INDUSTRI PERMINYAKAN

• INDUSTRI PEMINYAKAN
• An Integrated Company has exploration, • KARATERISTIK INDUSTRI PERMINYAKAN
production, and refining capacilties.  HIGHT TECH
Usually integrated companies also have
distribution outlets.  HUMAN RESOURCES SKILL
• An Independent Companies generally  REGULATION
have only exploration and production  GAMBLING
activities and some cases, limited refining
capabilities.

• Refining (Pengolahan)
Pengolahan Minyak Mentah dan Gas
(Crude Oil and Gas) menjadi Produk BBM
dan Non BBM dan petrokimia
BBM dari Crude Oil ; avigas,
avtur,super,premium, kerosene, solar
(automotive Diesel Oil=ADO), MInyak Diesel
(Industrial Diesel Oil)=IDO), Minyak Bakar
(Fuel Oil-FO),dsb.
Non BBM dari Crude Oil; Sulphur Waxy
Residu (LSWR), naptha, bahan pelumas,
asphalt, dll.
Petrokimia dan Non BBM dari Gas;
purified terehtalic acid (PTA), methanol,
polyprophylene, olefin, paraxylene,dll
• ECONOMIC INTEREST
 Minereral Interest (MI)
 Royalty Interest (RI)
 Working Interest or Operating
Interest (WI)
 Joint Working Interest
 Pooled or Unitized Working Interest
 Overriding Royalty Interest (ORI)
 Production Payment Interest
 INDUSTRI PERMINYAKAN
INDONESIA
Cadangan minyak Minyak pertama dikertemukan di
Telaga Said (Sumatera Utara ) Tahun 1885 oleh • Tahun 1941-1945 :
A.J.Zijlker seorang pengusaha perkebunan Masa pendudukan Jepang, seluruh
berkebangsaan Belanda areal sumur minyak diambil alih oleh
Jepang
Masa Penjajahan Belanda s/d Tahun 1941 :
Pemerintah Hindia Belanda Mengeluarkan UU yang
disebut Indische Mijn Wet (Staatsblad No.214 tahun • Zaman Kemerdekaan :
1889) yang mengatur wilayah konsesi areal Pemerintah Indonesia membetuk 3 (Tiga)
perminyakan sbb : Badan pengelola Perminyakan yaitu :
1. Perusahaan Tambang Minyak Nasional
1. Sumatera Bagian Utara dan Tengah Republik Indonesia (PTMNRI) untuk
 Wilayah Konsesi Bataafsche Petroleum Wilayah Sumatera Utara
Maatschappij (BPM) dan CALTEX
2. Perusahaan Minyak Republik Indonesia
2. Jambi
(PERMIRI) untuk WIlayah Sumatera
 Wilayah Konsesi Nederland Indische
Ardolie Maatschappij (NIAM)
Selatan
3. Sumatera Bagian Selatan 3. Perusahaan Tambang Minyak Nasional
 Wilayah Konsesi Standard Vacuum (PTMN) untuk Wilayah Jawa Timur.
Petroleum Maatschappij (SVM) dan BPM
4. Jawa Timur dan Cepu • Pemerintaha R.IS. 19 Desember 1949 ‘
 Wilayah Konsesi BPM
PTMNRI di WIlayah SUmatera Utara,
5. Kalimantan Timur
CALTEX untuk Wilayah Riau; BPM dan
 Wilayah Konsesi NIAM STANVAC untuk Wilayah Sumatera
6. IrianJaya (Papua) Selatan dan BPM&PTMN untuk Wilayah
 Wilayah Konsesi Niew Guinea Petrolem Jawa Timur
Maatschappij (NNGPM).
 INDUSTRI PERMINYAKAN
INDONESIA
• Tahun 1951 s/d 1959 Tahun 1965 PN PERMIGAN
1. PTMNRI diganti menjadi Perusahaan Tambang
dibubarkan dan daerah operasinya di
Minyak Republik Indonesia (PTMRI) serahkan kepada PN PERTAMINA
2. PTMRI diganti menjadi Perusahaan Tambang Minyak dan PN PERMINA
Sumatera Utara (TMSU) 1954
3. TMSU dibubarkan dirubah menjadi PT Perusahaan Pada Tahun 1968 PT. PERTAMINA
Minyak Nasional (PT PERMINA) tanggal 10
dan dan PN PERMINA dilebur menjadi
Desember 1957
PN. PERTAMINA
• Tahun 1960 ; hanya terdapat 3 (tiga) perusahaan
asing yang besar yaitu; PT.Shell Indonesia di Balik Tahun 1971 dengan UU No. 8, PN
Papan, PT. Caltex Pasific Indonesia di RIau Daratan PERTAMINA diubah penjadi
dan PT. Stanvac Indonesia di Sumatera Selatan dan PERTAMINA
Riau Daratan

• Tahun 1961 Pemerintah mendirikan 3 (Tiga)

perusahaan :

1. Perusahaan Negara Pertambangan Minyak

Indonesia (PN PERTAMINA) dengan daerah
operasi Sumatera Selatan dan Riau Daratan
2. Perusahaan Negara Pertambangan Minyak dan
Gas Nasional (PN PERMIGAN) dengan daerah
operasi di Jawa Timur dan Cepu.
3. Perusahaan Negara Pertambangan Minyak
Nasional (PN PERMINA) dengan daerah operasi
di Sumatera Utara
 STEPS IN FINDING OIL OR GAS ONSHORE
STEP-1

Broad G&G reconnaissance w ork is done to identif y on area of interest.

A erial photograph and aerial gravity an magnetic survey of ten w ill be
made, f ollow ed by seismic surveys. In addition f or an area thahas been
previously explored, inf ormation may be obtained f rom w ll log libraries an
commercial scout services.

STEP-2

A Lease or an option to lease may be obtained at this point, depending upon

the results obtained in step-1 and upon companies competition to lease in the area

STEP-3

Detailed G&G Work is done to evaluated the area of interest. More closely spaced
seismic survey w ill usually be done, and a test w ell may even be drilled

STEP-4

Data gathered in steps1-3, are analylized, if the results are possitive a lease is
obtained (if not already obtained)
 STEPS IN FINDING OIL OR GAS ONSHORE

STEP-5

Futher analysis of available data and possibly more seismic studies are done to
select a drill site

STEP-6

The Well is drilled

STEP-7
Base on data obtained during the drilling process (cuttings, w ell logs,etc)
a decision is made as to w heter there is suf f icient oil and gas to justif y
completing the w ell

Suf f icient oil and gas In suf f icient oil and gas

STEP-8
Well is completed and Another drill site on the
production start lease is selected , or the
lease is abandoned and the
entire process to select
another area of interest is
reported