pada Lansia SHINTHA SILASWATI Tujuan Pembelajaran 1. Review faktor yang menyebabkan lansia berisiko mengalami malnutris 2. Mendiskusikan metode untuk men-skrining dan mengkaji status nutrisi pada lansia 3. Menentukan intervensi keperawatan yang sesuai bagi lansia yang berisiko atau sudah mengalami gangguan nutrisi. Status Nutrisi Keseimbangan intake nutrisi dengan kebutuhan fisiologis dan rata-rata metabolik (DiMaria-Ghalili, 2002) Masalah nutrisi pada lansia kadang tidak disadari, padahal dapat menyebabkan kesakitan, kematian, dan penurunan kualitas hidup. Prevalensi Selama dirawat, 38.7% lansia mengalami gangguan nutrisi dan 47.3% berisiko mengalami Lebih dari setengah lansia yang dirawat di RS tidak menghabiskan porsi makannya dan meningkatkan resiko kematian (Hiesmayr et al., 2006) Faktor resiko malnutrisi pada lansia Dietary kehilangan selera makan, gangguan makan dan menelan, makan dalam porsi sedikit, dan makan kurang dari dua kali sehari Faktor ekonomi Faktor psikososial kesepian, kehilangan pasangan, isolasi. Penurunan status fungsional penyakit kronis Xerostomia (mulut kering) Personal hygiene yang kurang baik Penurunan fungsi pengecapan Malnutrisi menyebabkan perpanjangan masa perawatan (Pichard et al., 2004) Pengkajian Mengkaji malnutrisi dan faktor resiko Mini Nutritional Assessment Pengkajian tinggi badan dan berat badan Hitung jumlah intake makanan Periksa laboratorium sesuai indikasi, seperti kadar albumin (merupakan prediktor kuat (Sullivan et al., 2005)), Hb. Pengkajian Tentukan apakah lansianya cannot eat, should not eat, or will not eat Identifikasi faktor penghambat terkait ingesti, digesti, atau arbsorbsi Apakah terdapat masalah penyakit akut atau kronis Parameter Pengkajian Pengkajian umum Pengkajian subyektif termasuk pengkajian riwayat kesehatan dan gejala Riwayat/ status sosial Interaksi obat dan makanan Keterbatasan fungsional Status psikologis Pengkajian obyektif/ pemeriksaan fisik Intake makanan Pengkajian resiko malnutrisi Amtropometri Pemeriksaan level protein Diagnosis Keperawatan 00002 Imbalanced nutrition: less than body requirements 00163 Readiness for enhanced nutrition Strategi Keperawatan Kolaborasi sesuai kebutuhan Kurangi masalah mulut kering Menghindari makanan asin, pedas, asam, alkohol dan rokok Jika pasien tidak memiliki demensia dan gangguan menelan maka berikan permen keras/ permen karet less sugar untuk merangsang saliva Beri pelembab bibir Minum air/ membasahi mulut secara berkala Pertahankan intake nutrisi yang adekuat 30 kcal/kg BB 0.8-1g/Kg protein per hari Tidak lebih dari 30% kalori dari lemak Tingkatkan asupan oral Kaji tingkat kemampuan klien makan dalam 24 jam pertama masuk rumah sakit Perhatikan pada saat waktu makan, berapa banyak yang dimakan dan bantuan apa yang diperlukan Jika klien memerlukan bantuan, pastikan ada perawat/ keluarga yang membantu memberikan makan Dorong keluarga berkunjung pada jam makan Minta keluarga membawa makanan favorit jika memungkinkan Tanyakan makanan kesukaan klien dan hargai Anjurkan makan porsi kecil namun sering Berikan perawatan mulut yang adekuat Ciptakan lingkungan yang mendukung untuk makan Pindahkan bedpans, urinals, dan lainnya pada saat jam makan Berikan analgesik dan antiemetik sesuai jadwal akan mengurangi nyeri dan mual selama makan Berikan makan ditempat duduk jika klien bisa duduk Ciptakan lingkungan yang tenang dan rileks Berikan makanan dalam keadaan hangat Jangan ganggu pasien untuk kegiatan keperawatan selama makan Kolaborasi dengan pakar nutrisi Berikan suplemen oral jika diperlukan Untuk tindakan yang memerlukan NPO maka usahakan lansia mendapatkan tindakan cepat sehingga menurunkan waktu puasa Intervensi Selagi saluran pencernaan dapat berfungsi dengan baik maka upaya prioritas adalah mempertahankan intake oral Dapat berkolaborasi dengan speech therapist, occupational therapists, physical therapists, psychiatrists, and/or dietitians untuk mendorong lansia mampu makan sendiri Kolaborasi pemberian suplemen jika diperlukan Jika terdapat kontraindikasi pemberian melalui GIT maka pemberian parenteral perlu dilakukan Kaji secara berkala kemampuan makan lansia Evaluasi/ Hasil yang diharapkan Pasien Menunjukan peningkatan indikator status nutrisi Menunjukan peningkatan status fungsional dan kesejahteraan