Anda di halaman 1dari 46

Tidak Boleh Dikurangkan

Ps. 9(1) UU PPh T


I
a. pembagian Laba dgn nama & D
b. untuk kepentingan pribadi
dlm bentuk apapun seperti A
pemegang saham, sekutu, atau
dividen, termasuk dividen yang K
anggota
dibayarkan oleh perusahaan
asuransi kepada pemegang B
polis, dan pembagian sisa hasil d. premi asuransi kesehatan,
O
usaha koperasi premi asuransi kecelakaan,
L
asuransi jiwa, asuransi
E
c. pembentukan atau dwiguna, dan asuransi bea
H
pemupukan dana cadangan siswa, yg dibayar oleh WP OP,
kecuali cadangan untuk kecuali jika dibayar oleh
D
usaha/lembaga tertentuyang pemberi kerja dan premi
I
ketentuan dan syarat-syaratnya tersebut dihitung sebagai
K
diatur dengan atau penghasilan bagi Wajib Pajak
U
berdasarkan PMK yang bersangkutan
R
e. penggantian atau imbalan A
f. jumlah yg melebihi kewajaran
sehub. dgn pekerjaan atau jasa N
sehub pekerjaan yg dibayarkan
yg diberikan dalam bentuk G
kpd pemegang saham/pihak yg
natura dan kenikmatan, kecuali K
punya hub. istimewasebagai
natura dan kenikmatan A
imbalan sehubungan dengan
tertentuyang diatur dengan N
pekerjaan yang dilakukan
atau berdasarkan PMK
Ps. 9(1) UU PPh T
I
g. harta yg dihibahkan, D h. Pajak Penghasilan
bantuan/sumbangan, dan A
warisan sebgmn dimaksud K
dlm Pasal 4 (3) a, b UU PPh, i. biaya yg dibebankan/
kecuali sumbangan B dikeluarkan u/ kepentingan
sebagaimana dimaksud dalam O pribadi WP/tanggungannya
Pasal 6 ayat (1) huruf i sampai L
dengan huruf m serta zakat E
yang diterima oleh badan H j. gaji yg dibayarkan kpd
amil zakat atau lembaga amil anggota persekutuan, firma,
zakat yang dibentuk atau D atau CV yg modalnya tdk terbagi
disahkan oleh pemerintah I atas saham
atau sumbangan keagamaan K
yang sifatnya wajib bagi U
pemeluk agama yang diakui di R k. sanksi administrasi berupa
Indonesia, yang diterima oleh A bunga, denda, dan kenaikan
lembaga keagamaan yang N serta sanksi pidana berupa
dibentuk atau disahkan oleh G denda yang berkenaan dengan
pemerintah, yang K pelaksanaan perundang-
ketentuannya diatur dengan A undangan di bidang
atau berdasarkan Peraturan N perpajakan
Pemerintah
Pembentukan atau Pemupukan
Dana Cadangan tidak boleh dikurangkan
kecuali:
1. cadangan piutang tak tertagih untuk usaha bank dan badan usaha
lain yg menyalurkan kredit, sewa guna usaha dgn hak opsi,
perusahaan pembiayaan konsumen, dan perusahaan anjak piutang;
2. cadangan untuk usaha asuransi termasuk cadangan bantuan sosial
yg dibentuk oleh Badan Penyelenggara Jaminan Sosial;
3. cadangan penjaminan untuk Lembaga Penjamin Simpanan;
4. cadangan biaya reklamasi untuk usaha pertambangan;
5. cadangan biaya penanaman kembali untuk usaha kehutanan;
6. cadangan biaya penutupan dan pemeliharaan tempat pembuangan
limbah industri untuk usaha pengolahan limbah industri,
yg ketentuan dan syarat-syaratnya diatur dengan atau berdasarkan
PMK (PMK No. 81/PMK.03/2009).
Pembentukan atau Pemupukan Dana Cadangan
yang Boleh Dikurangkan
(PMK No. 81/PMK.03/2009)
a. cadangan piutang tak tertagih, yang meliputi:
1) cadangan piutang tak tertagih untuk:
a) bank umum - kegiatan usaha konvensional;

b) bank umum - kegiatan usaha prinsip syariah;


c) bank perkreditan rakyat - kegiatan usaha
konvensional;
d) bank perkreditan rakyat - kegiatan usaha
prinsip syariah;
2) cadangan khusus penyisihan pembiayaan untuk
badan usaha selain bank umum dan bank
perkreditan rakyat yg menyalurkan kredit kepada
masyarakat, yang meliputi :
a) Koperasi simpan pinjam; dan
Pembentukan atau Pemupukan Dana Cadangan
yang Boleh Dikurangkan
(PMK No. 81/PMK.03/2009)
3) cadangan piutang tak tertagih untuk SGU
dengan hak opsi yaitu cadangan piutang tak
tertagih untuk kegiatan pembiayaan dgn
menyediakan barang modal untuk digunakan
oleh penyewa guna usaha selama jangka waktu
tertentu berdasarkan pembayaran secara
angsuran dengan hak opsi (Finance Lease);
4) cadangan piutang tak tertagih untuk perusahaan
pembiayaan konsumen yaitu cadangan piutang
tak tertagih untuk perusahaan yang melakukan
kegiatan pembiayaan untuk pengadaan barang
berdasarkan kebutuhan konsumen dengan
pembayaran secara angsuran;
Pembentukan atau Pemupukan Dana Cadangan
yang Boleh Dikurangkan
(PMK No. 81/PMK.03/2009)
5. cadangan piutang tak tertagih untuk perusahaan
anjak piutang yaitu cadangan piutang tak
tertagih untuk perusahaan yg melakukan
kegiatan pembiayaan dalam bentuk pembelian
piutang dagang jangka pendek suatu perusahaan
berikut pengurusan atas piutang tsb.
Pembentukan atau Pemupukan Dana Cadangan
yang Boleh Dikurangkan
(PMK No. 81/PMK.03/2009)
b. cadangan untuk usaha asuransi, yang meliputi :
1) cadangan premi tanggungan sendiri dan klaim
tanggungan sendiri untuk perusahaan asuransi
kerugian;
2) cadangan premi untuk perusahaan asuransi
jiwa;
Pembentukan atau Pemupukan Dana Cadangan
yang Boleh Dikurangkan
(PMK No. 81/PMK.03/2009)
c. cadangan penjaminan untuk Lembaga Penjamin
Simpanan, yaitu cadangan penjaminan untuk
lembaga yang berfungsi menjamin simpanan
nasabah penyimpan dan turut aktif dalam
memelihara stabilitas sistem perbankan sesuai
dengan kewenangannya;
d. cadangan biaya reklamasi untuk usaha
pertambangan, yaitu cadangan biaya untuk
kegiatan yang bertujuan memperbaiki atau
menata kegunaan lahan yang terganggu sebagai
akibat kegiatan usaha pertambangan agar dapat
berfungsi dan berdaya guna sesuai
peruntukannya;
Pembentukan atau Pemupukan Dana Cadangan
yang Boleh Dikurangkan
(PMK No. 81/PMK.03/2009)
e. cadangan biaya penanaman kembali untuk usaha
kehutanan, yaitu cadangan biaya penanaman kembali bagi
perusahaan yang diwajibkan melakukan penanaman
kembali atas hutan yg telah dieksploitasi untuk usaha yg
terkait dgn sistem pengurusan yg bersangkut paut dgn
hutan, kawasan hutan, dan hasil hutan yg diselenggarakan
secara terpadu; dan
f. cadangan biaya penutupan dan pemeliharaan tempat
pembuangan limbah industri untuk usaha pengolahan
limbah industri, yaitu cadangan biaya penutupan dan
pemeliharaan bagi perusahaan yang mengolah limbah
industri yg mencakup kegiatan penyimpanan,
pengumpulan, pengangkutan, pemanfaatan, pengolahan
limbah industri dan penimbunan hasil pengolahan limbah
industri.
Cadangan
Bank Piutang
Umum Tak Tertagih
- Konvensional
Bank Umum – Konvensional

Besarnya Cadangan Piutang Tak Tertagih:


a. 1% dari piutang dgn kualitas lancar, tidak termasuk SBI dan
SUN;
b. 5% dari piutang dgn kualitas dalam perhatian khusus setelah
dikurangi nilai agunan;
c. 15% dari piutang dgn kualitas kurang lancar setelah
dikurangi nilai agunan;
d. 50% dari piutang dgn kualitas diragukan setelah dikurangi
nilai agunan; dan
e. 100% dari piutang dgn kualitas macet setelah dikurangi nilai
agunan.

Besarnya nilai agunan yang dapat diperhitungkan paling tinggi


adalah :
a. 100% dari nilai agunan yang bersifat likuid; dan
b.75% dari nilai agunan lainnya atau sebesar nilai yg
ditetapkan perusahaan penilai.
Bank Umum
Cadangan - Konvensional
Piutang Tak Tertagih
Bank Umum – Konvensional

 Jumlah piutang yang digunakan sebagai dasar untuk


membentuk dana cadangan adalah pokok pinjaman yang
diberikan oleh bank umum yang melaksanakan kegiatan
usaha secara konvensional.
 Kerugian yang berasal dari piutang yang nyata-nyata tidak
dapat ditagih dibebankan pada perkiraan cadangan piutang
tak tertagih.
 Dalam hal jumlah cadangan piutang tak tertagih seluruhnya
atau sebagian tidak dipakai untuk menutup kerugian tsb di
atas, jumlah kelebihan cadangan tersebut diperhitungkan
sebagai penghasilan.
 Dalam hal jumlah cadangan piutang tak tertagih dipakai untuk
menutup kerugian tsb di atas namun tidak mencukupi, jumlah
kekurangan cadangan tersebut diperhitungkan sebagai
kerugian.
Bank Umum
Cadangan – Tak
Piutang Syariah
Tertagih
Bank Umum – Syariah
Besarnya Cadangan Piutang Tak Tertagih:
a. 1% dari piutang dgn kualitas lancar, tidak termasuk Sertifikat
Wadiah Bank Indonesia dan surat berharga yang diterbitkan
Pemerintah berdasarkan prinsip syariah;
b. 5 % dari piutang dgn kualitas dalam perhatian khusus
setelah dikurangi nilai agunan;
c. 15% dari piutang dgn kualitas kurang lancar setelah
dikurangi nilai agunan;
d. 50% dari piutang dgn kualitas diragukan setelah dikurangi
nilai agunan; dan
e. 100% dari piutang dgn kualitas macet setelah dikurangi nilai
agunan.

Besamya nilai agunan yang dapat diperhitungkan paling tinggi


adalah :
a. 100% dari nilai agunan yang bersifat likuid; dan
b. 75% dari nilai agunan lainnya atau sebesar nilai yg
ditetapkan perusahaan penilai.
Bank Umum
Cadangan – Tak
Piutang Syariah
Tertagih
Bank Umum – Syariah

 Jumlah piutang yang digunakan sebagai dasar untuk


membentuk dana cadangan adalah pokok pinjaman yang
diberikan oleh bank umum yang melaksanakan kegiatan
usaha berdasarkan prinsip syariah.
 Kerugian yang berasal dari piutang yang nyata-nyata tidak
dapat ditagih dibebankan pada perkiraan cadangan piutang
tak tertagih.
 Dalam hal jumlah cadangan piutang tak tertagih seluruhnya
atau sebagian tidak dipakai untuk menutup kerugian tsb di
atas, jumlah kelebihan cadangan tersebut diperhitungkan
sebagai penghasilan.
 Dalam hal jumlah cadangan piutang tak tertagih dipakai untuk
menutup kerugian tsb di atas namun tidak mencukupi, jumlah
kekurangan cadangan tersebut diperhitungkan sebagai
kerugian.
BPR - Konvensional
Cadangan Piutang Tak Tertagih
BPR – Konvensional

Besarnya cadangan piutang tak tertagih:


a. 0,5% dari piutang dgn kualitas lancar tidak termasuk SBI;
b. 10% dari piutang dgn kualitas kurang lancar setelah
dikurangi nilai agunan;
c. 50% dari piutang dgn kualitas diragukan setelah dikurangi
nilai agunan; dan
d. 100% dari piutang dgn kualitas macet setelah dikurangi nilai
agunan.

Besarnya nilai agunan yang dapat diperhitungkan paling tinggi


adalah :
a. 100% dari nilai agunan yang bersifat likuid; dan
b. 75% dari nilai agunan lainnya atau sebesar nilai yg
ditetapkan perusahaan penilai.
BPR - Konvensional
Cadangan Piutang Tak Tertagih
BPR – Konvensional

 Jumlah piutang yang digunakan sebagai dasar untuk


membentuk dana cadangan adalah pokok pinjaman yang
diberikan oleh bank perkreditan rakyat yang melaksanakan
kegiatan usaha secara konvensional.
 Kerugian yang berasal dari piutang yang nyata-nyata tidak
dapat ditagih dibebankan pada perkiraan cadangan piutang
tak tertagih.
 Dalam hal jumlah cadangan piutang tak tertagih seluruhnya
atau sebagian tidak dipakai untuk menutup kerugian tsb di
atas, jumlah kelebihan cadangan tersebut diperhitungkan
sebagai penghasilan.
 Dalam hal jumlah cadangan piutang tak tertagih dipakai untuk
menutup kerugian tsb di atas namun tidak mencukupi, jumlah
kekurangan cadangan tersebut diperhitungkan sebagai
kerugian.
BPR - Syariah
Cadangan Piutang Tak Tertagih
BPR – Syariah

Besarnya cadangan piutang tak tertagih:


a. 0,5% dari piutang dgn kualitas lancar tidak termasuk
Sertifikat Wadiah Bank Indonesia;
b. 10% dari piutang dgn kualitas kurang lancar setelah
dikurangi nilai agunan;
c. 50% dari piutang dgn kualitas diragukan setelah dikurangi
nilai agunan; dan
d. 100% dari piutang dgn kualitas macet setelah dikurangi nilai
agunan.

Besarnya nilai agunan yang dapat diperhitungkan paling tinggi


adalah :
a. 100% dari nilai agunan yang bersifat likuid; dan
b. 75% dari nilai agunan lainnya atau sebesar nilai yg
ditetapkan perusahaan penilai.
Cadangan Piutang Tak Tertagih
BPR - SyariahBPR – Syariah

 Jumlah piutang yang digunakan sebagai dasar untuk


membentuk dana cadangan adalah pokok pinjaman yang
diberikan oleh bank perkreditan rakyat yang melaksanakan
kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah.
 Kerugian yang berasal dari piutang yang nyata-nyata tidak
dapat ditagih dibebankan pada perkiraan cadangan piutang
tak tertagih.
 Dalam hal jumlah cadangan piutang tak tertagih seluruhnya
atau sebagian tidak dipakai untuk menutup kerugian tsd di
atas, jumlah kelebihan cadangan tersebut diperhitungkan
sebagai penghasilan.
 Dalam hal jumlah cadangan piutang tak tertagih dipakai untuk
menutup kerugian tsb di atas namun tidak mencukupi, jumlah
kekurangan cadangan tersebut diperhitungkan sebagai
kerugian.
Cadangan Piutang Tak Tertagih
Koperasi Simpan Pinjam
Koperasi Simpan Pinjam

Besarnya Cadangan Piutang Tak Tertagih :


a. 0,5% dari piutang dgn kualitas lancar;
b. 10% dari piutang dgn kualitas kurang lancar setelah
dikurangi nilai agunan;
c. 50% dari piutang dgn kualitas diragukan setelah dikurangi
nilai agunan; dan
d. 100% dari piutang dengan kualitas macet setelah dikurangi
nilai agunan.

Besarnya nilai agunan yang dapat diperhitungkan paling tinggi


adalah :
a. 100% dari nilai agunan yang bersifat likuid; dan
b. 75% dari nilai agunan lainnya atau sebesar nilai yg
ditetapkan perusahaan penilai.
Koperasi Simpan
Cadangan Piutang Tak Pinjam
Tertagih
Koperasi Simpan Pinjam

 Jumlah piutang yang digunakan sebagai dasar untuk


membentuk dana cadangan adalah pokok pinjaman yang
diberikan oleh koperasi simpan pinjam.
 Kerugian yang berasal dari piutang yang nyata-nyata tidak
dapat ditagih dibebankan pada perkiraan cadangan piutang
tak tertagih.
 Dalam hal jumlah cadangan piutang tak tertagih seluruhnya
atau sebagian tidak dipakai untuk menutup kerugian tsb di
atas, jumlah kelebihan cadangan tersebut diperhitungkan
sebagai penghasilan.
 Dalam hal jumlah cadangan piutang tak tertagih dipakai untuk
menutup kerugian tsb di atas namun tidak mencukupi, jumlah
kekurangan cadangan tersebut diperhitungkan sebagai
kerugian.
Cadangan Piutang Tak Tertagih
PT Permodalan Nasional Madani (Persero)
PT Penanaman Modal Madani (Persero)

Besarnya cadangan khusus penyisihan ditetapkan sebagai berikut :


a. 2,5% dari baki debet yang digolongkan dalam perhatian khusus setelah
dikurangi nilai agunan;
b. 5% dari baki debet yang digolongkan kurang lancar setelah dikurangi dengan
nilai agunan;
c. 50% dari baki debet yang digolongkan diragukan setelah dikurangi dengan
nilai agunan; dan
d. 100% dari baki debet yang digolongkan macet setelah dikurangi dengan nilai
agunan.

Besarnya nilai agunan yang dapat diperhitungkan sebagai pengurang pada


cadangan paling tinggi adalah :
a. 100% (seratus persen) dari nilai agunan yang bersifat likuid; dan
b. 75% (tujuh puluh lima persen) dari nilai agunan lainnya atau sebesar nilai
yang ditetapkan perusahaan penilai.
PT Permodalan
Cadangan Nasional
Piutang Madani (Persero)
Tak Tertagih
PT Penanaman Modal Madani (Persero)

 Jumlah baki debet yang digunakan sebagai dasar untuk


membentuk dana adalah pokok baki debet yang diberikan oleh
PT Permodalan Nasional Madani (Persero).
 Kerugian yang berasal dari pembiayaan yang nyata-nyata
tidak dapat ditagih dibebankan pada perkiraan cadangan
khusus penyisihan pembiayaan.
 Dalam hal jumlah cadangan khusus penyisihan pembiayaan
seluruhnya atau sebagian tidak dipakai untuk menutup
kerugian tsb di atas, jumlah kelebihan cadangan tersebut
diperhitungkan sebagai penghasilan.
 Dalam hal jumlah cadangan khusus penyisihan pembiayaan
dipakai untuk menutup kerugian tsb di atas namun tidak
mencukupi, jumlah kekurangan cadangan tersebut
diperhitungkan sebagai kerugian.
Cadangan Piutang Tak Tertagih Perusahaan SGU – Hak Opsi

 Besarnya cadangan piutang tak tertagih untuk perusahaan sewa guna usaha
dengan hak opsi ditetapkan paling tinggi sebesar 2,5% (dua setengah persen)
dari rata-rata saldo awal dan saldo akhir piutang.
 Kerugian sebenarnya yang disebabkan piutang yang nyata-nyata tidak dapat
ditagih, dibebankan pada perkiraan cadangan piutang tak tertagih.
 Dalam hal jumlah cadangan piutang tak tertagih seluruhnya atau sebagian
tidak dipakai untuk menutup kerugian tsb di atas, jumlah kelebihan cadangan
tersebut diperhitungkan sebagai penghasilan.
 Dalam hal jumlah cadangan piutang tak tertagih dipakai untuk menutup
kerugian tsb di atas, namun tidak mencukupi, jumlah kekurangan cadangan
tersebut diperhitungkan sebagai kerugian.
Cadangan Piutang Tak Tertagih Perusahaan Pembiayaan Konsumen

 Besarnya cadangan piutang tak tertagih untuk perusahaan pembiayaan


konsumen ditetapkan paling tinggi sebesar 5% (lima persen) dari rata-rata
saldo awal dan saldo akhir piutang.
 Kerugian sebenarnya yang disebabkan piutang yang nyata-nyata tidak dapat
ditagih dibebankan pada perkiraan cadangan piutang tak tertagih.
 Dalam hal jumlah cadangan piutang tak tertagih seluruhnya atau sebagian
tidak dipakai untuk menutup kerugian tsb. di atas, jumlah kelebihan cadangan
tersebut diperhitungkan sebagai penghasilan.
 Dalam hal jumlah cadangan piutang tak tertagih dipakai untuk menutup
kerugian tsb. di atas namun tidak mencukupi, jumlah kekurangan cadangan
tersebut diperhitungkan sebagai kerugian.
Cadangan Piutang Tak Tertagih Perusahaan Anjak Piutang

 Besarnya cadangan piutang tak tertagih untuk perusahaan anjak piutang


ditetapkan paling tinggi sebesar 5% (lima persen) dari rata-rata saldo awal dan
saldo akhir piutang.
 Kerugian sebenarnya yang disebabkan piutang yang nyata-nyata tidak dapat
ditagih dibebankan pada perkiraan cadangan piutang tak tertagih.
 Dalam hal jumlah cadangan piutang tak tertagih seluruhnya atau sebagian
tidak dipakai untuk menutup kerugian tsb di atas, jumlah kelebihan cadangan
tersebut diperhitungkan sebagai penghasilan.
 Dalam hal jumlah cadangan piutang tak tertagih dipakai untuk menutup
kerugian tsb di atas namun tidak mencukupi, jumlah kekurangan cadangan
tersebut diperhitungkan sebagai kerugian.
Cadangan Piutang Tak Tertagih Secara Bersamaan
Usaha SGU-Hak Opsi, Pembiayaan Konsumen, dan Anjak
Piutang

 Dalam hal Wajib Pajak secara bersamaan melakukan kegiatan


usaha
 sewa guna usaha dengan hak opsi,
 pembiayaan konsumen, dan/atau
 anjak piutang,
 besarnya cadangan piutang tak tertagih yang dapat dibiayakan
dihitung berdasarkan besarnya piutang untuk masing-masing
usaha.
Cadangan Premi Tanggungan Sendiri
Perusahaan Asuransi Kerugian

 Besarnya cadangan premi tanggungan sendiri untuk perusahaan


asuransi kerugian adalah sebesar 40% (empat puluh persen) dari
jumlah premi tanggungan sendiri yang diterima atau diperoleh
dalam tahun pajak yang bersangkutan.
 Cadangan premi tanggungan sendiri merupakan premi yang
sudah diterima atau diperoleh akan tetapi belum merupakan
penghasilan pada tahun pajak yang bersangkutan.
 Cadangan premi tanggungan sendiri merupakan penghasilan
pada tahun pajak berikutnya.
Cadangan Klaim Tanggungan Sendiri
Perusahaan Asuransi Kerugian

 Besarnya cadangan klaim tanggungan sendiri untuk perusahaan


asuransi kerugian adalah sebesar 100% (seratus persen) dari jumlah
klaim yang sudah disepakati tetapi belum dibayar dan klaim yang sudah
dilaporkan dan sedang dalam proses, tetapi tidak termasuk klaim yang
belum dilaporkan.
 Cadangan klaim tanggungan sendiri dibentuk pada akhir tahun pajak.
 Jumlah klaim yang sebenarnya dibayar oleh perusahaan asuransi
kerugian dibebankan kepada perkiraan cadangan klaim tanggungan
sendiri.
 Dalam hal jumlah cadangan klaim tanggungan sendiri seluruhnya atau
sebagian tidak dipakai untuk menutup kerugian tsb di atas, jumlah
kelebihan cadangan tersebut diperhitungkan sebagai penghasilan.
 Dalam hal jumlah klaim tanggungan sendiri dipakai untuk menutup
kerugian tsb di atas namun tidak mencukupi, jumlah kekurangan
cadangan tersebut boleh dibebankan sebagai biaya.
Cadangan Premi
Perusahaan Asuransi Jiwa

 Besarnya cadangan premi untuk perusahaan asuransi jiwa


ditentukan sesuai dengan penghitungan aktuaria yang telah
mendapat pengesahan dari Badan Pengawas Pasar Modal dan
Lembaga Keuangan.
 Kenaikan jumlah saldo akhir dibanding dengan saldo awal tahun
dari cadangan premi merupakan biaya dalam tahun yang
bersangkutan.
 Apabila terjadi pembayaran klaim kepada tertanggung jumlah
tersebut dibebankan kepada perkiraan cadangan premi.
Cadangan Penjaminan
Lembaga Penjamin Simpanan

 Besarnya cadangan penjaminan untuk Lembaga Penjamin


Simpanan adalah 80% (delapan puluh persen) dari surplus yang
diperoleh Lembaga Penjamin Simpanan dari kegiatan operasional
selama 1 (satu) tahun yang diakumulasikan sesuai peraturan
perundang-undangan mengenai Lembaga Penjamin Simpanan.
Cadangan Biaya Reklamasi
Perusahaan Pertambangan

 Besarnya cadangan biaya reklamasi untuk perusahaan yang


melakukan usaha pertambangan adalah yang sebenarnya
dibebankan pada perkiraan cadangan biaya reklamasi.
 Cadangan biaya reklamasi untuk perusahaan yang melakukan
usaha dihitung sesuai dengan peraturan perundang-undangan di
bidang pertambangan energi dan sumber daya mineral.
 Apabila setelah berakhirnya masa kontrak atau selesainya
penambangan terdapat selisih antara jumlah cadangan biaya
reklamasi dengan jumlah biaya reklamasi yang sebenarnya
dikeluarkan, selisih tersebut merupakan penghasilan atau
kerugian pada tahun yang bersangkutan.
Cadangan Biaya Penanaman Kembali Perusahaan Kehutanan

 Besarnya cadangan biaya penanaman kembali untuk perusahaan


yang melakukan usaha kehutanan adalah yang sebenarnya
dibebankan pada perkiraan cadangan biaya penanaman kembali.

 Cadangan biaya penanaman kembali untuk perusahaan yang


melakukan usaha kehutanan dihitung sesuai dengan peraturan
perundang-undangan di bidang kehutanan.
 Apabila setelah berakhirnya masa kontrak terdapat selisih antara
jumlah cadangan biaya penanaman kembali dengan jumlah biaya
penanaman kembali yang sebenamya dikeluarkan, selisih
tersebut merupakan penghasilan atau kerugian pada tahun yang
bersangkutan.
Cadangan Biaya Penutupan dan Pemeliharaan
Tempat Pembuangan Limbah Industri

 Besarnya cadangan biaya penutupan dan pemeliharaan tempat


pembuangan limbah industri untuk usaha pengolahan limbah
industri adalah yang sebenarnya dibebankan pada perkiraan
cadangan biaya penutupan dan pemeliharaan tempat
pembuangan limbah.
 Besarnya cadangan biaya penutupan dan pemeliharaan tempat
pembuangan dihitung sesuai dengan peraturan perundang-
undangan di bidang lingkungan hidup.
 Apabila setelah berakhirnya masa kontrak terdapat selisih antara
jumlah cadangan biaya penutupan dan pemeliharaan tempat
pembuangan limbah dengan jumlah biaya penutupan dan
pemeliharaan tempat pembuangan limbah yang sebenarnya
dikeluarkan, selisih tersebut merupakan penghasilan atau
kerugian pada tahun yang bersangkutan.
Pemberian Natura Dan Kenikmatan Yang Dapat Dikurangkan
Bagi Pemberi Kerja Dan Bukan Penghasilan Bagi Pegawai
(PMK No. 83/PMK.03/2009)

a. Pengeluaran untuk penyediaan makanan dan/atau


minuman bagi Pegawai yang meliputi:
 pemberian makanan dan/atau minuman yang
disediakan oleh pemberi kerja di tempat kerja,
atau
 pemberian kupon makanan dan/atau minuman
bagi Pegawai yang karena sifat pekerjaannya
tidak dapat memanfaatkan pemberian
sebagaimana dimaksud pada huruf a, meliputi
Pegawai bagian pemasaran, bagian transportasi,
dan dinas luar lainnya.
Pemberian Natura Dan Kenikmatan Yang Dapat Dikurangkan
Bagi Pemberi Kerja Dan Bukan Penghasilan Bagi Pegawai
(PMK No. 83/PMK.03/2009)
b. Penggantian atau imbalan dalam bentuk natura atau kenikmatan yang
diberikan berkenaan dengan pelaksanaan pekerjaan di daerah tertentu dalam
rangka menunjang kebijakan pemerintah untuk mendorong pembangunan di
daerah tersebut:
 sarana dan fasilitas di lokasi kerja untuk :
a. tempat tinggal, termasuk perumahan bagi Pegawai dan keluarganya;

b.pelayanan kesehatan;
c.pendidikan bagi Pegawai dan keluarganya;
d.peribadatan;
e.pengangkutan bagi Pegawai dan keluarganya;
f.olahraga bagi Pegawai dan keluarganya tidak termasuk golf, power
boating, pacuan kuda, dan terbang layang,
sepanjang sarana dan fasilitas tersebut tidak tersedia, sehingga pemberi kerja
harus menyediakannya sendiri.
 Pengeluaran untuk pembangunan sarana dan fasilitas tsb di atas yang
mempunyai masa manfaat lebih dari 1 (satu) tahun disusutkan.
Pemberian Natura Dan Kenikmatan Yang Dapat Dikurangkan
Bagi Pemberi Kerja Dan Bukan Penghasilan Bagi Pegawai
(PMK No. 83/PMK.03/2009)

c. Pemberian natura dan kenikmatan yang merupakan


keharusan dalam pelaksanaan pekerjaan sebagai
sarana keselamatan kerja atau karena sifat
pekerjaan tersebut mengharuskannya:
 meliputi pakaian dan peralatan untuk
keselamatan kerja, pakaian seragam petugas
keamanan (satpam), sarana antar jemput
Pegawai, serta penginapan untuk awak kapal,
dan yang sejenisnya.
Ps. 13 PP 94/2010
Pengeluaran dan biaya yg tidak boleh dikurangkan dalam
menentukan besarnya PhKP bagi WPDN dan BUT, termasuk:
a. biaya untuk 3M penghasilan yang:
1) bukan merupakan objek pajak;
2) pengenaan pajaknya bersifat final; dan/atau
3) dikenakan pajak berdasarkan NPPN sdd Ps. 14 UU PPh
dan NPK sdd Ps. 15 UU PPh.
b. PPh yg ditanggung oleh pemberi penghasilan.

Biaya yg berkenaan dgn Ph yg dikenakan pajak tersendiri, baik Ph yg


dikenakan pemotongan, pemungutan, atau pembayaran PPh yg bersifat
final sdd Ps. 4 ayat (2) maupun Ph yg dikenai pajak berdas. NPPN sdd Ps. 14
UU PPh dan NPK sdd Ps. 15 UU PPh, telah diperhitungkan dlm tarif pajak
ataupun norma penghitungan yg berlaku untuk Ph tsb. Oleh karena itu,
biaya-biaya tsb tidak boleh lagi dikurangkan dari Ph bruto lainnya yg
pengenaan pajaknya dilakukan berdas. tarif sdd Ps. 17 UU PPh.
Perlakuan Biaya Bunga Pinjaman Apabila Terdapat
Penghasilan Bunga Deposito

(1) Apabila jumlah rata-rata pinjaman sama besarnya dengan atau


lebih kecil dari jumlah rata-rata dana yang ditempatkan sebagai
deposito berjangka atu tabungan lainnya,maka bunga yang
dibayar ataut erutang atas pinjaman tersebut seluruhnya tidak
dapat dibebankan sebagai biaya.
(2) Apabila jumlah rata-rata pinjaman lebih besar dari jumlah rata-
rata dana yang ditempatkan dalam bentuk deposito atau
tabungan lainnya,maka bunga atas pinjaman yang boleh
dibebankan sebagai biaya adalah bunga yang dibayar atau
terutang atas rata-rata pinjaman yang melebihi jumlah rata-rata
dana yang ditempatkan sebagai deposito berjangka atau
tabungan lainnya.

SE-46/PJ.4/1995
Perlakuan PPh atas Pengeluaran BPHTB dan PBB

a. BPHTB adalah pajak yg dibayar dalam rangka dan merupakan bagian dari
biaya pengeluaran untuk memperoleh hak atas tanah dan atau bangunan;
b. PBB adalah pajak yang dibayar sehubungan dengan pemilikan hak atau
perolehan manfaat atas tanah dan atau pemilikan, penguasaan, atau
perolehan manfaat atas bangunan, yang merupakan biaya/pengeluaran rutin
setiap tahun;
c. BPHTB atas hak atas tanah yg dimiliki dan dipergunakan dalam perusahaan,
atau dimiliki untuk 3m penghasilan, dapat dikurangkan sebagai biaya dalam
penghitungan PhKP melalui amortisasi hak atas tanah sepanjang hak atas
tanah tsb dapat diamortisasi sesuai ketentuan Pasal 11A UU PPh;

SE- 01/PJ.42/2002
Perlakuan PPh atas Pengeluaran BPHTB dan PBB

d. BPHTB atas hak atas bangunan yg dimiliki dan dipergunakan dalam


perusahaan, atau dimiliki untuk 3m penghasilan dapat dikurangkan sebagai
biaya dalam penghitungan PhKP melalui penyusutan bangunan tsb sesuai
ketentuan Pasal 11 UU PPh;
e. PBB atas tanah dan bangunan yang dimiliki dan dipergunakan dalam
perusahaan, atau dimiliki untuk 3m penghasilan, dapat dikurangkan sekaligus
sebagai biaya dalam penghitungan PhKP;
f. Penegasan dimaksud pada huruf-huruf c, d, dan e di atas, berlaku atas
penghasilan yg tidak berkaitan dengan penerimaan/perolehan penghasilan
yang dikenakan PPh yg bersifat final dan atau dikenakan berdasarkan Norma
Penghitungan Penghasilan Neto/Norma Penghitungan Khusus.

SE- 01/PJ.42/2002
Perlakuan PPh Atas Biaya Pemakaian Telepon Seluler Dan
Kendaraan Perusahaan
a. Atas biaya perolehan atau pembelian telepon seluler yang dimiliki dan di
pergunakan perusahaan untuk pegawai tertentu karena jabatan atau
pekerjaannya,dapat dibebankan sebagai biaya perusahaan sebesar 50% dari
jumlah biaya perolehan atau pembelian melalui penyusutan aktiva tetap
kelompok I.
b. Atas biaya berlangganan atau pengisian ulang pulsa dan perbaikan telepon
seluler yang dimiliki dan dipergunakan perusahaan untuk pegawai tertentu
karena jabatan atau pekerjaannya,dapat dibebankan sebagai biaya perusahaan
sebesar 50% dari jumlah biaya berlangganan atau pengisian ulang pulsa dan
perbaikan dalam tahun pajak yang bersangkutan
c. Atas biaya perolehan atau pembelian atau perbaikan atau perbaikan besar
kendaraan bus,minibus,atau yang sejenis yang dimiliki dan dipergunakan
perusahaan untuk antar jemput para pegawai ,dapat dibebankan seluruhnya
sebagai biaya perusahaan melalui penyusutan aktiva tetap kelompok II .

KEP-220/PJ/2002 SE-09/PJ.42/2002
Perlakuan PPh Atas Biaya Pemakaian Telepon Seluler Dan
Kendaraan Perusahaan

d. Atas biaya pemeliharaan atau perbaikan rutin kendaraan bus,minibus,atau


yang sejenis yang dimiliki dan dipergunakan perusahaan untuk antar jemput
para pegawai ,dapat dibebankan seluruhnya sebagai biaya perusahaan dalam
tahun pajak yang bersangkutan
e. Atas biaya perolehan atau pembelian atau perbaikan atau perbaikan besar
kendaraan sedan ,atau yang sejenis yang dimiliki dan dipergunakan
perusahaan untuk pegawai tertentu karena jabatan atau pekerjaannya,dapat
dibebankan sebagai biaya perusahaan sebesar 50% dari jumlah biaya
perolehan atau pembelian atau perbaikan besar melalui penyusutan aktiva
tetap kelompok II.

KEP-220/PJ/2002 SE-09/PJ.42/2002
Perlakuan PPh Atas Biaya Pemakaian Telepon Seluler Dan
Kendaraan Perusahaan
f. Atas biaya pemeliharaan atau perbaikan rutin kendaraan sedan ,atau yang
sejenis yang dimiliki dan dipergunakan perusahaan untuk pegawai tertentu
karena jabatan atau pekerjaannya,dapat dibebankan sebagai biaya perusahaan
sebesar 50% dari jumlah iaya pemeliharaan atau perbikan rutin dalam tahun
pajak yang bersangkutan
g. Apabila atas penghasilan Wajib Pajak yang dapat dibebani biaya-biaya
dikenakan PPh yang bersifat Final atau berdasekan Norma Perhitungan
Khusus,maka pembebanan biaya biaya tersebut telah termasuk dalam
penghitungan PPh Final atau berdasarkan Norma Peghitungan khusus
h. Atas biaya biaya yang dapat dibebankan tersebut tidak merupakan
penghasilan bagi para pegawai perusahaan yang bersangkutan

KEP-220/PJ/2002 SE-09/PJ.42/2002
Perlakuan PPh Atas Biaya Perolehan Perangkat Lunak
(Software) Komputer

a. Perangkat lunak komputer merupakan harta tak berwujud yang


mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun dan termasuk
dalam kelompok I ,Pasal 11 A ayat (2) Undang undang PPh.
b. Perangkat lunak komputer berupa program aplikasi umum
diperlakukan sebagai pengeluaran atau biaya operasional rutin.
c. Atas pengeluaran/biaya perolehan dan upgrade perangkat lunak
komputer berupa program aplikasi umum yang dimiliki dan
digunakan untuk mendapatkan ,menagih dan memelihara
penghasilan yang dikenakan pajak berdasarkan ketentuan umum
UU Pajak Penghasilan,pembebanannya dilakukan sekaligus dalam
bulan pengeluaran .

KEP- 316/PJ./ 2002


Perlakuan PPh Atas Biaya Perolehan Perangkat Lunak
(Software) Komputer

d. Dalam hal program aplikasi umum tersebut diperoleh sebagai


bagian dari harga pembelian perangkat keras komputer,maka
pembebanannya sudah termasuk dalam penyusutan perangkat
keras komputer tersebut ( kelompok I).
e. Atas pengeluaran/biaya perolehan dan upgrade perangkat lunak
komputer berupa program aplikasi khusus yang dimiliki dan
digunakan untuk mendapatkan ,menagih dan memelihara
penghasilan yang dikenakan pajak berdasarkan ketentuan umum
UU Pajak Penghasilan,pembebanannya dilakukan melalui
amortisasi harta tak berwujud ( kelompok I)

KEP- 316/PJ./ 2002


Perlakuan PPh Atas Biaya Perolehan Perangkat Lunak
(Software) Komputer

f. Dalam hal pengeluaran/biaya upgrade program aplikasi khusus ,


pengeluaran/biaya perolehan dan upgrade perangkat lunak
komputer pengeluaran tersebut terlebih dahulu ditambahkan
pada nil;ai sisa buku fiskal yang masih ada dan amortisasinya
dilakukan dengan masa manfaat baru/penuh terhitung mulai
bulan dilakukan upgrade.
g. Atas pengeluaran/biaya perolehan dan upgrade perangkat lunak
komputer berupa program aplikasi khusus yang diperoleh
sebelum berlakunya Keputusan Direktur Jenderal Pajak
ini,sepanjang belum dibebankan atau baru dibebankan sebagian
melalui amortisasi,dapat diamortisasi mulai tahun pajak 2002
berdasarkan sisa masa manfaat untuk kelompok I.

KEP- 316/PJ./ 2002

Anda mungkin juga menyukai