Virus HIV berada terutama dalam cairan tubuh manusia. Cairan yang berpotensial
mengandung HIV adalah darah, cairan sperma, cairan vagina, dan air susu ibu (Wijaya,
2010).
Transmisi transplasental yakni penularan dari ibu yang mengandung HIV positif ke
anak yang dapat terjadi sewaktu hamil, melahirkan dan sewaktu menyusui (Siregar, 2004;
Wijaya, 2010).
Etiologi
Penyebab kelainan imun pada AIDS adalah suatu agen viral yang disebut HIV dari
sekelompok virus yang dikenal retrovirus yang disebut Lympadenopathy Associated Virus (LAV)
atau Human T-Cell Leukimia Virus (HTL-III) yang juga disebut Human T-Cell Lympanotropic
Virus (retrovirus). Retrovirus mengubah asam rebonukleatnya (RNA) menjadi asam
deoksiribunokleat (DNA) setelah masuk kedalam sel pejamu (Nurrarif & Hardhi, 2015).
Jumlah limfosit T penting untuk menentukan progresifitas penyakit infeksi HIV ke AIDS. Sel
T yang terinfeksi tidak akan berfungsi lagi dan akhirnya mati. Infeksi HIV ditandai dengan
adanya penurunan drastis sel T dari darah tepi.
Manifestasi Klinis
Fase 1
Umur infeksi 1 – 6 bulan (sejak terinfeksi HIV) individu sudah terpapar dan terinfeksi. Tetapi ciri
– ciri terinfeksi belum terlihat meskipun ia melakukan tes darah. Pada fase ini antibody terhadap
HIV belum terbentuk. Bisa saja terlihat/mengalami gejala – gejala ringan, seperti flu (biasanya 2
– 3 hari dan sembuh sendiri).
Fase 2
Umur infeksi: 2 – 10 tahun setelah terinfeksi HIV. Pada fase kedua ini individu sudah positif HIV
dan belum menampakkan gejala sakit. Sudah dapat menularkan pada orang lain. Bisa saja
terlihat/mengalami gejala – gejala ringan, seperti flu (biasanya 2 – 3 hari dan sembuh sendiri).
Fase 3
Mulai muncul gejala – gejala awal penyakit. Belum disebut gejala AIDS. Gejala – gejala yang
berkaitan antara lain keringat yang berlebihan pada waktu malam, diare terus menerus,
pembengkakan kelenjar getah bening, flu yang tidak sembuh – sembuh, nafsu makan berkurang
dan badan menjadi lemah, serta berat badan terus berkurang. Pada fase ketiga ini sistem
kekebalan tubuh mulai berkurang.
Fase 4
Sudah masuk fase AIDS. AIDS baru dapat terdiagnosa setelah kekebalan tubuh sangat
berkurang dilihat dari jumlah sel T nya. Timbul penyakit tertentu yang disebut dengan infeksi
oportunistik yaitu TBC, infeksi paru – paru yang menyebabkan radang paru – paru dan kesulitan
bernafas, kanker, khususnya sariawan, kanker kulit atau sarcoma kaposi, infeksi usus yang
menyebabkan diare parah berminggu – minggu, dan infeksi otak yang menyebabkan kekacauan
mental dan sakit kepala.
Gejala Mayor dan Minor Penderita AIDS
Terdapat gejala mayor dan minor pada penderita diagnosis AIDS. Pada gejala mayor adalah
berat badan turun >10% dalam1 bulan, diare kronik >1 bulan, demamberkepanjangan >1 bulan,
penurunan kesadaran, dan demensia/HIV enfelopati. Dan pada gejala minor penderita batuk
menetap >1 bulan, dermatitis generalis, Herpes Zooster multisegmental dan berulang,
Kadidiasis Orofaringeal, Limfadenopati Generalis, infeksi jamur berulang pada alat kelamin
wanita, dan Ritinitis Virus Setomegalo.
Pencegahan
Tipe obat yang pertama yang digunakan secara luas adalah analog nukleotida yang
menghambat aktivitas reverse transcriptase yaitu perubahan pada rantai DNA menjadi
RNA pada virus HIV. Obat ini secara signifikan menurunkan level plasma RNA dari
HIV untuk beberapa bulan tetapi tidak menghentikan progresivitas HIV akibat virus
yang berevolusi dan menjadi resisten (Pasek, dkk., 2008).
Program Nasional
HIV-AIDS
RAN Pengendalian HIV-AIDS dan
IMS Sektor Kesehatan 2015-2019
Strategi dalam RAN ini merupakan kelanjutan dari strategi dalam RAN 2009-2014 dengan
memperhatikan hasil-hasil pelaksanaannya. Strategi yang dikembangkan berupaya menjawab
berbagai tantangan yang ada, dan sesuai hasil rekomendasi Kajian Eksternal Upaya Sektor
Kesehatan dalam Pengendalian HIV dan AIDS di Indonesia tahun 2008-2011 dan Kajian Paruh
Waktu SRAN 2010-2014.
Mengacu pada strategi pengendalian HIV dan AIDS dalam Permenkes no. 21 tahun 2013,
maka dapat dirangkum 2 strategi pengendalian sebagai berikut:
1. Meningkatkan cakupan layanan HIV-AIDS dan IMS melalui LKB:
2. Memperkuat sistem kesehatan nasional dalam pelaksanaan Layanan Komprehensif
Berkesinambungan (LKB) HIV-AIDS dan IMS.
Kegiatan utama strategi-1: Meningkatkan cakupan layanan HIV-AIDS dan IMS
melalui LKB