Pembimbing:
K E PA N I T E R A A N K L I N I K S TA S E I L M U dr. Runi, Sp.S
P E N YA K I T S A R A F Disusun Oleh:
FA K U LTA S K E D O K T E R A N U N I V E R S I TA S
K R I S T E N K R I D A WA C A N A Theresia Ervina 112019135
R U M A H S A K I T A N G K ATA N U D A R A D R . Tabita Nathasaria 112019245
E S N AWA N A N TA R I K S A
PERIODE 15 MARET – 17 APRIL 2021
IDENTITAS PASIEN
Nama: M. Firdaus, S.T
Umur: 47 tahun
Jenis kelamin: laki-laki
Status Perkawinan: kawin
Pendidikan: S1
Pekerjaan: TNI AU
Alamat: -
Dikirim oleh:
No CM: 183545
Dirawat di ruang: Poli Saraf
Tanggal Masuk: 30 Maret 2021
Tanggal keluar: 30 Maret 2021
PASIEN DATANG KE RS:
Sendiri
N II Kanan Kiri
Tajam Penglihatan 20/20 20/20
Lapangan Penglihatan Normal Normal
Melihat Warna Tidak ada kelainan Tidak ada kelainan
Fundus Okuli Normal Normal
URAT SARAF KEPALA
N III Kanan Kiri
Sela Mata Normal Normal
Pergerakan Bulbus Normal Normal
Strabismus - -
Nyatagmus - -
Exopthalmus - -
Refleks konsensual + +
Melihat kembar - -
URAT SARAF KEPALA
N IV Kanan Kiri
Pergerakan Mata Normal Normal
Sikap Bulbus Normal Normal
Melihat Kembar - -
NV Kanan Kiri
Membuka Mulut +, asimetris +, asimetris
Mengunyah + +
Menggigit + +
Refleks Kornea + +
Sensibilitas + +
URAT SARAF KEPALA
NVI Kanan Kiri
Pergerakan mata ke lateral + +
Sikap bulbus Sentral Sentral
Melihat kembar - -
Objektif:
Pada saat dilakukan pemeriksaan, didapatkan pasien tidak dapat mengerutkan dahi
sebelah kiri dan menutup mata sebelah kiri. Pada saat pasien diminta untuk
menyeringai dan mencucukan mulutnya, mulut pasien tertarik kearah wajah bagian
kanan. Pada pemeriksaan fisik, didapatkan tekanan darah pasien 152/104 mmHg.
DIAGNOSIS
Diagnosis Klinis:
Mulut mencong ke arah kanan, lipatan nasolabial dan
kerutan dahi menghilang disebelah kiri, mata sebelah kiri
tidak dapat menutup sempurna
Diagnosis Topis: Bell’s Palsy Sinistra grade V
Diagnosis Etiologik: Gangguan saraf perifer Nervus VII
diduga dikarenakan infeksi virus
RENCANA AWAL
Masalah : Bell’s Palsy, Hipertensi
Assesment:
1. Diberikan terapi farmakologis berupa Prednisolon dengan dosis maksimal 60 mg/hari selama 6 hari lalu
di evaluasi kembali
3. Rehabilitasi: dilakukan fisioterapi komprehensif untuk memperbaiki fungsi pasien dengan paralisis
fasialis
4. Rencana Pembedahan (dilakukan jika tidak ada respon terhadap terapi farmakologis)