Anda di halaman 1dari 65

Learning objective

1. Mahasiswa/i mampu menjelaskan fisiologi dari menstruasi normal.

2. Mahasiswa/i mampu menjelaskan patofisiologi nyeri haid

3. Mahasiswa/i mampu menjelaskan jenis-jenis gangguan haid.

4. Mahasiswa/i mampu menjelaskan perdarahan uterus abnormal.

5. Mahasiswa/i mampu menjelaskan tentang infertilitas.

6. Mahasiswa/i mampu menjelaskan alur penegakan diagnosis terkait skenario

7. Mahasiswa/i mampu menjelaskan etiologi dan faktor resiko terkait skenario.

8. Mahasiswa/i mampu menjelaskan pemeriksaan penunjang yang bisa dilakukan untuk penegakan diagnosa terhadap temuan
tumor pada pelvis.

9. Mahasiswa/i mampu menjelaskan diagnosis kemungkinan terhadap temuan tumor pada regio suprapubik; tumor jinak dan/atau
tumor ganas.

10. Mahasiswa/i mampu menjelaskan tatalaksana terkait skenario: terapi farmakologik dan/atau terapi non farmakologik.

11. Mahasiswa/i mampu menjelaskan komplikasi dan edukasi terhadap pasien sesuai skenario.
01 Fisiologi dari menstruasi
normal
02 Patofisiologi nyeri Haid.
Patofisiologi Terkait Skenario

Skema disamping menunjukkan


Click icon to add picture
pengaruh dari hipotalamus-
pituitari-ovarium dan uterus
terhadap terjadinya siklus
menstruasi. Secara fisiologi,
kompartemen-kompartemen ini
membantu dalam terjadinya
menstruasi. Jika terjadi gangguan
pada kompartemen-kompartemen
tersebut maka akan
mengakibatkan terjadinya
amenore.
Sherwood L. Fisiologi manusia dari sel ke sistem. 8th ed.
Jakarta; EGC: 2014
Kompartemen-kompartemen dapat dibagi menjadi:
1. kompartemen I, gangguan pada uterus
2. kompartemen II, gangguan pada ovarium
3. kompartemen III, gangguan pada hipofisis anterior
4. kompartemen IV, gangguan pada sistem saraf pusat (hipotalamus)

Sherwood L. Fisiologi manusia dari sel ke sistem. 8th ed. Jakarta; EGC: 2014
03 Jenis-jenis Ganguan Haid.
Menurut jumlah perdarahan
1)Hipomenoria
Perdarahan menstruasi yang lebih pendek atau lebih sedikit dari biasanya. Hipomenorea
tidak mengganggu fertilitas. Hipomenoria adalah perdarahan dengan jumlah darah
sedikit (<40 ml), melakukan pergantian pembalut 1-2 kali perhari, dan berlangsung 1-2
hari saja.
Hipomenoria disebabkan oleh karena kesuburan endometrium kurang akibat kurang
gizi, penyakit menahun, maupun gangguan hormonal sering desebabkan karena
gangguan endokrin. Kekurangan Esterogen maupun progesteron, stenosis hymen,
stenosis serviks uteri, sinekia uteri (sindrom asherman)
2)Hipermenoria
Perdarahan mesntruasi yang lebih lama atau lebih banyak dari biasanya (lebih dari 8
hari) dan mengganti pembalut 5-6 kali per hari. Pernyebab hipermenoria bias berasal
dari Rahim berupa mioma uteri (tumor jinak dari otot Rahim, infeksipada Rahim atau
hyperplasia endometrium / penebalan lapisan Rahim). Dapat juga disebabkan kelainan
diluar Rahim (anemia, gangguan pembekuan darah), juga bias disebabkan kelainan
hormone (gangguan endokrin).
Menurut siklus atau durasi
perdarahan
1)Polimenoria
Sisklus menstruasi tidak normal, lebih pendek dari biasanya atau kurang dari 21
hari. Wanita dengan polimenoria akan mengalami menstruasi hingga dua kali atau
lebih dalam sebulan, dengan pola teratur dan jumlah perdarahan yang relative sama
atau lebih banyak dari biasanya. Polimenoria dapat terjadi akibat adanya
ketidakseimbangan sistem hormonal pada aksis hypothalamus-hypofisis-ovarium.
Ketidakseimbangan hormone tersebut dapat mengakibatkan gangguan pada proses
ovulasi (pelepasan sel telur) atau memendeknya waktu yang dibutuhkan untuk
berlangsungnya suatu siklus menstruasi normal sehingga didapatkan menstruasi
yang lebih sering. Gangguan keseimbangan hormon dapat terjadi pada 3-5 tahun
pertama setelah haid pertama, beberapa tahun menjelang menopause, gangguan
indung telur, stress dan depresi. Pasien dengan gangguan makan, penurunan berat
badan berlebih obesitas olahraga berlebih misalnya atlet dan pengguanaan obat-obat
tertentu.
2)oligomenorea
Siklus menstuasi lebih panjang atau lebih lebih dari 35 hari dengan jumlah perdarahan tetap
sama. Perempuan yang mengalami oligomenoria akan mengalami menstruasi yang lebih
jaranga dari biasanya. Oligomenoria biasa terjadi akibat adanya gangguan keseimbangan
hormonal pada aksis hypothalamus-hypofisis-ovarium. Gangguan hormone tersebut
menyebabkan lamanya siklus menstruasi normal menjadi memanjang, sehingga mesntruasi
menjadi lebih jarang terjadi. Penyebab lain dari terjadi oligomenoria diantaranya adalah
kondisi stress, depresi, sakit kronik, pasien dengan gangguan makan, penurunan berat badan
berlebih, olahraga berlebih misalnya atlet, adanya tumor yang melepaskan esterogen, adanya
kelainan pada stuktur Rahim atau serviks yang mengahambat pengeluaran darah menstruasi
dan penggunaan obat – obat tertentu. Umumnya oligomenoria tidak menyebabkan masalah,
namun pada beberapa kasus dapat menyebabkan gangguan kesuburan.
3)amenoria
Amenoria adalah keadaan tidak ada menstruasi untuk sedikitnya 3 bulan berturut – turut. Hal
tersebut normal terjadi pada masa sebelum pubertas, kehamilan dan menyusui, dan setelah
menopause. Amenoria terdiri dari:
1. Amnoria primer
Amenoria primer adalah keadaan tidak terjadi menstruasi pada wanita usia 16 tahun. Amenorea
primer terjadi pada 0,1-2,5% wanita usia reproduksi.
2. Amenoria sekunder
Amenoria sekunder adalah tidak terjadi menstruasi selama 3 siklus. Angka kejadian berkisar 1-
5%.
Gangguan lain yang berhubungan dengan menstruasi, diantaranya:
a) Premenstrual tension: gangguan ini berupa ketegangaan emosional sebelum haid, seperti
gangguan tidur, mudah tersinggung, gelisah, sakit kepala.\
b) Mastadania: nyeri pada payudara dan pembesaran payudara sebelu, menstruasi
c) Mittelschmerz: rasa nyeri saat ovulasi, akibat pecahnya folikel de graff dapat juga disertai
dengan perdarahan/bercak
d) Dismenorea: rasa nyeri saat menstruasi yang berupa kram ringan pada bagian kemaluan
sampai terjadi gangguan dalam tugas sehari-hari.
04 perdarahan uterus
abnormal.
• Definisi Pendarahan Uterus Abnormal
.

Pendarahan Uterus Abnormal (PUA) adalah istilah yang


digunakan untuk menggambarkan semua kelainan haid baik
dalam hal jumlah maupun lamanya. Manifestasi klinisnya
dapat berupa pendarahan dalam jumlah yang banyak atau
sedikit, dan haid yang memanjang atau tidak beraturan
Pola perdarahan uterus abnormal.

Menorrhagia
atau Oligomenorr
Metrorrhagia Polymenorrhea
perdarahan hea adalah
adalah adalah
uterus berat perdarahan
perdarahan perdarhan yang
bila yang kurang
diantara lebih sering
perdarahan sering terjadi
periode terjadi dalam 22
menstruasinya dalam 35
menstruasi hari
lebih dari hari.
80ml
Hestiantoro A. Konsensus Tatalaksana Pendarahan Uterus Abnormal Karena
Efek Samping Kontrasepsi. Jakarta: Himpunan Endokrinologi Reproduksi
dan Fertilitas Indonesia (HIFERI) & Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi
Indonesia (POGI). 9-12p.
Klasifikasi PUA berdasarkan jenis pendarahan.

Pendarahan uterus abnormal akut: didefinisikan sebagai pendarahan haid


yang banyak sehingga perlu dilakukan penanganan segera untuk mencegah
kehilangan darah. Pendarahan uterus abnormal akut dapat terjadi pada kondisi
PUA kronik atau tanpa riwayat sebelumnya.

Pendarahan uterus abnormal kronik: merupakan terminologi untuk


pendarahan uterus abnormal yang telah terjadi lebih dari 3 bulan. Kondisi ini
biasanya tidak memerlukan penanganan yang segera seperti PUA akut.

Pendarahan tengah (intermenstrual bleeding): merupakan pendarahan haid


yang terjadi diantara 2 siklus haid yang teratur. Pendarahan dapat terjadi kapan
saja atau dapat juga terjadi di waktu yang sama setiap siklus. Istilah ini
ditujukan untuk menggantikan terminologi metroragia.
Disturbances of menstrual frequency. Menstruasi jarang adalah bila jarak antara
menstruasi lebih panjang dari 35 hari selama minimal 6 bulan. Menstruasi sering
adalah bila kurang dari 21 hari. Dan sering sulit unruk membedakan antara
menstruasi yang sering dengan perdarahan intermenstrual

Irregular menstrual bleeding menurut penelitian dikatakan bahwa variasi


menstruasi dari sebagian besar populasi adalah sekitar 20 hari. Namun disepakati
bahwa bila terjadinya menstruasi tidak dapat diprediksi, maka wanita dapat
dikatakan memiliki “perdarahan menstruasi yang tidak teratur” tingginya rentang
variasi ini menjadi perioritas utama bagi kelompok kerja kelainan menstruasi
FIGO untuk evaluasi ulang defenisi kondisi ini

Abnormal duration of flow istilah ini digunakan untuk menggambarkan durasi


menstruasi yang melebihi 8 hari dalam siklus yang teratus (panjang). Dan
menstruasi hanya 2 hari atau kurang (pendek). Perdarahan pendek biasanya ringan
secara volume dan berhubungan dengan penyakit serius yeng jarang seperti
(seperti adhesi intrauterine dan TBC endometrium).
Klasifikasi PUA berdasarkan penyebab pendarahan

Kelompok “PALM” adalah merupakan: kelompok kelainan struktur


penyebab PUA yang dapat dinilai dengan berbagai teknik pencitraan
dan atau pemeriksaan histopatologi.

Kelompok “COEIN” adalah merupakan: kelompok kelainan non


struktur penyebab PUA yang tidak dapat dinilai dengan teknik
pencitraan atau histopatologi.
05 Infertilitas
DEFENISI INFERTILITAS

Menurut WHO, infertilitas didefinisikan sebagai ketidakmampuan pasangan


suami-istri untuk mendapatkan kehamilan setelah melakukan hubungan
seksual teratur selama minimal satu tahun tanpa menggunakan alat
kontrasepsi. Apabila istri belum pernah hamil sebelumnya. maka disebut
infertilitas primer. Jika terdapat riwayat kehamilan sebelumnya, terlepas dari
hasilnya, disebut sebagai infertilitas sekunder.

Infertilitas adalah ketidakmampuan untuk mengandung sampai melahirkan


bayi hidup setelah satu tahun melakukan hubungan seksual yang teratur dan
tidak menggunakan alat kontrasepsi apapun atau setelah memutuskan untuk
mempunyai anak.

Sumber: Sinaga E, Saribanonn N, Salamah U, et all. Manajemen kesehatan menstruasi. Universitas Nasional IWWASH
Global One: Jakarta;2017.
Etiologi:

Penyebab utama: Penyebab lainnya:


a. Defek atau disfungsi sperma (25- a. Endometriosis {10-15%)
30%) b. Kegagalan atau kurangnya frekuensi
b. Kegagalan ovulasi {10-20%) koitus (3-4%)
c. Kerusakan tuba akibat infeksi (10- c. Disfungsi atau defek mukus serviks (3-
30%) 5%)
d. Infertilitas yang tidak diketahui d. Abnormalitas uterus
sebabnya (15- 25%) e. Tuberkulosis genital
f. Penyakit yang menyebabkan kelumpuhan

Sumber: Sinaga E, Saribanonn N, Salamah U, et all. Manajemen kesehatan menstruasi. Universitas Nasional IWWASH
Global One: Jakarta;2017.
Penyebab infertilitas pada wanita
• Endometriosis
1. Infeksi Panggul
2. MiomaUteri
3. Polip
4. Kista sindrom ovarium polikistik
5. Saluran Telur yang tersumbat
6. Sel Telur: Gangguan ovulasi biasanya direfleksikan
dengan gangguan haid. Haid yang normal memiliki siklus
antara26-35 hari, dengan jumlah darah haid 80 cc dan
lama haid antara 3-7 hari
PENYEBAB
INFERTILITAS
SEKUNDER

MASALAH
FAKTOR FAKTOR
REPRODUK
USIA GAYA HIDUP
SI

Sumber: Sinaga E, Saribanonn N, Salamah U, et all. Manajemen kesehatan menstruasi. Universitas Nasional
IWWASH Global One: Jakarta;2017.
• Diagnosis

Diagnosis infertilitas biasanya segera dilakukan ketika pasangan datang untuk


konsultasi pertama kali. Jika pasangan telah melakukan usaha untuk memperoleh
kehamilan selama kurang dari 1 tahun, maka pengajuan beberapa pertanyaan guna
memastikan permasalahan utama sangatlah bermanfaat, pertanyaan yang dapat
diajukan antara lain mengenai ketidakteraturan siklus menstruasi, riwayat adanya
bedah pelvis, atau orkidopeksi yang tidak bisa dihindari. Jika riwayat medis
pasangan hasilnya normal, maka pasien harus diberi penjelasan mengenai harapan
peluang kehamilan kumulatif selama satu periode waktu dan investigasi sebaiknya
ditunda sampai pasangan telah mencobanya selama periode satu tahun.

Sumber: Sinaga E, Saribanonn N, Salamah U, et all. Manajemen kesehatan menstruasi.


Universitas Nasional IWWASH Global One: Jakarta;2017.
Faktor perempuan Faktor laki-laki

Gangguan ovulasi

Gangguan tuba dan pelvis

Gangguan uterus

Hestiantoro A. Konsensus penanganan infertilitas. Himpunan Endokrinologi Reproduksi dan Fertilitas Indonesia (HIFERI), Perhimpunan Fertilisasi In Vitro
Indonesia (PERFITRI), Ikatan Ahli Urologi Indonesia (IAUI), Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia (POGI). 13-16p.
06 alur penegakan diagnosis
terkait skenario
Anamnesis umum:
• Berapa usia pernikahan
• Umur istri dan suami
• Frekuensi hubungan seksual
• Apakah terdapat keluhan lain seperti
Anamnesis khusus istri: nyeri saat menstruasi, keputihan,
• Berapa usia saat menarke pendarahan saat koitus
• Apakah haid teratur • Riwayat alat reproduksi
• Durasi haid dan jumlah pendarahan
saat haid Anamnesis khusus suami:
• Bagaimana tingkat ereksi
• Apakah pernah mengalami penyakit
menular seksual
• Apakah pernah mengalami penyakit
mumps (parotis epidemika) waktu
kecil?
07
Etiologi dan faktor resiko
terkait skenario.
Pemeriksaan penunjang
yang bisa dilakukan

08 untuk penegakan
diagnosa terhadap
temuan tumor pada
pelvis.
Diagnosis kemungkinan

09
terhadap temuan tumor
pada regio suprapubik;
tumor jinak dan/atau
tumor ganas.
1 Tumor Jinak Organ Genitalia

Tumor jinak vulva

Kista Bartholini Fibroma Vulva


Gejala klinis: Gejala klinis:
Kista Pilosebasea
• Bila belum terjadi infeksi, • Sbagian besar fibroma
Gejala klinis:
tidak ada keluhan dan berdiameter kecil tidak
• Kista umumnya kecil,
hanya dikenali melalui dikenali oleh penderita.
soliter, dan asimptomatik
palpasi • Pertumbuhan lanjut
• Pada kondisi tertentu kista
• Bila terjadi infeksi akut menimbulkan gangguan
dapat terjadi pada labia aktivitas seks
akan menimbulkan
mayora • Jika pertumbuhan tumor
penyumbatan, indurasi,
• Bila terjadi infeksi akan cepat maka menimbulkan
peradangan.
menimbulkan nyeri lokal gejala mekanis seperti nyeri,
• Gejala utama: nyeri sentuh
& dyspareunia. gangguan senggama.
Tumor jinak serviks

Polip Serviks
Gejala klinis:
• Bila belum terjadi infeksi,
tidak ada keluhan dan
hanya dikenali melalui
palpasi
• Bila terjadi infeksi akut
akan menimbulkan
penyumbatan, indurasi,
peradangan.
• Gejala utama: nyeri sentuh
& dyspareunia.
2 Tumor Ganas Organ Genitalia
Tumor Jinak Organ Genitalia Kanker Endometrium

Kanker Serviks
• Etiologi ; masih belum jelas
• Gejala ; perdarahan uterus
abnormal -> metroragia atau
• Etiologi ; infeksi hPV perdarahan paca menopause,
• Tanda dini tidak spesifik ; sekret keputihan
vagina agak berlebihan disertai
bercak perdarahan
• Gejala umum ; perdarahan
pervaginam, keputihan
• Penyakit lanjut ; keluar cairan
pervaginam berbau busuk, nyeri
panggul, nyeri pinggang dan
pinggul, sering berkemih, buang
air kecil atau buang air besar
yang sakit
Kanker Korpus Uteri Sarkoma uteri

• Keluhan utama ; perdarahan


• Penyebaran invasi langsung pervaginam -> perdarahan
pada jaringan sekitar, pascamenopause (75%-95%), nyeri
melalui airan saluran getah pelvik (33%), ke luar jaringan
bening dan aliran pembuluh nekrotik dari kanalis servikalis, dan
darah pembesaran uterus (15%-50%).

Kanker ovarium Kanker vulva

• 5%-10% karena faktor heriditer


• Gejala ; asimtomatik (95%) • Etiologi ; infeksi hPV
• Keluhan tidak spesifik ; perut • Keluhan umum ; pruritus,
membesar/ada perasaan tekanan, timbul benjolan di vulva,
dispareunia, berat badan rasa nyeri, perdarahan,
meningkat. disuria, keputihan, ulkus.
Kanker vagina Kanker tuba fallopi

• Stadium awal ; tanpa


keluhan • Gejala tidak khas ;
• Stadium lanjut ; perdarahan pervaginam,
perdarahan, massa tumor, nyeri perut bagian bawah
keputihan berbau, nyeri • Tanda ; massa tumor di
daerah panggul pelvis
Tatalaksana terkait

10
skenario: terapi
farmakologik dan/atau
terapi non farmakologik.
DEFINISI ENDOMETRIOSIS
ENDOMETRIUM =
LAPISAN DALAM UTERUS
SIS = PENYAKIT

Endometriosis
• Gangguan ginekologi
kronik
• Ditemukan endometrium
ektopik (diluar kavum uteri)
• Respon terhadap hormon
steroid seperti pada
endometrium yang berada
dalam kavum uteri (eutopik)
Tujuan Terapi:
• Menghilangkan jaringan implantasi
endometriosis
• Menghilangkan gejala
• Mempertahankan atau memperbaiki infertilitas
• Menghindari atau menunda terjadinya rekurensi
Tatalaksana
Farmakologik
Pengobatan Simtomatik : Pengobatan dengan memberi antinyeri
• Paracetamol 500 mg 3x1
• NSAID : Ibupfrofen 400 mg 3x1
• Asam Mefenamat 500 mg 3x1

Kontrasepsi Oral
• Penanganan dengan pemberian pil kontrasepsi dosis rendah
• Kombinasi monofasik ( sekali sehari selama 6 – 12 bulan)
Progestin
• Progestin bisa dianggap sebagai pilihan utama untuk penanganan endometriosis karena
efektif mengurangi rasa sakit sama dengan denazol.
• Hasil dari pengobatan dapat di evaluasi 3 – 6 bulan setelah terapi
• Medroxyprogesterone Acetate (MPA)
• 30 mg per hari, dan di tingkatkan sesuai dengan respon klinis dan pola perdarahan
• 150 mg diberikan intramuskuler setiap 3 bulan
Pengobatan dengan suntikan progesteron
• Suntikan KB
• Efek samping : Peningkatan BB, perdarahan lecut dan nausea

Strategi Pengobatan lain


• Digrosteron 20 – 30 mg perhari ( hari ke 5 – 25)
Danazol
• Danazol merupakan turunan 17 alpha ethinyltestosteron
• Penggunaan danazol
• Perawatan 400 – 800 mg per hari
• 200 mg 2x1 (selama 6 bulan)

Gestrinon
• Gestrinon adalah 19 nortestosteron termasuk androgenik, antiprogestagenik, dan antigonadotropik
• Meningkatkan kadar testosteron dan menurunkan kadar Sex Hormone Binding Globuline (SHBG)
• Menurunkan kadar LH
• Menghalangi lonjakan LH
• Dosis : 2,5 – 10 mg, 2 – 3x seminggu (selama 6 bulan)
Danazol
• Danazol merupakan turunan 17 alpha ethinyltestosteron
• Penggunaan danazol
• Perawatan 400 – 800 mg per hari
• 200 mg 2x1 (selama 6 bulan)

Gestrinon
• Gestrinon adalah 19 nortestosteron termasuk androgenik, antiprogestagenik, dan antigonadotropik
• Meningkatkan kadar testosteron dan menurunkan kadar Sex Hormone Binding Globuline (SHBG)
• Menurunkan kadar LH
• Menghalangi lonjakan LH
• Dosis : 2,5 – 10 mg, 2 – 3x seminggu (selama 6 bulan)
Gonadotropin Releasing Hormone Agonist (GnRHA)
• GnRHA menyebabkan sekresi terus menurus yang membuat hipofisis mengalami
disentisasi dengan menurunnya sekresi FSH dan LH
• GnRHA dapat di berikan melalui intramuskular, subkutan, dan intranasal
• Efek samping
• Vagina kering
• Kelelahan
• Sakit Kepala
• Pengurangan libido
• Depresi
• Peurunan densitas tulang
• Diberikan selama 6 – 12 bulan
 Aromatase Inhibitor
Untuk menghambat perubahan C19 androgen menjadi C18 androgen.
Penanganan bedah pada Endometriosis
Penanganan pembedahan konservatif
Pembedahan ini bertujuan untuk mengangkat semua sarang endometriosis dan
melepaskan perlekatan dan memperbaiki kembali struktur anatomi reproduksi
• Eksisi
• Ablasi Kauter
• Laser

 Kista endometriosis yang < 3 cm : di drainase dan di kauter


 Kista endometriosis yang > 3 cm : di lakukan kisektomi
 Laparotomi atau Laparoskopi
Penanganan pembedahan Radikal
Dilakukan dengan cara
• Histerektomi
• Bilalateral salfingo-oovorektomi

• Untuk perempuan yang mengalami penanganan medis atau bedah konservatif yang gagal
Tatalaksana Non Farmakologi
• Membaca apa yang disukai pasien
• Reflaksi Nafas Dalam
• Kompres hangat atau mandi air hangat
• Latihan fisik
• Tidur yang cukup
• Orgasme
• Latihan relaksasi atau yoga
11
komplikasi dan edukasi
terhadap pasien sesuai
skenario.

Anda mungkin juga menyukai