Anda di halaman 1dari 20

TANGGUNG JAWAB PC

(PHARMACEUTICAL CARE)
PERTEMUAN- 4

B Y: P R I C E L L A , S . FA R M . , M . S I . , A P T
PHARMACEUTICAL CARE
• Perkembangan praktek kefarmasian saat ini telah bergeser pada asuhan kefarmasian
(pharmaceutical care) sebagai misi profesi apoteker, sehingga hal ini membawa konsekuensi
bahwa pekerjaan kefarmasian tidak hanya terfokus pada penyiapan dan penyaluran obat kepada
pasien (drug oriented) selaku pengguna jasa apotek.
• Apoteker diharapkan ikut terlibat dalam
- Perancangan
- Persiapan
- Dan pemantauan terapi untuk pasien (patient oriented).
PHARMACEUTICAL CARE
adalah: Pelayanan yang diberikan apoteker kepada
pasien secara komprehensif (menyeluruh) sebagai
tanggung jawab dan komitmen dalam mencapai
kesejahteraan pasien melalui terapi obat yang optimal
( A Practice in Which the Practitioner takes responsibility
fir a patient’s drug therapy needs, and is held accountable
for theis commitment)

(Cippole, et. Al.,1998).


Hubungan Terapeutik dapat
digambarkan sebagai berikut:

Penialaian Perencanaan Evaluasi


• Menjamin bahwa semua • Pencatatn hasil terapi yang
terapi obat terindikasi, • Pemecahan masalah terapi sebenarnya
efektif dan aman obat • Evaluasi kemajuan untuk
• Mengidentifikasikan • Pencapaian sasaran terapi memenuhi sasaran terapi
masalah terapi obat • Pencegahan masalah terapi • Memperkirakan kembali
obat munculnya masalah baru.

Tindak lanjut terus menerus


Pharmaceutical care …
Merupakan proses kolaborasi dengan tenaga kesehatan lainnya yang bertujuan
untuk mencegah atau mengidentifikasi masalah yang berkaitan dengan
pemaiakan produk obat.
untuk mencapai tujuan dari Pharmaceutical care, diperlukan beberapa
pendekatan yang sistematik, yaitu:
• Pharmaceutical care memerlukan terciptanya hubungan professional antara
pasien dan apoteker (Komunikasi Interpersonal)
• Pharmaceutical care memerlukan adanya pencatatan riwayat pengobatan pasien
yang selalu disimpan dan terpantau (PMRs = Patient Medication Records)
• Pharmaceutical care memerlukan adanya informasi medis tentang pasien yang
selalu dikaji dan pada setiap rencana terapi yang hendak diambil selalu
melibatkan pasien secara aktif.
OUTCOME Asuhan Kefarmasian
1. Penyembuhan penyakit pasien (Cure of a disease)

2. Mengurangi atau menghilangkan gejala penyakit ( Elimination or reduction of a


patient symptom)

3. Mencegah penyakit atau gejala (Preventing a disease or symptom)

4. Menghambat dan memperlambat perkembangan penyakit (Arresting or


slowing of a disease process)
DRP (DRUG RELATED PROBLEMS)
Drug related problem merupakan bagian dari proses Asuhan Kefarmasian yang
menggamabarkan suatu keadaan, dimana seorang professional menilai ketidaksesuiaian pengobatan
dalam mencapai terapi yang sesungguhnya . (Helper, 2003).
DRPs, memiliki dua gambaran yaitu
• Terjadi seketika dimana saat pasien menggunakan obat (actual) dan
• Yang Terjadi pada saat setelah penggunaan obat (potential)

Hal ini Terjadi karena saat terapi terjadi:


 salah obat
Dosis terlalu kecil
Dosis terlalu besar
Reaksi obat yang tidak diinginkan
Interaksi obat
KLASIFIKASI DRP
1. Indikasi yang tidak ditangani (Untreated Indication )
Pasien mengalami suatu kesehatan yang memerlukan obat, tetapi pasien tidak menerima obat
untuk kondisi tersebut
2. Pilihan obat yang tidak tepat (Improrer Drug)
Kondisi kesehatan pasien telah diberi obat yang salah, atau obat yang diberikan tidak sesuai
dengan keperluan pengobatan pasien.
3. Penggunaan obat tanpa Indikasi (Drug Use Without Indication)
Pasien diberikan pengobatan tanpa indikasi yang jelas.
4. Dosis sub-Terapi (SubTherapeutics Dosage)
 Pasien mempunyai masalah kesehatan karena telah diberi obat dengan dosis yang lebih kecil
dari pada dosis yang sebenarnya
5. Overdosis (Overdosage)
Pasien mempunyai masalah kesehatan karena telah diberi obat degan dosis yang lebih besar
dari pada dosis yang sebenarnya
6. Reaksi obat yang tidak dikehendaki (Adverse Drug Reaction)
Pasien mempunyai masalah kesehatan obat yang merupakan akibat dari reaksi obat yang tidak
dikehendaki
7. Interaksi Obat (Drug Interaction)
Pasien memiliki masalah kesehatan yang merupakan hasil interaksi suatu obat dengan obat
tertentu, obat dengan makanan atau obat dengan hasil laboratorium.
8. Gagal menerima Obat (Failure to receive medication)
Pasien mempunyai masalah kesehatan, karena tidak menerima pengobatn dengan alasan
ekonomi, psikologi, social atau alasan – alasan kesehatan lainnya.
INDIKASI DRP
Ada 4 pertnyaan yang diajukan apoteker
pada setiap pasien yang diberi konsultasi
untuk membuat keputusan tentang ada
tidaknya DRP’s

Terapi obat dikatakan tidak sesuai, bila obat yang


1. Apakah terapi obat sesuai dengan
diberikan tidak sesuai dengan indikasinya atau
indikasinya ?
pasien memerlukan terapi obat tambahan

Terapi obat dikatakan tidak efektif, bila diberikan


2. Apakah terapi Obat tersebut efektif ? dengan obat yang salah satu atau dosis yang
terlalu kecil
Terapi Obat dikatakan tidak aman, bila pasien
3. Apakah terapi obat tersebut aman ? mengalami reaksi obat yang tidak diinginkan
atau pasien mendapatkan obat dengan dosis
yang terlalu tinggi

4. Apakah pasien mengikuti aturan


penggunaan obat yang telah diresepkan ?
KATEGORI DRP’S
Indikasi yang tidak ditangani
(Unterated Indication)

Hal ini dapat diindentifikasikan dengan melihat :


Adanya indikasi yang belum ditangani sebelumnya,
menambah kombinasi farmakoterapi untuk mencapai
efek yang sinergi/ potensial memenuhi kebutuhan
akan obat untuk mencegah terjadi –nya sesuatu yang
tidak diinginkan
Pilihan obat yang tidak tepat
(Improrer drug Selection)

Hal ini dapat diidentifikasi dengan melihat adanya masalah


kesehatan, dimana :
• obat yang digunakan tidak efektif;
• Terjadinya alergi terhadap obat;
• Menerima obat yang tidak efektif untuk indikasi yang telah diberikan;
• Adanya faktor resiko terhadap kontraindikasi obat yang digunakan
Penggunan obat Tanpa Indikasi
(Drug Use Without indication)

Hal ini dapat diidentifikasikan dengan melihat :


Tidak ada Indikasi Obat
Menggunakan bahan tambahan yang tidak diperlukan
Tidak ada pengobatan yang lebih sesuai
Pengobatan yang berlebihan
Memberikan obat terhadap reaksi obat yang tidak dikehendaki
Dosis Sub-Terapeutik
(Sub-therapeutic dosage)

Hal ini dapat diidentifikasikan dengan melihat :


Dosis obat yang digunakan terlalu kecil
Frekuensi pemberian obat yang tidak sesuai
Waktu pemberian obat yang tidak benar, Sehingga mengbilangkan
Potensial – obat
Administrasi obat yang tidak benar  Hingga dosis yang
sebenarnya diterima oleh pasien yang terlalu kecil
Ovedosis ( Overdosage )

Hal ini dapat diidentifikasi dengan melihat :


 dosis obat yang digunakan pasien terlalu tinggi
Frekuensi pemeberian obat yang tidak sesuai
Waktu pemakaian obat yang tidak sesuai
Reaksi Obat Yang tidak dikehendaki
( Adverse Drug Reaction)

Hal ini dapat didentifikasikan dengan melihat :


Pasien menerima suatu produk obat yang dinilai tidak
aman
Terjadinya reaksi alergi terhadap obat tersebut
Penggunaan produk obat yang tidak benar menyebabkan
terjadinya reaksi efek obat yang tidak dikehendaki
Interaksi Obat ( Drug-
Interaction )

Hal ini dapat diindentifikasikan dengan melihat :


Inter –aksi obat satu dengan obat yang lain
Interaksi obat dengan makanan
Interaksi obat dengan hasil laboratorium
Gagal Menerima Obat (Failure to
receive Medication)

Hal ini dapat diidentifikasi dengan melihat :


Tidak mendapatkan produk obat
Pasien tidak minum obat
Pasien tidak memenuhi aturan penggunaan obat
THANK YOU
SEE U NEXT
PART

Anda mungkin juga menyukai