Anda di halaman 1dari 11

PPh Pasal 4

Nama – NAMA
ANGGOTA
ayat 2
KELOMPOK 3
1. Ishbir Muhammad
(B1C119114)
2. Pinky Astuti Dewi
(B1C119149)
3. Moh.assegaf
(B1C119127)
4. Muhammad Sandy
(B1C119137)
5. L.M. Abdillah
(B1C119120)
Pengertian PPh
Pasal 4 ayat 2
PPh Pasal 4 ayat 2
(Pajak Penghasilan Pasal 4 ayat 2) atau disebut juga
PPh final adalah pajak yang dikenakan pada wajib
pajak badan maupun wajib pajak pribadi atas
beberapa jenis penghasilan yang mereka dapatkan
dan pemotongan pajaknya bersifat final.
Objek PPh Pasal 4 Ayat 2 :
✘ Peredaran bruto (omzet penjualan) sebuah usaha di bawah Rp 4,8 miliar dalam 1 tahun
masa pajak;
✘ Bunga dari deposito dan jenis-jenis tabungan, bunga dari obligasi dan obligasi negara, dan
bunga dari tabungan yang dibayarkan oleh koperasi  kepada anggota masing-masing;
✘ Hadiah berupa lotere/undian;
✘ Transaksi saham dan surat berharga lainnya, transaksi derivatif perdagangan di bursa, dan
transaksi penjualan saham atau pengalihan ibukota mitra perusahaan yang diterima oleh
perusahaan modal usaha;
✘ Transaksi atas pengalihan aset dalam bentuk tanah dan/atau bangunan, usaha jasa
konstruksi, usaha real estate, dan sewa atas tanah dan/atau bangunan; dan
✘ Pendapatan tertentu lainnya, sebagaimana diatur dalam atau sesuai dengan Peraturan
Pemerintah.
Mekanisme Pembayaran PPh Pasal 4 Ayat
2
Pembayaran Pajak Penghasilan final ini dilakukan dengan dua cara atau mekanisme, yaitu :
✘ Mekanisme PemotonganMekanisme pemotongan di sini maksudnya adalah penyewa harus memotong
Pajak Penghasilan sebesar 10% dari uang sewa yang dibayarkannya.Mekanisme dilakukan jika si
penyewa adalah pihak-pihak yang disebut sebagai pemotong pajak yaitu : badan pemerintah, subjek
pajak badan dalam negeri, penyelenggara kegiatan, bentuk usaha tetap, kerjasama operasi, perwakilan
perusahaan luar negeri lainnya, dan orang pribadi yang ditetapkan oleh Direktur Jenderal Pajak.
✘ Mekanisme Pembayaran SendiriMekanisme pembayaran sendiri adalah mekanisme di mana pajak
final sebesar 10% dari uang sewa dibayarkan sendiri oleh pemilik tanah/bangunan.Pada mekanisme
ini, penyewanya bukan pihak-pihak yang disebutkan di atas, maka pemilik tanah atau bangunan yang
harus menyetorkan sendiri pajak finalnya.

4
Tarif PPh Pasal 4 ayat 2
Tarif PPh Pasal 4
Tarif ini merupakan bunga dari kewajiban. Penjelasan lebih rinci
ayat 2 sebesar 0-
termaktub dalam PP No. 16 Tahun 2009.
20%
Tarif pajak sebesar 0,1% ini dikenakan pada transaksi dari
Tarif PPh Pasal 4
penjualan saham atau pengalihan ibu kota mitra perusahaan yang
ayat 2 sebesar
telah diterima oleh modal usaha, sebagaimana telah diatur di
0,1%
dalam PP No. 4 Tahun 1995.
Tarif pajak ini untuk transaksi penjualan saham pendiri (0,5%) dan
Tarif PPh Paasl 4 saham bukan pendiri (non-founder) sebesar 0,1%. Ketentuan ini
ayat 2 sebesar tercantum dalam PP No. 14 Tahun 1997 serta turunannya
0,5% Keputusan Menteri Keuangan No. 282/KMK.04/1997, SE-
15/PJ.42/1997 dan SE-06/PJ.4/1997.
Tarif PPh Pasal 4 Tarif pajak ini untuk jasa konstruksi. Penjelasan lebih lanjutnya
ayat 2 sebesar 2- bisa ditemukan pada PP No. 51 Tahun 2008 serta turunannya PP
6% No. 40 Tahun 2009.
Tarif PPh Pasal 4 ayat 2
Tarif PPh Pasal 4 Tarif PPh Pasal 4 ayat 2 sebesar 2,5% ini untuk transaksi derivatif
ayat 2 sebesar berjangka panjang yang telah diperdagangkan di bursa
2,5% sebagaimana telah diatur PP No. 17 Tahun 2009.
Tarif sebesar ini dikenakan pada pengalihan hak atas tanah atau
Tarif PPh Pasal 4
bangunan (dalam hal ini termasuk usaha real estate), seperti yang
ayat 2 sebesar 5%
tercantum dalam PP No. 71 Tahun 2008.
Besar tarif PPh Pasal 4 ayat 2 ini dikenakan pada bunga
simpanan yang dibayarkan koperasi kepada para anggotanya
Tarif PPh Pasal 4 masing-masing sebagaimana telah diatur pada Pasal 17 Ayat 7
ayat 2 sebesar 10% serta turunannya PP No. 15 Tahun 2009. Tarif PPh Pasal 4 ayat 2
sebesar 10% ini juga diperuntukkan pada dividen yang diterima
WP OP di dalam negeri seperti diatur dalam Pasal 17 Ayat 2C.
Tarif ini untuk bunga deposito serta jenis-jenis tabungan, Sertifikat
Tarif PPh Pasal 4 Bank Indonesia (SBI), dan diskon jasa giro sesuai PP No. 131
ayat 2 sebesar 20% Tahun 2000 serta turunannya Keputusan Menteri Keuangan No.
51/KMK.04/2001.
Tarif PPh Pasal 4 ayat 2
Tarif PPh Pasal 4 Tarif ini diberlakukan pada hadiah, lotre atau undian seperti diatur
ayat 2 sebesar 25% dalam PP No. 132 Tahun 2000.
Penghasilan yang diatur dalam
PPh Pasal 4 ayat 2
Penghasilan di bawah ini dapat dikenai PPh Pasal 4 ayat (2) bersifat final:
✘ penghasilan berupa bunga deposito dan tabungan lainnya, bunga obligasi dan
surat utang negara, dan bunga simpanan yang dibayarkan oleh koperasi kepada
anggota koperasi orang pribadi;
✘ penghasilan berupa hadiah undian;
✘ penghasilan dari transaksi saham dan sekuritas lainnya, transaksi derivatif yang
diperdagangkan di bursa, dan transaksi penjualan saham atau pengalihan
penyertaan modal pada perusahaan pasangannya yang diterima oleh perusahaan
modal ventura;
✘ penghasilan dari transaksi pengalihan harta berupa tanah dan/atau bangunan,
usaha jasa konstruksi, usaha real estate, dan persewaan tanah dan/atau
bangunan; dan
✘ penghasilan tertentu lainnya

8
Contoh perhitungan PPh Pasal 4
Ayat 2
Bunga Obligasi:
Pada tanggal 1 Juli 2011, PT ABC (emiten) menerbitkan obligasi dengan
kupon (interest bearing bond) dengan nilai nominal Rp10.000.000 per lembar.
Jangka waktu Obligasi 5 tahun (jatuh tempo tanggal 1 Juli 2016). Bunga tetap
sebesar 16% per tahun, jatuh tempo bunga setiap tanggal 30 Juni dan 31 Desember.
Penerbitan perdana tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI).
PT MNO (investor) pada saat penerbitan perdana membeli 10 lembar Obligasi
dengan harga di bawah nilai nominal (at discount) dengan harga Rp9.000.000 per
lembar. Berapa besaran pajak yang harus dibayarkan atas bunga obligasi tersebut?

9
Jawab:
PPh Pasal 4 ayat 2 yang harus dipotong oleh PT ABC pada saat jatuh tempo bunga tanggal 31
Desember 2011 adalah sebagai berikut:
Bunga = (6/12 x 16% x Rp10.000.000) x 10 lembar = Rp8.000.000
PPh Pasal 4 ayat 2 = 15% x Rp8.000.000 = Rp1.200.000
Apabila dalam contoh di atas investor atau pembeli obligasi adalah wajib pajak
reksadana maka penghitungan PPh Pasal 4 ayat 2 atas bunga yang diperoleh pada saat jatuh
tempo tanggal 31 Desember 2011 adalah sebagai berikut:
Untuk yang tahun 2014 sampai 2020
Bunga = (6/12 x 16% x Rp10.000.000) x 10 lembar = Rp8.000.000
PPh Pasal 4 ayat 2 = 5% x Rp8.000.000 = Rp400.000
Untuk yang tahun 2021 dan seterusnya
Bunga = (6/12 x 16% x Rp10.000.000) x 10 lembar = Rp8.000.000
PPh pasal 4 ayat 2 = 10% x Rp 8.000.000 = Rp 800.000
Find more maps at slidescarnival.com/extra-free-resources-icons-and-maps

10
SEKIAN

11

Anda mungkin juga menyukai