Anda di halaman 1dari 45

TAHAPAN BUDIDAYA TANAMAN

1. Persiapan Benih/Pembibitan
2. Persiapan Lahan
3. Penanaman
4. Pemeliharaan
5. Panen
6. Pasca Panen
1. PERSIAPAN BENIH
BENIH SEBAGAI BAHAN PEMBIBITAN HARUS MEMENUHI
PERSYARATAN MUTU BENIH

GENETIK : SIFAT KEUNGGULANNYA TERUJI

FISIOLOGIS : HARUS HIDUP, SEHAT (Bebas OPT),


BERVIABILITAS & VIGOR TINGGI
TAHAN SIMPAN

FISIK : BERNAS, KUAT, TIDAK TERCAMPUR JENIS


LAIN & KOTORAN
BENIH TANAMAN OBAT UNGGUL

Memiliki kandungan bahan aktif jelas dan memenuhi


kriteria (Standard) yang telah ditetapkan
(Vademekum/Farmakope Herbal)
PEMBIBITAN TANAMAN OBAT
Pembibitan :
 Upaya menumbuhkan benih sebagai bahan
tanaman pada TOGA
 Kepastian bahwa tanaman yang akan ditanam
dapat tumbuh
 Seragam pertumbuhaannya
 Produktivitas tanaman dapat maksimal.
PERSYARATAN PEMBIBITAN

Tersedia sumber air


Bahan tanaman
Mutu fisik, fisiologis dan genetik tinggi
Media tumbuh
Gembur, subur, murah, mudah didapat, porus
Campuran tanah, pupuk kandang dan sekam padi
dengan perbandingan 1:1:1,
tanah + pupuk kandang perbandingan 1 : 2 atau 1 :3
Naungan

 Mengatur sinar matahari yang masuk ke pembibitan berkisar


antara 30 - 60%
 Menciptakan iklim mikro yang ideal bagi pertumbuhan bibit
 Menghindarkan bibit dari sengatan matahari langsung yang
dapat membakar daun muda

 Menurunkan suhu tanah di


siang hari
 Memelihara kelembaban
tanah
 Mengurangi derasnya
curahan air hujan dan menghemat
penyiraman air
Jenis naungan

Atap plastik hijau meneruskan sinar sebesar


40-60%

Paranet dari bahan plastik atau nylon, paranet tipe 55 dan


45

Naungan sederhana dari anyaman bambu, daun


kelapa dan sebagainya, yang disusun sedemikian rupa,
sehingga menghasilkan sinar masuk sekitar 50%.
CARA PEMBIBITAN/PERBANYAKAN BENIH

1. Metode inkonvensional/in vitro kultur jaringan

2. Metode konvensional
- Generatif atau Biji
- Vegetatif:
Melalui rimpang
Melalui serpihan anakan/stump
Melalui setek/cangkok/sambung
BENIH TANAMAN OBAT

SEBAGIAN BESAR DIPERBANYAK SECARA VEGETATIF, SEBAGIAN


SECARA GENERATIF

Serpihan anakan Setek Biji/True seeds


PERBANYAKAN BENIH KONVENSIONAL

Generatif atau Biji


 Berasal dari pohon induk yang cukup umur dan mempunyai
produktivitas tinggi
 Masak optimal
 Umur kemasakan biji dan ukuran seragam
 Dikecambahkan di tempat/bak perkecambahan
 Media perkecambahan campuran tanah dan pupuk kandang/kompos
dengan perbandingan 1 : 2 atau 1 : 3
 Dapat juga menggunakan media pasir atau cocopit
Biji yang sudah berkecambah dan tumbuh
mempunyai 2 – 4 helai daun, pilih
pertumbuhan bibit yang seragam
Pindahkan ke polybag dengan media tanah +
pupuk kandang (1 : 2 atau 1 : 3).
Ukuran polybag tergantung ukuran biji/bibit tanaman,
Biji yang kecil seperti sambiloto dan purwoceng cukup ukuran
polybag 10 x 15 cm,
Ukuran biji besar seperti mahkota dewa menggunakan
ukuran polybag 15 x 22 cm.
 Bibit yang sudah tumbuh optimal, terlihat akarnya sudah
keluar dalam jumlah banyak
 Bibit dapat dipindah ke lapang produksi, lebih kurang umur
bibit 2 – 3 bulan di pembibitan
TO buah/bunga mudah pecah dan bijinya berhamburan di bawah
tanaman sebelum sempat dipanen:
 Bibit yang sudah tumbuh di sekitar tanaman dipindahkan ke
polybag
 Pemindahan dilakukan secara hati-hati, jangan sampai
merusak akar, kalau perlu menggunakan alat bantu.
 Bibit yang telah dipolybag ditempatkan di bedeng sapih
 Menggunakan naungan, paranet, atap plastik, atap dari
daun dan lainnya
 Bibit dipelihara terutama penyiramam, menggunakan
embrat/gembor, penyiangan, pemupukan, pengendalian
OPT
Pembibitan Secara Vegetatif

 Rimpang, umbi, setek, serpihan anakan,


cangkok, dan okulasi

 Rimpang, setek & serpihan anakan


paling banyak dilakukan
Pemilihan Benih Rimpang
• Benih berupa rimpang pada
umumnya panen umur 9 BST. (jahe,
kunyit, kencur)
• Ditandai dengan luruhnya daun
• Lengkuas 12-14 BST
PENEN
RIMPANG DAUN MULAI KERING
Pembibitan dengan Rimpang
 Temu-temuan: jahe, kencur, kunyit,
temulawak, temu putih, lengkuas, dll
 Benih diperoleh dari tanaman induk yang
sehat, cukup umur, produktivitas tinggi,
varietas jelas
 Siapkan tempat pembibitan/tempat
persemaian
 Bedengan bermedia tumbuh tanah, cocopit,
pasir atau rak-rak yang beralaskan seperti
jerami kering yang dilembabkan atau bahan
 Media perkecambahan harus bebas OPT
Penyemaian benih dilakukan selama 2-4
minggu, tunas sudah tumbuh, panjang
tunas sekitar 0,50 cm,

Benih siap tanam langsung dipindahkan ke


lapang produksi, tanpa melalui pembibitan
di media polybag
Pembibitan dengan Serpihan Anakan

Banyak dilakukan pada tanaman pegagan, lidah buaya,


daun dewa, kapolaga, lengkuas

Bibit dipisahkan tanaman dari pohon induknya, kenudian


dipindahkan ke dalam polybag

Media tanah dan pupuk kang perbandingan 1 : 2 atau 1 ; 3

Ukuran polybag berdasarkan ukuran fisik tanaman,


ukuran 10 x 15 cm, atau 15 x 22 cm

Serpihan anakan yang dipindahkan biasanya sudah


mempunyai 3 – 4 helai daun
Bibit didalam dipolibag ditempatkan di bedeng
sapih

Menggunakan naungan, dapat terbuat dari


paranet, atap plastik, atap dari daun dan lainnya

Bibit dipelihara terutama penyiraman,


penyiangan, pemupukan, pengendalian OPT

Bibit yang sudah tumbuh optimal, terlihat


akarnya sudah keluar dalam jumlah banyak

Bibit dapat dipindah ke lapang produksi, setelah


lebih kurang selama 2 – 3 bulan di pembibitan
Pembibitan dengan Setek

Tanaman obat yang diperbanyak dengan setek:


kumis kucing, cabe jawa, nilam, sambung nyawa dll

Umur bahan setek optimal, contoh kumis kucing 3-4


bulan, nilam setalah tanaman umur 6 bulan

Setek diperoleh dari tanaman sehat berproduksi tinggi

Jenis setek berupa setek pucuk dan batang


 Setek pucuk diperoleh dari pucuk tanaman, biasanya jenis
setek ini lebih cepat tumbuh dibandingan dengan setek
batang
 Namun kelemahan setek pucuk viabilitasnya lebih cepat
menurun, harus segera disemaikan setelah pengambilan
dari pohon induknya
 Setek batang yaitu setek berasal dari batang atau cabang
setelah setek pucuknya diambil
 Setek batang diambil dari cabang dan batang yang jangan
terlalu tua, karena daya tumbuhnya lambat
 Dalam satu cabang atau batang dapat diambil 3 setek, satu
setek pucuk dan dua setek batang
 Pada kondisi lembab setek dapat disimpan selama 1-3 hari
 Ukuran panjang setek lebih kurang 20 cm,
posturnya lurus, tidak rusak/luka, bernas

 Setek diperlakukan dengan seed treatment,


menggunakan fungisida, bakterisida dan
insektisida untuk menghidari serangan OPT

 Setek ditanam di pembibitan berupa polybag


ukuran polibag 10 x 15 cm atau 15 x 22 cm
tergantung ukuran bibit

 Menggunakan media tumbuh campuran


tanah dan pupuk kandang atau cocopit,
dengan perbadingan 1 : 2 atau 1 : 3
2. Persiapan Lahan
 Lahan dibersihkan dari semak belukar kemudian dicangkul sedalam 30 cm dan
diratakan.
 Saluran drainase dibuat untuk menghindari genangan yang dapat mengganggu
pertumbuhan dan menimbulkan penyakit
 Disiapkan lubang tanam ukuran: 40 x 60 x 40 cm (tergantung jenis tanaman)
 
 
 
3. Penanaman
 Penanaman biasa dilakukan pada awal musim hujan, di lahan kering atau
sawah. Karena ketersediaan air, produkstivitas di sawah lebih tinggi
 Jarak tanam yang digunakan 40 cm x 40 cm, 40 cm x 50 cm, 40 cm x 60 cm,
atau 60 cm x 60 cm
 Pada lubang tanam diberi pupuk kandang/kompos
 
4. Pemeliharaan
 Penyiraman pada musim kemarau
 Penyiangan agar gulma tidak mengganggu pertumbuhan tanaman
 Pemangkasan ranting/daun  Pembentukan kanopi
 Pemupukan: Pupuk kandang/kompos
 Pengelolaan organisme pengganggu tanaman (OPT)/Pemberantasan Hama

Cara Pembuatan Kompos:


 Bahan organik (seresah/daun kering) dicacah kecil
 Siramkan decomposer (EM4) 1 sdm/L air/25 kg bahan organik), 2 kali (pada awal
pembuatan dan 1 minggu kemudian)
 Aduk rata, ditutup terpal/plastik selama 1 bulan
 Setiap minggu diaduk-aduk
Dilakukan pada saat kualitas tanaman optimal sesuai dengan kebutuhan

Peralatan dan tempat harus bersih dan bebas dari cemaran

Alat potong atau panen dipilih dengan tepat untuk mengurangi terikutnya
bahan atau tanah yang tidak diperlukan

Tidak ada gulma berbahaya yang tercampur dalam panenan


Bahan yang rusak atau busuk harus dibuang

Bahan yang dipanen tidak boleh terkena tanah. Pengangkutan dalam wadah
yang kering (keranjang, kantong, karung, dll)

Wadah harus tidak terlalu penuh sehingga bahan tidak tertumpuk terlalu berat
dan tidak rusak.

Selama pengangkutan dijaga agar tidak terkena panas berlebihan (Suhu


tinggi bisa terjadi fermentasi / busuk).

Bahan dijaga dari gangguan hama (hama gudang), tikus, dan binatang
peliharaan
PEMANENAN

Masak fisiologis (matang)


Biji Kulit polong berubah dari hijau menjadi
agak kekuningan

Panen muda mutunya kurang bagus dan


Buah aroma tidak enak
Waktu Panen
Panen terlambat : kualitas turun, buah
lembek dan busuk

Daun Panen muda : kandungan bahan


aktif rendah
Panen sebelum bunga mekar
PEMANENAN
Umur 9-12 bulan setelah tanam.
Rimpang Bagian tanaman di atas permukaan
tanah sudah mulai mengering

Kuncup (segar) Minyak atsiri


Waktu panen Bunga
Mekar (kering)

Herba Pertumbuhan vegetatif sudah maks.


tetapi belum berbunga
→ Cara pengeringan
dijemur (dengan dan tanpa kain hitam)
Pengeringan dioven (suhu rendah), blower
fresh dryer
Penyimpanan wadah (kantong plastik, karung, keranjang)
tempat (ruangan, suhu, kelembaban)
Tidak ada kontaminan / cros kontaminan

→ CARA dan WAKTU PANEN


 Sambiloto : sebelum berbunga
 Kunyit, temulawak : daun menguning & luruh
 Daun jati belanda, salam, jambu biji : daun matang fisiologis
 Cabe jawa : matang (hijau kuning ke merahan)
merah minyak atsiri turun
6. PASCA PANEN

Tujuan penanganan pasca panen :

 Untuk menghasilkan produk tanaman obat terstandar

 Memperoleh khasiat yang optimal

 Mendapatkan nilai ekonomis yang tinggi

 Menambah pendapatan
PROSES PASCA PANEN

PASCA PANEN

PENYORTIRAN PENCUCIAN PERAJANGAN

Pemisahan bahan Penyemprotan Pisau, alat perajang lain


baik dan buruk, , dibilas sampai bersih Ketebalan
tua dan muda,gulma, tanah, ,ditiriskan dikeringanginkan, Jahe 6-7 , temulawak
pasir disortir, disimpan, diolah lebih 7-8 mm :
lanjut atau dijual . Kunyit, kencur: 3-5 mm
Bentuk irisan :
Membujur, slice dan split
Gambar . Cara Merajang dengan Alat Tradisional
Gambar alat perajang temu-temuan
Blower Fresh dryer Rak pengering
Gambar. Pengeringan dengan sinar matahari ditutup kain hitam
BATAS MAKSIMAL SUSUT PENGERINGAN
BAHAN NABATI YANG DIANJURKAN
BAHAN NABATI BATAS MAKSIMAL SP

Daun 5%

Kayu 10 %

Kulit buah 8%

Kulit batang 10 %

Herba 8%

Bunga 5%
Lanjutan

Akar 10 %

Bulbus 8%

Buah 8%

Biji 10 %

Rimpang 8 -10%

Pucuk 8%
Tidak boleh menyimpang dari bau dan warna aslinya.
Tidak boleh mengandung lendir, cendawan ataupun kotoran-kotoran
lainnya.
Bebas dari serangga, fragmen hewan atau kotoran.
Tidak boleh mengandung bahan yang beracun dan berbahaya.
Kadar air maksimal 10%
Bahan organik asing maksimal 2%

Anda mungkin juga menyukai