Anda di halaman 1dari 17

BADAN PUSAT STATISTIK

PROVINSI RIAU

PROGRAM PRIORITAS DAERAH DALAM RANGKA


MENDUKUNG KEMANDIRIAN FISKAL

DALAM RANGKA DISEMINASI KFL


OPTIMALISASI POTENSI EKONOMI UNTUK MENDUKUNG
KEMANDIRIAN FISKAL DAERAH

PEKANBARU, 27 APRIL 2021


KONDISI PEREKONOMIAN DAN INDIKATOR MAKRO
PROVINSI RIAU 2020
PEREKONOMIAN PROVINSI RIAU DI SUMATERA DAN NASIONAL

• Pertumbuhan ekonomi Sumatera tahun 2020


terkontraksi 1,19%
• Provinsi yang pertumbuhan ekonominya diatas
Sumatera terdapat 6 provinsi, termasuk Provinsi
Riau (-1,12%)
• Rendahnya pertumbuhan ekonomi di Sumatera
merupakan dampak dari pandemi Covid-19
KONDISI EKONOMI RIAU TAHUN 2020
Pada Tahun 2020, Perekonomian Riau terkontraksi sebesar 1,12 % (yoy)
REALISASI PERTUMBUHAN EKONOMI (%) • Pertumbuhan Ekonomi Tahun 2020 mengalami penurunan dibanding 2019.
2017 2018 2019 2020 • Sektor terbesar pembentuk PDRB Riau (Pertanian, Kehutanan dan Perikanan
naik 4,35%, Industri Pengolahan mengalami kenaikan 1,93%, sedangkan sektor
2,66 2,35 2,81 -1,12 Pertambangan dan Penggalian menurun 6,56%).
• Pada sisi Lapangan Usaha, Jasa Perusahaan mengalami kontraksi paling tinggi
sebesar 24,65%. Dari sisi Pengeluaran, Komponen Impor mengalami kontraksi
Sebelum Covid-19 Saat Pandemi Covid- paling tinggi sebesar 7,02 %.
19

PDRB Menurut Pengeluaran Tahun 2020 PDRB Menurut LAPANGAN USAHA Tahun 2020

Sumber : BPS Provinsi Riau


PEREKONOMIAN KABUPATEN/KOTA SE-PROVINSI RIAU
2.24 PERTUMBUHAN EKONOMI RIAU Nilai PDRB Kabupaten/Kota dan Share PDRB terhadap Provinsi Tahun 2020
TAHUN 2020 140,000,000.00 18.0
1.51 15.8 15.9
120,000,000.00 16.0
0.98 14.0
100,000,000.00
0.43 0.34 10.0 10.7 12.0
-0.10 -0.12 80,000,000.00 8.9 9.3 10.0
60,000,000.00 6.9 8.0
i i ai 4.9 5.0 5.8
an u ilir ak u r ilir s ru
ul ng nt Si ul pa
-0.90
H-0.96 -1.05 ali 4.6 6.0
w H gi r a i H iH um k ba 40,000,000.00
lal
a
an Si
n e ir ir K am an D en
g
ka
n
2.5 4.0
Pe -1.12 Rok n p.M r ag r ag ok B Pe 20,000,000.00
ta d R 2.0
an Ke In In
d
K u - -
-2.07 ti gi ul
u ai ul
u an ilir ilir r k u
al
is
r an in H u m H w i H H pa Sia
b ar k
e g ri a r n m n g
. M Si
n
ka
n D
a gi elal a gi ka Ka ka en
p n o r P d r R o P e B
a R d
-3.30 Ke ant In In
Ku
Kabupaten/Kota RIAU NASIONAL -4.38 Share thp Prov Nilai PDRB

 Tahun
No. Kabupaten/Kota
2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020
1 Kuantan Singingi 4,17 5,93 5,47 5,14 -2,14 3,89 4,37 4,66 4,58 0,98
2 Indragiri Hulu 5,25 8,39 6,21 5,53 -2,94 3,69 3,98 3,49 3,78 -0,12  Rata-rata pertumbuhan nilai PDRB dalam kurun waktu lima
3 Indragiri Hilir 7,16 7,91 7,17 6,88 2,05 4,68 4,52 3,61 4,16 0,34 tahun tertinggi pada Kab. Rokan Hulu 4,15%, disebabkan
4 Pelalawan 5,73 3,02 5,55 6,20 2,46 2,96 4,06 3,63 3,87 2,24 besarnya kontribusi sektor Pertanian, Kehutanan dan
5 Siak -0,52 2,07 -2,33 -0,97 -0,21 0,35 0,92 1,09 1,47 -0,10 Perikanan sebesar 54,22% subsektor perkebunan (kelapa
6 Kampar 4,11 5,82 6,31 3,43 1,09 2,80 2,97 1,91 3,86 -0,90
sawit)
7 Rokan Hulu 6,88 6,12 5,99 6,50 1,98 4,77 5,38 4,18 4,92 1,51
8 Bengkalis 7,85 -0,65 -3,27 -3,85 -2,74 -2,54 -1,72 -1,69 -1,89 -3,30  Rata-rata pertumbuhan nilai PDRB terendah Kab. Bengkalis
9 Rokan Hilir -0,01 3,65 2,38 4,81 0,52 1,97 1,56 -0,28 0,65 -0,96 -2,23%, disebabkan oleh menurunnya kinerja sektor
10 Kep. Meranti 6,88 6,70 4,24 4,45 2,85 3,20 3,29 4,03 2,64 0,43 Pertambangan dan Penggalian (Migas)
11 Pekanbaru 7,54 7,82 5,59 6,90 5,57 5,68 6,12 5,39 5,99 -4,38
12 Dumai 4,27 3,66 3,68 2,69 2,03 4,14 4,46 5,34 5,60 -1,05  Sementara rata-rata pertumbuhan nilai PDRB Provinsi Riau
  RIAU 5,57 3,76 2,48 2,71 0,22 2,18 2,66 2,35 2,81 -1,12 sebesar 1,78% dibawah nasional 3,64%
  NASIONAL 6,20 6,00 5,60 5,00 4,88 5,03 5,07 5,17 5,02 -2,07
VISI DAN MISI
PROVINSI RIAU TAHUN 2019-2024

Berdaya Saing : Sejahtera : MISI


Kondisi kemampuan Kondisi kemakmuran
daerah yang mapan masyarakat Riau yang
didukung dicirikan dengan Mewujudkan Sumberdaya Manusia yang Beriman,
meningkatnya Berkualitas dan Berdaya Saing melalui
pertumbuhan
pendapatan masyarakat, Pembangunan Manusia Seutuhnya
ekonomi,
infrastruktur, dan Terwujudnya berkurangnya
sumber dayamanusia Riauyang ketimpangan sosial, Mewujudkan Pembangunan
menurunnya kemiskinan Infrastruktur Daerah yang
yang handal. BERDAYA SAING, Merata dan Berwawasan
dan pengangguran.
SEJAHTERA, Lingkungan
BERMARTABAT
Unggul : dan UNGGUL di Bermartabat : Mewujudkan Pembangunan Ekonomi yang
Menjadikan Riau inklusif, Mandiri dan Berdaya Saing
Indonesia Mengangkat marwah
berprestasi dibidang Provinsi Riau menjadi yang
(RIAU BERSATU)
keagamaan, budaya, terdepan dan berintegritas
seni,dan olahraga serta Mewujudkan Budaya Melayu sebagai
melalui pengamalannilai- Payung Negeri dan Mengembangkan
terbaik danterdepan
dalam
VISI nilai agama serta Pariwisata yang Berdaya Saing
penerapan falsafah budaya
inovasi,pelayanaan melayu dalam sendi
publik kehidupan bermasyarakat. Mewujudkan Tata Kelola Pemerintahan yang Baik
danpenyelenggaraan dan Pelayanan Publik yang prima Berbasis
pemerintahan. Teknologi Informasi
STRUKTUR APBD RIAU 2017 – 2021
FOKUS PEMBANGUNAN 2021
    REALISASI (dalam juta rupiah)
NO URAIAN 2017 2018 2019 2020
1 PENDAPATAN DAERAH
REALISASI 1.1 Pendapatan Asli Daerah (PAD) 3.360.008,97 3.638.995,74 3.558.210,58 3.332.148,97
PENDAPATA 1.2 Pendapatan Transfer 4.539.386,71 5.269.940,84 5.136.706,03 5.266.154,19

N 2017-2020 1.3 Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah 3.078,00 2.975,00 8.315,99 23.494,62

DAN   Jumlah Pendapatan 7.902.473,68 8.911.911,58 8.703.232,6 8.621.797,78


2 BELANJA DAERAH
PROYEKSI 2.1 Belanja Langsung 4,250,183 3,259,696 3.397.132,49 3.045.245,24

2021 2.2 Belanja Tidak Langsung 4,938,559 5.209.813,29 5.293.258,46 5.133.319,81


  Jumlah Belanja Daerah 9,188,742 8.469.509,29 8.690.390,95 8.178.565,05
3 PEMBIAYAAN DAERAH
Jumlah Penerimaan Pembiayaan Daerah 1.344.720,66 58.839,28 68.374,46 81.565,61

STRUKTUR
NO
APBD PPROVINSI RIAU TAHUN 2021
URAIAN(Perda Nomor : 5 Tahun 2020
2021Tanggal : 30 Desember
% 2020)
4 PENDAPATAN DAERAH Realisasi Pendapatan Daerah Prov. Riau Tahun 2017-2020

juta
4.1 Pendapatan Asli Daerah (PAD) 4.045.832.280.228 44,79 9,000,000.00 8,911,911.58
4.2 Pendapatan Transfer 4.983.665.522.101 55,17 8,800,000.00 8,703,232.60
8,621,797.78
4.3 Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah 3.251.000.000 0,04 8,600,000.00

Jumlah Pendapatan 9.032.748.802.329 100,00 8,400,000.00

5 BELANJA 8,200,000.00

5.1 Belanja Operasi 6.293.561.786.105 68,91 7,902,473.68


8,000,000.00
5.2 Belanja Modal 979.270.772.748 10,72 7,800,000.00
5.3 Belanja Tidak Terduga 66.068.200.583 0,72 7,600,000.00
5.4 Belanja Transfer 1.793.848.042.893 19,64 7,400,000.00
Jumlah Belanja 9.132.748.802.329 100,00 7,200,000.00
2017 2018 2019 2020
Total Surplus/(Defisit) (100.000.000.000)
6 PEMBIAYAAN 100.000.000.000
KEBIJAKAN OPTIMALISASI PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD)
SMS BROADCAST UNTUK REMINDER/NOTIFIKASI JATUH TEMPO
PAJAK DAN INFORMASI PELAYANAN PAJAK LAINNYA

PELAKSANAAN SISTEM TILANG ELEKTRONIK (ETLE)

1. Meningkatkan PELAKSANAAN PAJAK ONLINE E-SAMSAT


Kualitas Pelayanan
Perpajakan dan
PENAMBAHAN 10 UNIT PELAYANAN/SAMSAT PEMBANTU BARU
Retribusi Daerah

PELAKSANAAN SAMSAT TANJAK


2. Memperluas Basis
Penerimaan Wajib
Pajak PEMBUATAN SAMSAT DRIVE THRUE

3. Meningkatkan Peran 4. Sinergitas Antar 5. Meningkatkan 6. Optimalisasi


dan Fungsi Unit Stakeholder dalam Pengawasan dengan Pengelolaan Kekayaan
Pelaksana Teknis Rangka Pengelolaan Pemeriksaan Secara Daerah yang
Pengelolaan Pendapatan Daerah Insidentil maupun dipisahkan
Pendapatan Berkala
FOKUS PEMBANGUNAN INDUSTRI DAN PERTANIAN
Dinas
Perindustrian,
Perdagangan,
Koperasi dan
UKM

Dinas Pangan,
Tanaman
Pangan dan
Hortikultura
Dinas
Perkebunan
DINAS PUPRPKPP
Dinas
Peternakan
dan
Infrastruktur Jalan menuju Kawasan Kesehatan
Industri/Pertanian Hewan
Dinas
Kelautan dan
Mewujudkan
perikanan
Irigasi untuk Lahan Pertanian Ekonomi yang DPMPTSP
Mandiri dan Berdaya
Saing
Meningkatkan iklim investasi daerah

Promosi investasi
Air bersih untuk Kawasan Industri

Energi Listrik untuk kawasan Industri

Meningkatkan Ketersediaan Bahan Pokok melalui Kerjasama


Jaringan Distribusi dan Pasokan Pangan DINAS PANGAN,
TANAMAN PANGAN
DINAS ESDM Meningkatkan Produksi Pertanian DAN HORTIKULTURA

DINAS KELAUTAN DINAS PERKEBUNAN DINAS PETERNAKAN


DAN PERIKANAN DAN KESEHATAN
1. KEBANGKITAN EKONOMI RIAU MELALUI HILIRISASI PRODUK
1. Kawasan Industri Dumai
KI Luas Lahan 1.639 Ha telah dikelola secara professional
3 Dumai
oleh PT Kawasan Industri Dumai / Wilmar Group.
3. Kawasan Industri Tanjung
Buton
- Luas Lahan 3.821,82 Ha, lahan
2. Kawasan Tenayan bersertifikat HPL seluas 600 Ha
1 - Luas Lahan 3.724 Ha, telah siap lahan seluas 266 Ha. masih dalam tahap
KITB - Saat ini telah berdiri pembangkit PLTU 2x110 MW dan pengembangan.
- Saat ini telah beroperasi
KI dalam proses pembangunan PLTGU 275 MW oleh Medco. Pelabuhan Industri Tanjung Buton
Tenayan - Pengelola Kawasan Industri Tenayan adalah PT Sarana yang dikelola oleh PT Samudra
Pembangunan Pekanbaru (SPP)/ BUMD Pemerintah Kota Siak.
2 KI
Pekanbaru. - Pengelola Kawasan Industri Tanjung
Buton adalah PT Kawasan Industri
Kuala Enok Tanjung Buton (KITB)/BUMD
4. Kawasan Industri Kuala Enok Pemerintah Kab. Siak.

KAWASAN INDUSTRI RIAU


- luas Lahan tersedia 5.439 Ha, peruntukan perkantoran, pariwisata dan
perhotelan, lapangan penumpukan, penumpukan curah kering, general
cargo, tangki timbun CPO, lahan refinery, workshop dan docking.
- Sudah tersedia Pelabuhan dan Akses Jalan Nasional menuju Pelabuhan

Negara
Potensi Komoditi Unggulan Riau: Terbentuknya
• Kelapa Sawit : Luas 2.808.668 Ha, Produksi 9.127.612 Ton, terbesar se- Kawasan Industri Tujuan
Indonesia (kontribusi 19,9%) dari total 45,86 juta ton, dengan ekspor (Meningkatkan Nilai Pelabuhan
Ekspor Barang Jadi
CPO mencapai 40% terhadap Nasional (Terbesar se Indonesia). Tambah)
• Kelapa : Luas 422.171 Ha, Produksi 391.633 Ton, terbesar se-Indonesia
(kontribusi 13,85%) dari total 2,83 juta ton.
• Karet : Luas 486.367 Ha, Produksi 331.059 Ton, terbesar ke-5 se-
Indonesia (kontribusi 9,6%) dibawah Sumsel, Sumut, Kalbar dan Jambi.
• Sagu : Luas 73.558 Ha, Produksi 369.369 Ton, terbesar se-Indonesia
(kontribusi 79,35%).
2. PEMBANGUNAN PERTANIAN UNTUK PEMENUHAN KEBUTUHAN PANGAN RIAU
FOKUS PEMBANGUNAN PARIWISATA

1. Pembangunan Fasilitas Pendukung Wisata (Amenitas)


2. Peningkatan Aksebilitas dan Konektivitas ke Destinasi Wisata
3. Penyusunan Perencanaan dan Pemetaan Destinasi Pariwisata
DISPAR, PERHUBUNGAN, PUPRPKPP, DINKES
1. Peningkatan Peran dan Fungsi Riau
Tourism Board
1. Kerjasama Pariwisata Kesiapan Destinasi 1. Pembinaan Pengelola Destinasi dan
dengan Daerah 2. Penyusunan riparda/regulasi pariwisata
daerah Homestay di Lokasi Kawasan Wisata
Tetangga Kesiapan Masyarakat 2. Pembinaan Kuliner Riau
2. Program Terpadu
Pengembangan DISPAR
Pariwisata Daerah DINAS PARIWISATA

SELURUH OPD
Pengembangan Kelembagaan Pengembangan Usaha Pariwisata
Pariwisata
Daya Saing Produk Wisata
Koordinasi & Sinkronisasi
Pembangunan Pariwisata
1. Peningkatan Kapasitas Usaha
Masyarakat
1. Peningkatan Kompetensi Industri Kecil 2. Peningkatan Pelayanan Prima
Menengah Usaha Pariwisata
2. Pengembangan One Village One Product
1. Pengembangan event-event 3. Kemitraan Usaha dengan
(OVOP) di Provinsi Riau
pariwisata daerah Pengembangan Event-Event 3. Pengembangan diversifikasi produk Industri
UMKM Pariwisata
2. Pengembangan paket wisata Pariwisata Kecil dan Menengah
3. Pemantapan kepariwisataan Provinsi Strategi Pemasaran yang DISPAR, DINAS
Riau DINAS PERINDUSTRIAN, PERD, PERINDUSTRIAN, PERD,
Komprehensif dan Terpadu KOP DAN UMKM KOP DAN UMKM
DINAS PARIWISATA
1. Pelaksanaan promosi pariwisata nusantara di dalam
dan di luar negeri
2. Pengembangan jaringan kerjasama promosi
pariwisata daerah (farmtrip)
KAWASAN STRATEGIS DAN EVENT PARIWISATA
Dampak Pandemi Covid-19 & Pembangunan Infrastruktur :
- Pariwisata merupakan sektor yang ikut terdampak dalam
Bakar Tongkang
pandemi Covid-19.
di Bagan Siapiapi
- Infrastruktur Pariwisata, telah melakukan Pembangunan
KSPN Rupat dan pemeliharaan jalan menuju Objek Wisata

Kawasan Istana
Siak Sri Indrapura

Kawasan
Pariwisata Candi
Muara Takus Kawasan
Pariwisata Bono

Pacu Jalur di
Teluk Kuantan
Upaya lainnya pembangunan Provinsi Riau dalam mendorong
peningkatan ruang fiskal daerah
Konsumsi RT & LNPRT PMTB
Mendorong Konsumsi Rumah Tangga Penumbuhan Investasi
Untuk tumbuh lebih tinggi, konsumsi perlu - Mendorong pengembangan Kawasan industri
ditingkatkan dengan berbagai upaya diantaranya : Tenayan dan Tanjung Buton
- Pembangunan padat karya pada program - Meningkatkan enabling environment for
rumah layak huni growth melalui kemudahan berusaha,
- Pemanfaatan dana desa untuk kegiatan padat meningkatkan dukungan infrastruktur
karya termasuk menciptakan lingkungan yang
- Pengendalian inflasi khususnya pada kondusif
komponen volatile food

Konsumsi Pemerintah Ekspor


Peningkatan Kapasitas Pendanaan Daerah Ekspansi Ekspor
- Meningkatkan pendapatan fiskal melalui sumber pendanaan - Penguatan pemasaran hasil industri
yang produktif dengan KPBU dan pinjaman daerah - Penguatan kerjasama bidang palm oil
- Kebijakan belanja yang produktif dan bantuan sosial tepat - Ekspansi jasa melalui sektor pariwisata
sasaran - Diversifikasi produk berbahan baku CPO
ALTERNATIF PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN

Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU) dalam menyediakan infrastruktur


yang bertujuan untuk kepentingan umum dengan mengacu kepada spesifikasi yg telah
1. KERJASAMA PEMERINTAH DENGAN ditetapkan (Berdasar Peraturan Pres No.38 Tahun 2015)
BADAN USAHA (KPBU)

Pinjaman daerah merupakan alternatif sumber pendanaan APBD yang digunakan sebagai
alternatif pembiayaan untuk pembangunandalam upaya mempercepat pertumbuhan
2. PINJAMAN DAERAH ekonomi daerah dan meningkatkan pelayanan masyarakat (Berdasar Peraturan
Pemerintah No.43 Tahun 2020)

Hibah adalah penerimaan daerah berupa bantuan yang berasal dari pemerintah/lembaga
3. HIBAH asing, pemerintah/lembaga dalam negeri dan perorangan yang bertujuan untuk
mendukung pelaksanaan program/kegiatan pembangunan daerah.
Salah satu program hibah yang ada adalah Millenium Callenge Coorporation (MCC)

4. TANGGUNG JAWAB SOSIAL Tanggung Jawab Sosial Perusahaan adalah kegiatan komitmen perusahaan terhadap
PERUSAHAAN (TJSP)
pembangunan yang berkelanjutan dengan memberikan manfaat kepada ekonomi, sosial,
lingkungan serta hukum dan tata kelola dengan prinsip yang terintergrasi, terarah, terukur
dampaknya serta dapat dipertanggungjawabkan dan merupakan bagian dari pendekatan
bisnis perusahaan (Berdasar Peraturan Pemerintah No. 47 Tahun 2012).
TERIMAKASIH
Disusun Oleh:
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
PENELITIAN PENGEMBANGAN
Jl. Gajah Mada No. 200 Pekanbaru
http://bappeda.riau.go.id

Anda mungkin juga menyukai