Anda di halaman 1dari 49

KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH

(KMB )
OLEH : HARMAWATI,SKp,MKep
ASUHAN KEPERAWATAN CONGESTIVE
HEART FAILURE (CHF)

Defenisi

Congestive Heart Failure (CHF) adalah suatu kondisi dimana


jantung mengalami kegagalan dalam memompakan darah guna
mencukupi kebutuhan sel-sel tubuh akan nutirisi dan oksigen
secara adekuat.  Hal ini mengakibatkan peregangan ruang
jantung (dilatasi) guna menampung darah lebih banyak untuk
dipompakan keseluruh tubuh atau mengakibatkan otot jantung
kaku dan menebal.
Next ….

Jantung hanya mampu memompakan darah untuk


waktu yang singkat dan dinding otot jantung yang
melemah tidak mampu memompakan dengan kuat.
Sebagai akibatnya ginjal sering merespon dengan
menahan air dan garam. Hal ini akan mengakibatkan
bendungan cairan dalam beberapa organ tubuh seperti
tangan,kaki, paru atau organ lainnya sehingga tubuh
tubuh klien klien menjadi bengkak (congestive)
KLASIFIKASI

 Kelas 1 : Bila pasien dapat melakukan aktifitas lebih


berat tanpa keluhan.
 Kelas 2 : Bila pasien tidak dapat melakukan aktifitas lebih
berat dari aktifitas sehari-hari tanpa keluhan.
 Kelas 3 : Bila pasien tidak dapat melakukan katifitas
sehari-hari tanpa keluhan.
 Kelas 4 : Bila pasien sama sekali tidak dapat melakukan
aktifitas apapun dan harus tirah baring
ETIOLOGI

Dikelompokkan berdasarkan faktor etiologi eksterna


maupun interna :
 Faktor eksterna (luar jantung ) :
1. Hipertensi renal
2. Hipertiroid
3. Anemia kronis/berat
Next ….

 Faktor interna (dari dalam jantung) :


1. Disfungsi katup ventricular, Septum Defect (VSD),
Atria Septum Defect (ASD), Stenosis mitral dan
insufisiensi mitral.
2. Disritmia, atrial fibrilasi, ventrikel fibrilasi, heart block
3. Kerusakan miokard, kardiomiopati, miokarditis dan
infark miokard
4. Infeksi : endokarditis bakteri sub akut
PATOFISIOLOGI

 Gangguan kemampuan kontraktilitas jantung yang


menyebabkan curah jantung lebih rendah dari normal
 Bila curah jantung berkurang maka sistem saraf
simpatis akan mempercepat frekuensi jantung untuk
mempertahankan curah jantung
 Bila mekanisme kompensasi gagal untuk
mempertahankan perfusi jaringan yang memadai 
volume sekuncuplah yang harus menyesuaikan diri
untuk mempertahankan curah jantung
Next ….

 Volume sekuncup tergantung : preload, kontraktilitas,


afterload.  adaptasi secara sistemik edema paru
 Penurunan kadiac out put  penurunan perfusi ginjal
 kongestif pulmoner  peningkatan afterload
 Gagal jantung aka mengakibatkan gagal ginjal dan
edema paru
MANIFESTASI KLINIK

 Peningkatan volume intravaskuler


 Kongestif jaringan akibat tekanan arteri dan vena akibat
penurunan curah jantung
 Edema pulmonal
 Edema perifer
 Pusing, kekacauan mental (confusion),keletihan, intoleransi
jantung terhadap latihan dan suhu panas, ekstremitas dingan
dan oliguria
 Sekresi aldosteron, retensi natrium dan cairan, peningkatan
volume intravaskuler
PENATALAKSANAAN

1. Meningkatkan oksigen dengan pemberian oksigen dan


menurunkan konsumsi oksigen melalui istirahat/
pembatasan aktivitas.
2. Mengatasi keadaan reversibel  tirotoksikosis,
miksedemia, aritmia
 Digitalisasi
a. Digoksin oral untuk digitalisasi cepat 0,5 mg dalam
4-6 dosis selama 24 jam dan dilanjutkan 2 x 0,5 selama 2
– 4 hari.
Next….

 Digoksin IV 0,75 – 1 mg dalam 4 dosis selama 24 jam


Cedilamid IV 1,2 – 1,6 mg dalam 24 jam
b. Dosis penunjang untk gagal jantung  digoksin 0,25 mg
sehari. Untuk pasien usia lanjut dan gagal ginjal dosis
disesuaikan
c. Dosis penunjang digoksin disesuaikan untuk fibrilasi atrium
1,25 mg
d. Digitalis cepat diberikan untuk mengatasi edema pulmonal
akut yang berat; Digoksin 1 – 1,5 mg IV berlahan –lahan.
Cedilamid 04 – 0,8 mg IV perlahan – lahan.
TERAPI LAIN

1. Koreksi penyebab-penyebab utama yang dapat


diperbaiki antara lain : lesi katup jantung, iskemia,
miokard, aritmia, depresi miokardium diniduksi alkohol,
pirau intra kardial dan keadaan out put tinggi.
2. Edukasi tentang keluhan dan gejala dengan
pengobatan
3. Posisi setengah duduk.
4. Oksigenisasi (2-3 liter/menit)
5. Diet pembatasan natrium
Next ….

 6. Aktifitas fisik
 7. Hentikan rokok dan alkohol
 8. Revaskularisasi koroner
 9. Transplantasi jantung
 10. Kardiomioplasti
PROSES KEPERAWATAN

1. Pengkajian Keperawatan
 Pengkajian Primer :
Airway : Sumbatan atau penumpukan sekret,
wheezing atau krekles.
Breathing : Sesak dengan aktivitas ringan atau
istirahat, RR lebih dari 24 kali/menit, irama irreguler
dangkal, ronki krekles, ekspansi dada tak penuh,
penggunaan otot bantu nafas.
Next ….

Circulation : Nadi lemah dan tidak teratur, takikardi,


tekanan darah meningkat / menurun, edema, gelisah,
akral dingin, kulit pucat, sianosis, out put urine menurun.
 Pengkajian sekunder
Riwayat Keperawatan
1. Keluhan : Dada terasa berat (seperti memakai baju
ketat), palpitasi, Paroxysmal Noctural Dypsnea(PND),
atau othopnea, sesak nafas saat beraktivitas, batuk
(hemaptoe),tidur harus pakai bantal lebih dari 2 buah.
Next ….

 Tidak nafsu makan, mual dan bantah, latergi atau fatiq,


imsonia, kaki bengkak dan berat badan bertambah,
jumlah urine menurun, serangan timbul
mendadak/sering kambuh.
2. Riwayat Penyakit
Hipertensi renal, angina pectoris, infark miokard
kronis, DM, bedah jantung, arithmia
3. Riwayat diet
Intake gula, lemak, kafein, alkohol
Next ….

4. Riwayat pengobatan
Toleransi obat, obat-obat penekan fungsi jantung,
steroid, jumlah cairan per IV, alergi terhadap obat tertentu.
5. Pola eliminasi urine : oliguria dan nocturia.
6. Merokok : jumlah batang perhari/ jangka waktu
7. Postur, kegelisahan dan kecemasan
8. Faktor predisposisi dan presipitasi : obesitas, asma
atau COPD
PEMERIKSAAN FISIK

 Evaluasi status jantung : berat badan, tinggi badan dll


 Respirasi : dipsnea, orthopnea, suara nafas dll
 Tampak pulsasi vena jugolaris , JVP > 3 cm H2O, hepatojugolaris
refluks.
 Evaluasi faktor stres : menilai imsonia, gugup atau rasa
cemas/takut yang kronis.
 Palpasi abdomen : hepatomegali, splenomegali, asites.
 Konjungtiva : pucat, sklera ikterik
 Capilary Refiel Time (CRT) > 2 detik, suhu akral dingin, diaforesis,
warna kulit p
DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Penurunan curah jantung b.d respon fisiologi otot jantung ,


peningkatan frekuensi dilatasi, hipertropi, atau peningkatan isi
sekuncup.

2. Pola nafas tidak efektif b.d penurunan volume paru

3. Perfusi jaringan tidak efektif b.d menurun ya curah jantung,


hipoksemia jaringan, asidosis, dan kemungkinan trombus atau emboli

4. Gangguan pertukaran gas b.d kongesti paru, hipertensi pulmonal,


penurunan perifer yang mengakibatkan asidosis
Next ….

 Lactat, dan penurunan curah jantung.


5. Kelebihan volume cairan b.d berkurangnya curah
jantung, cairan dan natrium oleh ginjal, hipoperfusi
ke jaringan, dan hipertensi pulmonal.

6. Cemas b.d penyakit kritis, takut kematian atau


kecacatan, perubahan peran dalam lingkungan sosial
atau ketidakmampuan yang permanen
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

Diagnosa Keperawatan
Penurunan curah jantung b.d respon fisiologis otot jantung,
peningkatan frekuensi, dilatasi hipertropi atau peningkatan isi
sekuncup

NOC
 Cardiac pump effectivenes
 Circulasi status
 Vital sign status
Next ….

Indikator
 Tanda vital dalam rentang normal (TD, Nadi ,respirasi)
 Dapat mentoleransi aktivitas , tidak ada kelelahan
 Tidak ada edema paru, perifer dan tidak ada asites
 Tidak ada penurunan kesadaran

NIC
 Cardiac case
Next ….

Aktivitas
1. Evaluasi adanya nyeri dada(intensitas dan lokasi)
2. Catat adanya disritmia jantung
3. Catat adanya tanda & gejala penurunan cardiac uot
put
4. Monitor status kardiovaskuler
5. Monitor status pernafasan yang menandakan gagal
jantung
Next ….

6. Monitor abdomen sebagai indikator penurunan


perfusi
7. Monitor balance cairan
8. Monitor adanya perubahan TD
9. Monitor respon pasien terhadap efek pengobatan
anti aritmia
10. Atur priode latihan & istirahat untuk menghindari
kelelahan
Next ….

11. Monitor toleransi aktivitas pasien


12. Monitor adanya dipsnea, fatique, takipneu dan
ortopneu
13. Anurkan untuk menurunkan stres

Vital Sign Monitoring


1. Monitor TD, Nadi, Suhu dan RR
2. Catat adanya fluktuasi TD
Next ….

1. Monitor VS saat pasien berbaring, duduk atau berdiri


2. Auskultasi kedua lengan kanan & kiri bandingkan
3. Monitor TD,Nadi, RR sebelum, selama dan sesudah
aktivitas
4. Monitor kualitas dari nadi
5. Monitor adanya pulsus paradoksus dan pulsus
alterans
6. Monitor kjumlah dan irama pernafasan
Next ….

7. Monitor jumlah dan irama jantung dan monitor bunyi


jantung.
8. Monitor frekuensi dan irama pernafasan
9. Monitor suara paru, pola pernafasan abnormal
10. Monitor suhu, warna dan kelembaban kulit
11. Monitor sianosis perifer
12. Monitor adanya cushing trias(tekanan nadi melebar,
bradikardi, peningkatan sistolik)
13. Identifikasi penyebab dari perubahan vital sign
CHRONIK KIDNEY DISEASE (CKD)

Definisi
 Chronik kidney disease (CKD) atau penyakit ginjal kronis adalah
sebagai kerusakan ginjal untuk sedikitnya 3 bulan dengan atau tanpa
penurunan glomerulus filtration rate (GFR) (nahas & levin, 2010)

 CKD atau gagal ginjal kronis (GGK) adalah sebagai kondisi dimana
ginjal mengalami penurunan fungsi secara lambat, progresif,
irreversibel dan samar (insidius). dimana kemampuan tubuh gagal
dalam mempertahankan metabolisme, cairan dan keseimbangan
elektrolit sehingga terjadi uremia atau azotemia (Smeltzer, 2009)
KLASIFIKASI

 Berdasarkan derajat (stage) LFG (Laju Filtration


Glomerulus  nilai normal : 125ml/i/1,73m2 
memakai rumus Kockroft Gault

 Sumber Sudoyo, 2006 Buku Ajar Penyakit Dalam,


Jakarta FKUI.
Next ….

Derajat Penjelasan LGF (ml/mn/1,73m2)


1 Kerusakan ginjal dgn LFG normal atau ≥ 90
meningkat
2 Kerusakan ginjal dgn LFG menurun 60 – 89
atau ringan
3 Kerusakan ginjal dgn LFG menurun 30 – 59
atau sedang
4 Kerusakan ginjal dgn LFG menurun 15 - 29
atau berat
5 Gagal ginjal < 15 atau dialisis
ETIOLOGI

 Diabetes Mellitus
 Hipertensi
 Glomerulonefritis
 Pielonedritis kronik
 Nefropati refluks
 Polikistik
 Uropati obstruktif
 SLE
MANIFESTASI KLINIK

1. Manifestasi Kardiovaskuler
Hipertensi (akibat retensi cairan dan natrium dari
aktivasi sistem renin angiotensin-aldosteran),
pitting edema(kaki,tangan dan sakrum),edema
periorbital, friction rub perikardial, pembesaran
vena leher

2. Manifestasi Dermatologi
Warna kulit abu-abu mengkilat, kulit kering, bersisik,
pruritus, ekimosis, kuku tipis dan rapuah, rambut tipis dan
kasar
3. Manifestasi Pulmonal
Krekels, sputum kental dan liat, nafas dangkal,
pernafasan Kusmaul.
4. Manifestasi Gastrointestinal
Nafas berbau aminia, ulserasi dan perdarahan pada
mulut, anoreksia, mual dan muntah, konstipasi dan
diare, perdarahan saluran gastrointestinal.
Next ….

5. Manifestasi Neurologi
Kelemahan dan keletihan,konfusi, disorientasi,
kejang, kelemahan tungkai, panas pada telapak kaki
dan perobahan perilaku.
6. Manifestasi Muskulosletal
Kram otot, kekuatan otot hilang, fraktur tulang, fopt drop.
7. Manifestasi Reproduksi
Amenore dan atrofi testikuler
KOMPLIKASI

 Hiperkalemia : akibat penurunan sekresi asidosis metabolik


 Perikarditis, efusi perikardial dan tamponade jantung
 Hipertensi : akibat retensi cairan dan natrium
 Anemia : akibat menurunnya eritropoetin
 Penyakit tulang serta klasifikasi metabolik
 Uremia : akibat peningkatan kadar ureum dalamdarah
 Gagal jantung : akibat kerja jantung yang berlebihan
 Malnutrisi : karena anoreksia, mual dan muntah
 Hiperparatiroi, Hiperkalemia dan Hiperfosfatemia
PEMERIKSAAN LABORATORIUM

1. Laju endap darah


2. Urine : Volume < 400ml/jam, Bj 1,015, osmolalitas < 350 mOsm/kg
3. Ureum dan kreatinin meingkat
4. Hiponatremia
5. Hiperkalemia
6. Hipokalsemia dan Hiperfosfatemia
7. Hipoalbuminemia dan hipokolesterolemia
8. Gula darah tinggi
9. Hipertrigliserida
10 Asidosis metabolik
PENATALAKSANAAN MEDIS

 Kontrol TD, diet, kontrol BB dan obat- obatan


 Mengurang manifestasi ekstra renal
 Mempromosikan kualitas hidup pasien dan anggota
keluarganya
 Penatalaksaan konservatif dihentikan bila pasien
sudah memerlukan dialisa tetap atau transplantasi
ginjal. tahap ini GFR sekitar 5-10 ml/i
PERSYARATAN DIALISIS

 1. Asidosis metabolik tdk dapat diatasi dengan obat-


obatan
 2. Hiperkalemia yang tidak dapat diatasi dengan obat-
obatan
 3. Overload cairan (edema paru)
 4. Ensefalopati uremic, penurunan keadasaran
 5. Efusi perikardial
 6. Sindrom uremia
(mual,muntah,anoreksia,neuropati)yang memburuk
PENGKAJIAN FOKUS KEP.

 Data Demografi
 Riwayat penyakit  Dm. glomerulonefritis, hipertensi,
rhematikhipertiroidisme,obstruksi sal. Kemih, ISK
 Pola nutrisi dan metabolik  lemah, BB menurun dalam
kurun waktu 6 bulan, anoreksi, mual, muntah,asupan
nutrisi dan air meningkat atau turun
 Pola eliminasi  ketidak seimbangan antar out put ,
penurunan BAK, konstipasi, Peningkatan suhu tubuh dan
TD.
Next ….

Pengkajian fisik :
1. Penampilan/keadaan umum
Lemah, aktifitas dibantu, terjadi penurunan sensifitas
nyeri, kesadaran pasien dari compos mentis sampai
koma.
2. Tanda Vital  TD naik, respirasi naik, dipnea, nadi
meningkat dan reguler.
3. Antropometri  Penurunan BB selama 6 bulan, nutrisi
<, atau BB karena edema
Next ….

4. Kepala  rambut kotor, mata kuning/kotor, telinga ada


kotoran, hidung ada kotoran, mulut bau ureum, bibir kering
dan pecah-pecah, mukosa mulut pucat dan lidah kotor.
5. Leher dan tenggorokan
Peningkatan kelenjar tiroid, terdapat pembesaran tiroid pada
leher
6. Dada
Dipsnea sampai edema pulmonal, dada berdebar- debar
teradapat otot bantu nafas, Pergerakan dada tidak simetris
Next ….

terdengar suara tambahan pada paru (ronki basah),


terdapat pembesaran jantung, terdapat suara
tambahan pada jantung.
7. Abdomen  terjadi penin gakatan nyeri, penurunan
peristaltik, turgor kulit jelek, perut buncit.
8. Genitalia  kelemahan dalam libido, genitalia kotor,
ejakulasi dini, impoten, terdapat ulkus
9. Ekstremitas  Kelemahan fisik, aktifitas pasien
dibantu
Next ….

Terjadi edema, pengeroposan tulang dan capillary


refil lebih dari 1 detik
10. Kulit
Turgor jelek, terjadi edema,kulit jadi hitam, Kulit
bersisik dan mengkilat / uremia dan terjadi perikarditis
DIAGNOSA KEPERAWATAN

 Kelebihan volume cairan b.d penurunan haluaran urine


dan retensi cairan dan natrium
 Perubahan pola nafas b.d hiperventilasi paru
 Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d
anoreksia dan muntah
 Gangguan perfusi jaringan b.d penurunan suplai oksigen
dan nutrisi kejaringan sekunder
 Intoleransi aktivitas b.d keletihan anemia, retensi produk
sampah dan prosedur dialisa
Next ….

 Resiko gangguan pertukaran gas b.d kerusakan


alveolus sekunder terhadap edema pulmonal.
 Resiko penurunan curah jantung b.d
ketidakseimbangan cairan mempengaruhi sirkulasi,
kerja miokardial dan tahanan vaskuler sistemik,
gangguan frekuasi irama konduksi jantung
(ketidakseimbangan elektrolit )
PROSES KEPERAWATAN

 Kelebihan volume cairan b.d penurunan huluaran urine dan


retensi cairan dan natrium
 NOC :
 Fluid balance
 Indikator :
 Terbatas dari edema, efusi dan anasarka
 Bunyi nafas bersih dan tidak ada dypsnea
 Memelihara tekanan vena sentral, tekanan kapiler paru, out
put jantung dan vital sign normal
Next ….

NIC
 Fluid Management
Aktifitas
1. Kaji status cairan, timbang BB, keseimbangan
masukan dan huluaran, turgor kulit dan adanya
edema
2. Batasi masukan cairan
3. Identifikasi sumber potensial cairan
Next ….

4. Jelaskan pada pasien dan keluarga rasional pembatasan


cairan
5. Kolaborasi pemberian cairan sesuai terapi
NIC : Hemodialysis therapy
1. Ambil sampel darah dan meninjau kimia dara (BUN,
kreatinin, natrium, potasium, tingkat fosfor) sebelum
perawatan untuk mengevaluasi respon terhadap terapi
2. Rekam vital sign : BB, N, P, TD untuk mengevaluasi
respon terhadap terapi
Next ….

3. Sesuaikan tekanan filtrasi untuk menghilangkan


jumlah yang yang tepat dari cairan yang berlebihan
ditubuh pasien
4. Bekerja secara kolaboratif dengan pasien untuk
menyesuaikan panjang dialisis, peraturan diet,
keterbatasan cairan dan obat-obatan untuk mengatur
cairan dan elektrolit pergeseran pengobatan.

Anda mungkin juga menyukai