Anda di halaman 1dari 46

Asam Sulfat

Oleh :
Kholiq Afandi,S.Pd.
SMKN 1 Cerme Gresik
Latar Belakang
Asam sulfat adalah suatu bahan penting untuk
berbagai proses produksi, antara lain industri pupuk,
bahan kimia maupun untuk analisa labotarorium.
Asam sulfat merupakan asam anorganik yang bisa
diproduksi secara massal dan dalam kapasitas besar.
Asam Sulfat sendiri merupakan bahan kimia
industri yang penting dan paling banyak digunakan
dalam proses pembuatan berbagai barang melalui
berbagai aplikasi
Sejarah Pembuatan Asam Sulfat

1. Pada abad 15, pembuatan


H2SO4 dikenalkan oleh
Valetinnus melalui
pembakaran belerang dengan
salpeter
2. Tahun 1831 pembuatan H2SO4
dilakukan dengan proses
kontak. proses ini ditemukan
oleh Philips di Inggris
3. Pada tahun 1889 proses
kontak ditemukan untuk
pembuatan H2SO4
Sifat Fisika
Titik leleh  (°C)                      :  10
Titik didih  (°C)                       :  337
Tekanan uap (mmHg)             :  1 (146 °C)
Berat jenis cairan                     :  1,84 g/cm3
Viskositas : 26,7 cP (20 ° C)
Keasaman : 1,98 pada 25 °
C
Massa Molar : 98,079 g/mol
Sifat Kimia
Reaksi dengan air
Reaksi hidrasi asam sulfat sangatlah eksotermik. Selalu
tambahkan asam ke dalam air daripada air ke dalam
asam. Air memiliki massa jenis yang lebih rendah
daripada asam sulfat dan cenderung mengapung di
atasnya, sehingga apabila air ditambahkan ke dalam asam
sulfat pekat, ia akan dapat mendidih dan bereaksi dengan
keras. Reaksi yang terjadi adalah pembentukan
ion hidronium:
H2SO4 + H2O → H3O+ + HSO−4
HSO−4 + H2O → H3O+ + SO2−4
Sifat Kimia
 Reaksi lainnya
Sebagai asam, asam sulfat bereaksi dengan kebanyakan basa,
menghasilkan garam sulfat. Sebagai contoh, garam
tembaga tembaga(II) sulfat dibuat dari reaksi antara tembaga(II)
oksida dengan asam sulfat:

CuO + H2SO4 → CuSO4 + H2O

Asam sulfat juga dapat digunakan untuk mengasamkan garam dan


menghasilkan asam yang lebih lemah. Reaksi antara natrium
asetat dengan asam sulfat akan menghasilkan asam asetat,
CH3COOH, dan natrium bisulfat:

H2SO4 + CH3COONa → NaHSO4 + CH3COOH


Sulfur Dioksida
Sifat-sifat fisika sulfur dioksida ditunjukkan pada tabel
berikut ini :
Sulfur Dioksida
Sifat kimia sulfur dioksida :
1.Dengan klorin dan air membentuk asam klorida dan asam
lainnya.
Reaksi : Cl2 + 2H2O + SO2 ↔ 2HCl + H2SO4
2.Dengan hidrogen sulfida membentuk air dan sulfur
Reaksi : 2H2S + SO2 ↔ 2H2O + 3S
Sulfur Trioksida

Sifat kimia sulfur trioksida :


1.Dengan air membentuk asam kuat
Reaksi : SO3 + H2O → H2SO4
2.Dengan udara lembab sulfur trioksida membentuk uap putih tebal
dengan bau yang menyengat.
Kegunaan
1. Asam Sulfat digunakan dalam produksi asam fosfat, (untuk membuat pupuk
fosfat dan juga trinatrium fosfat untuk deterjen).
2. Asam sulfat digunakan dalam jumlah yang besar oleh industri besi dan baja untuk
menghilangkan oksidasi, karat, dan kerak air sebelum dijual ke industri otomobil.
3. Asam sulfat juga memiliki berbagai kegunaan di industri kimia. Sebagai contoh,
asam sulfat merupakan katalis asam yang umumnya digunakan untuk mengubah
sikloheksanonoksim menjadi kaprolaktam, yang digunakan untuk membuat nilon.
4. Asam Sulfat juga digunakan dalam pengilangan minyak bumi, contohnya sebagai
katalis untuk reaksi isobutana dengan isobutilena yang menghasilkan isooktana.
5. Asam Sulfat digunakan dalam pembuatan Amonium sulfat, yang merupakan
pupuk nitrogen yang penting, umumnya diproduksi sebagai produk sampingan
dari kilang pemroses kokas untuk produksi besi dan baja.
6. Asam Sulfat untuk pembuatan aluminium sulfat.
Bahan Baku
Katalis
Fungsi katalis dalam setiap reaksi katalitik adalah
meningkatkan laju reaksi. Katalis konversi sulfur dioksida
ini biasanya terdiri dari tanah diatomea , yang disusupi
dengan lebih dari 7 % V2O5 katalis komersial mengandung
garam kalium ( sulfat , pirosulfat dan sebagainya )
disamping V2O5. Pada suhu operasi pewaris aktif ialah
garam lebur yang terdapat pori – pori pelet silika.

 Belerang
Belerang merupakan salah satu bahan dasar yang paling
penting dalam industri pengolahan kimia . Bahan ini
terdapat di alam dalam wujud bebas dan dalam keadaan
senyawa pada bijih – bijih seperti pirit (FeS2), Sfalerit
(ZnS) dan Kalkopirit (CuFeS2) . Bahan ini juga terdapat di
dalam minyak dan gas bumi (sebagai H2S).
Penggunaannya yang terbesar adalah dalam pembuatan
asam sulfat.
Kapasitas Produksi di Indonesia
Bahan baku belerang berasal dari Jawa Timur yaitu
pegunungan Ijen, Pabrik yang memproduksi asam sulfat
di Indonesia masih dapat dihitung dengan jari, diantaranya
yaitu :
PT. Liku Telaga di Gresik Jatim, kapasitas produk
325.000 ton/tahun.
PT. Petrokimia Gresik Jatim, kapasitas produk 678.000
ton/tahun.
PT. Aktif Indo Indah di Rungkut Surabaya, kapasitas
produk 15.000 ton/tahun.
PT. Budi Acid Jaya di Lampung Utara, kapasitas produk
60.000 ton/tahun.
Metode Pembuatan
Metode Proses Bilik Timbal
Metode Proses Bilik Timbal
Pada proses ini gas SO2 dioksidasikan oleh NO2 menjadi
SO3, kemudian direaksikan dengan air menjadi asam
sulfat. Reaksi:
SO2(g) + 1/2 O2(g) + H2O H2SO4 ΔH=-54,6 kkal
Metode Proses Bilik Timbal
Tahap-tahap reaksi dari proses kamar timbal adalah sebagai berikut :
Fase gas
2NO + O2 → 2NO2
 
Fase gas liquid (interfase)
SO + H2O → H2SO3
H2SO3 + NO2 → H2SO3 . NO2( Di sebut asam nitrosulfat/asam ungu)
2(H2SO3NO2) + ½ O2 →H2O + HSO3.NO2

HSO3.NO2 + SO2 +H2O → 2( HSO3.NO2 ) +H2SO3


 
Fase liquid
H2SO3.NO2 → H2SO4 + NO3
2(H2SO3.NO2) + H2O → 2H2SO4 + NO + NO2
HSO3.NO2 + HNO3 → 2NHO2 + H2SO4
 
Reaksi overall
SO2 + SO + H2O → H2SO4 ( H = -54.500 cal)
Metode Proses Bilik Timbal
Metode Proses Bilik Timbal
 Gas SO2 dari pembakar dialirkan ke dalam menara
Glover dari bagian bawah (425-600°C), sedangkan dari
bagian atas dimasukkan nitro vitriol dari menara gay
lussac. Di dalam menara glover terjadi beberapa hal:
1. Denitrasi nitro vitriol, karena pengenceran dan suhu
yang lebih tinggi
2. Pendinginan gas dari pembakar
3. Pemekatan asam dari bilik timbal dengan asam dari
menara gay lussac dari 50 0Be menjadi 57 0Be
4. 10% SO2 berubah menjadi asam
5. Menghasilkan asam pekat 600Be baik sebagai hasil
maupun untuk menara gay lussac
Metode Proses Bilik Timbal
 Gas yang belum bereaksi di dalam menara glover
dialirkan ke dalam bilik timbal berturut turut (biasanya
3 tingkat atau lebih). dari bilik timbal dihasilkan asam
50 0Be. sebagian besar dari gas SO2dirubah menjadi
asam di bilik timbal

 Sisa gas dari bilik timbal sebagian besar terdiri dari


oksida nitrogen (N2O dan NO). Oksida oksida tersebut
diserap dalam menara gay lussac dengan asam sulfat
60 0Be kemudian dikembalikan ke manara glover dan
seterusnya
Peralatan Proses Bilik Timbal
Menara Glover
Dibuat dari baja yang bagian
dalamnya dilapisi bahan tahan
asam. menara ini diisi dengan
paking yang terbuat dari bata
klinker (bata yang dibakar pada
suhu tinggi). suhu dalam kamar
ini mencapai 425 - 660 ᵒC. Di
bagian atasnya dilengkapi
dengan sprayer untuk asam
50ᵒBe
Peralatan Proses Bilik Timbal
Bilik Timbal
Bilik ini di dalamnya
dilapisi dengan timbal
(Pb) yang berfungsi
sebagai tempat pereaksi
dan menyediakan
permukaan untuk
terjadinya kondensasi
uap.
Peralatan Proses Bilik Timbal
Menara Gay Lussac
Menara ini hampir sama dengan
menara glover berfungsi sebagai
mengikat NO dan NO2 dan
menjaga agar gs gas yang keluar
dari bilik timbal tidak
mengandung gas SO2 agar
NO/NO2 tidak bersifat korosif
Metode Proses Kontak
Metode Proses Kontak
Metode Proses Kontak
Pada langkah pertama, belerang dipanaskan untuk
mendapatkan sulfur dioksida:
S (s) + O2 (g) → SO2 (g)
Sulfur dioksida kemudian dioksidasi menggunakan oksigen dengan
keberadaan katalis vanadium(V) oksida:
2 SO2 + O2(g) → 2 SO3 (g)   (dengan keberadaan V2O5)
Sulfur trioksida diserap ke dalam 97-98%
H2SO4 menjadi oleum (H2S2O7), juga dikenal sebagai asam sulfat
berasap. Oleum kemudian diencerkan ke dalam air menjadi asam
sulfat pekat.
H2SO4 (l) + SO3 → H2S2O7 (l)H2S2O7 (l) + H2O (l) → 2 H2SO4 (l)
Perhatikan bahwa pelarutan langsung SO3 ke dalam air tidaklah
praktis karena reaksi sulfur trioksida dengan air yang
bersifat eksotermik. Reaksi ini akan membentuk aerosol korosif yang
akan sulit dipisahkan.
SO3(g) + H2O (l) → H2SO4(l)
Metode Proses Kontak
Proses Kontak menggunakan pembakaran belerang dan absorpsi tunggal
dengan injeksi udara (pengenceran)
Metode Proses Kontak
Proses Kontak menggunakan pembakaran belerang dan
absorpsi ganda
Metode Proses Kontak
Proses Kontak yang menggunakan pemanggang bijih dan
absorpsi tunggal
Peralatan Proses Kontak
Pembakaran
Belerang cair disemprotkan ke tungku dan dibakar dalam
ledakan udara kering pada sekitar 1300 K. belerang akan
terbakar yang ditandai dengan warna api biru
Udara yang berlebih terdiri 10-12% sulfur dioksida dan
10% oksigen. Gas-gas tersebut sangat panas dan begitu juga
melewati penukar panas (waste heat boiler).
Gas didinginkan sampai sekitar 700 K dan air di pipa
boiler sekitarnya diubah menjadi uap. Dalam pembuatan
satu ton asam sulfat, diproduksi satu ton uap tekanan tinggi.
Peralatan Proses Kontak
Pengolahan Gas Bakar
Gas sulfur dioksida hasil pembakaran mungkin
mengandung karbon dioksida, nitrogen dan berbagai
ketidakmurnian seperti klor, arsen, fluor dan sedikit debu.
Guna mencegah terjadinya korosi oleh gas dari
pembakar, biasanya udara pembakaran dikeringkan
hingga kandungan airnya kurang dali 35 mg/m3.
Gas hasil pembakaran belerang tersebut sebagian besar
kalornya dikeluarkan ke dalam ketel kalor limbah untuk
membangkitkan uap.
Peralatan Proses Kontak
Penukar Kalor dan
Pendingin
Sebelum gas diumpankan
ke dalam konverter, biasanya
suhu diatur agar mencapai
suhu minimum yang
diperlukan supaya katalis
dapat meningkatkan
kecepatan reaksi dengan
cepat, biasanya pada suhu
425°C sampai 440°C
Peralatan Proses Kontak
Konverter
Konverter kimia sulfur dioksida
menjadi sulfur trioksida dirancang
untuk menghasilkan konversi
maksimum.
Konverter biasanya terbuat dari
besi cor dan baja berlapis aluminium.
Peralatan Proses Kontak
Konverter
Peralatan Proses Kontak
Absorber Sulfur Trioksida
Dalam absorber terjadi proses
absorbsi atau penyerapan sulfur
trioksida menggunakan asam sulfat
sebagai penyerapnya.
Dengan bertambah pekatnya asam
penyerap, maka asam diresirkulasi,
asam dari absorber kemudian
diencerkan dengan menambahkan
asam sulfat encer atau air.
Kelebihan asam yang ada
dikeluarkan dari sistem untuk
kemudian dijual.
Peralatan Proses Kontak
Sulfur Melter
Furnace
Blower
Pompa Asam
Pompa Belerang
Pendingin Asam
Pemurnian gas
Perbandingan Efisiensi Proses
Pemekatan
1. Cara Cascade
Asam encer dimasukkan dari atas
dan akan menyiram piringan
piringan yang tahan asam.
piringan ini dibuat bertingkat dan
makin ke bawah makin luas.
kemudian dari bawah
dihembuskan bahan bakar, maka
akan terjadi penguapan dan
hasilnya H2SO4 pekat
Pemekatan
2.Pemanasan Menara
Dengan jalan menyelubungi gas
panas, maka akan menambah tekanan
uap pada asam sulfat. pekerjaan ini
disebut rektifikasi. gas gas yang
bersentuhan dengan asam sulfat
encer, maka asam sulfat sebagian
naik ke atas tetapi uap ini kemudian
bersentuhan lagi dengan asam yang
baru masuk dan turun lagi,
menghasilkan asam sulfat pekat.
Pemekatan
3. Pemekatan Drum:
pemekatan ini dilakukan dengan pemanasan bahan bakar dan
udara dengan cara berlawanan arah sehingga sebagian besar
H2O dalam H2SO4 akan terbawa oleh panas.
Pencemaran
Selain menghasilkan energi,
pembakaran sumber energi fosil
(misalnya: minyak bumi, batu
bara) juga melepaskan gas-gas,
antara lain karbon dioksida
(CO2), nitrogen oksida
(NOx),dan sulfur dioksida
(SO2) yang menyebabkan
pencemaran udara (hujan asam
dan pemanasan global).
Pencemaran
Emisi gas  SO2 ke
udara dapat bereaksi
dengan uap air di
awan dan membentuk
asam sulfat (H2SO4)
yang merupakan asam
kuat. Jika dari awan
tersebut turun hujan,
air hujan tersebut
bersifat asam (pH-nya
lebih kecil dari 5,6
yang merupakan pH
“hujan normal”), yang
dikenal sebagai “hujan
asam”. 
Bahaya
 Sifat-sifat asam sulfat yang korosif diperburuk oleh reaksi
eksotermiknya dengan air. Luka bakar akibat asam sulfat
berpotensi lebih buruk daripada luka bakar akibat asam kuat
lainnya, hal ini dikarenakan adanya tambahan kerusakan
jaringan dikarenakan dehidrasi dan kerusakan termal sekunder
akibat pelepasan panas oleh reaksi asam sulfat dengan air.
Bahaya
 Pembuatan asam sulfat encer juga berbahaya
oleh karena pelepasan panas selama proses
pengenceran. Asam sulfat pekat haruslah
selalu ditambahkan ke air, dan bukannya
sebaliknya. Penambahan air ke asam sulfat
pekat dapat menyebabkan
tersebarnya aerosol asam sulfat dan bahkan
dapat menyebabkan ledakan. Pembuatan
larutan lebih dari 6 M (35%) adalah yang
paling berbahaya, karena panas yang
dihasilkan cukup panas untuk mendidihkan
asam encer tersebut
Pengelolaan Lingkungan
a. Pengolahan limbah gas
Dilakukan dengan pemasangan alat filter yang berfungsi untuk menyaring
partikel gas asam yang mungkin terbawa gas buangan akibat proses
absorbsi kurang sempurna.

b. Pengolahan limbah cair


Menggunakan system netralisasi dan sedimentasi dengan bahan pembuatan
batu kapur, soda ash atau soda kaustik (NaOH).

c. Pengolahan limbah padat


Limbah padat diolah dengan cara mengumpulkannya pada suatu tempat
penampungan dan secara periodic limbah padat tersebut diangkat oleh dinas
kebersihan.

d. Pengolahan limbah yang berupa debu dan kebisingan


Mengadakan penghijauan di sekeliling pabrik, mengisolir sumber bising
dengan tembok, memasang alat penghisap debu, dan mewajibkan karyawan
memakai masker dan ear protector.
MATUR SUWUN

Anda mungkin juga menyukai