Anda di halaman 1dari 17

BAB V

TEORI DASAR
KEKUASAAN

Dr. Nugroho Dwi Priyohadi, M.Sc


Tujuan Perkuliahan :

Memahami dan mengerti teori dasar


kekuasaan
Mampu menjelaskan dengan
a. Teori Teokrasi sistematis Kekuasaan dalam
b. Teori Kekuasaan Organisasi
c. Teori Yuridis

Dapat melakukan analisis terhadap


kejadian di sekitar
Secara garis besar, teori kekuasaan negara itu
dibagi dalam 3 golongan besar:
A. TEORI KEKUASAAN DALAM NEGARA

1. Teori Teokrasi

a. Langsung

Dalam teori ini, yang berkuasa secara langsung di dalam negara adalah
Tuhan dan negara ini ada karena kehendak Tuhan sehingga yang ada
kemudian adalah Tuhanlah yang memerintah negara secara langsung
melalui raja sebagai wakilnya di bumi.

b. Tidak langsung

Dalam hal ini, raja memerintah atas nama Tuhan sehingga secara tidak
langsung Tuhanlah yang berkuasa di negara itu. Konsep negara dalam teori
ini adalah negara sebagai pemberian Tuhan.
2. Teori Kekuasaan

a. Jasmaniah

Tokoh yang mengusung teori ini adalah Nicollo Machiavelli dan Thomas
Hobbes.

Dalam teori ini, syarat seorang raja adalah memiliki fisik yang kuat dan
negara ada untuk:
- Mencegah perang semesta
- Mengendalikan manusia

Dan dalam teori ini, untuk mencapai tujuan negara adalah halal untuk
menggunakan segala cara.
b. Ekonomi

Pengusung teori ini adalah Karl Marx


Yang berpandangan bahwa negara adalah alat kekuasaan bagi segolongan
manusia di dalam masyarakat untuk menindas golongan lain guna mencapai
tujuan.

Yang menjadi fokus penekanan dalam teori ini adalah pertentangan kelas.

Adapun dasar dari teori ini adalah sejarah materialisme dimana teori itu
memandang sejarah manusia adalah dipengaruhi oleh kebendaan.
3. Teori Yuridis

a. Patriachaal

Teori ini didasarkan pada hukum keluarga pada zaman dahulu dimana dalam
hukum itu dikenal suatu sistem yang bernama primus interpares.
Teori ini adalah cikap bakal dari monarki.
b. Patrimonial         

Teori ini bersumber dari konsep patrimonium (hak


milik) dimana yang diatur adalah wilayah yang
menjadi hak milik raja.

Teori ini merupakan cikal bakal dari feodalisme


dimana raja bisa memberikan wilayah pada
bawahannya (tuan tanah).

Dari hal itu, tuan tanah memiliki hak:            


 Mengangkat kades.             
 Memungut pajak            
 Mengerahkan tenaga rakyat.    
 
c. Teori Perjanjian

Penekanan teori ini adalah pengembalian kekuasaan dari raja pada rakyat.

Ada 3 orang tokoh pengusung teori ini:          


1. Thomas Hobbes              
Dalam pemahamannya, manusia selalu hidup dalam ketakutan dan
sesungguhnya  negara karena perjanjian rakyat tidak ada sehingga secara
tidak langsung teori Hobbes menghalalkan kekuasaan raja karena rakyat
menyerahkan semua haknya termasuk HAM.
Konsep pemerintahan yang dibawa oleh Hobbes adalah monarki absolut.
     
2. John Locke

Dalam pandangannya, raja melindungi hak rakyat sebab untuk itulah rakyat
menyerahkan haknya (hanya saja HAM tidak diserahkan).

Sistem yang diusung adalah monarki konstitusional.

Ada dua macam perjanjian:


 Panctum uniones (membentuk kekuasaan antara individu)
 Panctum Subyektiones ( penyerahan kekuasaan raja pada rakyat)
3. Jean Jacques Rousseau

Dalam pandangannya, raja hanyalah mandataris dari rakyat dan rakyat tidak
pernah menyerahkan kekuasaannya pada raja.
B . TEORI KEKUASAAN DALAM ORGANISASI

Jenis-jenis Kekuasaan (Power) dalam Organisasi


Untuk lebih memahami Kekuasaan yang dimiliki oleh pemimpin ataupun
manajer, sebaiknya kita mengetahui jenis-jenis Kekuasaan tersebut.

Berikut ini adalah 5 Jenis Kekuasaan dalam suatu Organisasi.

Kekuasaan Balas Jasa (Reward Power)

Kekuasaan Paksaan (Coercive Power)

Kekuasaan Rujukan (Referent Power)

Kekuasaan Sah (Legitimate Power)

Kekuasaan Keahlian (Expert Power)


1. Kekuasaan Balas Jasa (Reward Power)

Seperti namanya, Kekuasaan jenis ini adalah kekuasaan yang menggunakan


Balas Jasa atau Reward untuk memengaruhi seseorang untuk bersedia
melakukan sesuatu sesuai keinginannya.

Balas jasa atau Reward dapat berupa Gaji, Upah, Bonus, Promosi, Pujian,
Pengakuan ataupun penempatan tugas yang lebih menarik. Namun melalui
Kekuasaan Balas jasa ini, seorang pemimpin/manajer juga dapat menunda
pemberian Reward (balas jasa) tersebut sebagai hukumannya jika bawahannya
tidak melakukan apa yang telah diperintahkan.

Kekuasaan Balas Jasa (reward) ini timbul karena Posisi atau Jabatan
seseorang yang memungkinkan dirinya memberikan penghargaan atau imbalan
terhadap pekerjaan ataupun tugas yang dilakukan oleh orang lain. Contohnya
seorang Manajer yang memiliki kekuasaan untuk melakukan penilaian kinerja
sehingga dapat menentukan besaran kenaikan gaji terhadap bawahannya.
2. Kekuasaan Paksaan (Coercive Power)

Kekuasaan Paksaan atau Coercive Power ini lebih cenderung


ke penggunaan ancaman atau hukuman untuk memengaruhi
seseorang untuk bersedia melakukan sesuatu sesuai dengna
keinginannya.

Kekuasaan Paksaan ini adalah kebalikan atau sisi negatif dari


Kekuasaan Balas Jasa (Reward Power).

Contoh ancaman atau hukuman yang diberlakukan jika tidak


mengikuti perintah yang diinstruksikan antara lain seperti
pemberian surat peringatan, penurunan gaji, penurunan
jabatan dan bahkan pemberhentian kerja atau PHK.
3. Kekuasaan Rujukan (Referent Power)

Kekuasaan Rujukan atau Referent Power ini


merupakan kekuasaan yang diperoleh atas
dasar kekaguman, keteladanan, kharisma dan
kepribadian dari seorang pemimpin.

Contohnya Gandhi yang memimpin jutaan


orang karena kepribadian dan Karismatiknya.
4. Kekuasaan Sah (Legitimate Power)

Kekuasaan Sah atau Legitimate Power ini berasal dari posisi


resmi yang dijabat oleh seseorang, baik itu dalam suatu
organisasi, birokrasi ataupun pemerintahan.

Kekuasaan Sah adalah Kekuasaan yang diperoleh dari


konsekuensi hirarki dalam organisasi.

Seseorang yang menduduki posisi tertentu dalam organisasi


memiliki hak dan wewenang untuk memberikan perintah dan
instruksi dan mereka sebagai bawahan ataupun anggota tim
berkewajiban untuk mengikuti instruksi atau perintah tersebut.
5. Kekuasaan Keahlian (Expert
Power)

Kekuasaan Keahlian atau Expert Power ini muncul karena


adanya keahlian ataupun keterampilan yang dimiliki oleh
seseorang.

Seringkali seseorang yang memiliki pengalaman dan keahlian


tertentu memiliki kekuasaan ahli dalam suatu organisasi
meskipun orang tersebut bukanlah Manajer ataupun
Pemimpin.

Individu-individu yang memiliki keterampilan/keahlian tersebut


biasanya dipercayai oleh Manajernya untuk membimbing
karyawan lainnya dengan benar.
 

Anda mungkin juga menyukai