Anda di halaman 1dari 4

UJIAN AKHIR SEMESTER

METODE PENELITIAN
Nama : Irham Fauzi
NPM : 208110069
Matkul : Metode Penelitian
Dosen :
Hari/Tanggal : Senin/26 Juli 2021

1. Penelitian kuantitatif adalah jenis penelitian yang menghasilkan penemuan-penemuan yang


dapat dicapai (diperoleh) dengan menggunakan prosedur-prosedur statistik atau cara lain dari
kuantifikasi (pengukuran).
Penelitian kualitatif adalah upaya peneliti mengumpulkan data yang didasarkan pada latar
alamiah.
 Penggunaan Metode Kuantitatif.
 Bila masalah yang merupakan titik tolak penelitian sudah jelas. Masalah adalah
merupakan penyimpangan antara yang seharusnya dengan yang terjadi, antara
aturan dengan pelaksanaan, antara teori dengan praktek, antara rencana dengan
pelaksanaan.
 Bila peneliti ingin mendapatkan informasi yang luas dari suatu populasi. Metode
penelitian kuantitatif cocok digunakan untuk mendapatkan informasi yang luas
tetapi tidak mendalam. Bila populasi terlalu luas, maka penelitian dapat
menggunakan sampel yang diambil dari populasi tersebut.
 . Bila ingin diketahui pengaruh perlakuan/treatment tertentu terhadap yang lain.
Untuk kepentingan ini metode eksperimen paling cocok digunakan. Misalnya
pengaruh jamu tertentu terhadap derajat kesehatan.
 Bila peneliti bermaksud menguji hipotesis penelitian. Hipotesis penelitian dapat
berbentuk hipotesis deskriptif, komparatif dan asosiatif.
 Bila peneliti ingin mendapatkan data yang akurat, berdasarkan fenomena yang
empiris dan dapat diukur. Misalnya ingin mengetahui IQ anak-anak dari
masyarakat tertentu, maka dilakukan pengukuran dengan test IQ.
 Penggunaan Metode Kualitatif.
 Bila masalah penelitian belum jelas, masih remang-remang atau mungkin malah
masih gelap. Kondisi semacam ini cocok diteliti dengan metode kualitatif, karena
peneliti kualitatif akan langsung masuk ke obyek, melakukan penjelajahan
dengan grand tour question, sehingga masalah akan dapat ditemukan dengan
jelas.
 Untuk memahami makna di balik data yang tampak. Gejala sosial sering tidak
bisa difahami berdasarkan apa yang diucapkan dan dilakukan orang. Setiap
ucapan dan tindakan orang sering mempunyai makna tertentu. Sebagai contoh,
orang yang menangis, tertawa, cemberut, mengedipkan mata, memiliki makna
tertentu. Sering terjadi, menurut penelitian kuantitatif benar, tetapi justru menjadi
tanda tanya menurut penelitian kualitatif. Sebagai contoh ada 99 orang
menyatakan bahwa A adalah pencuri, sedangkan satu : orang menyatakan tidak.
Mungkin yang satu orang ini yang benar. Menurut penelitian kuantitatif, cinta
suami kepada isteri dapat diukur dari banyaknya sehari dicium. Menurut
penelitian kualitatif, semakin banyak suami mencium isteri, maka malah menjadi
tanda tanya, jangan-jangan hanya pura-pura. Data untuk mencari makna dari
setiap perbuatan tersebut hanya cocok diteliti dengan metode kualitatif, dengan
teknik wawancara mendalam, dan observasi berperan serta, dan dokumentasi.
 Untuk memahami interaksi sosial. Interaksi sosial yang kompleks hanya dapat
diurai kalau peneliti melakukan penelitian dengan metode kualitatif dengan cara
ikut berperan serta, wawancara mendalam terhadap interaksi sosial tersebut.
 Memahami perasaan orang. Perasaan orang sulit dimengerti kalau tidak diteliti
dengan metode kualitatif, dengan teknik pengumpulan data wawancara
mendalam, dan observasi berperan serta untuk ikut merasakan apa yang
dirasakan orang tersebut.

2. Populasi sebenarnya dapat dikatakan sebagai totalitas dari semua objek yang pada nantinya akan
diteliti. Sedangkan sampel merupakan bagian kecil dari populasi itu sendiri yang diambil sebagai
objek dalam sebuah pengamatan atau penelitian lantaran dianggap mampu mewakili
populasi.Lebih singkatnya, perbedaan populasi dan sampel adalah, jika populasi merupakan
bagian besar dari sampel dan merupakan objek penelitian. Sementara objek yang akan dijadikan
riset secara langsung berupa sampel.
 Teknik sampling yang benar sesuai jenis sample nya Pemilahan jenis teknik pengambilan
sampel probabilitas dan nonprobabilitas didasarkan adanya randomisasi atau keacakan,
yakni pengambilan subjek secara acak dari kumpulannya. Dalam hal randomisasi
berlaku, setiap subjek penelitian memiliki kesempatan yang sama untuk dijadikan
anggota sampel sejalan dengan anggapan bahwa pada dasarnya probabilitas distribusi
kejadian ada pada seluruh bagian.

3. Kandungan daklam BAB I penelitian :


 Pendahuluan adalah bab pertama dari karya tulis yang berisi jawaban apa dan mengapa
penelitian itu perlu dilakukan
 Latar Belakang Masalah adalah informasi yang tersusun sistematis berkenaan
dengan fenomena dan masalah problematik yang menarik untuk diteliti.
 Rumusan Masalah adalah mempertanyakan beberapa hal yang berkaitan dengan
suatu penelitian.
 Batasan Masalah adalah uang lingkup masalah atau upaya membatasi ruang
lingkup masalah yang terlalu luas atau lebar sehingga penelitian itu lebih bisa
focus
 Tujuan Penelitian adalah rumusan kalimat yang menunjukkan adanya hasil,
sesuatu yang akan diperoleh setelah penelitian selesai.
 Manfaat Penelitian adalah narasi yang objektif yang menggambarkan hal-hal
yang diperoleh setelah suatu tujuan penelitian telah terpenuhi.
4. REVIEW JURNAL
 Judul Jurnal : Analisis Kesesuaian Model Modulus Aspal dan Campuran Laston Lapis
Ausuntuk Aspal Modifikasi Asbuton Murni.
 Penulis : 1. Harmein Rahman
2. Rizak Taruna Zega

 Publikasi : Jurnal Teoretis dan Terapan Bidang Rekayasa Sipil.


https://ftsl.itb.ac.id/wp-content/uploads/sites/8/2018/05/14.-
Harmein-Analisis-Kesesuaian-Model-Modulus-aspal-dan-campuran-
laston...-Vol-25-No.1-.pdf
 Latar Belakang
Metoda desain struktur perkerasan lentur saat ini mengenal dua jenis pendekatan yaitu
metode empiris dan metode mekanistik. Metode desain empiris dapat berbentuk sangat
sederhana hingga yang lebih kompleks. Metode desain struktur perkerasan lentur secara
mekanistik telah cukup berkembang selama tiga decade terakhir. Metode desain struktur
perkerasan secara mekanistik memperlakukan desain perkerasan sama dengan struktur
bangunan lainnya yang mengacu kepada beban yang hendak diterapkan, proporsi
material pembentuknya, melakukan analisis struktur berdasarkan prinsip-prinsip teoritis,
membandingkan tekanan kritis, tarikan kritis atau lendutan dengan nilai maksimum yang
diijinkan. Nilai modulus kekakuan aspal maupun campuran beraspal dapat diperoleh dari
pengujian laboratorium menggunakan alat-alat yang bisa langsung menguji nilai modulus
aspal atau campuran beraspal, dan dapat digunakan sebagai data dalam perhitungan
proses desain menggunakan pendekatan mekanistik. Penelitian mengenai asbuton di
Indonesia telah banyak dilakukan sebelumnya, dimana penambahan asbuton murni
diharapkan mampu memperbaiki sifat dari aspal dan dapat bersinergi dengan baik pada
campuran aspal bergradasi kasar yaitu Lapis Aspal Beton (Laston) atau lebih dikenal
dengan Asphaltic Concrete (AC) terutama pada Lapis Aus (Wearing Course) yang
bersentuhan langsung dengan roda kendaraan.
 Tujuan
Penelitian ini bertujuan untuk melakukan penelaahan dan evaluasi terhadap kesesuaian
hasil pengujian dan model untuk objek bahan aspal yang dimodifikasi aditif berupa
asbuton murni. Modifikasi yang diharapkan dapat memperbaiki nilai Sbit dan Smix ini
dilakukan dengan menambahkan asbuton murni 8% dari berat aspal, dalam campuran
laston lapis aus. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi pada
rangkaian penelitian asbuton berupa indikasi kesesuaian model yang sejatinya
menggunakan aspal minyak standar, untuk mempredikasi nilai Sbit dan Smix dalam
campuran laston lapis aus yang menggunakan aspal minyak modifikasi asbuton murni.
 Sampel
Pengujian Indirect Tensile Modulus menggunakan alat uji UMATTA menghasilkan nilai
modulus resilien, yang dilakukan pada waktu pembebanan sebesar 0,25 ms dan
temperatur 25 0C, 35 0C dan 45 0C. Data hasil pengujian UMATTA yang dilakukan
pada kondisi waktu dan temperatur pembebanan yang sama digunakan untuk
memvalidasi model yang digunakan untuk menghitung nilai modulus kekakuan
campuran (Smix) menggunakan model yang ada. Terlihat bahwa kurva yang terbentuk
menunjukkan bahwa nilai Smix pada model Bonnaure dan model Nottingham akan turun
mendekati nol ataupun bernilai negatif seiring dengan peningkatan temperatur, dimana
pada kenyataannya hal tersebut tidak mungkin terjadi dikarenakan adanya komposisi
agregat pada campuran beraspal. Nilai Smix dari hasil pengujian UMATTA, cenderung
mengikuti sifat dari ketiga model yang ingin divalidasi, sehingga model dapat dianggap
seusai dengan hasil pengujian di laboraotorium dengan menggunakan alat uji UMATTA.
 Kesimpulan dan Saran
Berdasarkan hasil analisis data, diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut:
 Model Ullidtz yang dikembangkan dengan aspal minyak, cenderung tidak dapat
dipergunakan untuk aspal minyak dengan aditif asbuton murni.
 Model Nomogram Van der Poel masih dapat dipergunakan untuk aspal minyak
dengan aditif asbuton murni, dengan terlebih dahulu melakukan penyesuaian
terhadap nilai yang dihasilkan oleh Nomogram dengan nilai Sbit yang dihasilkan
oleh alat uji Direct Shear Rheometer (DSR).
 Ketiga model untuk menghitung modulus kekakuan campuran (Smix), masih
dapat dipergunakan untuk aspal minyak dengan aditif asbuton murni.
Berdasarkan hasil penelitian, diusulkan beberapa hal sebagai berikut:
 Perlu adanya kriteria ketelitian (presisi dan bias) untuk spesifikasi yang
digunakan di Indonesia, sehingga hasil pengujian yang dilakukan oleh teknisi
maupun laboratorium yang berbeda dapat dipastikan akurasi hasilnya
 Perlu dilakukan penelitian sejenis menggunakan asbuton seperti penelitian ini,
dan agar nantinya dilakukan penambahan jumlah sampel RTFOT untuk
pengujian penetrasi. Dikarenakan terdapat keraguan pada hasil pengujian RTFOT
tersebut (kecenderungan inkonsistensi data hasil pengujian).
 Perlu dilakukan penelitian sejenis dengan menggunakan aspal minyak dengan
jenis yang berbeda sehingga dapat menunjukkan efek dari perbedaan nilai
Penetration Index (PI) dan Softening Point (SP) berdasarkan jenis aspal yang
berbeda.
 Daftar pustaka
Asphalt Institute. (1982): Research and Development
of the Asphalt Institute’s Thickness Design
Manual. (MS-1). RR-82-2. Maryland. USA
Brown S. F., Brunton J. M. (1984): An Introduction to
The Analytical Design of Bituminous Pavements.
University of Nottingham. UK
Bonnaure F, Gest G, Gervois A, Uge P (1977):
Proceedings, Association of Asphalt Paving
Technologists.
Shell Bitumen. (2003): The Shell Bitumen Handbook,
london. UK.
Ullidtz P, Larsen BK (1984): Mathematical model for
predicting pavement performance. Transportation
Research Record.
Van der Poel C (1954): Proceedings of 1st international
congress of rheology, vol 2. Butterworth’s Scientific
Publications, London.

Anda mungkin juga menyukai