Anda di halaman 1dari 39

CASE REPORT CEDERA KEPALA

HEMATOMA EPIDURAL TEMPORAL BASAL


KANAN DAN FRONTAL KANAN DISERTAI
KERNOHAN’S NOTCH SYNDROME
DISUSUN OLEH:
DELLA DAFINA SEKARSARI
MUHAMMAD IQBAL REYNALDI
01 ABSTRAK
Latar Belakang: Epidural hematoma (EDH) adalah akumulasi darah di dalam ruang potensial antara lapisan luar
duramater (selaput pembungkus otak) dan sisi bagian dalam tulang tengkorak. EDH adalah kondisi yang mengancam
jiwa, yang mungkin memerlukan intervensi segera dan dapat dikaitkan dengan morbiditas (kecacatan) dan mortalitas
(kematian) yang signifikan jika tidak ditangani dengan baik.

Kasus: Seorang pasien laki-laki berusia 32 tahun datang ke IGD dengan penurunan kesadaran. Dua belas jam sebelum
masuk rumah sakit pasien terjatuh saat sedang membetulkan kabel listrik. Pasien jatuh dari ketinggian dua meter. Jatuh
posisi kepala tengkurap. Pasien pingsan setelah terjatuh, tidak ada kejang, tidak keluar darah dari telinga, dan keluar
darah dari kedua lubang hidung. Pasien dibawa ke IGD RS Demak dan pasien sadar saat di IGD. Pasien muntah lebih
dari tiga kali. Setelah itu, pasien mengalami penurunan kesadaran, tampak mengantuk, dan mengalami kelemahan
anggota gerak sebelah kanan. Pasien dilakukan pemeriksaan CT scan kepala dan ditemui adanya pendarahan di kepala,
kemudian pasien dirujuk ke RS Dr. Kariadi.

Hasil: Setelah dilakukan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang, pasien didiagnosis EDH pada
temporo basal kanan 25 cc dan EDH frontal kanan 20 cc dan adanya herniasi uncus yang disertai Kernohan’s notch
syndrome.
Diskusi: Mekanisme EDH pada kasus ini disebabkan oleh jatuh dari tempat tinggi. Lokasi EDH pasien
terletak di bagian frontal kanan dan temporal basal kanan yang tampak gambaran hiperdens berbentuk
bikonveks pada CT scan. Akumulasi EDH menyebabkan hernia uncus disertai Kernohan’s notch syndrome.
Pasien ini dilakukan kraniotomi untuk mengevakuasi hematom.

Kesimpulan: Hematoma epidural (EDH) adalah kondisi gawat darurat yang harus segera dilakukan
penanganan. Penyebab umum EDH adalah mekanisme trauma, seperti kecelakaan lalu lintas, serangan fisik
dan jatuh dari ketinggian. EDH menyebabkan peningkatan tekanan intracranial yang harus dievaluasi dan
segera ditangani. Peningkatan tekanan intracranial pada EDH dapat menyebabkan hernia uncus yang
mengancam nyawa. Tatalaksanan EDH adalah tindakan pembedahan yang dilakukan atas dasar temuan
klinis dan indikasinya terhadap tindakan operatif.
02 LATAR BELAKANG
Hematoma Epidural (EDH) adalah akumulasi darah di dalam ruang potensial antara lapisan luar
duramater (selaput pembungkus otak) dan sisi bagian dalam tulang tengkorak. Perdarahan ini
biasanya terbatas pada suture (sambungan tulang tengkorak). EDH adalah kondisi yang
mengancam jiwa, yang mungkin memerlukan intervensi segera dan dapat dikaitkan dengan
morbiditas (kecacatan) dan mortalitas (kematian) yang signifikan jika tidak ditangani dengan baik.
Diagnosis dan evakuasi yang cepat penting untuk hasil yang lebih baik.

Hematoma Epidural (EDH) terjadi pada 2% dari semua cedera kepala dan hingga 15% dari semua
trauma kepala yang fatal. Laki-laki lebih sering terkena daripada perempuan. Selain itu,
kejadiannya lebih tinggi di kalangan remaja dan dewasa muda. Usia rata-rata pasien yang terkena
adalah 20 hingga 30 tahun, dan jarang terjadi setelah usia 50 hingga 60 tahun. Seiring
bertambahnya usia seseorang, dura mater menjadi lebih melekat pada tulang di atasnya. Ini
mengurangi kemungkinan hematoma dapat berkembang di ruang antara tengkorak dan duramater.
03 KASUS
1. Tn. Eri Darma / 32 Th / IGD / Neurotrauma

Primary Survey

A : Nafas spontan(+) snoring (-), gurgling (-) pasien menegerang—> airway clear. Pertahankan cervical

collar -> Airway clear, pertahankan cervical collar, pasang ET

B : R : 22x/menit, reguler (+), kedalaman nafas cukup (+), irama regular , retraksi (-),SpO2 98% on 8 lpm

NRM -> Breathing adekuat

C : Td 141/70 mmhg 101x/mnt, reguler, isi dan tegangan cukup , capp refill <2 detik -> Circulation stabil

D : GCS E1M5V2=8. pupil anisokor 5/3mm, Ref cahaya menurun/+. Hemiparese kanan

E : hematome periorbita, othoragi (+) . VL frontal sudah dijahit


Secondary Survey

A : riwayat alergi disangkal

M : riwayat pengobatan RS demak, inj ketorolac, inj ranitidin

P : Riwayat hipertensi, DM disangkal

L : makan terakhir 7 jam SMRS

E : Jatuh dari ketinggian 2M saat sedang membetulkan kabel listrik


Keluhan utama :

Penurunan kesadaran

RPS :

12 jam SMRS pasien terjatuh saat sedang membetulkan kabel listrik. Pasien tersengat listrik dan jatuh dari

ketinggian 2 M. Jatuh posisi kepala tengkurap. pingsan (+), kejang (-), keluar darah dari telinga (-), keluar

darah dari hidung (+/+). oleh penolong pasien dibawa ke IGD RS Demak. Di IGD Pasien sadar. pasien

muntah >3x. Pasien cenderung mengantuk, pasien kejang (-) muntah (-). Pasien dilakukan CT scan kepala

dikatakan ada perdarahan di dalam kepala. Pasien kemudian di rujuk ke RSDK.

RPD :

Riwayat tekanan darah tinggi disangkal

Riwayat kencing manis disangkal

Riwayat Kejang (-)


04 HASIL PEMERIKSAAN
Pemeriksaan Fisik
Tanda Vital:
TD : 141/89
HR : 102x/min
T : 36,80C
RR : 23x/min
SpO2 : 98% NRM
Pemeriksaan Fisik (Pukul 23.30)
Keadaan Umum : Tampak sakit Berat
Kesadaran : GCS E1M5Vet
Kepala : jejas (+), tampak multiple vulnus laceratum pada frontal, maxilla dextra, telah terjahit dan tertutup kassa, rembes
(-), step off deformity (+), krepitasi (+)
Mata : pupil anisokor 5/3mm, Ref cahaya menurun/+.Hematoma periorbita (+/+)
Hidung : Rhinorrhagia (+/+), Rhinorrhea (-), step off deformity (-), krepitasi (-)
Telinga : Otorrhagia (-/-), otorrhea (-/-), battle sign (-/-), hemotympanum (-/-)
Nn. Craniales : suspek parase nervus III kanan
Leher : jejas (-), nyeri daerah leher (-), step off deformity (-)
Motorik : kekuatan extremitas superior: +menurun/-
gerak extremitas inferior : +menurun/-
kesan hemiparese kanan
Reflex fisiologis : ++ / ++ ++ / ++
Reflex patologis : - / -
Tonus : Normotonus / Normotonus
Trofi : eutrofi / eutrofi
Klonus : - / -
Sensorik : Rangsang nyeri (+)
Autonom : BAK terpasang DC (+), BAB retensio alvi (-)
Thoraks : jejas (-)
•Pulmo :
I : gerak dinding dada (-)
Pa : stem fremitus tidak dapat dinilai
Pe : Sonor seluruh lapangan paru
Au : SDV +/+, RBK -/-, wheezing -/-
•Cor :
I : Ictus cordis tak tampak
Pa : Ictus cordis teraba 2cm medial linea midclavicularis sinistra
Pe : konfigurasi jantung dalam batas normal
Au: BJI-II murni, reguler, gallop (-).
•Abdomen
I : datar, jejas (-)
Au : BU(+) normal
Pe : timpani, pekak sisi tidak meningkat, pekak alih (-)
Pa : supel, defans (-)
Ekstremitas : CRT <2detik, akral hangat (+/+)
Pelvis : kompresi test (-), kesan pelvis stabil
Rectal Toucher : spincter ani tonus cukup, Ampula recti tidak kolaps, Mukosa licin, Prostat teraba tidak membesar, massa (-), BCR (+)
Diagnosis kerja :
•CKB GCS E1M5Vet
•Pupil anisokor sisi kanan
•Hemiparese kanan
•Multiple Vulnus laceratum (Frontal)
•Susp Fraktur basis Cranii fossa anterior
Ip. Dx :
S:-
O : Elektrolit, DR, ur, cr, GDS, PPT/PTTK, diff count, CRP, X-Foto Thorax, X-foto Cervical Ap/Lat cross table, (Pasien telah
membawa MSCT Scan kepala polos dan 3D rekonstruksi untuk melihat tulang wajah,
Tx :
Head up 30o
Oksigenasi 8 lpm tersambung dengan Jackson Rees
Pertahankan Cervical collar
IV line maintenance RL 20 tpm
Ketorolac 30 mg/8 jam intravena
Ranitidine 50 mg/12 jam intravena
Mx : KU, TV, GCS, tanda peningkatan TIK
Ex : Edukasi kepada keluarga mengenai rencana pemeriksaan yang akan dilakukan
CT scan
Kepala
(27/03/2021)
di RS Sunan
Kalijaga
Demak
Interpretasi CT Scan:
· Tampak lesi hiperdens bentuk bikonveks pada regio temporo basal kanan dengan herniasi uncus
volume 25 cc
· Tampak lesi hiperdens bentuk bikonveks pada regio frontal kanan volume 20 cc
· Terdapat midline shifting sejauh 1 cm ke sisi kiri
· Kesan : EDH temporo basal kanan dengan herniasi uncus volume 25 cc, dengan peningkatan TIK
(kernohan notch syndrome), EDH frontal kanan volume 20 cc
CT scan Kepala (27/03/2021)
di RS Sunan Kalijaga Demak
Diagnosis :
•CKB GCS E1M5Vet : 8
•Hemiparese kanan
•Multiple Vulnus laceratum (Frontal)
•EDH temporo basal kanan dengan herniasi uncus volume 25 cc, dengan peningkatan TIK (kernohan notch syndrome)
•EDH frontal kanan volume 20 cc
•Fr linear os frontal kanan
•Fr linear temporal kiri
•Hematosinus maxillaris bilateral
•Luka bakar listrik Grade IV
•Ec. Jatuh dari ketinggian 2 M
Ip. Dx : S : -
O : Swab antigen Cito
Tx :
•Oksigenasi 8 lpm NRM Jackson Rees
•Pertahankan Cervical collar
•Infus RL 20 tpm
•Inj. Ketorolac 30 mg/8 jam intravena
•Inj. Ranitidine 50 mg/12 jam intravena
•Raber dengan TS bedah plastic untuk luka bakar
•kraniotomi evakuasi hematome CITO
Mx : KU, TV, GCS
Ex : Edukasi kepada keluarga mengenai diagnosis, tindakan dan terapi yang akan dilakukan, komplikasi, dan prognosis
05 TATALAKSANA
❏ Pemasangan servikal collar untuk manipulasi adanya gerakan servikal pada
pasien
❏ Pemasangan ET tersambung dengan Jackson Rees dengan aliran 8liter/menit
dengan indikasi GCS 8
❏ Posisikan pasien dengan head up 30o
❏ Pertahankan status hemodinamik pasien dengan pemasangan IV line Ringer
Lactat 20 tpm
❏ Lakukan menejemen nyeri dengan injeksi ketorolac 20mg/8jam IV
❏ Berikan injeksi ranitidine 50mg/12 jam IV untuk proteksi mukosa lambung
❏ Lakukan kraniotomi untuk evakuasi hematom epidural pada tempero basal
kanan
06 DISKUSI
Epidural Hematoma
1. Epidural Hematom (EDH) adalah akumulasi darah ekstra-aksial pada ruang
potensial antara lapiasan luar durameter dan bagian dalam tengkorak
2. EDH umumnya disebabkan oleh trauma (kecelakaan lalu lintas, serangan
fisik, atau jatuh dari tempat tinggi)
3. EDH disebabkan oleh gaya kontak yang besar yang menyebabkan deformasi
calvarium dengan gangguan dura dan pembuluh darah dura
4. EDH adalah kegawatdaruratan dengan prioritas penanganan menstabilkan
pasien meliputi ABC (airway, breathing dan circulatin) dan harus segera

5. Rosenthal AA, Solomon RJ, Eyerly-Webb SA, Sanchez R, Lee SK, Kiffin C, et al. Traumatic epidural hematoma: Patient characteristics and
management. Am Surg. 2017;
6. Tamburrelli FC, Meluzio MC, Masci G, Perna A, Burrofato A, Proietti L. Etiopathogenesis of traumatic spinal epidural hematoma. Neurospine.
2018;15(1).
7. Bhorkar N, Dhansura T, Tarawade U, Mehta S. Epidural hematoma: Vigilance beyond guidelines. Indian J Crit Care Med. 2018;22(7).
Peningkatan TIK
1. Tanda peningkatan TIK
2. Nyeri kepala
3. Perubahan status mental
Lucid interval → hilangnya kesadaran setelah trauma dengan pemulihan
transien lengkap yang diikuti penuruna kesadaran setelahnya
4. Perubahan pada visual
5. Refleks chusing
Trias Chusing → hipertensi, bradikardi, bradipneu
Respon simpatis untuk mempertahankan perfusi darah menuju otak

6. Rosenthal AA, Solomon RJ, Eyerly-Webb SA, Sanchez R, Lee SK, Kiffin C, et al. Traumatic epidural hematoma: Patient characteristics and
management. Am Surg. 2017;
7. Tamburrelli FC, Meluzio MC, Masci G, Perna A, Burrofato A, Proietti L. Etiopathogenesis of traumatic spinal epidural hematoma. Neurospine.
2018;15(1).
8. Bhorkar N, Dhansura T, Tarawade U, Mehta S. Epidural hematoma: Vigilance beyond guidelines. Indian J Crit Care Med. 2018;22(7).
Konsep Perfusi Otak dan TIK

Keterangan:
CPP : Cerebral Perfusion Pressure (mmHg)
MAP : mean arterial pressure dihitung dengan (mmHg)
ICP : intracranial pressure (mmHg)

1. Rosenthal AA, Solomon RJ, Eyerly-Webb SA, Sanchez R, Lee SK, Kiffin C, et al. Traumatic epidural hematoma: Patient characteristics and
management. Am Surg. 2017;
2. Tamburrelli FC, Meluzio MC, Masci G, Perna A, Burrofato A, Proietti L. Etiopathogenesis of traumatic spinal epidural hematoma. Neurospine.
2018;15(1).
3. Bhorkar N, Dhansura T, Tarawade U, Mehta S. Epidural hematoma: Vigilance beyond guidelines. Indian J Crit Care Med. 2018;22(7).
Anatomi Uncus dan Tentorial Notch
- Uncus adalah bangunan yang terletak pada regio temporal media yang berada
di supratentorial terhubung dengan subtentorial memalaui tentorial notch
- Bagunan yang mengisi tentorial notch
- mesencephalon
- N. III
- a. Secrebral posterior dan a. Cerebral superior

1. Rosenthal AA, Solomon RJ, Eyerly-Webb SA, Sanchez R, Lee SK, Kiffin C, et al. Traumatic epidural hematoma: Patient characteristics and
management. Am Surg. 2017;
2. Tamburrelli FC, Meluzio MC, Masci G, Perna A, Burrofato A, Proietti L. Etiopathogenesis of traumatic spinal epidural hematoma. Neurospine.
2018;15(1).
3. Bhorkar N, Dhansura T, Tarawade U, Mehta S. Epidural hematoma: Vigilance beyond guidelines. Indian J Crit Care Med. 2018;22(7).
Herniasi Uncus
- Herniasi uncus adalah pergeseran uncus masuk kedalam tentorial notch dan
menyebabkan penenakan pada bangunan di tentorial notch yang disebabkan
oleh meningkatnya TIK
- tanda:
- hilangnya kesadaran
- pelebaran pupil ipsilateral (kompresi N III)
- hemiparese kontralateral (kompresi traktus kortikospinal)

1. Rosenthal AA, Solomon RJ, Eyerly-Webb SA, Sanchez R, Lee SK, Kiffin C, et al. Traumatic epidural hematoma: Patient characteristics and
management. Am Surg. 2017;
2. Tamburrelli FC, Meluzio MC, Masci G, Perna A, Burrofato A, Proietti L. Etiopathogenesis of traumatic spinal epidural hematoma. Neurospine.
2018;15(1).
3. Bhorkar N, Dhansura T, Tarawade U, Mehta S. Epidural hematoma: Vigilance beyond guidelines. Indian J Crit Care Med. 2018;22(7).
Konsep Dekusasi Kortikospinal
- Hemiparesis kontralateral disebabkan oleh adanya dekusasi traktus
kortikospinal
- Traktus kortikospinal berjalan di depan crus media di mesencephalon dan
mengalami persilangan di medula oblongata

1. Rosenthal AA, Solomon RJ, Eyerly-Webb SA, Sanchez R, Lee SK, Kiffin C, et al. Traumatic epidural hematoma: Patient characteristics and
management. Am Surg. 2017;
2. Tamburrelli FC, Meluzio MC, Masci G, Perna A, Burrofato A, Proietti L. Etiopathogenesis of traumatic spinal epidural hematoma. Neurospine.
2018;15(1).
3. Bhorkar N, Dhansura T, Tarawade U, Mehta S. Epidural hematoma: Vigilance beyond guidelines. Indian J Crit Care Med. 2018;22(7).
Kernohan’s Notch Syndrome
- Hemiparesis kontralateral disebabkan oleh adanya dekusasi traktus
kortikospinal
- Traktus kortikospinal berjalan di depan crus media di mesencephalon dan
mengalami persilangan di medula oblongata

1. Rosenthal AA, Solomon RJ, Eyerly-Webb SA, Sanchez R, Lee SK, Kiffin C, et al. Traumatic epidural hematoma: Patient characteristics and
management. Am Surg. 2017;
2. Tamburrelli FC, Meluzio MC, Masci G, Perna A, Burrofato A, Proietti L. Etiopathogenesis of traumatic spinal epidural hematoma. Neurospine.
2018;15(1).
3. Bhorkar N, Dhansura T, Tarawade U, Mehta S. Epidural hematoma: Vigilance beyond guidelines. Indian J Crit Care Med. 2018;22(7).
Pada kasus
1. Mekanisme EDH disebabkan oleh jatuh dari tempat tinggi
2. Lokasi EDH pasien terletak di bagian frontal kanan dan temporal
basal kanan yang disertai hernia uncus
3. Pasien mengalami fraktur linier pada os fontal kanan dan temporal
kiri
Guideline for the Surgical Management of Traumatic Brain Injury
Penanganan konservatif
- Volume EDH < 30 ml
- Diameter bekuan < 15 mm
- Pergeseran garis tengah < 5 mm
- GCS > 8 dan pada pemeriksaan fisik tidak menunjukan adanya neurologis
fokal
Lakukan observasi ketat dengan pemeriksaan neurologis

1. Bullock MR, Chesnut R, Ghajar J, Gordon D, Hartl R, Newell DW, et al. Guidelines for the Surgical Management of Traumatic Brain Injury
Author Group. Neurosurgery. 2006;58(3)
2. Basamh M, Robert A, Lamoureux J, Saluja RS, Marcoux J. Epidural Hematoma Treated Conservatively: When to Expect the Worst. Can J
Neurol Sci. 2015;43(1).
Guideline for the Surgical Management of Traumatic Brain Injury
Rekomendasi tindak operatif
- EDH akut
- Volume EDH > 30, terlepas berapapun nilai GCS pasien
- GCS < 9 disertai pupil anisokor
Tindakan operasi yang dilakukan adalah kraniotomi dan evakuasi hematom untuk
menurunkan tekanan TIK

1. Bullock MR, Chesnut R, Ghajar J, Gordon D, Hartl R, Newell DW, et al. Guidelines for the Surgical Management of Traumatic Brain Injury
Author Group. Neurosurgery. 2006;58(3).
2. Gutowski P, Meier U, Rohde V, Lemcke J, von der Brelie C. Clinical Outcome of Epidural Hematoma Treated Surgically in the Era of Modern
Resuscitation and Trauma Care. World Neurosurg. 2018;118.
Pada kasus
Pasien tindakan kraniotomi menjadi pilihan karena pada penilaian status
neurologis didapati GCS < 9 dan adanya pupil anisokor
06 KESIMPULAN
Hematoma Epidural (EDH) adalah keadaan gawat darurat yang harus
segera dilakukan penanganan. Penyebab umum EDH adalah trauma karna
kecelakaan lalu lintas, serangan fisik, atau jatuh dari tempat tinggi.
Penanganan EDH dapat berupa tatalaksana konservatif atau tindakan
pembedahan yang dilakukan atas dasar temuan klinis.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai