Anda di halaman 1dari 29

Kehamilan

Preterm
Pembimbing:
dr. Murthy Mutmainah, Sp.OG

Stase OBGYN RSUD Tarakan


Periode 23 Nov – 28 Jan 2021
Definisi
Persalinan Preterm
Persalinan pada usia kehamilan
< 37 minggu
Epidemiologi

Negara berkembang  5-9%

Indonesia  15.5%
Klasifikasi

Sangat-sangat Preterm Preterm sedang  32-33


 < 28 minggu minggu

Sangat preterm  28-31 Mendekati preterm  34-


minggu 36 minggu
Etiologi

01 02 03
Perdarahan desidua basalis Inkompeten
 ec multiple gestational Distorsi uterin
atau polihindramnion cervical

04
Inflamasi
05
Inflamasi
06
Pengaruh
serviks maternal hormonal

07
Insufisiensi
uteroplasenta
Faktor Resiko
1. Maternal

Demografis Obstetrik Medical


1. Ras afrika-amerika, aborigin 1. Riwayat keguguran dini sebelumnya- Prosedur – LLETZ/
yang diinduksi/keguguran
dan hispanik. amniosentesis
2. Riwayat kelahiran premature
2. BMI rendah, kenaikan berat
sebelumnya- diindikasi/ persalinan
badan yang rendah/ buruk, dan spontan
kenaikan berat badan yang 3. Interval yang pendek antar kehamilan
berlebih satu dengan yang selanjutnya (<12

3. Usia ibu yang masih muda bulan)


Usia ayah yang lebih tua

PATERNAL

3
1. Jenis kelamin laki- 1. TNF-Alpha-Sitokin pro-

laki inflamasi-

2. Kehamilan multi
FETAL 2 4 GENETIK
polymorphisms

janin 2. Faktor VII/XII-

3. Konsepsi yang polymorphisms

dibantu
5. LINGKUNGAN

Infeksi :
- Bakteri vaginosis/ penyakit menular seksual
- Infeksi periodontal

38,2º
Sosial ekonomi /psikososial:
- Ketimpangan social / kemiskinan
- Kekerasan fisik pada rumah tangga
- Stress/ kejadian traumatic/ kecemasan/ depresi
6. PENGGUNAAN ZAT
TERTENTU 7. NUTRISI

• Penggunaan • Peningkatan homosistein/ sub


alKohol berlebih optimal vitamin b-12 dan b-6
• Merokok • Asam lemak tak jenuh yang tidak
• Kokain seimbang dalam tubuh
• polutan • Tidak
menggunakan/mengkonsumsi
multivitamin
MANIFESTASI
KLINIS
Indikator yang dapat dipakai untuk menilai jika akan
terjadinya persalinan prematur

1. Indikator klinik
• Indikator klinik yang dapat dijumpai seperti timbulnya kontraksi dan
pemendekan serviks (secara manual maupun ultrasonografi).
• Ketuban pecah dini juga meramalkan akan terjadinya persalinan prematur.
2. Indikator laboratorik
• Jumlah leukosit dalam air ketuban (20/ml atau lebih)
• Pemeriksaan CRP (>0,7 mg/ml)
• Pemeriksaan leukosit dalam serum ibu (>13.000/ml)
Indikator yang dapat dipakai untuk menilai jika akan
terjadinya persalinan prematur

3. Indikator biokimia
• Fibronektin janin
• Corticotropin Releasing Hormone (CRH)
• Sitokin inflamasi
• Feritin
Tatalaksana
Terapi
Tatalaksana Terapi

Preterm 34-37 minggu Preterm <34 minggu

● Hindari pemeriksaan dalam ● Hindari pemeriksaan dalam


● Steroid
● Pertimbangkan steroid ● Pemberian antibiotik antepartum
antenatal dan intrapartum
● Profilaksis antibiotik ● Pantau tanda-tanda infeksi secara
intrapartum klinis (monitor suhu dan nadi ibu,
denyut jantung janin, dan munculnya
● Pantau tanda-tanda infeksi kontraksi uterus yang iritabel)
secara klinis (nadi, suhu dan ● Pemberian antibiotik yang sesuai bila
denyut jantung bayi) terjadi
● korioamnionitis.Pertimbangkan
Pemberian antibiotik yang
untuk merujuk ke pusat yang lebih
sesuai bila terjadi memadai bila mungkinPerawatan
korioamnionitis ekspektatif
Antibiotik yang dianjurkan

• Penisilin G 5 juta unit per 4-6 j IV


• Ampisillin 2g dilanjutkan 1 per 4j IV
• Klindamisin 600 mg per 8j IV

Ibu hamil dengan korioamnionitis membutuhkan


antibiotik dengan spektrum luas
Penatalaksanaan
Persalinan
Preterm
Tujuan
1. Diagnosis dini persalinan preterm
2. Identifikasi dan terapi penyebab persalinan
preterm bila mungkin
3. Coba untuk menghentikan persalinan
preterm
4. Minimalkan morbiditas dan mortalitas
neonatal
Penataksanaan
Kurang dari 40% persalinan preterm mendapat kehamilan yang
tokolisis
memanjang
Tujuan terapi tokolisis :
• Menunda kelahiran bila mungkin:
• Pemberian kortikosteroid dalam 48 jam
• Transportasi
• Optimalkan personel
Kontraindikasi
tokolisis
• Preeklampsia
• Korioamnionitis
• Kematian janin intrauteri
Kontraindikasi terhadap obat yg digunakan
Tokolisis yang
terbukti baik
• takikardi pada ibu dan janin
Efek samping
• sakit kepala dan kongesti hidung Beta-mimetics
• hiperglikemia/hypokalemia
• Hipotensi
• edema paru
 kehamilan gandain
 tervensi lain
 infeksi
• iskemik miokardium
• Penyakit kelainan struktur jantung,iskemia dan Kontraindika 
si -mimetik
kelainan irama
• Perdarahan antepartum yang nyata
• Kontrol kondisi kesehatan yang jelek
 diabetes mellitus tipe 1
 hipertiroid
• Kontraindikasi terhadap penundaan persalinan
 preeklampsia atau indikasi medis lain
 korioamnionitis,dugaan terjadinya gangguan fetus
 Fetus yang matang/persalinan iminen/kematian janin
intra uterin atau kelainan janin
Minimalisasi
• Sindroma Gawat Nafas merupakan komplikasi
yang paling sering pada persalinan preterm
komplikasi pada
• Insidennya lebih baik dengan adanya terapi neonatus
yang lebih baru
• Sindroma Gawat Nafas memegang peranan
penting terhadap beberapa kondisi lain,seperti:
 Perdarahan intra ventrikuler
 Enterokolitis necrotizing
 hipertensi pulmonal persisiten
 efek samping pernafasan lainnya
Kortikosteroid yang
dianjurkan
• betamethasone 12 mg IM 2 kali sehari
• dexamethasone 6 mg IV 12h x 4

Hati-hati
• Steroid dan bahaya infeksi
• Steroid dan kombinasi dengan tokolisis pada
kehamilan ganda atau diabetes
Anjuran Kapan sebaiknya
terapi kortikosteriod
diberikan
• Usia kehamilan yang lebih muda: 22 – 24 minggu
• Usia kehamilan lanjut : 34 – 36 minggu
• Terapi profilaktik : tergantung diagnosa dan
faktor resiko
• Pengulangan terapi : tak diketahui
Persalinan preterm SC tidak
dianjurkan pada
prematuritas
• SC tidak dianjurkan pada prematuritas

• rekomendasi untuk C/S pada bahu <31 minggu tidak

didasarkan pada bukti yang baik

• forcep rendah untuk profilaktik tidak dianjurkan

• Episiotomi rutin tidak dianjurkan

• kehadiran tenaga yang profesional untuk resusitasi

neonatus
Thank You!

Anda mungkin juga menyukai