Anda di halaman 1dari 32

ASKEP Kolelitiasis

Kel. 4
Ika Novita Sari
Febryana A.W
Nadya Husna
Rosmita H.
Winna Ariyani
Alice Helina
Dina Rosdianti
ANATOMI KANDUNG EMPEDU
 Berbentuk buah pear
 Terdiri dari :
• Fundus  dinding anterior abdomen setinggi ujung rawan

costae IX kanan
• Corpus  permukaan viseral hati dan arahnya keatas,

belakang & kiri


• Colum  ductus systikusductus hepatikus ductus

Coleductus
FISIOLOGI KANDUNG EMPEDU

Sbg resevoir empedu  kapasitas + 50%


Memekatkan empedu
Menyimpan empedu sebelum ke
duodenum
PERJALANAN EMPEDU

Empedu dibentuk o/ hati  Duktus


biliaris  Duktus hepatikus kanan &
kiri  Duktus biliaris komunis 
Duktus sistikus  Kandung empedu
KOMPOSISI CAIRAN
EMPEDU
Garam empedu
• Berasal dari kolesterol
• Terbagi 2 asam deoxycholat & asam cholat
• Fungsinya memecah partikel lemak agar mudah di cerna &
membantu absobsi lemak & vit yg larut dgn lemak
PENGOSONGAN EMPEDU

Dibantu oleh:
 Hormon Cholecystokinin  dirangsang o/ makanan
blemak di duodenum
 Neurologis  otot polos kandung empedu

 Stimulus vagal

 Rangsangan makanan yang masuk duodenum


PENGERTIAN
 Kolelitiasis adalah pembentukan batu empedu yang biasanya
terbentuk dalam kantung empedu dari unsur-unsur padat yang
membentuk cairan empedu (Brunner & Suddarth, 2001).
Batu empedu merupakan endapan satu atau lebih komponen
empedu kolesterol, bilirubin, garam empedu, kalsium, protein,
asam lemak dan fosfolipid (Price & Wilson, 2005)
ETIOLOGI
 Etiologi batu empedu masih belum diketahui sepenuhnya, akan tetapi faktor
predisposisi terpenting adalah gangguan metabolisme yang menyebabkan
terjadinya perubahan komposisi empedu, stasis empedu dan infeksi
kandung empedu.
Kondisi klinis yang dikaitkan dengan semakin meningkatnya insiden batu
empedu adalah
 Diabetes,
 Sirosis Hati,
 Pangkreatitis,
 Kanker Kandung Empedu Dan Penyakit/Reseksi Ileum.

 Faktor lainnya adalah obesitas, multipararitas, pertambahan usia, jenis


kelamin perempuan dan ingesti segera makanan yang mengandung kalori
rendah/lemak rendah (puasa)
KLASIFIKASI
 Batu kolesterol
Berbentukl oval, multifocal atau mulberry dan
mengandung lebih dari 70% kolesterol.
 Batu kalsium bilirubin (pigmen coklat)
Berwarna cokelat atau coklat tua, lunak,
mudah dihancurkan dan mengandung
kalsium-bilirubinat sebagai komponen utama
 Batu pigmen hitam
Berwarna hitam atau kecoklatan, tidak
berbentuk, seperti bubuk dan kaya akan sisa
zat hitam yang tak terekskresi.
PATOFISIOLOGI
 Batu pigmen akan terbentuk bila pigmen yang
terkonjugasi dalam empedu akan mengalami presipitasi
(pengendapan) sehingga terjadi batu
 Batu kolesterol

Kolesterol unsur normal pembentuk empedu yang


bersifat tidak larut dalam air dan kelarutannya tergantung
asam empedu dan lesitin dalam empedu. Batu empedu
meningkatnya sintesis kolesterol dalam hati dan
penurunan sintesis asam empedu  supersaturasi getah
empedu o/ kolesterol  keluar dari getah empedu,
menegndap dan membentuk batu
MANIFESTASI KLINIS
 Nyeri / kolik bilier
 Mual muntah

 Demam

 Perubahan warna urine dan feces

 Ikterus

 Defisiensi vitamin
KOMPLIKASI
 Kolesistisis akut/ kronik
 Koledokolitiasis
PEMERIKSAAN DAN DIAGNOSTIK
 Pemeriksan sinar-X abdomen
 Ultrasinografi

 Pemeriksaan pencitraan radionuklida

 ERCP (Endoscopic Retrograde


CholangioPancreatography),
 Kolangiografi Transhepatik Perkutan

 MRCP (Magnetic Resonance


Cholangiopancreatography)
PENANGANAN
 Tindakan operatif  kolesektomi
TINDAKAN NON OPERATIF
 Terapidesolusi
• Pemberian garam empedu yaitu asam
Chenodeodeoxycholat (CDCA)  untuk melarutkan
batu empedu
 Extracorporeal Shock Wave Lithotripsi (ESWL)

Disintegrasi batu dengan gelombang kejut


DIETETIK
 Mengistirahatkan kandung empedu
 Mengurangi rasa sakit
 Mengatur diet
PENCEGAHAN
 Pencegahan Cholelithiasis dapat di mulai dari masyarakat yang
sehat yang memiliki faktor risiko untuk terkena Cholelithiasis
sebagai upaya untuk mencegah peningkatan kasus Cholelithiasis
pada masyarakat dengan cara tindakan promotif dan preventif.
 Tindakan promotif yang dapat dilakukan adalah dengan cara mengajak
masyarakat untuk hidup sehat, menjaga pola makan, dan perilaku atau
gaya hidup yang sehat. Sedangkan
 Tindakan preventif yang dapat dilakukan adalah dengan meminimalisir
faktor risiko penyebab Cholelithiasis, seperti menurunkan makanan
yang berlemak dan berkolesterol, meningkatkan makan sayur dan buah,
olahraga teratur dan perbanyak minum air putih.
PENATALAKSANAAN
1. Konservatif
a. Diet rendah lemak.
b. Obat-obatan antikolinergik-antispasmodik.
c. Analgesik.
d. Antibiotik, bila disertai kolesistitis.
e. Asam empedu (as. kenodeoksikolat) 6,75-4,5 gr/hr, diberikan dalam waktu
lama, dikatakan dapat menghilangkan batu empedu, terutama batu  kolesterol.
Asam ini mengubah empedu yang mengandung banyak kolesterol (lithogenic
bile) menjadi empedu dengan komposisi normal. Dapat juga untuk
pencegahan, namun efek toksiknya banyak, kadamg- kadang diare
2. Kolesistektomi
Dengan kolesistektomi, pasien tetap dapat hidup normal, namun seperti biasa.
Umumnya dilakukan pada pasien dengan kolik bilier atau diabetes
PEMERIKSAAN FISIK
 Batu kandung empedu
 Nyeri tekan di daerah letak anatomis kantung empedu
 Tanda Murphy positif : nyeri akan bertambah sewaktu
penderita menarik nafas panjang karena kandung
empedu yang meradang tersentuh ujung jari
pemeriksa dan pasien berhenti menarik nafas
 Batu saluran empedu
 Ikterus
 Fase tenang
DIAGNOSA KEPERAWATAN
 Nyeri Akut b/d agen injuri fisik
 Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang dari kebutuhan tubuh
b/d ketidakmampuan pemasukan nutrisi, faktor biologis
 Risiko infeksi b/d imunitas tubuh menurun, terpasangnya
alat invasif.
 Kurang perawatan diri b/d kelemahan

 Kurang Pengetahuan tentang penyakit, diet dan


perawatannya b/d mis interpretasi informasi
INTERVENSI
 Kurangi nyeri dengan tenik relaksasi nafas dalam, posisi
yang rileks dan kolaborasi medikasi
 Pemantauan status nutrisi

 Modifikasi diet

 Cegah infeksi

 Penkes
 Tn. B usia 45th, agama: Islam, Pendidikan: SMA,
pekerjaan: buruh, status: menikah, alamat: Tangerang.
Masuk UGD pada tanggal 5 juni 2021, saat dilakukan
pengkajian, pasien mengatakan mengalami nyeri pada
perut kanan atas yang menyebabkan pasien tidak dapat
melakukan aktivitas, nyeri yang di rasakan ilang ti dan
tertusuk-tusuk, skala nyer 5 9-10. Pasien keadaan umum
pasien tampak meringis kesakitan, dengan tanda-tanda
vital saat diukur tekanan darah 100/90 mmHG, suhu
tubuh 36,20c, nadi 98x/menit, dan pernapasan
20x/menit.

Anda mungkin juga menyukai