Anda di halaman 1dari 13

Assalamu’alaikum Wr.

Wb

PERNIKAHAN DAN PROBLEMATIKANYA DALAM ISLAM

Disusun Oleh :

AYU RISKIYANA T.K (19101359)


CANTIKA CAESARIANA W. (191011162)
FAUNILLA ASSYIFA’UL MAULIATIZ Z. (19101026)
NARULICHA AGUSTYA (19101077)
VIANANDA EKA PRADHANI (19101058)
Pembahasan ini hanya sekadar informasi.
Jika nantinya ada beberapa penjelasan
yang kurang dipahami, serta jawaban
dari pertanyaan yang diajukan kurang
memuaskan dan kami tidak bisa
menjelaskan dengan baik, kami mohon
maaf yang sebesar-besarnya. Karena
sejatinya pernikahan yang baik dalam
islam, adalah pernikahan yang sesuai
syarat, rukun dan tujuan pernikahan itu
sendiri.
Istilah nikah ialah suatu ikatan
Nikah berasal dari lahir batin antara seorang laki-laki
dan perempuan untuk hidup
bahasa arab yang bersama dalam suatu rumah
berarti bertemu, tangga melalui aqad yang
dilakukan menurut hukum syariat 
berkumpul. Islam.

PENGERTIA
N
Menurut U U  No : 1 tahun 1974, 
Perkawinan ialah ikatan lahir batin Keinginan untuk menikah adalah
antara seorang pria dan wanita fitrah manusia, yang berarti sifat
sebagai suami istri dengan tujuan pembawaan manusia sebagai
membentuk rumah tangga makhluk Allah SWT.
(keluarga) yang bahagia dan kekal
berdasarkan Ketuhanan YME.
HUKUM MENIKAH

Menurut sebagian besar ulama, hukum asal nikah adalah mubah,


artinya boleh dikerjakan dan boleh ditinggalkan. Meskipun
demikian ditinjau dari segi kondisi orang yang akan melakukan
pernikahan, hukum nikah dapat berubah menjadi wajib, sunat,
makruh dan haram. Adapun penjelasannya adalah sebagi berikut:   

WAJIB SUNNAH MAKRUH MUBAH HARAM


1. WAJIB
Jika orang tersebut memiliki kemampuan untuk meinkah dan jika tidak menikah ia
bisa tergelincir per`buatan zina

2. SUNNAH
Berlaku bagi seseorang yang memiliki kemampuan untuk menikah namun jika tidak
menikah ia tidak akan tergelincir perbuatan zina

3. MAKRUH
Jika ia memiliki kemampuan untuk menikah, dan mampu menahan diri dari zina tapi ia
tidak memiliki keinginan yang kuat untuk menikah

4. MUBAH
Jika seseorang memiliki kemampuan untuk menikah dan mampu menghindarkan diri dari
zina, ia hanya menikah untuk kesenangan semata

5. HARAM
jika seseorang tidak memiliki kemampuan untuk menikah dan dikhawatirkan jika menikah
ia akan menelantarkan istri/suaminya. Pernikahan juga haram hukumnya apabila menikahi
mahram atau pernikahan sedarah.
TUJUAN MENIKAH

Secara umum = untuk memenuhi hajat manusia (pria terhadap wanita atau sebaliknya)
dalam rangka mewujudkan rumah tangga yang bahagia, sesuai dengan ketentuan-
ketentuan agama Islam. Secara umum tujuan pernikahan dalam Islam dapat diuraikan
sebagai berikut:

1. Memenuhi Tuntutan Naluri Manusia yang Asasi


2. Sebagai Benteng yang Kokoh bagi Akhlaq Manusia
3. Menegakkan Rumah Tangga Islami
4. Meningkatkan Ibadah kepada Allah
5. Memperoleh Keturunan
RUKUN MENIKAH

Rukun pernikahan adalah sesuatu yang harus ada dalam pelaksanaan


pernikahan, mencakup :

• Calon mempelai laki-laki dan perempuan


• Wali dari pihak mempelai perempuan
• Dua orang saksi
• Ijab kabul yang  sighat nikah yang di ucapkan oleh wali pihak
perempuan dan dijawab oleh calon mempelai laki-laki.
SYARAT MENIKAH

1. Syarat Menikah Untuk Calon Pengantin Laki-Laki

• Laki-Laki merupakan seorang Muslim, Beriman


• Laki-Laki yang tertentu, bukan banci (jelas jenis kelaminnya adalah laki-laki)
• Calon Pengantin Laki-Laki bukan mahram dari Calon Pengantin Wanita
• Calon Pengantin Laki-Laki mengetahui wali nikah yang sebenarnya dari pihak
wanita
• Calon Pengantin tidak boleh dalam keadaan Ihram atau Haji
• Calon Pengantin laki-laki menikah karena kemauan sendiri, bukan paksaan
atau perintah orang lain
• Calon Pengantin Laki-Laki Tidak dalam memiliki 4 orang Istri saat menikah
• Calon Pengantin Laki-Laki sudah mengetahui perempuan yang akan dijadikan
pasangan (istri)
SYARAT MENIKAH

2. Syarat Menikah untuk Calon Pengantin Perempuan

 Perempuan adalah seorang Muslim, Beriman


 Perempuan yang tertentu, bukan banci (jelas jenis kelaminnya adalah
perempuan)
 Calon Pengantin Perempuan bukan mahram dari Calon Pengantin Laki-
Laki
 Calon Pengantin Perempuan telah akil baligh (mengalami masa pubertas)
 Calon Pengantin Perempuan bukan dalam keadaan ihram atau haji
 Calon Pengantin Perempuan bukan dalam masa Iddah (masa tertentu
setelah perceraian atau ditinggal suami karena meninggal)
 Calon Pengantin Perempuan bukan Istri dari seseorang, atau sudah dalam
ikatan pernikahan.
TALAK

Talak adalah ucapan suami yang ditujukan kepada istri yang


mengakibatkan putusnya hubungan suami istri. hal ini tidak sesuai dengan
tujuan pernikahan dalam islam. Talak diucapkan oleh suami kepada istri
secara disengaja baik dengan shighat langsung ataupun sindiran. Talak,
hukum dan jenisnya diatur dalam islam dan undang-undang.  Menurut
Kompilasi Hukum islam talak diartikan sebagai ikrar suami yang
dilakukan dihadapan pengadilan yang dalam hal ini adalah pengadilan
agama.
Rukun Perceraian/ Talak

1. Bagi Suami ; Suami yang hendak menceraikan istrinya haruslah :


 Berakal sehat
 Baligh
 Bercerai atas kemauan sendiri atau tanpa adanya paksaan dari pihak lain
2. Bagi Istri ; Seorang istri yang bisa diceraikan haruslah :
 Memiliki akad nikah yang sah dengan suami
 Suami belum pernah menceraikannya dengan mengucapkan talak tiga
3. Lafadz Talak ; Talak dianggap sah apabila dalam lafadznya :
 Terdapat kejelasan ucapan yang menyatakan perceraian
 Disengaja atau tanpa adanya paksaan dari pihak manapun atas pengucapan talak
tersebut.
Dari segi mana menikah itu
menyempurnakan Agama?
Lalu bagaimana jika orang
yang sudah mati sebelum
menikah apakah agamanya
tidak sempurna?
Telah bersabda Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam:

“Barangsiapa menikah, maka ia telah melengkapi separuh imannya. Dan


hendaklah ia bertaqwa kepada Allah dalam memelihara yang separuhnya lagi.’”

Wassalamu’alaikum Wr.Wb

Anda mungkin juga menyukai