Anda di halaman 1dari 12

Sertifikasi Bibit Ternak

Yendri Junaidi, S.Pt.,M.Sc


drh. Nurdianti

L/O/G/O
Sertifikasi Bibit Ternak

• Sertifikasi benih/bibit merupakan rangkaian kegiatan penerbitan sertifikat


benih/bibit yang proses produksinya telah menerapkan pedoman
pembibitan ternak yang baik/Good Breeding Practice, sistem manajemen
dalam produksi benih/bibit ternak dan produknya sesuai dengan
persyaratan dalam SNI 
• Pelaku pembenihan /pembibitan Pemerintah, swasta maupun kelompok
pembenih/pembibit harus memenuhi  persyaratan apabila ingin
mensertifikasikan produk benih atau bibit-nya.
• Bibit ternak berkualitas memegang peranan yang strategis dalam proses
produksi terutama dalam peningkatan produktivitas dan mutu bibit. 
Peraturan

• Menghasilkan benih dan bibit ternak bersertifikat bukan semata-mata


keinginan pemerintah tetapi merupakan amanah yang tertuang jelas dalam
Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2009 tentang Peternakan dan Kesehatan
Hewan.
• Dalam pasal 13 ayat 4 UU No.18/2009 disebutkan bahwa setiap benih/bibit
yang beredar wajib memiliki sertifikat layak benih atau bibit yang memuat
keterangan mengenai silsilah dan ciri-ciri keunggulan tertentu.
Tujuan

• Menjamin mutu bibit ternak yang beredar


• Mengamankan plasma nutfah karena saat ini banyak negara sangat
tertarik dengan keanekaragaman ternak Indonesia
• Meningkatkan daya saing produk bibit
• Melindungi konsumen terhadap produk (bibit ternak) yang
dihasilkan oleh pembibit
• Memberikan jaminan tertulis bahwa ternak bibit sesuai dengan
standar (SNI/PTM/Standar Daerah) yang telah ditetapkan.
Persyaratan Dasar/Awal

• Menerapkan pedoman pembibitan ternak yang baik


dalam usaha produksinya;
• Menerapkan sistem manajemen dalam produksi
benih/bibit; dan
• Menghasilkan produk sesuai Standar Nasional Indonesia
(SNI).
Permohonan Sertifikasi Bibit

• Surat permohonan (form No A-03) sertifikasi kepada LSPro Benih dan Bibit
Ternak , dengan melampirkan:
• Foto copy KTP pemohon;
• Fotocopy NPWP pemohon;
• Legalitas Pendirian;
• Legalitas Perizinan Usaha;
• Dokumen Normatif Sistem Manajemen Produksi;
• Data Teknis Produk yang Diajukan;
• Salinan Sertifikat/Surat Keterangan Kesehatan Hewan atas Produk; dan
• Salinan Sertifikat Sistem Manajemen (jika ada).
• Perjanjian Kerjasama Sertifikasi
Alur Sertifikasi
Tahapan Memperoleh Sertifikat

• Pihak swasta/pemerintah mengajukan permohonan ke LSPro


• LSPro melakukan audit kelengkapan dan kebenaran dokumen
• Perbaikan dan pelengkapan dokumen oleh pemohon (kalau ada)
• Pelaksanaan audit kecukupan oleh Auditor Eksternal
• Perbaikan dokumen kecukupan oleh pemohon (kalau ada)
• Pelaksanaan audit kesesuaian oleh Auditor Ekternal
• Perbaikan (apabila tidak sesuai) oleh pemohon
• Hasil audit dibahas dalam rapat Komisi Teknis
• Pengeluaran Rekomendasi oleh Komisi Teknis
• Apabila rekomendasi tidak memenuhi syarat akan dikembalikan ke pemohon
untuk dilakukan perbaikan
• Apabila memenuhi syarat maka rekomendasi akan segera ditindaklanjuti
oleh LSPro untuk diterbitkan sertifikat
• Sertifikat diserahkan ke pemohon
Surat Keterangan Layak Bibit Ternak
(SKLBT)
• Pemerintah mewajibkan bagi ternak dengan kualifikasi bibit yang
akan diedarkan, perlu dilampiri dengan Sertifikat /Surat Keterangan
Layak Bibit Ternak (SKLBT) berupa SPPT-SNI yang dikeluarkan
oleh Lembaga Sertifikasi Produk (LSPro) Benih dan Bibit Ternak
Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan.
• SKLBT diterbitkan setelah menilai kesesuaian produk bibit ternak
terhadap standar yang telah ada. 
• LSPro Benih dan Bibit Ternak menilai kesesuaian produk
berdasarkan sistem manajemen mutu sesuai ISO 9001:2008 dan
SNI. 
Thank You!

L/O/G/O

Anda mungkin juga menyukai