberikan informasi
yang berharga dalam menentukan tingkat kesulitan pencabutan gigi
Hal-hal yang bisa dijadikan acuan prediksi tingkat kesulitan pencabutan:
1. Gigi mempunyai tambalan atau karies yang besar, miring atau rotasi, masih
kokoh atau goyang, dengan struktur penunjang yang terkena penyakit atau
hipertrofi
2. Ukuran mahkota sering kali menunjukkan ukuran akarnya. Mahkota yang besar
biasanya menunjukkan akar yang besar pula. Sedangkan gigi dengan mahkota
klinis yang pendek dan lebar seringkali memiliki akar yang panjang
3. Gigi dengan mahkota bertanda atrisi biasanya memiliki ruang pulpa yang sudah
mengalami kalsifikasi dan rapuh. Gigi seperti ini sering terletak di dalam tulang
yang padat, dan permukaan lempeng luar tulang berbentuk cembung
4. Gigi tanpa pulpa biasanya memiliki akar yang telah teresorbsi dan sering rapuh
5. Struktur pendukung gigi dan struktur yang berdekatan dapat menjadi penyulit
dalam pencabutan gigi
6. Gigi di dekatnya yang malposisi dan berjejal rentan terhadap fraktur atau luksasi
dan sering mepersulit adapatasi tang
7. Gigi yang telah memanjang dan tidak mempunyai antagonis membutuhkan
tekanan pencabutan sedemikian rupa sehingga ada kemungkinan prosesus
alvcolaris menjadi fraktur
E. Alat-alat Ekstraksi
Untuk mengekstraksi gigi dari tulang alveolar, perlekatan periodontal harus
dilepaskan dan soket gigi diperbesar untuk mengeluarkan gigi. Untuk mencapai hal
tersebut, banyak instrumen yang telah berkembang
1. Tang Ekstraksi/Dental Forcep
a) Klasifikasi tang :
Untuk gigi tetap
Untuk gigi sulung
Untuk gigi rahang atas
Untuk gigi rahang bawah
b) Jenis tang :
Untuk sisa akar
Untuk gigi bermahkota
c) Bagian dari tang :
Paruh
Engsel
Pegangan
F. Komplikasi Ekstraksi Gigi
1. Perdarahan
2. Infeksi
3. Pembengkakan
4. Dry socket
5. Rasa sakit
6. Fraktur
G. Hal yang harus dilakukan setelah ekstraksi gigi
1. Menguyah bungkusan es untuk mengontrol pendarahan.
2. Bersantai selama 24 jam kedepan.
3. Berkumurdengan air garam selama 24 jam kedepan (bukan berkumur dengan
antiseptik berbahan keras).
4. Tetap menyikat gigi dan menggunakan benang gigi, namun berhati-hati pada
area gigi yang barudicabut.
5. Hindari makanan dan minuman panas
6. Dalam dua kali waktu makan, makanlah makanan yang lembut, dan
tambahkan makanan dengan tekstur keras secara perlahan setelah lokasi
pencabutan sembuh.
7. Hindari penggunaan sedotan, meludah, meniup hidung, atau kegiatan yang
dapat menimbulkan tekanan pada soket.
8. Hindari minuman beralkohol.

Anda mungkin juga menyukai