Anda di halaman 1dari 19

OBESITAS PADA

ANAK
ILMU KESEHATAN ANAK RSUD SYARIFAH
AMBAMI RATO EBU BANGKALAN
DEFINISI & ETIOLOGI

■ Obesitas secara umum didefenisikan sebagai peningkatan berat badan yang disebabkan
oleh meningkatnya lemak tubuh secara berlebihan.
etiologi:
■ Faktor genetic
■ Faktor lingkungan dan gaya hidup
■ Faktor psikis
■ Aktivitas fisik
Patofisiologi
Diagnosis

 Anamnesis:
 Pemeriksaan fisik:
• Kepala: Wajah membulat, pipi tembem, dagu rangkap
• Leher: Leher relatif pendek
• Dada: Dada yang membusung dengan payudara membesar
• Perut: Perut membuncit disertai dinding perut yang berlipat-lipat
• Genitalia: Penis tampak kecil
Pengukuran tinggi/panjang badan

■ Pada bayi digunakan alat berupa infantometer atau metline


■ Sedangkan pada anak lebih dari 2 tahun atau yang sudah dapat berdiri bisa
menggunakan microtoise
Pengukuran berat badan

■ Pada anak usia <2 tahun atau belum bisa berdiri pengukuran berat badan dapat
menggunakan dacin atau baby scale
■ Sedangkan anak usia >2 tahun atau sudah bisa berdiri pengukuran berat badan dapat
menggunakan timbangan injak pegas
Pengukuran lingkar lengan atas

■ LLA lebih sesuai untuk dipakai menilai keadaan gizi/tumbuh kembang pada anak
kelompok umur prasekolah (1-5 tahun)
Interpretasi hasil dapat berupa:
■ LLA (cm): < 12.5 cm = gizi buruk (merah), 12.5 –13.5 cm = gizi kurang (kuning),
>13.5 cm = gizi baik (hijau).
■ Bila umur tidak diketahui, status gizi dinilai
dengan indeks LLA/TB: <75% = gizi buruk,
75-80% = gizi kurang, 80 -85% = borderline,
dan >85% = gizi baik (normal)
Pengukuran tebal lipatan kulit

■ Menggunakan skinfold calliper di regio trisep, bisep, subskapula, suprailiaka, dan betis.
■ Pengukuran dilakukan dengan mencubit kulit sampai terpisah dari otot dasarnya, ditarik
menjauhi tubuh kemudian menempatkan kaliper diantara cubitan kulit tersebut.
■ Hasil pengukuran dinyatakan dalam millimeter yang kemudian hasil penjumlahan
beberapa regio tersebut
Indeks antropometri

1. BB/U (Berat Badan terhadap Umur)


2. TB/ U (Tinggi Badan terhadap Umur)
3. BB/ TB (Berat Badan terhadap Tinggi Badan)
4. Lila/ U (Lingkar Lengan Atas terhadap Umur)
5. Indeks Massa Tubuh (IMT)
6. Tebal Lemak Bawah Kulit menurut Umur
7. Rasio Lingkar Pinggang dan Pinggul
Baku standart pengukuran CDC

BB sekarang X 100%
BB ideal
Interpretasi CDC

■ <70% = gizi buruk


■ 71-80% = gizi kurang
■ 81-90% = gizi sedang
■ 90-110% = gizi baik
■ 110-120% = gizi lebih
■ >120% = obesitas
Interpretasi hasil

■ <-3 SD = gizi buruk


■ -3 sampai dengan -2SD = gizi kurang
■ -2 sampai dengan 2SD = gizi baik
■ > 2SD = gizi lebih
Tatalaksana non medikamentosa

■ Mengatur pola makan yang benar:


 Kalori yang diberikan disesuaikan dengan kebutuhan normal. Pengurangan kalori
berkisar 200–500 kalori sehari dengan target penurunan berat badan 0,5 kg per minggu.
Penurunan berat badan ditargetkan sampai mencapai kira-kira 20% di atas berat badan
ideal atau cukup dipertahankan agar tidak bertambah karena pertumbuhan linier masih
berlangsung
 Diet tinggi serat dapat membantu pengaturan berat badan melalui jalur intrinsik,
hormonal dan colonic. Ketiga mekanisme tersebut selain menurunkan asupan makanan
akibat efek serat yang cepat mengenyangkan (meskipun kandungan energinya rendah)
serta mengurangi rasa lapar, juga meningkatkan oksidasi lemak sehingga mengurangi
jumlah lemak yang disimpan.
■ Pola aktivitas fisik yang benar:
 Aktivitas aerobik merupakan latihan fisis yang dapat dilakukan setiap hari selama 60
menit atau lebih. Aktivitas aerobik terdiri dari aktivitas aerobik dengan intensitas sedang
(misalnya jalan cepat) atau aktivitas aerobik dengan intensitas bugar (misalnya berlari).
Aktivitas aerobik dengan intensitas bugar dilakukan paling sedikit tiga kali dalam satu
minggu.
 Aktivitas penguatan otot, seperti senam atau push-up, dilakukan paling sedikit tiga
kali dalam satu minggu sebagai bagian dari total latihan fisis selama 60 menit atau lebih.
 Aktivitas penguatan tulang, seperti lompat tali atau berlari, dilakukan paling sedikit
tiga kali dalam satu minggu sebagai bagian dari total latihan fisis selama 60 menit atau
lebih.
■ Modifikasi prilaku:
 Pengawasan sendiri terhadap berat badan, masukan makanan, dan aktivitas fisik
 Kontrol terhadap rangsangan/stimulus, misalnya pada saat menonton televisi
diusahakan untuk tidak makan karena menonton televisi dapat menjadi pencetus makan.
Orangtua diharapkan dapat meniadakan semua stimulus di sekitar anak yang dapat
merangsang keinginan untuk makan
 Mengubah perilaku makan, misalnya belajar mengontrol porsi dan jenis makanan yang
dikonsumsi, serta mengurangi makanan camilan
Tatalaksana farmakoterapi

■ Orlistat 120 mg dengan ekstra suplementasi vitamin yang larut dalam lemak disetujui
oleh U.S. Food and Drug Administration untuk tata laksana obesitas pada remaja di atas
usia 12 tahun. Studi klinis menunjukkan bahwa orlistat dapat membantu menurunkan
berat badan dari 1,31 sampai 3,37 kg lebih banyak dibandingkan plasebo
Terapi bedah

■ Bedah bariatrik dapat di pertimbangkan dilakukan pada:


■ Remaja yang mengalami kegagalan menurunkan berat badan setelah menjalani program
yang terencana ≥ 6 bulan serta memenuhi persyaratan antropometri, medis, dan
psikologis
■ Superobes (sesuai dengan definisi World Health Organization jika IMT ≥40)
■ Secara umum sudah mencapai maturitas tulang (umumnya perempuan ≥13 tahun dan
laki-laki ≥15 tahun)
■ Menderita komplikasi obesitas yang hanya dapat diatasi dengan penurunan berat badan
Komplikasi

■ Obesitas yang muncul pada anak dan remaja meningkatkan risiko morbiditas dan
mortalitas pada usia dewasa muda dan dapat berlajut menjadi obesitas pada usia dewasa
■ Obesitas pada anak menjadi faktor risiko beberapa penyakit seperti kardiovaskular,
diabetes mellitus tipe 2, hipertensi, hiperlipidemia, pubertas dini, haid yang tidak teratur
dan sleep apnea, asma, gangguan muskuloskeletal, dan masalah psikologi seperti
depresi

Anda mungkin juga menyukai