Anda di halaman 1dari 51

Case Report

REGIONAL ANASTESI PADA WANITA 27 TAHUN


G1P0A0 HAMIL ATERM BELUM INPARTU DENGAN
PREEKLAMPSIA BERAT JANIN TUNGGAL HIDUP
PRESENTASI KEPALA

Juwita Intan Purnama Sari


H1AP13017

Pembimbing:
dr. Yalta Hasanuddin, Sp.An.

KEPANITERAAN KLINIK ANASTESI


FAKULTAS KEDOKTERANDAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS BENGKULU
Chestnut DH, Wong CA, Tsen LC, Ngan Kee WD, Beilin Y, Mhyre JM. Obstetric anesthesia principles and
practice. 5th edition. Philadelphia: Elsevier; 2014. p.1012-8. 2.

• Dampak preeklamsia pada janin dapat mengakibatkan berat badan lahir


rendah akibat spasmus arteriol spinalis deciduas menurunkan aliran darah
ke plasenta yang mengakibatkan gangguan fungsi plasenta.

• Dampak preeklamsi pada ibu yaitu solusisio plasenta, abruption plasenta,


hipofibrinogenemia, hemolisis, perdarahan otak, kerusakan pembuluh
kapiler mata hingga kebutaan, edema paru, nekrosis hati, kerusakan
jantung, sindrom HELLP, kelainan ginjal. Komplikasi terberat terjadinya
preeklamsia adalah kematian ibu.

• Prevalensi preeklamsia di Indonesia adalah sekitar 3,8-8,5%. Di Indonesia,


preeklamsia penyebab kematian ibu yang tinggi sebesar 24%.
IDENTITAS PASIEN

Nama : Ny. D
Usia : 27 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Jalan Nangka Panorama
Tanggal masuk : 14 Desember 2020
Riwayat Penyakit Sekarang
Keluhan utama : Hamil cukup bulan dengan darah tinggi
Riwayat Penyakit Sekarang :
+ 1 hari SMRS Os kontrol hamil ke dokter spesialis dan dikatakan
darah tinggi, lalu disarankan ke RS MYUNUS. R/perut mules yang
menjalar ke pinggang hilang timbul makin lama makin sering dan
kuat (-). R/ keluar air-air (-). R/ keluar darah lendir (-). R/ darah tinggi
sebelum hamil (-). R/ darah tinggi dalam keluarga (+). R/ sakit kepala
(-). R/pandangan mata kabur (-). R/ mual, muntah (-). R/ nyeri ulu hati
(-). Os mengaku hamil cukup bulan dan gerakan anak masih
dirasakan.
Riwayat Reproduksi
Menarche : 13 tahun 
Siklus haid : 28 hari, teratur
Lama haid : 5-7 hari
Hari pertama haid terakhir : 10 Maret 2020
Taksiran persalinan : 17 Desember 2020
KB : Tidak ada

Riwayat Penyakit Keluarga


Tidak ada
Riwayat Perkawinan
• Menikah 1 kali, lamanya 1 tahun sebagai istri sah.

Riwayat Kehamilan, Persalinan, dan Nipas


•  Hamil ini.
Riwayat Antenatal Care (ANC)
• Pasien mengaku melakukan Antenatal Care (ANC) di bidan,
namun tidak rutin dilakukan setiap bulan. Tidak pernah
memeriksa kandungannya ke dokter spesialis kandungan.

Riwayat Penyakit Dahulu


• Pasien tidak memiliki riwayat hipertensi, asma, kencing manis,
alergi makanan atau pun obat – obatan.

Riwayat Penyakit Keluarga


• Hipertensi

Riwayat Sosial
• Saat ini pasien tinggal bersama suami. Pasien tidak merokok
dan tidak mengonsumsi alkohol.
PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan umum : Tampak sakit sedang
Kesadaran : Compos Mentis
Tipe badan : Piknikus
Berat badan : 70 kg
Tinggi badan : 155 cm
IMT : 29,16 kg/m2
Tekanan darah : 160/110 mmHg
Nadi : 85x/menit
Pernafasan : 21 x/menit
Suhu : 36,5°C
Kepala
Kepala : Normocephali
Mata : Konjungtiva palpebra tidak anemis, sklera tidak ikterik,
pupil isokor
Hidung : Nafas cuping hidung (-), sekret/darah (-) bentuk normal,
septum deviasi (-)
Mulut : Bibir tidak kering, gusi tidak berdarah, lidah tidak kotor,

tonsil T1-T1 tenang, faring tidak hipermis


Telinga : Simetris, tidak ada cairan keluar dari liang telinga,tidak
ada nyeri tekan tragus dan mastoid
Leher

Bendungan vena :Tidak terdapat bendungan vena


Kelenjar tiroid :Tidak membesar, mengikuti gerakan,
simetris, bising kelenjar tiroid (-)
Trakea : Di tengah, deviasi (-)
JVP : (5-2) cmH2O
KGB : Tidak membesar, tidak ada massa
Thoraks
Inspeksi : Hemitoraks simetris kanan dan kiri dalam keadaan
statis dan dinamis
Palpasi : Fremitus simetris kanan dan kiri
Perkusi : Sonor pada kedua hemitorak
Auskultasi : Pulmo : vesikuler (+/+), ronki -/-, wheezing -/-

Cor : Bunyi jantung I-II murni reguler, murmur(-), Gallop (-)


Abdomen
Status Obstetri
Pemeriksaan luar : TFU 3 jbpx (31 cm), memanjang, punggung
kiri, kepala, u 5/5, His: (-) DJJ : 136 x/menit, TBJ: 2.945 gram
Vaginal Toucher : Portio lunak, posterior, eff 0%, Ø kuncup,
kepala, flosting, ketuban dan petunjuk belum dapat dinilai

Ekstremitas
Tidak tampak deformitas
Akral hangat pada keempat ekstremitas, CRT <2”
Terdapat edema pada kedua ekstremitas inferior, pitting edema (-)
Laboratorium
14 Desember 2020
Hb : 12,4 g/dl (12 – 16 g/dl)
Hematokrit : 39% (40-54%)
Leukosit : 11.500/mm3 (4000 – 10.000
mm3)
Trombosit : 381.000/mm3 (150.000 –
400.000/mm3)
Clothing Time : 3’5” (2-6menit)
Bleeding Time : 1’40“ (1-6menit)
Urinalisis : Warna kuning keruh
Protein (+2)
Bilirubin (-) Darah (-) Epitel
Kesan Anastesi

Wanita 27 tahun hamil aterm menderita preeklampsia berat


dengan status fisik ASA II

Kesimpulan

Berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik, maka :


Diagnosis pre operatif :
REGIONAL ANASTESI PADA WANITA 27 TAHUN G1P0A0 HAMIL ATERM BELUM INPARTU
DENGAN PREEKLAMPSIA BERAT JANIN TUNGGAL HIDUP PRESENTASI KEPALA
Status Operatif : ASA II
Jenis Operasi : Sectio Caesarea
Jenis Anastesi : Regional anastesi dengan teknik spinal anastesia block
B1 (Breath)
Airway : Clear
Frekuensi pernafasan : 24 x/menit
Suara pernafasan : Vesikuler
Suara tambahan : (-)
Riw. asma/sesak/batuk/alergi : -/-/-/-

B2 (Blood)
Akral : Hangat/merah/lembab
Tekanan darah : 90/130 mmHg
Frekuensi nadi : 110 x/menit
T/V : Cukup
Temperatur : 36.5 oC
Konj.palp inferior pucat/hiperemis/ikterik : -/-/-
B3 (Brain)
Sensorium : Compos Mentis
RC : +/+
Pupil : Isokor
Reflek fisiologis : +
Reflek patologis : -
Riw. kejang/ muntah proyektil/ nyeri kepala/ pandangan kabur :-/ -/ -/-

B4 (Bladder)
Urin :+
Volume : Cukup
Warna : Kuning pekat
Kateter :+
B5 (Bowel)
Abdomen (Status Obstetri) :
TFU 3 jbpx (31 cm), memanjang, punggung kanan, kepala, u 5/5,
His: -, DJJ : 145 x/menit, TBJ: 2.945 gram
Bising usus : (+) normal
Mual/Muntah : -/-
BAB/Flatus : +/+
NGT :-

B6 (Bone)
Edema : (+) di keempat ekstremitas
Fraktur :-
Luka :-
PRE OPERATIF

Pemilihan anestesia
1. Umur
2. Jenis kelamin
3. Status fisik
4. Jenis operasi
5. Keterampilan operator dan peralatan yang dipakai
6. Keterampilan pelaksana dan sarannya
7. Status rumah sakit
8. Pemintaan pasien
5 Aman :
1. Amankan diri
2. Amankan pasien
3. Amankan alat anestesi
4. Amankan obat-obatan anestesi
5. Amankan lingkungan
1. Amankan diri
Pastikan penolong dalam kondisi sehat
Menggunakan alat pelindung diri
Amankan diri dari lingkungan
2. Amankan pasien
- Anamnesis :
Riwayat penyakit sistemik yang pernah di derita
Riwayat mengkonsumsi obat-obatan
Riwayat operasi
Kebiasaan merokok, mengkonsumsi alkohol dan obat

terlarang
Riwayat alergi
-Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan status kesadaran dan tanda vital
Pemeriksaan keadaan psikis
Pemeriksaan kedaan gigi geligi
Pemeriksaan fisik umum untuk semua sistem organ
-Pemeriksaan laboratorium dan radiologi
Darah : Hb, HT, eritrosit, trombosit, BT dan CT
Urin : Pemeriksaan fisik, kimiawi, dan sedimen urin
Pemeriksaan radiologi sesuai dengan indikasi
Evaluasi EKG
Menentukan Prognosis Pasien Perioperatif
Berdasarkan hasil evaluasi praoperatif dapat disimpulkan status
fisik pasien menurut ASA.

ASA Physical Status Classification System. Am Soc Anesthesiol. 2019.


SIAP PASIEN
Puasa 6 jam pre op
Cairan pre op Ringer Laktat 20 tpm
Konsul kebidanan rencana sectio caesarea
Konsul ke bagian Anastesi
Konsul ke bagian penyakit dalam
Informed consent sectio caesarea dan pembiusan dengan status ASA II
3. Amankan alat anestesi

Persiapan di ruang operasi


-Meja operasi dan instrumen yang diperlukan
-Mesin anestesi dan sistem aliran gasnya
-Alat-alat resusitasi (STATICS)
PRE OPERATIF

SIAP MESIN ANASTESI

Memastikan bahwa perangkat ventilasi cadangan tersedia dan berfungsi.

Memastikan suplai tabung oksigen memadai.

Memastikan suplai jalur pipa utama dengan cara memastikan bahwa seluruh selang tersambung.

Memeriksa level isi vaporizer dan mengencangkan penutup bagian pengisian vaporizer.

Memeriksaan kebocoran pada mesin sistem tekanan rendah.

Menyesuaikan dan memastikan scavenging system dalam keadaan normal


4. Amankan obat anestesi
Siapkan obat-obatan resusistasi ( adrenalin dan atropin)
Siapkan obat-obatan anestesi
Memastikan cairan infus berjalan lancar.
PRE OPERATIF

5. AMAN LINGKUNGAN

Memastikan lingkungan tempat operasi sudah siap dan lengkap


untuk digunakan.

Ketentuan untuk pencahayaan yang cukup

Ruang yang cukup

Memiliki emergency trolley


Memastikan lingkungan tempat operasi sudah siap dan lengkap
untuk digunakan.

a. oksigen yang cukup selama prosedur berlangsung dengan adanya cadangan.


b. Sarana penampungan sisa gas anestesi yang tidak terpakai..
c. Peralatan pemantauan yang cukup untuk memenuhi Standars For Basic Anesthetic Monitoring.
d. Sumber daya listrik yang cukup untuk keperluan mesin anestesi dan peralatan untuk pemantauan.
Ketentuan untuk pencahayaan yang cukup

a. Pencahayaan untuk pasien, mesin anestesi, dan peralatan pemantauan.


b. Pencahayaan yang ditunjang dengan baterai selai laringoskop harus
ada.

Ruang yang cukup

a. Mampu mengakomodasikan sejumlah perlengkapan dan personel yang


dibutuhkan.
b. Mampu mengakses dengan cepat menuju pasien, mesin anestesi dan
peralatan pemantauan.

Memiliki emergency trolley

Memiliki defibrilator, obat gawat darurat, dan perlengkapan lainnya untuk resusitasi jantung-paru.
Pramedikasi
Premedikasi ialah pemberian obat 1-2 jam sebelum induksi anesthesia dengan tujuan
untuk melancarkan induksi, rumatan dan bangun dari anesthesia diantaranya :
• Meredakan kecemasan dan ketakutan
• Memperlancar induksi anesthesia
Ondansentron
• Mengurangi sekresi kelenjar ludah dan bronkus 4 mg

• Meminimalkan jumlah obat anestetik


• Mengurangi mual muntah pasca bedah
• Menciptakan amnesia
• Mengurangi isi cairan lambung
• Mengurangi refleks yang membahayakan
INTRA-OPERATIF
A. INDUKSI ANESTESI
Bupivacaine spinal 0,5% sebanyak 15 mg disuntikkan ke ruang subarachnoid
dengan posisi duduk antara L3-L4 dengan jarum spinal 26

B. PROSEDUR ANESTESI
1. Pasang monitor
2. Pemasangan monitoring tekanan darah, nadi, saturasi O2
3. Injeksi obat premedikasi ondansetron 4mg IV
4. Pemasangan monitoring tekanan darah, nadi, saturasi O2
5. Desinfeksi lokal lokasi suntikan anestesi lokal. Posisi pasien duduk tegak
dengan kepala menunduk, dilakukan tindakan anestesi spinal dengan
menggunakan jarum spinal no 26 diantara L3-L4 dengan Bupivacaine 15
mg, LCS (+), darah (-)
INTRA-OPERATIF

6. Maintanance oksigenasi dengan O2 menggunakan selang kanul oksigen


(3 L/menit)

7. Pemberian Oxytocin 20 IU dalam RL 500ml xx gtt/menit


8. Injeksi Asam tranexamat 1 gram (iv)

9. Pemberian analgetik pronalges supp 2x100 mg


10.Pasien dipindahkan ke ruang Recovery Room

11.Dilakukan monitoring pada Recovery Room pantau tanda vital

12.Pemindahan pasien dari kamar operasi ke ruangan bila ventilasi-


oksigenasi adekuat & hemodinamik stabil.
Durante Operasi
• 
• lama operasi 60 menit

• HR : berkisar 110 – 130 x/menit

• Saturasi oksigen berkisar antara 98% -100%

• Cairan yang keluar : Perdarahan (700 cc)


INTRA-OPERATIF
Perhitungan terapi cairan

• Cairan pengganti puasa : 6 jam x 2 ml/kg jam x 70 kg = 840 cc


• Maintenance : 2 ml x 70 kg = 140 cc
• Stress operasi : 6 x 70kg = 420 cc
• EBV : 65 x 70 kg = 4.550 cc
Perdarahan:
• Tabung suction : 400 cc
• Kassa kecil : 10 x 10 cc = 100 cc
• Kassa besar : 2 x 100 cc = 200 cc
• Perkiraan total perdarahan : 700 cc
• Volume urin : 300 cc
• IWL : 15 x 70 kg / 24 jam =
43,7/ jam ≈ 44 cc/jam
Perhitungan balance cairan:
• Input : 1760 cc
• Output:
Urin + IWL + Perdarahan + Maintenance + Stress
Operasi = 300 cc + 44 cc +700 cc + 140 cc+420 cc =
1604 cc
• Balance Cairan : + 158 cc
POST-OPERATIF

• Ketoprofen 200mg supp.

• Novaldo (Metamizole) 2 ampul

• Aldarete Score: 9 (layak ditransport ke ruang perawatan) 

• Makan minum biasa saat bising usus (+), mual (-), muntah (-).
PEMBAHASAN

Pada pasien ini didiagnosis G1P0A0 hamil aterm belum inpartu dengan preeklampsia
berat janin tunggal hidup presentasi kepala dengan status fisik ASA II dan akan dilakukan
tindakan pembedahan berupa sectio caeseria.

Pada pembedahan tersebut akan dilakukan anestesi spinal karena memenuhi indikasi
untuk dilakukannya anestesi spinal, yaitu bedah obstetri – ginekologi dan merupakan tindakan
pembedahan yang berlokasi di abdomen bawah. Pada tindakan pembedahan tersebut
juga tidak terdapat kontraindikasi dari anestesi spinal.
PEMBAHASAN

Pada pasien ini diberi obat premedikasi berupa Ondansentron 1x4 mg untuk
mencegah mual dan muntah. Dilakukan tindakan teknik spinal anastesia block
di antara L3-L4 menggunakan bupivacain HCL konsentrasi 0,5% hyperbaric,
jumlah 3 cc (15 mg) dalam jarum spinocan G. 26.
Diagnosa pasien Ny. D 27 tahun adalah G1P0A0 hamil 37 minggu
belum inpartu dengan preeklampsia berat janin tunggal hidup
presentasi kepala. Diagnosis kerja sudah tepat, berdasarkan hasil
anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang yang telah
dilakukan pada pasien.
• Dasar pengelolaan preeklampsia bila kehamilan dengan penyulit apapun
pada ibunya, dilakukan pengelolaan sebagai berikut:

• Pertama adalah rencana terapi pada penyulitnya yaitu terapi medikamentosa


dengan pemberian obat-obatan untuk penyulitnya.

• Pada kasus ini diberikan terapi medikamentosa berupa Inj MgSO4 40%
sesuai protokol, nifedipin tab 3x10mg.

• Inj MgSO4 40% diberikan sudah tepat. Pemberian obat ini bertujuan untuk
mencegah dan mengurangi angka kejadian eklamsia, serta mengurangi
morbiditas dan mortalitas maternal dan perinatal.
Nifedipin tab 3x10mg diberikan sudah tepat. Pemberian obat ini bertujuan sebagai
antihipertensi. Antihipertensi direkomendasikan pada preeklamsia dengan hipertensi
berat, atau tekanan darah sistolik ≥160mmHg atau diastolik ≥110mmHg.
Pada kasus didapatkan tekanan darah pasien 160/110mmHg

Selama operasi diberikan 3 kolf infuse yang terdiri dari 2 kolf cairan RL dan 1 kolf cairan
gelofusal yang masing - masing adalah 500 cc dan dilanjutkan dengan pemberian cairan RL
di ruangan perawatan, dikarenakan untuk mengganti kebutuhan cairan karena puasa selama
6 jam dan stress operasi. Dengan perhitungan kebutuhan cairannya adalah sebagai berikut :

Cairan pengganti puasa : 6 jam x 2 ml/kg jam x 70 kg = 840 cc


Maintenance : 2 ml x 70 kg = 140 cc
Stress operasi : 6 x 70kg x 1 = 420 cc
EBV : 65 x 70 kg = 4.550 cc
Operasi berlangsung selama 1 jam. Selama operasi berlangsung tidak ada hambatan
yang berarti baik dari segi anestesi maupun tindakan operasinya. Selama di ruang
pemulihan juga tidak terjadi hal yang memerlukan penanganan serius. Obat Postoperasi
yang diberikan yaitu Novaldo (Metamizole) 2 ampul drip dalam RL 500 cc dengan alderete
score adalah 9 dan pasien layak untuk dipindahkan ke ruangan biasa.
KESIMPULAN

Tatalaksana anestesi pasien dengan ASA II pada kasus


ini yang meliputi tatalaksana jalan napas, pemilihan dan dosis
obat anestesi, terapi cairan dan terapi nyeri sudah tepat.

Pasien bedah dengan aldrete score 9 setelah 2 jam dirawat


ditransportasikan ke ruang perawatan biasa di ruang khusus
kebidanan untuk pemulihan
Daftar Pustaka
• Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran. 2016. Diagnosis dan Tata Laksana Pre-Eklamsia. Jakarta: Perkumpulan
Obstetri dan Ginekologi Indonesia. Himpunan Kedokteran Feto Maternal.

• ACOG, 2013. Hypertensi in pregnancy.  

• Cunningham, FG. Leveno, KJ. Bloom, SL. Spong, CY. Dashe, JS. Hoffman, BL. Casey, BM. Sheffield, JS. Williams Obstetrics
Edition 24, 2014

• Norwitz ER,Dong Shu C, Repke JP, Acute complications of preeclampsia in Clinical Obstetric and Gynecology : Lippincott
Williams & Wilkins. Inc; vol 45;number 2.308-329:2002

• Wiknjosastro H, Sumpraja S, Saifuddin AB. Ilmu kebidanan. Edisi kedua. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, 1986:
 

7, 480-487, 476-477. Jakarta

• Arias F. Partical guide to high-risk pregnancy and delivery. 2 nd ed. Missouri : Mosby Year Book inc., 1993; 433-440
   

• Cavanagh D, Knuppel RA, O‟Connor TCF. Preeclampsia and eclampsia In: Cavanagh D, Woods RE, O‟Connor TCF,
Knuppel RA. Obstetric emergencies. Philadelphia: Harper and Row publisher, 1982; 107-132
• Walker JJ, Dekker GA. The etiology and pathophysiology of hypertension in pregnancy. In:
Walker JJ, Gant NF. Hypertension in pregnancy. London: Chapman & Hall Medical, 1997: 47-48

• Sibai BM. Magnesium sulfate is the ideal anticonvulsant in preeclampsia- eclampsia. Am J


Obstet Gynecol, 1990; 162:1141-5

• Sheehan JL, Lynch JB. Pathology of preeclampsia in pregnancy. Baltimore (MD): Williams and
Wilkins; 1973.

• Spinal Anesthesia: Subarachnoid Block.Editor Lee A. Fleisher. 2008.

• Mangku Gde, Senapathi Agung Gde Tjokorda. Buku Ajar Ilmu Anestesia dan Reanimasi, Indeks
Jakarta: Jakarta. 2010

• Latief, Said. A. Suryadi, Kartini. A. Dachlan, M. Ruswan. Petunjuk Praktis Anestesiologi. Bagian
Anestesiologi dan Terapi Intensif Fakultas Kedokteran UI: Jakarta.2010
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai