Anda di halaman 1dari 25

Meningitis

Definisi
Meningitis adalah suatu reaksi atau sindroma
inflamasi yang melibatkan semua atau
sebagian dari piameter dan arachnoid serta
cairan serebrospinal yang mengelilingi otak
dan medulla spinalis

Meningitis bakterial (MB) adalah inflamasi


meningen, terutama araknoid dan piamater,
yang terjadi karena invasi bakteri ke dalam
ruang subaraknoid.
Epidemiologi
Meningokokus tersebar di berbagai belahan dunia namun
lebih sering ditemukan di wilayah endemis benua Afrika
yang lebih dikenal dengan African Meningitis Belt
(sabuk meningitis benua Afrika) yang membentang dari
Senegal di bagian barat hingga Ethiophia di bagian timur
dengan total 26 Negara di dalamnya.

WHO mencatat selama tahun 2018 dilaporkan 15574


kasus suspek meningitis dengan 1.074 kematian di
sepanjang meningitis belt

Di negara dengan empat musim, MB lebih banyak Epidemiologi MB sesuai patogennya adalah
terjadi di musim dingin dan awal musim semi. MB sebagai berikut: Streptococcus pneumonia, 1,1;
lebih banyak terjadi pada pria. Insiden MB adalah 2- Neisseria meningitides 0,6; Streptococcus0,3;
6/100.000 per tahun dengan puncak kejadian pada
Listeria monocytogenes, 0,2; dan Haemophilus
kelompok bayi, remaja, dan lansia.
influenza, 0,2.
Etiologi

Bakteri Virus
Spirochaeta
S. Pneumoniae Enterovirus ,
P.aeruginosa, Paramyxovirus
N.meingitidis, , human
H. influenza herpes virus

Fungi Parasit Tuberculosis


Cryptoccus, Angiostrongylus
Blastomyces cantoensis,
, Baylisascaris
Histoplasma, procyonis
coccidioides
Etiologi MB
Faktor Risiko
Status immunocompromised
Pada seseorang dengan infeksi human
immunodefi ciency virus, kanker, dalam
terapi obat imunosupresan, dan
splenektomi Trauma
Trauma tembus kranial, fraktur basis
kranium.
Infeksi
Infeksi telinga, infeksi sinus nasalis,
infeksi paru, infeksi gigi. Tindakan Operasi
Adanya benda asing di dalam sistem
saraf pusat (contoh: ventriculoperitoneal
shunt), kraniotomi.
Penyakit Kronik
Pada seseorang dengan gagal jantung
kongestif, diabetes, penyalahgunaan
alkohol, dan sirosis hepatik. Demografi
Pelaku perjalanan khususnya yang akan pergi
atau datang dari negara endemis, Pelaku
perjalanan dengan agenda kegiatan yang
bersifat masal
Patogenesis
Manifestasi Klinis
Pemeriksaan Fisik
• Status mental : dapat terjadi perubahan • Refleks fisiologis meningkat, muncul refleks
berupa hiperaktif , letargi delirium, fisiologis
halusinasi, hingga penurunan kesadaran. • Gejala neurologus fokal berupa gangguan
• Vital sign : demam saraf kranial (kadang dijumpai kelumpuhan
• Tanda-tanda rangsang meningeal: Kaku N.VI,N.VII,N.VIII)
kuduk (+) • Gejala-gejala lainnya : Infeksi ekstrakranial
• Papil edema biasanya tampak beberapa missal : sinusitis, otitis media, mastoiditis,
jam setelah onset pneumonia, infeksi saluran kemih, atritis
• Petekie (N.meningiditis)
Pemeriksan Penunjang
• Lumbal Pungsi
• Pemeriksaan cairan serebrospinal , kultur, dan gram
• Pemeriksaan kultur darah
• Pemeriksaan darah rutin
• Pemeriksaan kimia darah

• Foto polos paru


• CT-scan kepala
• EEG
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Cairan Serebrospinal
Pemeriksaan Penunjang
Ada beberapa keadaan dimana pemeriksaan CT-scan
harus dilakukan terlebih dahulu sebelum dilakukan LP
yaitu:
1.Trauma kepala
2.Keadaan immunocompromised
3.Terdapat kejang (dalam 7 hari terakhir)
4.Tingkat kesadaran yang abnormal
5.Kelemahan fokal, berbicara abnormal
6.Abnormalitas lapangan pandang atau gaze paresis
7.Ketidakmampuan untuk mengikuti perintah atau
menjawab pertanyaan dengan tepat
8.Ada riwayat satu dari keadaan berikut: lesi massa,
infeksi fokal, atau stroke.

• Kontraindikasi:
• Tekanan Intrakranial meningkat,
• Bila diduga ada tumor intracranial terutama di fossa posterior
• Kontraindikasi relative bila ada luka
• Tanda klinis herniasi (tidak sadar, dilatasi pupil unilateral/unreaktif,
postur deserebrasi,SOP).
Tatalaksana
Bakteri
Tatalaksana
Tatalaksana Antibiotik
Tatalaksana Antibiotik

Bila bakteri penyebab tidak dapat diketahui, maka terapi antibiotik empiris sesuai dengan kelompok
umur, harus segera dimulai
Tatalaksana Antibiotik
No Antibiotik Dosis total/hari Interval dosis dalam jam

1 Ampisilin 12-15 gram 4-6

2 Cefotaxim 12 gram 4

3 Ceftazidim 6 gram 8

4 Ceftriaxon 4 gram 12

5 Kloramfenikol 4-6 gram 6

6 Gentamisin 6 mg/kg 8

7 Nafsilin 9-12 gram 4

8 Oxasilin 9-12 gram 4

9 Penisilin G 20-24 juta unit 4-6

10 Rifampisin 600-1200 mg 12

11 Tobramisin 6 mg/kg 8

12 Trimetroprim/Sulfametosazol 15-20 mg TMP/Kg 8


e
13 Vancomisin 2-3 gram 6-12
Tatalaksana
• Terapi tambahan : Dianjurkan hanya pada penderita risiko tinggi, penderita dengan status mental sangat
terganggu (GCS<12), edema otak atau TIK meninggi yaitu dengan Deksametason 0,15 mg/ kgBB/ 6 jam/
10 mg/ 6 jam pada orang dewasa IV selama 4 hari dan diberikan 30 menit sebelum pemberian antibiotik.

• Penanganan peningkatan TIK :


- Meninggikan letak kepala 30o dari tempat tidur
- Hiperventilasi untuk mempertahankan pC02 antara 27-30 mmHg
- Manitol 20%, diberikan dengan dosis awal 1-1,5 g/kg berat badan selama 20 menit, dilanjutkan dosis
0,25-0,5 g/kg berat badan setiap 4-6 jam

• Antikolvusan dapat diberikan untuk mencegah kejang : diazepam dosis 0,25-0,4 mg/kg rata-rata 1-2
mg/ menit
Tatalaksana
Virus Cryptococcosis Toxoplasma

• Acyclovir diberikan i.v dengan • Amphotericin B mulai 0,4 -0,6 • Sulfadiazine tab : hari pertama 4
dosis 10 mg/KgBB tiap 8 jam. mg/kg sekali sehari, bisa gram, diikuti 2-6 gram/kg ditambah
Jika membaik dalam 1 minggu dinaikan 1mg/kg sekali sehari , primetamine tab pada hari pertama
dilanjutkan hingga 14 hari dapat dinaikan pada hari ke2, 100-200 mg diikuti25 mg/hari/kgbb
total 2-3 gram selama 4-6 minggu
• Untuk kasus Rekuren , • Ditambah flucytosin: 150 • Fansidar tab : hari pertama 5 tab ,
diberikan acyclovir 15-10 mg/kg sekali sehari, obat berikutnya 1 tab, selama 4-6
mg/kgBb perhari diteruskan sampai 6 minggu minggu
• Spiramisin tab untuk
• Fase akut bisa diberikan - wanita hamil 3 gram/hari sampai 3
dexamethasone 0,15 mg/kgBB minggu (6x500mg/hari sampai 3
tiap 6 jam dilanjutkan 0,25 minggu)
mg/kgBB tiap 6 jam - Dewasa : 100 gr/kg sampai 30 hari
, berhenti 2 minggu untuk
dilanjutkan sampai 45 hari
Tatalaksana
Tuberculosis Spirochaeta ( Sifilis )

• Isoniazid 300 mg tiap hari selama 6 bulan • Awal sifilis : Penecillin G, bezatine injeksi
ditambah dengan Rifampisin 600 mg tiap 2,4 mili unit i.m single dose
sehari selama 6 bulan ditambah
Pyrazinamide 15-30 mg/kg tiap hari • Sesudah terjadinya Neurosifilis :
selama 2 bulan atau : - Penicilin G (dalam aqua) 24 mili unit i.v
selama 3 minggu atau
• Isoniazid 300 mg tiap hari selama 9 bulan - Penicillin G (dalam aqua) 2 mili unit
ditambah perhari dengan 2 gr probenecid peroral
- Rifampisin 600 mg tiap hari selama 9 tiap hari
bulan ditambah - Bagi alergi penisilin:
- Etambutol 25 mg/kg tiap hari selama 2 - Doxyciclin 300 mg peroral dosis terbagi
bulan 30 hari
- Tetracyclin 500 mg 4 kali sehari selama
14 hari
Edukasi dan Prevensi

• Penyakit ini dapat menyebar melalui kedekatan dengan penderita yang sedang batuk
(satu ruangan dengan sirkulasi yang buruk)
• Individu yang mengalami kontak dengan pasien meningitis meningokokal harus diberi
antibiotik profilaksis.
• Pilihan antibiotik yang biasa diberikan adalah ciprofloxacin 500 mg dosis tunggal atau
rifampicin 2 x 600 mg selama 2 hari.
• Profilaksis tidak dibutuhkan jika durasi sejak penemuan kasus meningitis meningokokal
sudah lebih dari 2 minggu
• Imunisasi S. pneumoniae, H. influenza dan N. meningitidis diketahui menurunkan insiden
meningitis secara bermakna
Edukasi dan Prevensi
• Jaga jarak dengan orang yang terinfeksi
• Gunakan masker jika sedang sakit
• Mengurangi kepadatan lingkungan
• Rutin berolahraga
• Jangan berbagi makanan atau barang pribadi
• Pilih makanan yang telah dipasteurisasi
• Cuci tangan setelah beraktivitas
• Menghindari asap rokok
• Istirahat yang cukup
• Perlu ditingkatkan pengawasan kesehatan terhadap pelaku perjalanan khususnya yang akan pergi atau
datang dari negara endemis, dan pelaku perjalanan dengan agenda kegiatan yang bersifat masal (haji,
umrah, dan kegaiatan- kegaiatan level internasional lain).
• Adapun pencegahan dan pengendalian Meningokokus dapat dilakukan melalui vaksinasi spesifik
terhadap serogroup bakteri Nm. Terdapat tiga tipe vaksin : Polysaccharide vaccines, Polysaccharide-
protein conjugate vaccines, Vaksin kombinasi.
Komplikasi

Komplikasi Serebral Komplikasi Ekstrakanial


• Edema otak dengan risiko herniasi • Syok sepsis
• Gangguan serebrovaskular : arteritis. • Syndrom Waterhouse Friederichsen :
Thrombosis sinus hipotensi , perdarahan akibat DIC
• Hidrosefalus • ARDS,
• Gangguan Vestibulokoklearis • Arthritis septic
• Paralisis nervus kranialis II, III, VI, VII, • Gangguan elektrolit (hiponatremia,
VIII SIADH, diabetes insipidus)
• Cerebritis • Rhabdomtolisis
• Efusi subdural • Pankreatitis,
• Abses otak, empyema subdural • Endoftalmitis,
• Kebutaan akibat neuritis
• Myelitis
Prognosis
• Angka mortalitas tergantung agen penyebabnya
15-20% terjadi pada meningitis pneumococcal
dan Listeria monocytogenes, 3-10% pada
meningitis meningococcal

• Pada sekitar 20-40 % pasien yang bertahan


hidup, terdapat sekuel defisit neurologic seperti
gangguan pendengaran dan defisit neurologik
fokal lain.

• Gangguan fungsi kognitif terjadi pada sekitar


27% pasien yang mampu bertahan dari MB.
THANK YOU
Insert the Subtitle of Your Presentation

Anda mungkin juga menyukai