Anda di halaman 1dari 34

DIARE KRONIK

FARIZAN HASYIM HARI PRATHAMA, S.Ked


NIM 1830912310066
PENDAHULUAN
• Diare kronik yaitu diare yang berlangsung lebih dari 15 hari.
Batasan waktu ini merupakan kesepakatan untuk
mempercepat pemastian diagnosis dan pengobatan,
sedangkan pakar atau pusat studi lain ada yang mengusulkan
lebih dari 2 minggu atau 3 minggu atau I bulan dll.
• Statistik populasi untuk kejadian diare kronis belum pasti,
kemungkinan berkaitan dengan variasi definisi dan sistem
pelaporan, tetapi frekuensinya cukup tinggi. Di USA,
prevalensinya berkisar antara 2-7%. Diare kronik bukan suatu
kesatuan penyakit, melainkan suatu sindrom yang penyebab
dan patogenesisnya multikompleks.
DEFINISI
• Diare yaitu buang air besar (defekasi) dengan tinja berbentuk
cairan atau setengah cair (setengah padat), kandungan air tinja
lebih banyak dari biasanya lebih dari 200 gram atau 200 ml/24
jam.
• Diare kronik yaitu diare yang berlangsung lebih dari 15 hari.
EPIDEMIOLOGI
• Di USA, prevalensinya berkisar antara 2-7%.
• prevalensi diare kronik sebesar l5%dari seluruh pemeriksaan
kolonoskopi selama 2 tahun
• diare kronik pada populasi usia lanjut yaitu antara 7% sampai
dengan 14%.
PATOFISIOLOGI
• Diare Osmotik
• Diare Sekretorik
• Malabsorbsi
• Defek sistem pertukaran anion/transport elektrolit aktif di
enterosit: terjadi penghentian mekanisme transport ion aktif
(padaNa+-K+AIP ase) di enterosit, gangguan absorbsi Na+ dan
air.
• Motilitas dan waktu transit usus abnormal
• Gangguan permeabilitas usus
• Eksudasi cairan, elektrolit dan mukus berlebihan:
KLASIFIKASI
Ada tidaknya infeksi
• Infektif
• Non infektif

Ada tidaknya kelainan organ


• Organik
• Fungsional

Karakteristik tinja
• Steatore
• Berdarah
• Tidak berdarah tidak steatore
• Watery
• Inflamatorik
• Lemak fatty
ETIOLOGI
DIAGNOSIS
Terapi empiris digunakan dalam tiga
kondisi
• Sebagai terapi awal atau sementara sebelum pengujian diagnostic
• Ketika pengujian diagnostic gagal mengkonfirmasi diagnosis
• Ketika diagnosis telah ditetapkan, tetapi tidak ada pengobatan
khusus yang tersedia atau gagal memberikan efek terapeutik.
• Pengobatan antibiotic empiris dapat dibenarkan jika prevalensi
infeksi bakteri tinggi dilokasi tertentu dan dapat disesuaikan dengan
pola resistensi bakteri.
Terapi Farmakologis
• Inhibitor motilitas dan sekresi usus
• Agen bulking tinja
• Obat antisekresi seperti ocreotide (analog somatostatin) atau
somatostatin alami.
• Pengobatan simtomatik lainnya adalah obat antiemetik,
vitamin dan mineral, ekstrak enzim pankreas, aluminium
hidroksida, fenotiazin, asam nikotinat.
Komplikasi
• Dehidrasi
• Hipernatremia
• Hiponatremia
IDENTITAS
• Nama : Tn. E
• Jenis Kelamin : Laki-laki
• Usia : 64 tahun
• Pekerjaan : Tidak Bekerja
• Pendidikan : SMA
• Alamat : Kel. Petuk Ketimpun, Palangkaraya
• MRS : 02-07-2019
ANAMNESIS
• Keluhan Utama : BAB Cair
• Riwayat Penyakit Sekarang :
Pasien datang dengan keluhan BAB Cair sejak 3 tahun terakhir.
BAB cair bisa sampai 10-15x/hari. Awalnya BAB bisa mencapai
>15x/hari. feces berlendir, terdapat darah, ampas (+). 1 minggu
terakhir BAB 3x/hari. Terkadang lendir masih ada, darah sudah
tidak ada, warna kecoklatan. Pasien mengaku pasien menderita
keluhan ini setiap hari. Pasien sudah mencoba meminum lodhia
setiap hari 3x2 tab namun keluhan tidak berkurang. Pasien
mengaku ada penurunan berat badan ±10 kg dalam 5 bulan
terakhir.
• Pasien juga mengluhkan nyeri perut sejak 3 tahun yang lalu.
Nyeri dirasakan seperti perutnya dililit dan memberat 2 minggu
terakhir. Keluhan ini dirasakan disemua region perut dan
nyerinya hilang timbul. Tidak ada mual ataupun muntah. Nafsu
makan pasien baik saja namun setelah sakit pasien membatasi
makannya. Setiap hari pasien makan 3 kali sehari. Pasien
membatasi minum karena mempunyai penyakit jantung, sehari
hanya 3 gelas.
• Pasien baru keluar dari rumah sakit di palangkaraya 2 minggu
yang lalu dengan keluhan sesak. Kemudian dilakukan
penarikancairan paru ± 5 liter. Pasien memiliki riwayat
hipertensi sejak 7 tahun yang lalu dan stroke ringan 7 tahun
yang lalu. Pasien rutin kontrol jantung di rumah sakit. Riwayat
diabetes mellitus disangkal.
• Riwayat Penyakit Dahulu : Tidak Ada
• Riwayat Penyakit Keluarga : Tidak Ada
• Riwayat Diabetes Melitus (-) Hipertensi (-)
• Riwayat Pribadi :
• Riwayat alergi : Tidak ada riwayat alergi obat dan makanan.
• Riwayat imunisasi : Pasien lupa informasinya
• Olahraga : Jarang melakukan olah raga secara khusus
• Kebiasaan makan :Teratur 3 kali sehari.
• Merokok : Tidak pernah merokok
• Minum alkohol : Tidak pernah meminum alkohol
PHYSICAL TD = 140/60 mmHg N= 84 x/mnt RR= 22 x/mnt T=36.7◦C
EXAMINA SpO2: 98%
TION tanpa oksigen
Keadaan umum : tampak sakit sedang GCS E4V5M6 compos mentis
Mata dan kulit -Congjungtiva: Turgor cepat kembali < 1 detik
pucat (+/+) Kulit hipopigmentasi (-)
- Sklera ikterik (-/-) Rash (-) kering (-) ptekie (-)

Leher Kaku kuduk (-) Pembesaran tiroid (-)


Thorax: Ictus cordis tidak terlihat
Cor Ictur cordis teraba di ICS V Linea Midclavicula Sinistra
S1, S2 tunggal, Murmur (-)

Nafas: Simetris (+/+) , gerakan teratur, irama regular


Palpasi: fremitus vocal normal
Perkusi : S HS
S HS ; Aus: Rh - - Wh - -
S HS -- --
-- --
Suara nafas vesicular (+/↓)
Abdomen Inspeksi: Striae (-), scar (-)
Auskultasi: BU(+) meningkat
Palpasi: Hepar tidak teraba, lien tidak
teraba
Nyeri tekan: - + -

- - -

- - -
Perkusi: Shifting dullnes (-), Undulasi(-),
timpani
Nyeri ketok ginjal (-/-)

Ekstremitas Akral Hangat + + Edem - -


++ - -
Kekuatan +5 +5
+5 +5
LAB RESULT 2/7/2019

Hematologi Result Reference value


Lengkap
Hemoglobin 8.9 12,50-16,70
Leukosit 6.9 4,65-10,3
Eritrosit 4.46 4,1-6,0
Hematokrit 27.7 42.0-52.0
Trombosit 807 150-356
RDW-CV 18.5 12,1-14,0
Hemoglobin 8.9 12,50-16,70
Leukosit 6.9 4,65-10,3
MCV 62.1 75,0-96,0
MCH 20.0 28,0-32,0
MCHC 32.1 33,0-37,0
LAB RESULT 2/7/2019

Hitung Jenis Result Reference value


Basofil % 0.6 0.0-1.0
Eosinofil% 6.3 1,0-3,0
Gran% 64.4 50.0-81.0
Limfosit% 15.7 25,00-40,00
Monosit% 13.0 2.0-8.0
Basofil# 0.04 <1.00
Eosinofil# 0.43 <3.00
Gran# 4.43 2,50-7,00
Limfosit# 1.08 50,0-81,0
Monosit# 0,89 0.30-1.00
LAB RESULT 4/7/2019

Kimia Result Reference value


Besi (iron) 11 55-175
TIBC 175 134-415
Saturasi Transferin 6 15-50
LAB RESULT 4/7/2019

GAMBARAN DARAH TEPI


Eritrosit Mikrositik hipokromik sel target (+), sel pensil (+)
Leukosit Kesan jumlah normal, tampak monositosis, Sel muda
Hitung Jenis 1/3/4/70/13/9
Trombosit Kesan jumlah meningkat, morfologi normal
Kesan Anemia defisiensi besi disertai anemia of chronic disease
Saran SI, TIBC, Feritin, dan CRP
Foto Thorax
• Pneumotoraks kiri
• Susp. Loculated
pleural effusion kiri
• Tak tampak
cardiomegaly
Colon in loop
• Susp. Massa rectum
• Tn. E 64 tahun mengeluhkan BAB cair sejak 3 tahun terakhir.
BAB cair bisa sampai 10-15x/hari. feces berlendir, terdapat
darah, ampas (+). Keluhan ini memenuhi definisi dari diare dan
diare kronis.
• Definisi diare adalah buang air besar (defekasi) dengan tinja
berbentuk cairan atau setengah cair (setengah padat),
kandungan air tinja lebih banyak dari biasanya lebih dari 200
gram atau 200 ml/24 jam. Definisi lain tetap memakai kriteria
frekuensi, yaitu buang air besar encer dapat/tanpa disertai
lender dan darah. Sedangkan untuk diare kronis yaitu diare
yang berlangsung lebih dari 15 hari.
• Tn. E 64 tahun mengaku feces berlendir dan bercampur darah.
Perdarahan yang bercampur feces biasa disebabkan karena
keganasan, polip, atau colitis ulseratif.
• Pasien mengaku ada penurunan berat badan ±10 kg dalam 5
bulan terakhir. Penurunan berat badan menunjukan adanya
penyakit organic. Hal ini dapat disebabkan karena proses
inflamasi atau keganasan
• Hematokezia biasa disebabkan oleh perdarahan pada bagian
colon. Perdarahan yang banyak biasa disebabkan karena
diverticulum atau malformasi arteri vena. Sedangkan
perdarahan minor biasa disebabkan karena keganasan,
peradangan atau hemoroid
• Hasil pemeriksaan laboratorium didapatkan hemoglobin 8.9
dengan MCV 62.1 dan MCH 20.0 yang berarti pasien
mengalami anemia mikrositik hipokromik.
• Selain ini terdapat peningkatan kadar eosinoffil yaitu 6.3.
peningkatan kadar eosinophil biasa diakibatkan karena adanya
keganasan.
• Penyebab anemia mikrositik hipokrom: Berkurangnya zat besi:
Anemia Defisiensi Besi, Berkurangnya sintesis globin:
Thalasemia dan Hemoglobinopati., Berkurangnya sintesis
heme: Anemia Sideroblastik. Pada pemeriksaan kadar besi
pasien ini hanya 11 ul/dl. Hal ini membuktikan bahwa
penyebab dari anemia pasien ini adalah kekurangan zat besi.
• Anemia Defiensi Besi adalah anemia yang terjadi akibat
kekurangan cadangan zat besi. Zat besi yang tidak adekuat
menyebabkan berkurangnya sintesis hemoglobin sehingga
menghambat proses pematangan eritrosit.
• 1) Iron depletion atau storage iron deficiency, 2) Iron limited
erythropoiesis, 3) Iron Deficiency Anemia (IDA)
• Obat anti-diare simptomatik meliputi: (1) inhibitor motilitas
dan sekresi usus seperti difenoksilat, loperamid, kodein HCl /
fosfat, atropin sulfat; (2) agen bulking tinja seperti kaolin-
morfin dan penyerap racun seperti arang aktif, kaolin-pektin,
atapulgit dan smektit; (3) obat antisekresi seperti ocreotide
(analog somatostatin) atau somatostatin alami.
• Pada pasien ini di saat dirawat di bangsl keluhan diare sudah
tidak ada sehingga pemberian obat anti diare tidak diberikan.
PENUTUP
• Telah dilaporkan sebuah laporan kasus dari pasien E laki-laki,
umur 64 tahun dengan diagnosa Chronic diarrhea + Anemia
mikrositik hipokromik + HT on treatment. Diagnosa didapat
dari anamnesa, pemeriksaan fisik dan melalu pemeriksaan
penunjang .

Anda mungkin juga menyukai