Anda di halaman 1dari 8

ASUHAN KEPERWATAN SYOK HEMORAGIK

Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Maternitas


Dosen : Kartini, M.Kep. Ns. Sp.Kep.Mat

MAKALAH

Oleh :
Kelompok 3
Faisal Efendi : 1914201041
Febryana Ardhieta Wulandari : 1914201047
Elita Lifianingrum : 1914201051
Lina Hasna Fatimah : 1914201056
Nanda Ayu Dyah P : 1914201052
Putri Kamila Mufidah : 1914201048
Ratnaningtyas Putri W : 1914201045
Vivi Rahmawati : 1914201059
Dina Rosdianti : 1914201080

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH TANGERANG
2019/2020

KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat NYA
sehingga makalah ini dapat tersusun hingga selesai.

Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk
maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami. Kami yakin


masih banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat
mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.

DAFTAR ISI

iii
KATA PENGANTAR.....................................................................................................iii
DAFTAR ISI....................................................................................................................iv
BAB I................................................................................................................................3
PENDAHULUAN............................................................................................................3
A. Latar Belakang.........................................................................................................3
B. Rumusan Masalah....................................................................................................3
C Tujuan.......................................................................................................................4
BAB II...............................................................................................................................5
PEMBAHASAN...............................................................................................................5
A. Pengertian Ergonomi...............................................................................................5
B. Tujuan Ergonomi.....................................................................................................5
C. Ruang Lingkup Ergonomi.......................................................................................5
D. Mempertahankan Ergonomik Pada Posisi Duduk................................................6
E. Mempertahankan Ergonomi Pada Posisi Berdiri..................................................6
F. Mempertahankan Ergonomi Pada Posisi Dinamis ( Duduk dan Berdiri)...........6
G. Mempertahankan Ergonomi Pada Posisi Berbaring............................................7
BAB III.............................................................................................................................8
NASKAH ROLEPLAY...................................................................................................8
BAB IV..............................................................................................................................9
PENUTUP........................................................................................................................9
A. Kesimpulan...............................................................................................................9
B. Saran.........................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................10

iv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Syok merupakan kegagalan system sirkulasi untuk mempertahankan
perfusi yang adekuat ke organ-orgar vital. Kedaruratan dalam pelayanan
obsetetri dan ginetologi yang bisa berakibat fatal merupakan salah satu
kedaruratan yang tidak jarang terjadi. Jika diingat akan semua penyebab utama
kematian dalam obstetri:, yaitu perdarahan, infeksi, gestosis, komplikasi atau
pengauh sampingan anastesia pasca bedah, dan kegagalan jantung, maka
semua keadaan patologis ini terlebih dahulu diawali oleh syok yang jika tkiak
terkendali dengan cepat akan berianjut ke dalam stadiim yang membahayakan
Jiwa.

Oleh karena itu, sangadah penting mendalami sindroma syok agar mampu
mengantisipasi lebih awal segala sesuatunya daripada mencoba mengatashya
setelah semuanya terlambat. Kata kunci dalam upaya mencegah kematian
akibat syok tak lain adalah pencegahan, antisipasi, deteksi dini dan ketepatan
serta kecepatan dalam mengambil tindakan.

Diagnosis syok dapat terjadi tanda dan gejala sebagai berikut : nadi cepat
dan lemah (110kali/menit atau lebih), tekanan darah yang rendah (sistolik
kurang dari 90 mmHg), pucat, kenngat atau kulit terasa dingin dan lembab,
pernapasan yang cepat (30 kali/menit atau lebih), gelisah, bingung, atau
hilangnya kesadaran, urin yang sedikit (kurang dari 30 ml/jam).

Prinsip dasar penanganan syok bertujuan untuk melakukan penanganan


awal dan khusus dimana dapat menstabilkan kondisi pasien, memperbaiki
volume cairan sirkulasi darah, mengefisiensikan system sirkulasi darah dan
tentukan penyebab syok.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Syok Hipovolemi


Syok hipovolemik adalah tipe syok yang paling sering terjadi pada pasien
trauma. Hal tersebut terjadi akibat volume failure ketika volume cairan di
sirkulasi hilang dalam jumlah besar dan mendadak. Penurunan volume cairan
di sirkulasi menggangu perfusi ke jaringan sehingga menyebabkan gangguan
metabolisme di tinggat sel dan bahkan kematian sel. Bila tidak dikoreksi
secepatnya, Maka kematian sel akan berlanjut menjadi kematian jaringan,
Gagal organ dan kemudian kematian organisme. Terdapat dua jenis
hipovolemia, yaitu hipovolemia absolute dan hipovolemia relatif.Hipovolemia
absolute terjadi pada keadaan injuri traumatic luka tembak, perdarahan masif
atau perdarahan saluran cerna.Sedangkan pada hipovolemik relatif, Cairan di
sirkulasi pindah ke ruangan ke tiga, seperti asites, anasarka, peritonitis dan
lain sebagainya.
Syok Hipovolemik mengaruhi seluruh system tubuh efeknya bermacam-
macam bergantung pada usia pasien, Keadaan kesehatan secara umum,
Luasnya cedera atau tingkat keparahan penyakit lama waktu sebelum terapi
diberikan, Dan kecepatan kehilangan voleme (Priscilla lemone dkk, 2016)
Syok merupakan sindrom klinis bukan diagnose yang terjadi akibat
menurunya teakanan darah secara persisten yang menyebabkan perfusi
memburuk serta malfungsi organ vital yang disebabkan oleh hipovolemia,
kardiogenik, sepsis, anfilaksis, dan defisiensi steroid (krisis Addison)
(Nanda, 2015)
Pada tingkat seluler, syok hipovolemik di definisikan sebagai gangguan
metabolic oksidatif dan homesostasis kerena tidak adekuat oksigenasi dan
tidak adekuat pembuangan sisa metabolisme sel akibat Hipoperfusi.
Kegagalan progresif dari metabolisme oksidatif akan meningkatkan produksi
laktat pada jaringan yang hipoperfusi sehingga berkembang menjadi asidosis
metabolik. Apabila keadaan Hipoperfusi tidak ditangani dan berlanjut
melewati ambang batas kompersasi kardiovaskuler, dekompensasi
himodinamik akan mendekresi kontraktilitas miokard dan asidosi laktak pada
jaringan akan menghilangkan vasokontriksi perifer (Hardisman,2014).
Respon tubuh terhadap pendarahan tergantung pada volume, kecepatan,
lama pendarahan dan keadaan penderita sebelum pendarahan. Pendarahan
dewasa muda yang sehat dengan pendarahan 10% dari jumlah estimated
blood volume (EBV) tidak mengalami perubahan frekuensi nadi, tekanan
darah, sirkulasi perifer dan tekanan vena sentral penderita dengan pendarahan
30% akan meransang reseptor di jantung untuk mendeteksi penurunan
volume,lalu menstimulasi sistem saraf simpatik lewat pusat faso motor yang
menyebabkan vasokonstriksi sehingga perpindahan cairan di dalam ruang
intersitial berkurang dan perfusi ginjal menurun rentensi air dan ion
Na+. Mekanisme ini mengembalikan volume intra vaskuler menuju normal
dalam 12 jam. Proses komponisasi ini sangat efektif sampai perdarahan
sabanyak 30% (anggara, rindu. 2012). Pendarahan dengan jumlah 30% EBV
atau kadar hematokrit di 20%, masih dapat diganti dengan cairan kristaloid
atau yang komposisinya sama dengan darah. Riger laktat adalah salah satu
jenis kristaloid yang komposisinya sama dengan darah. Tranfusi darah
diperlukan bila bila kehilangan darah lebih dari30% dan di dapatkan tanda-
tanda hipoksia jaringan (Anggara, rindu. 2012).

B. Etiologi
Penyebab syok hipovolemik adalah akibat dari berbagai factor berikut ini.
A. Hipovolemik absolute
 Thorax
1) Trauma parenkim paru
2) Cedera vaskular paru
3) Cedera vaskular intercostal
4) Ganguan aorta
5) Homoptosis masiv
 Abdomen /pelvis/ retroveritoneum
1) Cedera organ padat ( hepar, limpa, ginjal )
2) Vaskular ( Trauma, ruptur aneurisma )
3) Perdarahan gastrointestinal (varises esofageal, uluks, anomali
vaskuler, dan lain-lain )
4) Ganguan ginekologi ( ruptur kehamilan ektopik, perdarahan
peripatum, perdarahan uterus abnormal, rupture kista ovarium, dan
lain-lain )
 Ortopedic
1) Fruktur pelvis
2) Fruktur tulang besar
3) Fruktur multiple
 Ekstrimitas dan permukaan kulit
1) Cedera vascular mayor
2) Cedera jaringan lunak yang masiv

B. Hipovolemia relative/ non hemoragik hipovolemia


1) Kelahinan gastrointestinal : muntah, diare, asites
2) Luka bakar
3) Paparan linkungan
4) Renal salt wasting/ gagal ginjal
5) Diabetes/ penggunaan diureti kuat
6) Respon Fisiologis Pada Pendarahan

C. Patofisiologi
Respon dini terhadap kehilangan darah adalah mekanisme kompensasi
tubuh yang berupa vasokonstriksi di kulit, otot, dan sirkulasi viseral untuk
menjaga aliran darah yang cukup ke ginjal, jantung, dan otak.Respon terhadap
berkurangnya volume sirkulasi akut yang berkaitan dengan trauma adalah
peningkatan detak jantung sebagai usaha untuk menjaga cardiac output.Dalam
banyak kasus, takikardi adalah tanda syok paling awal yang dapat. Pelepasan
katekolamin endogen akan meningkatkan tahanan vaskular perifer. Hal ini
akan meningkatkan tekanan darah diastolik dan menurunkan tekanan nadi
tetapi hanya sedikit meningkatkan perfusi organ.
Hormon-hormon lainnya yang bersifat vasoaktif dilepaskan ke sirkulasi
selama kondisi syok, termasuk histamin, bradikinin, dan sejumlah prostanoid
dan sitokin-sitokin lainnya.Substansi-substansi ini mempunyai pengaruh besar
terhadap mikrosirkulasi dan permeabilitas vascular.Pada syok perdarahan
yang dini, mekanisme pengembalian darah vena dilakukan dengan
mekanisme kompensasi dari kontraksi volume darah dalam sistem vena yang
tidak berperan dalam pengaturan tekanan vena sistemik.Namun kompensasi
mekanisme ini terbatas.
Metode yang paling efektif dalam mengembalikan cardiac output dan
perfusi end-organ adalah dengan menambah volume cairan tubuh. Pada
tingkat selular, sel-sel dengan perfusi dan oksigenasi yang tidak memadai
mengalami kekurangan substrat esensial yang diperlukan untuk proses
metabolisme aerobik normal dan produksi energi. Pada tahap awal, terjadi
kompensasi dengan proses pergantian menjadi metabolisme anaerobik
yang mengakibatkan pembentukan asam laktat dan berkembang menjadi
asidosis metabolik. Bila syok berkepanjangan dan pengaliran substrat
esensial untuk pembentukan ATP tidak memadai, maka membran sel akan
kehilangankemampuan untuk mempertahankan kekuatannya dan gradien
elektrik normal pun akan hilang.
Pembengkakan retikulum endoplasma adalah tanda struktural pertama dari
hipoksia seluler, menyusul segera kerusakan mitokondria, robeknya lisosom,
dan lepasnya enzim-enzim yang mencerna elemen-elemen struktur intraseluler
lainnya.Natrium dan air masuk ke dalam sel dan terjadilah pembengkakan sel.
Penumpukan kalium intraseluler juga terjadi. Bila proses ini tidak membaik,
maka akan terjadi kerusakan seluler yang progresif, penambahan
pembengkakan jaringan, dan kematian sel. Proses ini meningkatkan dampak
kehilangan darah dan hipoperfusi jaringan.

D. Gejala Klinis
Gejala dan tanda yang disebabkan oleh syok hipovolemik akibat
nonperdarahan serta perdarahan adalah sama meskipun ada sedikit
perbedaan dalam kecepatan timbulnya syok ( Hutabarat, 2015). Gejala klinis
pada suatu perdarahan bisa belum terlihat jika kekurangan darah kurang dari
10% dari total volume darah karena pada saat ini masih dapat dikompensasi
oleh tubuh. Bila perdarahan terus berlangsung maka tubuh tidak mampu lagi
mengkompensasinya dan menimbulkan gejala-gejala klinis. Secara umum,
syok hipovolemik menimbulkan gejala peningkatan frekuensi jantung dan
nadi (takikardi), pengisian nadi yang lemah, kulit dingin dengan turgor yang
jelek, ujung-ujung ekstremitas dingin, dan pengisian kapiler lambat
(Hardisman, 2013).
Pasien hamil bisa menunjukkan tanda dan gejala syok hipovolemik yang
atipikal hingga kehilangan 1500 ml darah tanpa terjadi perubahan tekanan
darah.. Keparahan dari syok hipovolemik tidak hanya tergantung pada jumlah
kehilangan volume dan kecepatan kehilangan volume, tetapi juga usia dan
status kesehatan individu sebelumnya ( Hutabarat, 2015). Secara klinis, syok
hipovolemik diklasifikasikan menjadi ringan, sedang dan berat.Pada syok
ringan, yaitu kehilangan volume darah 20%, vasokonstriksidimulai dan
distribusi aliran darah mulai terhambat.Pada syok sedang, yaitu kehilangan
volume darah 20-40%, terjadi penurunan perfusi ke beberapa organ seperti
ginjal, limpa, dan pankreas.Pada syok berat, dengan kehilangan volume
darah lebih dari 40%, terjadi penurunan perfusi ke otak dan jantung
(Hutabarat, 2015)

E. Komplikasi
Komplikasi dari syok hipovolemik meliputi sepsis, sindrom gawat napas akut,
koagulasi intravaskular diseminata, kegagalan multiorgan, hingga kematian.

Anda mungkin juga menyukai