PENGANTAR
Meningkatnya kepedulian konsumen tentang kualitas makanan dan manfaat kesehatan
mendorong para peneliti untuk menemukan cara yang dapat meningkatkan kualitas
makanan sekaligus mengganggu nilai gizi produk. Permintaan bahan berbasis
nanopartikel telah meningkat di industri makanan karena banyak di antaranya
mengandung elemen penting dan juga ditemukan tidak beracun.
NANOTEKNOLO • Nano-polymer sedang dalam proses untuk menggantikan bahan konvensional produk KESIMPULAN
makanan kemasan. Sensor nano dapat mendeteksi adanya kontaminan, mikotoksin,
GI DALAM dan mikroorganisme. Teknologi ini bisa menutupi bau / rasa, kontrol interaksi dan (SAFETY ISSUES) Meskipun material
PENGOLAHAN pelepasan bahan aktif, dan melindunginya dari kelembaban, panas, kimia, atau nya sedang dipertimbangkan
PANGAN degradasi biologis selama proses dan penyimpanan. sebagai bahan GRAS, tambahan
studi harus tetap diperoleh untuk
memeriksa risiko bagian nano-nya,
ukuran kecil dari nanomaterial ini
dapat meningkatkan risiko
bioakumulasi di dalam organ dan
TEKSTUR, RASA, • Teknik nanoenkapsulasi telah digunakan secara luas untuk meningkatkan pelepasan jaringan tubuh.
DAN rasa pada keseimbangan kuliner. Nanoencapsulation digunakan untuk bahan yang Dikarenakan setiap nanomaterial
PENAMPILAN sangat reaktif dan tidak stabil contohnya pigmen tumbuhan yang mengandung
PRODUK memiliki sifat masing-masing, maka
Antosianin.
kemungkinan toksisitas akan
terbaca berdasarkan kasus per
kasus. Selanjutnya, otoritas
pengatur harus mengembangkan
beberapa standar untuk produk
• komponen bioaktif nano-enkapsulasi memperpanjang umur simpan suatu produk komersial untuk memastikan
SHELF dengan mencegah proses degradasi hingga produk di tangan konsumen. Selain itu, kualitas produk, kesehatan dan
lapisan nano yang dapat dimakan pada beberapa produk makanan bisa menjadi keselamatan, dan peraturan
LIFE penghalang kelembaban dan pertukaran gas, serta meningkatkan umur produk, lingkungan.
bahkan setelah kemasan dibuka.
LATAR BELAKANG
Tumbuh kembang anak usia sekolah yang optimal
tergantung pada pemberian nutrisi dengan kualitas dan
kuantitas yang baik. Makanan yang dijajakan sekarang ini
tidak terlepas dari zat/bahan yang mengandung unsur
berbahaya & pengawet yang dapat menyebabkan
kerusakan pada jaringan tubuh. Makanan yang tidak layak
dikonsumsi mengandung logam berat, mikroorganisme,
mengandung bahan pengawet (boraks, formalin, alkohol
dsb), serta makanan yang mengandung zat pewarna
berbahaya (Rhodamin B, Methanyl yellow atau Amaranth).
TUJUAN
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui ada
tidaknya kandungan bahan pengawet boraks pada
jajanan di SDN Serua 1.
METODE PENELITIAN
①Wawancara pedagang PEMBUATAN PAPER TEST KIT
②Uji sederhana (uji warna kunyit dengan paper test kit sederhana)
③Uji laboratorium (metode colorimetric)
KESIMPULAN
Hasil analisis lab bernilai negatif (semua makanan tidak mengandung bahan
pengawet boraks). Jadi jajanan yang ada di depan SDN 1 Serua aman untuk
dikonsumsi. Disarankan penelitian selanjutnya untuk diambil sampel secara berkala
dalam rentang waktu tertentu untuk lebih menguatkan hasil uji.
Sumber jurnal: Parta Santi,P U. (2017. Mei). “Analisis Kandungan Zat Pengawet Boraks Pada Jajanan Sekolah Di Sdn Serua Indah 1
Kota Ciputat”. Vol.1 No.1. HOLISTIKA jurnal ilmiah PGSD. https://jurnal.umj.ac.id/index.php/holistika/article/view/2240