Anda di halaman 1dari 27

GANGGUAN SEKSUAL

• Seks  satu mekanisme (motivasi/ dorongan)


 hubungan antara laki dan perempuan 
sesuai norma masyarakat dan norma agama
secara normal dan bertanggung jawab
• Bukan disebabkan oleh faktor organik, zat/
obat, situasi, psikosis atau gangguan mental
lainnya
• Respon seksual 4 fase :
1.Hasrat/ Apetitive: keinginan  stimulus taktil,
visual, olfaktori, fantasi
2.Kesenangan seksual / Exitement: perasaan
subyektif akan kenikmatan seksual ereksi
3.Orgasme: kenikmatan seksual mencapai
puncaknya  pelepasan ketegangan,
kontraksi otot perineal dan organ reproduksi
4. Resolusi : relaksasi otot
Pembagian Menurut Pedoman Penggolongan
Diagnostik Gangguan Jiwa – III (PPDGJ III)
• F 52 Disfungsi Seksual Bukan Disebabkan
Oleh Gangguan Atau Penyakit Organik
• F 64 Gangguan Identitas Jenis Kelamin
• F 65 Gangguan Preferensi Seksual
• F 66 Gangguan Psikologis dan Perilaku Yang

Berhubungan Dengan Perkembangan dan

Orientasi Seksual
Gangguan Seksual
1. Parafilia=Preferensi Seksual=Deviasi Seksual
2. Disfungsi Seksual
3. Gangguan Identitas Jenis Kelamin
• Penekanan pada faktor psikologis 
timbulnya/ perkembangan gangguan seksual
A. PARAFILIA:
• “Para”  penyimpangan, “filia”  obyek/
sitiasi yang disukai (menyimpang dari norma/
agama)
• Laki > perempuan = 20: 1
Beberapa Jenis Gangguan Parafilia

1. Pedofilia:
 Obyek anak dpt sejenis atau berlainan jenis
 Korban :perempuan 8-13 tahun
laki 10-12 tahun
 Pelaku: 35-45 tahun  psikopat, alkoholik
 Etiol: perkawinan tdk bahagia, cerai tdk
punya anak , orang yg takut gagal dlm berhub
seks dg perempuan berpengalaman
2. Eksibionisme:
 Pada laki-laki heteroseksual
 Dorongan dan kepuasan seksual dg
memperlihatkan alat genital di depan umum
tanpa niat hubungan lebih lanjut
 Ekspresi korban: terkejut, jijik, menjerit,
terpesona, takut
 Etiol: rasa rendah diri
kompulsi  “pengakuan kejantanan”
 Korban: perempuan (anak/ dewasa)
3. Voyeurisme/ skopofilia:
 “Voir”  melihat
 Dorongan dengan cara:
a. melihat/ mengamati tindakan seksual orang lain dg
cara mengintip (telanjang, mandi, hub.sek)
b. korban tidak mengetahui
 pelaku melakukan masturbasi
 laki: perempuan= 9:1
 Etiol: PTSD masa kanak karena melihat ortu
senggama
4. Sadomasokisme:
 Kepuasaan seksual diasosiasikan dengan penderitaan,
kesakitan dan hukuman  pd partner seks
 Patner  masochism, pelaku  sadism
 Etiol:
a. pendidikan yang salah (anggapan seks “kotor”)
b. Nafsu berkuasa yang ekstrim
c. Trauma dengan ibu atau perempuan  rasa
dendam (sadar/ tidak sadar)
d. Kepribadian Psikopatis  penyiksaan hebat
sampai pembunuhan untuk mendapatkan orgasme
5. Masokhisme Seksual:
 Memperoleh kepuasan seks lewat kesakitan
pada diri sendiri  pendahuluan
 Ingin diperlakukan secara kejam secara fisik
(memukul, diikat) dan psikis (dihina,
diremehkan)
 Etiol: rasa bersalah, pasif, “pengibirian”
6. Fetihisme:
 Biasanya pada laki-laki
 kepuasan sexual dengan menggunakan benda
(aksesoris perempuan)  BH, celana dalam,
kaus kaki, sepatu, dll
 Masturbasi sambil memegang, meremas,
mencium benda tsb/ partner memakai benda
tsb meningkatkan hasrat
 Etiol: regresi (masa kanak)  infantil, agresif
 asusila  cemas  impoten
7. Zoofilia/ Bestiality:
 Kepuasaan seks kontak seksual dengan
binatang.
 Senggama lewat vagina/ anus binatang/
menyuruh binatang untuk memanipulasi
(terlatih)
 Etiol : percaya diri rendah  hewan mudah
dikuasai/ dikendalikan, (derajat rendah)
8. Frotteurisme:
 Dorongan untuk menyentuh/ menggesek-
gesek/ meremas organ seks orang tidak dikenal
 Penting untuk membangkitkan gairah seksual/
pemuasannya
 Contoh: tempat publik/ umum seperti di
kereta, pesawat,terminal bis, tontonan di
lapangan, dll.
9. Homoseksual dan Lesbianisme:
 relasi seks dengan jenis kelamin yang sama
 Gay: Lesbi = 3-4: 1
 3 jenis ekspresi:
a. Aktif  pria agresif
b. Pasif  feminin
c. Bergantian peran
 Etiol:
a. Faktor herediter ; ketdkseimbangan hormon seks
b. Lingkungan yg tdk baik  saat pubertas
c. Pernah sbg korban saat remaja
d. laki2 trauma thd ibunya (perempuan trauma thd
bpknya)  benci/ antipati
10. Hiperseks;
1) Satyriasis  Laki-laki
2) Nymphomania  Perempuan
 Dorongan seks tidak terkontrol, gairah konstan
dan tidak pernah puas
 Etiol:
a. ciri kepribadian tertutup  seks adalah
cara komunikasi
b. pelepas ketegangan  pekerjaan
c. obsesi “seks”
d. rendah diri
11. Incest:
 Hubungan seks dengan sesama anggota keluarga
sendiri non suami istri
 Contoh: ayah dan anak perempuan, ibu dengan anak
cowok

12. Necrofilia/ Necrofil:


 Melakukan hubungan seks dengan orang yang sudah
menjadi mayat / orang mati
 Etiol: pengalaman pahit waktu kecil  rasa bersalah
 rasa rendah diri  coitus dg mutilasi  obyek
dibunuh
13. Gerontofilia:
 Sang pelaku jatuh cinta dan mencari kepuasan
seksual kepada orang yang sudah berusia lanjut
(nenek-nenek atau kakek-kakek)

 Etiol: impoten  merasa tidak tertarik lagi.


semakin didesak  cemas

 Gairah seksualnya kepada pasangan yang


sebenarnya justru bisa bangkit lagi jika ia telah
bertemu dengan idamannya (kakek/nenek)
14. Transvestisme Fetishistik:
 Memakai pakaian lawan jenis untuk
membangkitkan keinginan & pemuasan seksual
 Ada hasrat kuat untuk melepaskan pakaian/ benda
lain dari lawan jenis bila orgasmus tercapai

15. Pygmalionism
 Jatuh cinta pada patung/ manekin (obsesi)
 Mengubah diri menjadi boneka barbie
 Penderita disebut agalmotophilia
B. Disfungsi Seksual
1. Gangguan dorongan seksual:
a) Tipe hipoaktif (ada sedikit pikiran seks)
b) Tipe aversi (cenderung menghindar)
 Kurang/ tidak adanya hasrat melakukan seks
 Bersifat global maupun situasional
 Tidak mempunyai fantasi seks, ketakutan,
hubungan seks terjadi jika psikologis aman
 Cth: perempuan korban pemerkosaan
2. Gangguan gairah seksual
 Gagal mencapai/ mempertahankan exitement
 Perempuan  frigiditas (tidak tercapai lubrikasi dan
membukanya vagina, erotis θ)
 Laki  impotensi/ gangguan ereksi,
 Impotensi
a. F. Fisik: penyakit diabetes, jantung/ obat2
hipertensi
b. F. Psikis: pikiran negatif, cemas, depresi, dll
3. Ejakulasi dini
 Tidak mampu mengontrol ejakulasi selama aktifitas
seks berlangsung
4. Orgasme terhambat:
 tidak tercapai fase orgasme 
laki/perempuan

5. Dispareunia:
 Kesakitan saat berhubungan seksual 
perempuan karena faktor organis

6. Vaginismus:
Spasme/ kontraksi otot vagina  mengganggu
orgasme  reaksi ketakutan
C. Gangguan Identitas Jenis Kelamin
• Identitas jenis kelamin: perasaan seseorang
tergolong dalam jenis kelamin tertentu
• Peran jenis kelamin: pernyataan terhadap
masyarakat tentang identitas jenis kelamin
• Gbr-an khas: hasrat/keinginan kuat untuk
menjadi lawan jenisnya & perasaan tidak
senang/ tidak sesuai terhadap alat kelaminnya,
disertai perilaku menetap yang mirip dgn
perilaku lawan jenisnya
1. Transeksualisme
 Keinginan untuk hidup dan diterima sebagai anggota
jenis kelamin yang lain
 Disertai rasa tidak nyaman, tidak pantas dengan
kelamin anatomis yang dimiliki
 Menimbulkan gangguan yang signifikan pd fungsi
sosial, pekerjaan, dll
 Keinginan terapi hormonal  semirip mungkin
lawan jenisnya
 Bukan gangguan jiwa lain, genetik, kromosom
 Bisa: heteroseksual, homoseksual, biseksual
2. Transvestisme Peran Ganda
 Mengenakan pakaian lawan jenis sbg bagian
eksistensi diri  sesaat menikmati sebagai
lawan jenisnya
 Tidak ada hasrat mengubah jenis kelamin/
tindakan bedah
 Tidak ada perangsangan seksual  beda dgn
transvestisme fetishistik
3. Ggn Identitas Jenis Masa Anak
 Hasrat pervasif/mendalam dan menetap
menjadi lawan jenisnya disertai penolakan
atribut/pakaian yg sesuai jenis kelaminnya
 Tdk ada perangsangan seksual pakaian
lawan jenisnya
 Yg Khas: muncul pada usia pra-sekolah
dan jelas sebelum pubertas, penyangkalan
diri terganggu
 Ada ide kelak jenis kelaminnya akan
berubah menjadi lawan jenisnya
Pengobatan
1. Murni keinginan induvidu
2. Motivasi yang kuat
3. Sikap induvidu:
a. Ego distonic (bertentangan dg ego sendiri)
b. Ego syntonic (serasi dg egonya)
 ego syntonic kuat  semakin kecil untuk
sembuh
4. Kepribadian induvidu
5. Usia  semakin muda semakin baik
 Sifat penyimpangan seksual primer  o.k
kerusakan fungsi otak  proses regresi dari
seksualitas yang semula normal, gejala:
a. Kontrol diri semakin berkurang
b. Pengembangan tingkah laku seksual infantil
c. Semakin banyak fantasi2 seksual
d. Terjadi awal dementia
e. Muncul penyakit cerebrovaskuler
f. Epilepsi, alkoholisme, kardiovaskuler
g. Psikotik fungsional

Anda mungkin juga menyukai