Anda di halaman 1dari 32

FIQIH MUNAKAHAT

Oleh : Bincar Daud Hsb

DIKLAT PEMBENTUKAN JABATAN FUNGSIONAL PENGHULU


BALAI DIKLAT KEAGAMAAN MEDAN
TAHUN 2020
PENGERTIAN NIKAH

AKAD NIKAH

A. Pasal 2 KHI
Perkawinan menurut hukun Islam adalah pernikahan, yaitu akad yang sangat kuat atau
mitssaqan ghalidzan untuk mentaati perintah Allah dan melaksanakannya merupakan
ibadah.
a) “Perikatan dua insan lain jenis kelamin, untuk memperoleh hak kehalalan
disertai syarat dan rukun yang telah diatur dalam ajaran Islam”.
b) Perkawinan ialah ikatan lahir bathin antara seorang pria dengan seorang
wanita sebagai suami isteri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah
tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Mahaesa.
(UUP.74)
IMAM SYAFII

‫عقد يتضمن اباحة وطء بلفظ انكاح او تزويج‬

“Suatu akad yang membolehkan halalnya


hubungan suami/istri antara pria dengan wanita
dengan lafaz (pernyataan secara lisan tentang
nikah )
‫الفقه اإلسالمي وأدلته للزحيلي (‪)6513 /9‬‬

‫الزواج شرعاً‪ :‬عقد يتضمن إباحة االستمتاع بالمرأة‪ ،‬بالوطء والمباشرة‬


‫والتقبيل والضم وغير ذلك‪ ،‬إذا كانت المرأة غير َم ْحرم بنسب أو ر'ضاع أو‬
‫صهر'‪ .‬أوهو عقد وضعه الشارع ليفيد ملك استمتاع الرجل بالمرأة‪ ،‬وحل‬
‫‪.‬استمتاع المرأة بالرجل‬
‫ف انكحوا ماطا لب مكم ان لنساء م ثئنوثالثورابع ف ا نخفمت الا ت عدلوا ف واحدة او ما لم كت‪-‬‬
‫امي انمك (ا لنساء ‪3‬‬
‫وانكحوا الاايم منمك والصاحلني من عبادمك وامائمك ان يكونوا فقراء يغهنم هللا من فضهل وهللا واسع‪-‬‬
‫علمي‪( .‬النور ‪)23‬‬
‫ومن اايته ان خلق لمك من انفسمك ازواجا لتسكنوا الهيا وجعل بينمك مودة ورمحة ان ىف ذاكل الايت‪-‬‬
‫لقوم يبفكرون (الروم ‪)21‬‬
‫عن عبداهلل ابن مسعود رضي اهلل عنه قال ‪ :‬قال لنا رسول‬
‫اهلل ص‪.‬م‪ .‬يا معشر الشباب من استطاع منكم الباءة‬
‫فليتزوج فا نه اغض للبصر واحصن للفرج ومن لم يستطع‬
‫فعليه بالصوم فانه له وجاء (متفق عليه)‬
TUJUAN PERNIKAHAN

1. Untuk memperoleh rasa cinta dan kasih sayang


2. Untuk memperoleh ketenangan hidup (sakinah)
3. Untuk memenuhi kebutuhan seksual
4. Untuk memperoleh keturunan yang sah dalam
masyarakat
5. Untuk mewujudkan keluarga bahagia di dunia dan
akhirat
RUKUN NIKAH

2 ORG SAKSI

WALI

CALON MEMPELAI IJAB DAN QABUL

8
Rukun Nikah Menurut :
M. Hanafi C. Suami C.Isteri Ijab qobul 2 org saksi

M. Maliki C. Suami C. Isteri Ijab Qobul Pemberitahuan

M. Syafi’i C Suami C. Isteri W.Nikah 2 Org Saksi Ijab Qobul

M.Hambali C.Suami C. Isteri W. Nikah Mahar Shigot/Ijab


Qobul
M.KHI C Suami C. Isteri W.Nikah 2 Org Saksi Ijab Qobul

9
SYARAT WALI DAN SAKSI

Wali dan dua saksi nikah


1. Islam Ijab dan Kabul
2. Laki-laki Satu majelis
3. Berakal Sesuai
4. Baligh
5. Adil
SYARAT CATIN WANITA

1. Islam atau ahli Kitab


2. Bukan dalam iddah,
3. Bukan isteri orang lain
4. Bukan muhrim
5. Bukan perempuan musyrik
6. Ditentukan siapakah orangnya
7. Bukan dalam ihram haji atau umrah
SYARAT
SYARAT CATIN
CATIN PRIA
WANITA

 Beragama Islam
 Bukan mahram,
 Ditentukan siapakah orangnya
 Bukan dalam ihram haji atau umrah
 Tidak mempunyai empat orang isteri.
IJAB DAN KABUL

Ijab adalah ucapan wali pengantin wanita kepada


pengantin lelaki

Kabul ialah balasan pengantin lelaki kepada ucapan wali


pengantin wanita

Tujuannya ialah menzahirkan kerelaan pasangan


pengantin terhadap pernikahan itu
SAHNYA IJAB QABUL
Dilaksanakan dalam satu majlis (difahamkan dengan kehadiran
mereka dalam satu tempat secara fisik) pendapat Malikiyah,
Syafi’iyah dan Hanabilah.
Hanafiah beliau memahami satu majlis bukan dari segi fisik para
pihak, namun hanya ijab dan qabul para pihak harus dikatakan di
satu tempat dan secara berkontiu. Dari pendapat ini, Hanafiyyah
memperbolehkan akad nikah melalui surat, asalkan surat tersebut
dibacakan didepan saksi dan pernyataan dalam surat segera
dijawab oleh pihak terkait. Menurut Hanafi, surat yang dibacakan
di depan saksi dapat dikatakan sebagai ijab dan atau qabul dan
harus segera dijawab. diucapkan dengan kata-kata tazwij dan atau
inkah.
WANITA YANG HARAM DINIKAHI

1. Berlainan Agama;
2. Hubungan Darah;
3. Hubungan Susuan;
4. Hubungan Semenda;
5. Poliandri
6 Wanita Yang Di Li' An;
7 Wanita/Pria Pezina;
8. Bekas Istri Yang Ditalak Tiga;
9 Pria Yang Telah Beristri Empat.
YG MEMUTUSKAN PERNIKAHAN

 Karena salah satu suami/isteri meninggal


 Karena talaq
 Karena fasah atas putusan pengadilan berdasarkan
pengaduan salah satu pihak.
 Karena khulu’
 Karena li’an
 Karena ila’
 Murtad
‫‪THALAQ/ CERAI‬‬

‫‪Tahalaq ialah terputusnya ikatan nikah dengan‬‬


‫‪mengucapkan lafaz tertentu oleh seorang suami‬‬
‫‪kepada istrinya.‬‬

‫عن ابن عمر رض ‪ .‬قال‪ ,‬قال رسول هللا صلعم ابغض الحالل الى هللا الطالق‬
‫(رواه ابو داود)‬

‫عن ابى هريرة رض‪ .‬قال قال رسول هللا صلعم ‪ :‬ثالث جدهن جد وهزلهن جد ‪,‬‬
‫النكاح والطالق والرجعه (رواه االربعة اال النسائ)‬
SAMBUNGAN

Secara Bahasa: talak bararti lepas dan bebas

Istilah:
‫حل ربطة الزواج و انهاء العالقة الزوجية‬
(Melepaskan ikatan pernikahan dan mengakhiri hubungan suami
istri)
HUKUM TALAK DAPAT BERUBAH TERGANTUNG
KEADAAN TERTENTU:

1] Wajib, yaitu mentalak istri yang sudah diîlâ’ sedangkan suami


tidak mau membayar kafarah îlâ’-nya.
2] Haram, yaitu mentalak istri yang dalam keadaan haidl atau
istri dalam keadaan suci tetapi sudah disetubuhi.
3] Mubah, yaitu mentalak istri bila memang diperlukan dan bila
memang bermanfaat dengan tidak merugikan pihak-pihak.
4] Sunnah, yaitu mentalak istri bagi suami yang tidak bisa
memberikan nafkah, sedangkan istri tidak bisa bersabar
menghadapinya
JENIS- JENIS THALAQ/PERCERAIAN

1. Thalaq raja’i ialah thalaq yang boleh ruju’ kembali ,


tanpa melakukan akad baru sepanjang istrinya masih
dalam iddah.
2. Thalaq ba’in ialah thalaq yang tidak boleh rujuk
kembali kepada istrinya kecuali akad baru.
Thalaq Ba’in terbagi kepada shugro dan kubro
TBS. ialah Talak yg terjadi qabla al-dukhul
Talak KUBRO dg tebusan (khuluk)
3. Khulu’ : perceraian yang timbul atas kemauan isteri dengan
membayar iwadl kepada suami.
Perceraian secara khulu’ tidak dapat rujuk kecuali dengan
akad nikah yang baru.
QS. al-Baqarah ayat 229:
َ ‫َفإِنْ ِخ ْف ُت ْم أَاَّل ُي ِقي َما ُح ُدودَ هَّللا ِ َفاَل جُ َن‬
ْ ‫اح َعلَي ِْه َما ِفي َما ا ْف َت َد‬
‫ت ِب ِه‬
“Jika kamu khawatir bahwa keduanya (suami istri) tidak
dapat menjalankan hukum-hukum Allah, maka tidak ada dosa
atas keduanya tentang bayaran yang diberikan oleh istri
untuk menebus diri
4. Ila’: Suami bersumpah tidak menggauli isterinya selama lebih
dari empat bulan. Bila rujuk sebelum empat bulan , wajib
membayar kifarat sumpah. (QS Al Maidah ayat 89), yaitu
4. Memberi makan sepuluh orang miskin,
5. Memberi pakaian sepuluh orang miskin, atau
6. Memerdekakan budak. Jika tidak mampu berbuat salah satu di antara tiga pilihan itu, maka
berpuasa selama tiga hari.
‫يم‬ ِ ‫ وإِ ْن َعزموا الطَّاَل َق فَِإ َّن اللَّه س ِم‬.‫لِلَّ ِذين ي ْؤلُو َن ِمن نِسائِ ِهم َتربُّص أَربع ِة أَ ْشه ٍر فَِإ ْن فَاءوا فَِإ َّن اللَّه غَ ُفور رِحيم‬
ٌ ‫يع َعل‬
ٌ َ َ َُ َ ٌ َ ٌ َ ُ ُ َ َْ ُ َ ْ َ ْ َُ
5. Zhihâr secara bahasa berarti punggung.
Menurut istilah fikih, zhihâr adalah ungkapan suami kepada
isterinya “Bagiku, kamu seperti punggung ibuku”.
Ungkapan ini sudah mentradisi di kalangan orang-orang
jahiliyah terdahulu untuk menjauhi para istri. Mereka sengaja
memposisikan istri dalam keadaan tidak jelas antara talak
dan tidak. Mereka tidak mau lagi menyetubuhi istrinya, tetapi
tidak mau pula istrinya kawin lagi dengan pria lain.
Islam menyatakan bahwa hukum zhihâr adalah haram.
Pelaku zhihâr diberi sangsi hukum duniawi dan ukhrawi.
Sangsi hukum ukhrawi => karena pelaku zhihâr dinilai telah
berbuat dusta, maka balasannya dosa. Sangsi hukum duniawi
=> suami yang melakukan zhihâr wajib membayar kafârah
(denda).
QS. al-Mujâdilah ayat 24:
ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ َّ
ً ‫ين يُظَاه ُرو َن م ْن ُك ْم م ْن ن َسائ ِه ْم َما ُه َّن أ َُّم َهات ِه ْم إِ ْن أ َُّم َها ُت ُه ْم إِاَّل الاَّل ئي َولَ ْد َن ُه ْم َوإَِّن ُه ْم لََي ُقولُو َن ُم ْن َك ًرا م َن الْ َق ْول َوُز‬
‫ورا‬ َ ‫ا لذ‬
َ ُ‫اسا َذلِ ُك ْم ت‬
‫وعظُو َن‬ َّ ‫ودو َن لِ َما قَالُوا َفتَ ْح ِر ُير َرَقبَ ٍة ِم ْن َق ْب ِل أَ ْن َيتَ َم‬ ُ ُ‫سائِ ِه ْم ثُ َّم َيع‬ ِ‫اهرو َن ِمن ن‬
َ ْ
ِ َ‫ والَّ ِذين يظ‬.‫وإِ َّن اللَّه لَع ُف ٌّو غَ ُفور‬
ُ َُ َ ٌ َ َ َ
‫ين‬ ‫ت‬
ِّ ِ ‫اسا فَمن لَم يست ِطع فَِإطْعام‬
‫س‬ َّ ‫م‬ ‫ت‬ ‫ي‬ ‫ن‬ْ َ
‫أ‬ ‫ل‬ِ ‫ب‬ ‫ق‬
َ ‫ن‬ ‫م‬ِ ‫صيام َشهري ِن متتابِعي ِن‬ ِ َ‫ فَمن لَم ي ِج ْد ف‬.‫بِ ِه واللَّهُ بِما َت ْعملُو َن َخبِير‬
َ ُ َ ْ َ َْ ْ َْ َََ ْ ْ ْ َ َ َ ُ َ ْ ْ ُ َ َْ َْ ٌ َ َ َ
.‫يم‬ ِ ‫ود اللَّ ِه ولِ ْل َكافِ ِرين َع َذ‬ َ ‫ك لُِت ْؤِمنُوا بِاللَّ ِه َوَر ُسولِ ِه َوتِل‬
َ ِ‫ِم ْس ِكينًا ذَل‬
ٌ ‫اب أَل‬ ٌ َ َ ُ ‫ْك ُح ُد‬
Orang-orang yang menzhihâr isterinya di antara kamu, (menganggap isterinya sebagai ibunya, padahal) tiadalah
isteri mereka itu ibu mereka. Ibu-ibu mereka tidak lain hanyalah wanita yang melahirkan mereka. Dan
sesungguhnya mereka sungguh-sungguh mengucapkan suatu perkataan yang mungkar dan dusta. Dan
sesungguhnya Allah Maha Pema`af lagi Maha Pengampun. Orang-orang yang menzhihâr isteri mereka, kemudian
mereka hendak menarik kembali apa yang mereka ucapkan, maka (wajib atasnya) memerdekakan seorang budak
sebelum kedua suami isteri itu bercampur. Demikianlah yang diajarkan kepada kamu, dan Allah Maha Mengetahui
apa yang kamu kerjakan. Barangsiapa yang tidak mendapatkan (budak), maka (wajib atasnya) berpuasa dua
bulan berturut-turut sebelum keduanya bercampur. Maka siapa yang tidak kuasa (wajiblah atasnya) memberi
makan enam puluh orang miskin. Demikianlah supaya kamu beriman kepada Allah dan Rasul-Nya. Dan itulah
hukum-hukum Allah, dan bagi orang-orang kafir ada siksaan yang sangat pedih".
6. Li’an : suami yang menuduh isterinya berzina, atau tidak
mengakui bayi yang dikandung isterinya berasal darinya, dan
kasusnya dibawa kehadapan hakim.
QS. al-Nûr ayat 6-9:
َ ‫ت ِباهَّلل ِ إِ َّن ُه لَم َِن الصَّا ِدق‬
.‫ِين‬ ٍ ‫ش َهدَا ُء إِاَّل أَ ْنفُ ُس ُه ْم َف َش َها َدةُ أَ َح ِد ِه ْم أَرْ َب ُع َش َهادَا‬ َ ‫ُون أَ ْز َو‬
ُ ‫اج ُه ْم َولَ ْم َي ُكنْ لَ ُه ْم‬ َ ‫ِين َيرْ م‬ َ ‫َوالَّذ‬
‫ت ِباهَّلل ِ إِ َّن ُه لَ ِم َن‬ َ ‫ َو َي ْد َرأ ُ َع ْن َها ْال َع َذ‬.‫ين‬
ٍ ‫اب أَنْ َت ْش َه َد أَرْ َب َع َش َهادَا‬ َ ‫ان ِم َن ْال َكا ِذ ِب‬َ ‫َو ْال َخا ِم َس ُة أَنَّ لَعْ َن َة هَّللا ِ َعلَ ْي ِه إِنْ َك‬
‫ين‬
َ ‫ان ِم َن الصَّا ِد ِق‬ َ ‫ب هَّللا ِ َعلَ ْي َها إِنْ َك‬ َ ‫ض‬ َ ‫ َو ْال َخا ِم َس َة أَنَّ َغ‬.‫ين‬ ْ
َ ‫ال َكا ِذ ِب‬.
“Dan orang-orang yang menuduh istrinya (berzina), padahal mereka
tidak ada mempunyai saksi-saksi selain diri mereka sendiri, maka
persaksian orang itu ialah empat kali bersumpah dengan nama
Allah, sesungguhnya dia adalah termasuk orang-orang yang benar.
Dan (sumpah) yang kelima: bahwa la`nat Allah atasnya, jika dia
termasuk orang-orang yang berdusta. Istrinya itu dihindarkan dari
hukuman oleh sumpahnya empat kali atas nama Allah sesungguhnya
suaminya itu benar-benar termasuk orang-orang yang dusta, dan
(sumpah) yang kelima: bahwa la`nat Allah atasnya jika suaminya itu
termasuk orang-orang yang benar”.
IDDAH

Masa tenggang waktu untuk tidak boleh


kawin bagi isteri yang dicerai atau ditinggal
mati suaminya.
-
JANGKA WAKTU `iddah
Talak sebelum dukhul
Tidak ada iddah
QS. Al Ahzab 49
Istri produktif haidh
3x quru`
QS Al Baqarah 228
Masa Istri yang tidak ada haidh 3 bulan
Iddah QS Al-Thalaq 4
Sampai
Istri hamil
Melahirkan
QS Al-Thalaq 4
Istri ditinggal mati 4 bulan 10
QS Al Baqarah 234 hari
HAK PEREMPUAN SELAMA MASA `IDDAH
Jika suami istri bercerai dalam bentuk talak raj`î, maka fukaha sepakat menyatakan bahwa
hak yang harus diterima oleh istri adalah penuh sebagaimana yang berlaku sebelum
perceraian, baik dalam bentuk makanan, pakaian ataupun tempat tinggal

Jika suami istri bercerai dalam bentuk talak bâ`in, baik bâ`in shughrâ maupun bâ`in kubrâ
dan istri sedang hamil, maka fukaha juga sepakat menyatakan bahwa istri berhak atas
nafkah secara utuh. QS. al-Thalâq ayat 6 => Pada awal ayat, Allah memerintahkan
َ َ ‫َو ِإ ْن ُ َّكــن أُو ِال‬
َ ْ‫ أ ْس ِكنُْوـ ُهَّن ِم ْن َح ُي‬dan kemudian dilanjutkan dengan perintah‫ح ْم ٍل‬
‫ثس ـكَنْتُ ْم ِم ْن ُوـجِ ْدكـ ُْم‬ ‫ـَت‬
‫فـــِف ُقـ ْوا َعل َيْ ِه َّن َحتَّى َ َض‬
‫يـــ ْع َن َح ْمل َُه َّن‬ ‫ َ ا ْنـ‬.

Jika suami istri bercerai dalam bentuk talak bâ`in dan istri tidak dalam keadaan hamil,
maka ulama berbeda pendapat
RUJUK

Rujuk : kembalinya suami kepada ikatan nikah dengan istrinya


sebagaimana semula, selama istrinya masih berada dalam
masa 'iddah raj'iyah

RUKUN RUJUK
Suami yang merujuk     

2. Istri yang dirujuk


                     

3. Shigat rujuk
                     

4. Saksi
       
RUJUK

Hanafiyah =>  ‫ىـ اثنءاـ عدة لاـطالق‬ ‫مة لاـنكاح فـ‬ ‫ا ستـاـدـ‬
"Meneruskan pernikahan pada waktu menjalani idah talak raj`î .”
QS. al‑Baqarah ayat 228 ”‫هن‬ ‫درـبــ‬ ‫وبـعوـلـتهن اـحق‬ ”. Lafal ‫بــلـتهن‬‫عوـ‬ maknanya ‫لاـمطلق‬
(laki‑laki yang mentalak), sedangkan ‫مطلق‬ ‫ ا لـ‬tersebut adalah ‫ الزـوـج‬.
Berarti ‫مطلق‬ ‫ ا ل ـ‬tersebut masih berstatus sebagai seorang suami.
QS. al-Baqarah ayat 231 ”‫معرـوـف‬ ‫بــ‬ ‫”ف اـمـسكوهن‬. Lafal ‫ اـمـاسـكـ‬sama artinya
dengan‫ءاـقـبــ‬ ‫ا‬
Syafi`iyah => ‫بــ لاـطالق‬ ‫عدـ‬ ‫لاـعدـة‬ ‫ىـ اثنءاـ‬ ‫ا عادـة اـحكاـم الزـوـاج فـ‬
“Mengembalikan status pernikahan dalam masa idah setelah
terjadinya talak raj`î.”
Ayat ” ‫هن‬
‫درـبــ‬ ‫وبـعوـلـتهن اـحق‬ ”, tetapi mereka lebih mempe­domani lafal ‫هن‬ ‫درـبــ‬ .
Lafal ‫ رد‬berarti ‫( اـعادـة‬mengembalikan)
RUKUN DAN SYARAT RUJUK

[1] Harus muslim. Suami yang murtad sebelum rujuk lalu ia merujuk
istrinya yang muslim, maka rujuknya itu tidak sah, sebelum ia
bertaubat terlebih dahulu. Karena, murtad menghilangkan bekas
kehalalan antara suami istri tersebut
[2] Orang yang cakap bertindak hukum, yaitu baligh, berakal, dan atas
kesadaran sendiri. Rujuk itu sama dengan memulai akad nikah yang
baru. Oleh karena itu, rujuk tidak sah dilakukan oleh anak kecil, orang
mabuk, orang gila, atau orang yang dipaksa. Rujuk yang dilakukan oleh
orang-orang tersebut, kecil kemungkinan akan dapat mewujudkan
tujuan dari rujuk (mencapai ishlâh). Akhirnya, ru­juk yang dilakukan itu
akan menjadi sia‑sia belaka. Hal tersebut dapat saja disebabkan oleh
kesadaran yang muncul dalam hati kecil suami belum ada, sehingga dia
akan kembali mengulang kesalahannya di masa lalu
DISKUSI KELOMPOK

KEL I. Nikah Bawah Umur; Analisis Perkawinan Rasulullah


Dengan Aisyah RA
KEL. II.
Nikah Siri Dalam Pandangan Fuqaha
KEL. III.
Nikah Beda Agama; Analisis Tentang Perempuan Ahli Kitab
Masa Kini
KEL. IV. Poligami Menurut Pandangan Empat Mazhab
KEL.V
Tinjauan Tentang Akad Nikah Via Daring; Fiqih Kontemporer

Anda mungkin juga menyukai