Anda di halaman 1dari 15

NILAI-NILAI DALAM KEARIFAN LOKAL SUKU SASAK

 KEARIFAN LOKAL MERUPAKAN SESUATU


(ADAT/NORMA, KEBIASAAN, BUDAYA, KEPERCAYAAN)
YG TELAH DIANUT SECARA TURUN TEMURUN YG
MENGATUR POLA INTERAKSI INDIVIDU DALAM
KOMUNITASNYA
 KARENA DIANGGAP BERMANFAAT SEHINGGA
MASYARAKAT MASIH MENGANUTNYA HINGGA SAAT
INI
BENTUK-BENTUK KEARIFAN LOKAL

Sejak masa lampau etnis Sasak telah


mengenal tentang wadah yang
menjadi induk dalam kehidupan
bermasyarakat mereka. Wadah itu
dikenal dengan istilah karma atau
krame
Konsepsi ini teraktualisasikan atau
terjabarkan dalam kehidupan sehari-hari
masyarakat Sasak sejak masa lampau.
Sehingga pelaksanaan dari konsepsi kultural
itu telah menjelma menjadi berbagai elemen
atau unsur yang tidak terpisahkan.
Apa itu krama?

Krama, yaitu institusi adat yang


memayungi kearifan lokal. Terdiri dari
2 (dua) macam:
 Krama sebagai lembaga adat
 Krama sebagai aturan pergaulan
sosial
Krama Sebagai Lembaga Adat
1. Krama banjar urip pati, Krama
banjar lebih banyak bergerak pada
banjar yang terkait urusan orang
hidup dan orang yang mati.
Jenisnya antara lain krama banjar
subak, krama banjar merariq,
krama banjar mate, dan krama
banjar haji
2. Krama gubuk, yaitu bentuk krama adat yang
ber-anggotakan seluruh masyarakat dalam
suatu gubuk (dasan, dusun, kampung) tanpa
kecuali. Keanggotaan krama tidak memandang
bulu asalkan secara adat dan administratif yang
bersangkutan adalah pen-duduk yang sah di
dalam gubuk.
3. Krama desa, yaitu majelis adat
tingkat desa, terdiri dari Pemusungan
(Kepala Desa Adat), Juru Arah
(Pembantu Kepala Desa), Lang-Lang
Desa (Kepala Keamanan Desa), Jaksa
(Hakim Desa), Luput (Koordinator
Kesejahteraan Desa), Kiai Penghulu
.
Krama sebagai aturan pergaulan sosial
1. Titi krama,merupakan adat yang
diatur awig-awig sebagai hasil
kesepakatan adat dari seluruh
masyarakat adat. Jika dilanggar,
dikenakan sanksi sosial atau sanksi
moral seperti adat bejiran
(bertetangga), adat nyangkok
(menginap di rumah pacar).
2.Bahasa krama,merupakan budi pekerti,
sopan santun atau tata tertib adat yang
diatur dalam awig-awig adat yang harus
dilakukan dengan bahasa lisan dan bahasa
tubuh yang santun dan tertib. (tata bahasa,
indit bahasa, rangin bahasa, paribahasa).
3. Aji krama, merupakan harga
adat komunitas atau juga harga
status sosial seseorang atau nilai
martabat kekerabatannya. Aji
krama ini mencerminkan
pengakuan terhadap status sosial
sesorang dalam masyarakat.
TIGA KATEGORI KEARIFAN LOKAL SUKU SASAK
1. Bidang politik, sosial, kemasyarakatan,
tercermin dari 10 (sepuluh) macam “saling”
yaitu saling jot/perasak,, Salingpesilaq, saling
pelangarin (saling layat), saling ayoin (saling
kunjung-mengunjungi), saling ajinin ,, saling
jangoq, saling bait, saling wales/bales (saling
balas semu budi /kebaikan), saling
tembung/sapak(saling tegur sapa), saling saduq
(saling mempercayai dan saling ilingan/peringet,
yaitu saling mengingatkan satu sama lain.
2.Bidang ekonomi perdagangan, tercermin dari tiga
(tiga saling)yaitu:
 saling peliwat (suatu bentuk menolong seseorang
yang sedang pailit.
 saling liliq/gentik (suatu bentuk menolong kawan
dengan membantu membayar hutang tanggungan
sahabat atau kawan, dengan tidak memberatkan.
 saling sangkul/sangkol/sangkon (saling menolong
dengan memberikan bantuan material terhadap
kawan yang sedang menerima musibah dalam
usaha perdagangan).
3.Bidang adat budaya, tercermin dari:
 saling tulung (bentuk tolong menolong atau
bergotong royong dalam membangun rumah dll.
 saling sero-balas (receiprocet system)  saling
tolong dalam mengolah sawah, tanam padi,
pemanenan dll.

Nilai-nilai kearifan lokal dalam komunitas Sasak yang


tinggi dan sangat cocok diterapkan dalam kehidupan
dewasa ini dan di masa depan termasuk bidang
kesehatan

TUGAS: NILAI-NILAI KULTURAL YG MANA YG DAPAT


SAUDARA INTEGRASIKAN DALAM SKD?
SESENGGAK
Sesenggak, yaitu ungkapan bahasa
(tradisional) yang berbentuk peribahasa
dan pepatah sebagai perekat pergaulan
masyarakat Sasak. Dalam ajaran sesenggak
banyak terkandung ajaran-ajaran dan nilai-
nilai tradisional/kearifan tradisional, seperti
mengajarkan tentang ketuhanan,
pendidikan, moral, hukum dan sebagainya.
1.Adeqte tao jauq aiq, supaya kita dapat membawa air,
(maknanya bahwa dalam suatu perselisihan atau
pertengkaran yang sedang terjadi dan memanas, kita harus
mampu menjadi pendingin).

2. Besual/besiaq cara anak kemidi, bertengkar cara anak


bersandiwara atau jelasnya bertengkar seperti cara pemain
sandiwara (maknanya boleh saja kita berselisih pendapat,
tetapi tidak boleh menyimpan dendam).

3. Empak bau, Aiq meneng, Tunjung tilah,. Walau ikan berhasil ditangkap
tetapi air/tetap jernih, bunga teratai tetap utuh (tidak terkoyak),
mengandung makna bahwa dalam mengatasi dan menyelesaikan suatu
perselisihan/masalah, agar diupayakan supaya suasana tetap tenang,
masyarakat tidak panik, lingkungan masyarakat tidak tertanggu.
(Menyelesaikan masalah secara win-win solution).

Anda mungkin juga menyukai