Anda di halaman 1dari 31

Asuhan

Keperawatan
SEPSIS
NEONATORUM
Keperawatan Anak
Anggota :

1. Dewi Nurini
2. Dinar Mutiara S
3. Ditya Sucipto
4. Farhatun Ainiyah
5. Indra Kusuma
6. Rizal Jibran
7. Sri Ayu
01

Teori
Pengertian
1. Bobak, 2005
Sepsis neonatorum adalah infeksi bakteri pada aliran darah pada bayi selama empat minggu
pertama kehidupan. Insiden sepsis bervariasi yaitu antara 1 dalam 500 atau 1 dalam 600 kelahiran
hidup.

2. John Mersch, MD, FAAP, 2009


Sepsis neonatorum adalah semua infeksi pada bayi pada 28 hari pertama sejak dilahirkan.
Infeksi dapat menyebar secara nenyeluruh atau terlokasi hanya pada satu orga saja (seperti paru-
paru dengan pneumonia). Infeksi pada sepsis bisa didapatkan pada saat sebelum persalinan
(intrauterine sepsis) atau setelah persalinan (extrauterine sepsis) dan dapat disebabkan karena virus
(herpes, rubella), bakteri (streptococcus B), dan fungi atau jamur (candida) meskipun jarang
ditemui.
Sepsis dibagi menjadi
2

01 02
SEPSIS DINI SEPSIS
terjadi 7 hari pertama LANJUTAN/NOSOKOMIAL
kehidupan terjadi setelah minggu pertama
kehidupan dan didapat dari
lingkungan pasca lahir
etiologi
Bakteria seperti Escherichiacoli, Listeria monocytogenes, Neisseriameningitidis, Sterptococcus pneumoniae,
Haemophilus influenzae tipe B,Salmonella, dan Streptococcus grup B merupakan penyebab paling sering
terjadinya sepsis pada bayi berusia sampai dengan 3 bulan. Streptococcus grup B merupakan penyebab sepsis
paling sering pada neonatus.
PATOFISIOLOGI
Sepsis dimulai dengan invasi bakteri dan kontaminasi sistemik. Pelepasan
endotoksin oleh bakteri menyebabkan perubahan fungsi miokardium, perubahan
ambilan dan penggunaan oksigen, terhambatnya fungsi mitokondria, dan
kekacauan metabolik yang progresif. Pada sepsis yang tiba-tiba dan berat,
complment cascade menimbulkan banyak kematian dan kerusakan sel. Akibatnya
adalah penurunan perfusi jaringan, asidosis metabolik, dan syok, yang
mengakibatkan disseminated intravaskuler coagulation (DIC) dan kematian
(Bobak, 2005).
Faktor- factor yang mempengaruhi kemungkinan
infeksi secara umum berasal dari tiga kelompok, yaitu :

1. Faktor Maternal
2. Faktor Neonatal
3. Faktor Lingkungan
Manifestasi klinis
Menurut Arief, 2008, manifestasi klinis dari sepsis neonatorum adalah sebagai berikut :

- Umum : panas (hipertermi), malas minum, letargi, sklerema

- Saluran cerna : distensi abdomen, anoreksia, muntah, diare, hepatomegali

- Saluran nafas : apnoe, dispnue, takipnu, retraksi, nafas cuping hidung, merintih, sianosis

- Sistem kardiovaskuler : pucat, sianosis, kulit lembab, hipotensi, takikardi, bradikardi

- Sistem syaraf pusat : iritabilitas, tremor, kejang, hiporefleksi, malas minum, pernapasan tidak teratur, ubun-ubun

membonjol

- Hematologi : Ikterus, splenomegali, pucat, petekie, purpura, perdarahan.


Manifestasi klinis
Gejala sepsis yang terjadi pada neonatus antara lain bayi tampak lesu, tidak kuat menghisap, denyut jantungnya
lambat dan suhu tubuhnya turun-naik. Gejala-gejala lainnya dapat berupa gangguan pernafasan, kejang, jaundice,
muntah, diare, dan perut kembung.
02
Asuhan
Keperawatan
1. Hipertermia berhubungan dengan kerusakan control suhu sekunder akibat infeksi atau inflamasi

a. Kriteria Hasil :
- Suhu tubuh berada dalam batas normal (Suhu normal 36,5 o-37o C)
- Nadi dan frekwensi napas dalam batas normal (Nadi neonatus normal 100-180 x/menit, frekwensi napas
neonatus normal 30-60x/menit)

b. Intervensi dan Rasional


(slide berikutnya)
INTERVENSI RASIONAL

1. Monitoring tanda-tanda vital setiap dua jam dan Perubahan tanda-tanda vital yang signifikan akan
pantau warna kulit mempengaruhi proses regulasi ataupun dalam
metabolisme tubuh.

2. Observasi adanya kejang dan dehidrasi Hipertermi sangat potensial untuk menyebabkan kejang
yang akan semakin memperburuk kondisi pasien serta
dapat menyebabkan pasien kehilangan banyak cairan
secara evaporasi yang tidak diketahui jumlahnya dan
dapat menyebabkan pasien masuk ke dalam kondisi
dehidrasi.

3. Berikan kompres denga air hangat pada aksila, leher Kompres pada aksila, leher dan lipatan paha terdapat
dan lipatan paha, hindari penggunaan alcohol untuk pembuluh-pembuluh dasar besar yang akan membantu
kompres. menurunkan demam. Penggunaan alcohol tidak
dilakukan karena akan menyebabkan penurunan dan
peningkatan panas secara drastis.
INTERVENSI RASIONAL

Kolaborasi Pemberian antipiretik juga diperlukan untuk


4. Berikan antipiretik sesuai kebutuhan jika panas tidak menurunkan panas dengan segera.
turun.
2. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan sekunder akibat demam

a. Kriteria Hasil :
- Suhu tubuh berada dalam batas normal (Suhu normal 36,5 o-37o C)
- Nadi dan frekwensi napas dalam batas normal (Nadi neonatus normal 100-180 x/menit, frekwensi napas
neonatus normal 30-60x/menit)
- Bayi mau menghabiskan ASI/PASI 25 ml/6 jam

b. Intervensi dan Rasional


(slide berikutnya)
INTERVENSI RASIONAL

1. Monitoring tanda-tanda vital setiap dua jam dan Perubahan tanda-tanda vital yang signifikan akan
pantau warna kulit mempengaruhi proses regulasi ataupun dalam
metabolisme tubuh.

2. Observasi adanya kejang dan dehidrasi Hipertermi sangat potensial untuk menyebabkan kejang
yang akan semakin memperburuk kondisi pasien serta
dapat menyebabkan pasien kehilangan banyak cairan
secara evaporasi yang tidak diketahui jumlahnya dan
dapat menyebabkan pasien masuk ke dalam kondisi
dehidrasi.

3. Berikan kompres denga air hangat pada aksila, leher Kompres pada aksila, leher dan lipatan paha terdapat
dan lipatan paha, hindari penggunaan alcohol untuk pembuluh-pembuluh dasar besar yang akan membantu
kompres. menurunkan demam. Penggunaan alcohol tidak
dilakukan karena akan menyebabkan penurunan dan
peningkatan panas secara drastis.
INTERVENSI RASIONAL

Kolaborasi Pemberian antipiretik juga diperlukan untuk


4. Berikan antipiretik sesuai kebutuhan jika panas tidak menurunkan panas dengan segera.
turun.
3, Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan penurunan volume bersirkulasi
akibat dehidrasi
a. Kriteria Hasil
- Tercapai keseimbangan ai dalam suang interselular dan ekstraselular
- Keadekuatan kontraksi otot untuk pergerakan
- Tingkat pengaliran darah melalui pembuluh kecil ekstermitas dan memelihara fungsi jaringan

b. Intervensi dan Rasional


(slide berikutnya)
INTERVENSI RASIONAL

1. Perawatan sirkulasi (misalnya periksa perifer, edema, Meningkatakan sirkulasi arteri dan vena nadi
pengisisan perefier, warna, dan suhu ekstremitas )

2. Pantau perbedaan ketajaman/tumpul dan Mengetahui sensasi perefer, panas/dingin


kemungkinan parestesia

3. Pantau status cairan Mengetahui keseimbangan antara asupan dan haluran


CONTOH KASUS
Terima
kasih

Anda mungkin juga menyukai