Anda di halaman 1dari 9

Penyebab Terjadinya Perceraian

(di daerah masing – masing)

JESSICA CHRISTINE RUMPAK


21903040
Pengertian Perceraian

Perceraian menurut hukum adat adalah merupakan


peristiwa yang luar biasa, merupakan problem
sosial dan yurisdis yang penting dalam
kebanyakan daerah di Indonesia. Putusnya
perkawinan dikarenakan perceraian (SIANG-
lampung) baik menurut hukum adat maupun
hukum agama, adalah perbuatan tercela.
Perceraian menurut Hukum Adat

Perkawinan sebagai urusan keluarga dan kerabat


mempunyai fungsi untuk memungkinkan pertumbuhan
secara tertib suatu masyarakat kerabat melalui angkatan
(“generasi”) baru, di mana anak-anak yang lahir dalam
perkawinan itu meneruskan masyarakatkeluarga dan
kerabat, yang sekaligus berfungsi untuk meneruskan
tertib clan ataupun suku.Di samping perkawinan sebagai
urusan keluarga dan kerabat, maka berkumpulnya dua
orang sebagai suami istri atau dalam pergaulan sebagai
suami istri dan dalam suatu rumah tangga adalah urusan
yang sangat perseorangan.
Perceraian Berdasarkan Hukum Adat
Tana Toraja
Di Tana Toraja perceraian dianggap sebagai
pelanggaran berdasarkan Hukum Adat, dimana salah
satunya yang melakukan perbuatan yang menyebabkan
terjadinya perceraian mendapat hukuman berdasarkan
Hukum Perkawinan yang sudah ditentukan, yang
bersalah harus membayar kepada yang tidak
bersalah sebesarnilai Hukum Tana’yang sudah
disepakati dan hukuman yang dijatuhkan itu
dinamakan Kapa’, dimana jumlah Kapa’sama dengan
nilai Tana’dari yang akan dibayar.
Adapun nilai Tana’berdasarkanHukum Adat
di Tana Toraja yaitu:

1. Tana’ Bulaannilai Tana’nya 12 sampai dengan 24


ekor kerbau (tedong sangpala’)
2. Tana’ Bulaannilai Tana’nya 12 sampai dengan 24
ekor kerbau (tedong sangpala’)
3. Tana’ Karurungnilai Tana’nya2 ekor kerbau (tedong
sangpala’)
4. Tana’ Kua-kuanilai Tana’nyatidak dinilai dengan kerbau
tetapi hanya sebagai syarat dengan 1 ekor babi betina
yang sudah pernah beranak namanya bai doko.
Sebab-sebab Perceraian
1. PerzinahanYang terutama menjadi sebab perceraian
adalah perzinahan.
2. Kemandulan IstriYaitu istri tidak dapat mempunyai
anak.
3. Suami meninggalkan istri sangat lama
4. Istri berkelakuan tidak sopan
5. Adanya keinginan bersama dari kedua belah
pihak atau adanyapersetujuan suami-istri untuk
bercerai
Tata Cara Perceraian
UU Perkawinan mengatur“Perceraian hanya
dapat dilakukan di depan sidang pengadilan
setelah pengadilan yang bersangkutan
berusaha dan tidak berhasil mendamaikan
kedua belah pihak, dan untuk melakukan
perceraian harus ada cukup alasan bahwa antara
suami-istri tidak akan dapat hidup rukun sebagai
suami-istri”.
Akibat putusnya perkawinan
(Perceraian)
Putusnya perkawinan (dalam hal ini dikenal dengan
perceraian) menurut hukum adat dan hukum agama
merupakan perbuatan yang tercela.
Dalam aturan perceraian hukum Islam, suami dapat
membubarkan perkawinan dengan memberikan talaaq
kepada istrinya.
Mereka yang beragama Protestan mengakui bahwa
syarat-syarat untuk bercerai adalah: zina, meninggalkan
berniat jahat, (kwaadwillige verlating), penganiayaan
berat (ernstige mishandeling); kadang-kadang juga tidak
mempunyai anak.
Trimakasih!

Anda mungkin juga menyukai