Anda di halaman 1dari 22

Farmakoterapi II

Gagal Ginjal Kronik

Dosen Pengampu:
Sri Oktavia, M. Farm, Apt

PROGRAM STUDI S1 FARMASI


SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI
(STIFARM)
PADANG
Kelompok 6
Kelas 2018B
1. Fadila Niki Nurjana
2. Fatmawati
3. Fauzan Akbar Muzaki
4. Fitri Widia Lestari
5. Gia Darazaki Putri
6. Mike Julianti
7. Nurmalia
8. Nurul Kamila
9. Rahma Nilam Hasibuan
10. Rangti Annisa Harartasyahrani
11. Tri Yulinda
12. Neni Novita Sari
13. Darwira Nengsih Sofyan
14. Haniza Mulya Utami
PENGERTIAN

• Gagal Ginjal Kronik adalah kerusakan fungsi ginjal yang


progresif yangberakir fatal pada uremia (kelebihan urea
dalam darah). (Nettina, 2002:185)
• Sedang menurut (Brunner dan Suddarth, 2002: 448) Gagal
Ginjal Kronik adalah gangguan fungsi renal yang progresif
dan irreversible dimana keseimbangan tubuh gagal
mempertahankan metabolisme dan keseimbangan cairan
dan elektrolit menyebabkan uremia.
• Gagal Ginjal Kronik atau CRF terjadi setelah sejumlah
keadaan yang menghancurkan massa nefron ginjal. Pada
keadaan ini ginjal kehilangan kemampuannya untuk
mempertahankan volume dan komposisi cairan tubuh
dalam keadaan diet makanan dan minuman normal.
Klasifikasi Penyakit Ginjal Kronis

Stadium Deskripsi GFR (mL/min/1,73 m2)

1 Kerusakan ginjal dengan GFR normal ≥90


atau dengan peningkatan GFR

2 Kerusakan ginjal dengan penurunan 60-89


GFR

3 Penurunan GFR sedang 30-59

4 Penurunan GFR berat 15-29

5 Gagal ginjal < 15


Kriteria Penyakit Ginjal Kronik

1. Kerusakan ginjal (renal damage) yang terjadi lebih


dari 3 bulan, berupa kelainan struktural atau
fungsional, dengan atau tanpa penurunan laju filtrasi
glomerulus (LFG), dengan manifestasi :
 Kelainan patologis
 Terdapat tanda kelainan ginjal, termasuk kelainan
dalam komposisi darah dan urin atau kelainan dalam tes
pencitraan (imaging tests)
2. Laju filtrasi glomerulus (LFG) kurang dari 60
ml/menit/1,73m² selama 3 bulan dengan atau tanpa
kerusakan ginjal. Pada keadaan tidak terdapat
kerusakan ginjal lebih dari 3 bulan dan LFG sama
atau lebih dari 60 ml/menit/1,73m², tidak termasuk
kriteria penyakit ginjal kronik.
Prevalensi
Jumlah penderita penyakit ini sangat banyak dan cenderung meningkat dari
tahun ke tahun. World Health Organization (WHO) merilis data pertumbuhan
jumlah penderita gagal ginjal kronik (GGK) di dunia pada tahun 2014
meningkat sebesar 50% dari tahun sebelumnya dan di Amerika angka kejadian
gagal ginjal kronik (GGK) meningkat sebesar 50% pada tahun 2015 dan setiap
tahun 200.000 orang amerika menjalani hemodialisis (Widyasturi, 2016).
Menurut Hill et al (2016) prevalensi global gagal ginjal kronik (GGK) sebesar
13,4% dengan 48% diantaranya mengalami penurunan fungsi ginjal dan tidak
menjalani dialisis dan sebanyak 96% orang dengan kerusakan ginjal atau fungsi
ginjal yang berkurang tidak sadar bahwa mereka mengalami gagal ginjal kronik
(GGK). Indonesia juga merupakan negara dengan tingkat penderita gagal ginjal
yang cukup tinggi, prevalensi gagal ginjal kronik (GGK) meningkat dari
2.997.680 orang menjadi 3.091.240 orang (United State Renal Data System
[USRDS], 2016). Di provinsi Sumatera barat prevalensi gagal ginjal kronik
(GGK) yaitu 0,2% dari pasien gagal ginjal kronik (GGK) di Indonesia
(Infodatin, 2017). Menurut data Riskesdas tahun 2018 prevalensi kejadian gagal
ginjal kronik (GGK) naik dari 2% menjadi 3,8% (Riskesdas, 2018).
Patofisiologi
Pengurangan massa ginjal mengakibatkan hipertrofi
struktural dan fungsional nefron yang masih tersisa
(surviving nephrons) sebagai upaya kompensasi yang
diperantarai oleh molekul vasoaktif seperti sitokin dan
growth factors. Hal ini menyebabkan terjadinya hiperfiltrasi,
sklerosis, dan progresifitas tersebut. Aktivasi jangka panjang
aksis renin-angiotensin-aldosteron, sebagian diperantarai
oleh growth factor seperti transforming growth factor beta
(TGF-β). Beberapa hal yang juga dianggap berperan terhadap
terjadinya progresifitas PGK adalah albuminuria, hipertensi,
hiperglikemia, dan dislipidemia.
• Faktor kerentanan meningkatkan risiko penyakit ginjal tetapi
tidak secara langsung menyebabkan kerusakan ginjal. Faktor
kerentanan termasuk usia lanjut, penurunan massa ginjal dan
berat badan lahir rendah, ras atau etnis minoritas, riwayat
keluarga, pendapatan rendah atau pendidikan, peradangan
sistemik, dan dislipidemia.
• Faktor inisiasi memicu kerusakan ginjal dan dapat dimodifikasi
oleh obat terapi. Faktor inisiasi termasuk diabetes mellitus,
hipertensi, penyakit autoimun, penyakit ginjal polikistik, dan
toksisitas obat.
• Faktor progresi mempercepat penurunan fungsi ginjal setelah
inisiasi kerusakan ginjal. Faktor progresi meliputi glikemia pada
penderita diabetes, hipertensi, proteinuria, dan merokok.
• Sebagian besar nefropati progresif berbagi jalur akhir yang
sama menuju kerusakan parenkim ginjal yang ireversibel dan
ESRD (Gbr. 76-1). Elemen jalur utama adalah hilangnya massa
nefron, hipertensi kapiler glomerulus, dan proteinuria.
Etiologi
Penyebab paling umum dari gagal ginjal
kronik meliputi:
• Penyakit infeksi ginjal (glomerulonefritis,
pyelonefritis)
• hipoplasia konginetal
• penyakit ginjal
• Polikistik
• diabetes militus,
• hipertensi,
• sistemik lupus,
• sindrom Alport’s,
• amiloidosis.
Diagnosis
Diagnosis GGK ditegakkan jika nilai laju filtrasi
glomerulus kurang dari 60 ml/menit/1,73m² dengan
atau tanpa tanda kerusakan ginjal. Pada pasien dengan
GGK, klasifikasi stadium ditentukan oleh nilai laju
filtrasi glomerulus, yaitu stadium yang lebih tinggi
menunjukkan nilai laju filtrasi glomerulus yang lebih
rendah. Klasifikasi tersebut membagi penyakit ginjal
kronik dalam lima stadium (Perazella, 2005). Etiologi
terbanyak disebabkan oleh penyakit glomerulonefritis
(Widiana, 2007).
Faktor Resiko
 Susceptibility  Initiation
(peningkatan risiko) (faktor atau keadaan
 Bertambahnya umur yg secara langsung dpt
 Penurunan massa ginjal & menyebabkan
BB lahir rendah kerusakan ginjal)
 Riwayat keluarga  Diabetes melitus
 Edukasi & pendapatan yg  Hipertensi
rendah  Penyakit autoimun
 Inflamasi sistemik  Penyakit ginjal polikistik
 dyslipidemia  Toksisitas obat
o Progression (faktor risiko yg
menyebabkan kerusakan ginjal
semakin memburuk)
• Glikemia
• Peningkatan tekanan darah
• Proteinuria
• merokok
Penanganan Farmakologi
• Prinsip Terapi : Untuk menunda keparahan
Gagal Ginjal kronis, serta meminimalisir
terjadinya berbagai komplikasi.
• Strategi Terapi :
Terapi dibagi menjadi ada atau tidak adanya
penyakit penyerta Diabetes Melitus.
Pasien Diabetes

Sumber : Pharmacotherapy Handbook, edisi 7


Pasien Non Diabetes

Sumber : Pharmacotherapy Handbook, edisi 7


Algoritma Terapi
Terapi Pendukung
• Pembatasan asupan protein, obat penurun lipid,
menghentikan rokok, manajemen anemia dapat
memperlambat laju perkembangan Gagal Ginjal
Kronis
• Terapi utama pengobatan penurunan lemak dapat
mengurangi perkembangan penyakit
aterosklerosis kardiovaskular
• Tujuan terapi sekunder adalah untuk mengurangi
proteinuria dan penurunan fungsi ginjal terlihat
dengan pemberian statin
Penanganan Non Farmakologi
1. Manajemen nutrisi :
• Penurunan asupan protein diet (< 0,8 gram/kg
BB perhari pada pasien DM dan GFR <
30ml/menit/1,73m2)
• Pembatasan asupan garam (maks 5 gram)
• NaCl
2. Aktivitas fisik  olah raga
Interaksi obat
• Captropil
• Alupurinol dapat meningkatkan resiko
hipersensitivitas
• Antasid dapat menurunkan bioavelabilitas captropil
• Kortikosteroid, hormon tiroid dan produk-produk
yang mengandung asamnikotinad yang diberikan
bersamaan dapat mengurangi efek penurunan
glukosa dari golongan sulfonilurea
Terminologi medis
Penyakit ginjal kronik sama dengan chronic kidhey
disease (CKD). Gagal ginjal kronik dimana ginjal
mengalami penurunan fungsi secara progresif dan
terjadi selama beberapa bulan hingga tahun dan
ditandai dengan penggantian bertahap arsitektur ginjal
normal dengan fibrosis interstisial
Daftar Pustaka

Alisa, F., Dan Wulamdari. 2019. Faktor- Faktor Yang Berhubungan Dengan
Kepatuhan Pasien Penyakit Ginjal Kronik (Pgk) Yang Menjalani Hemodialisa
Di Rsup Dr. M. Djamil Padang, Jurnal Kesehatan Mercusuar, 2 (2): 58-71.
Mubin, Halim. 2007. Panduan  Praktis Ilmu Penyakit Dalam Diagnosis Dan
Terapi Edisi 2. Egc.Jakarta.
Perazella Ma, Reilly Rf. 2005. Nephrology In 30 Days. New York: Mcgraw-hill.
Pp. 251-74.
Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia. 2006.Buku Ajar Ilmu
Penyakit Dalam Jilid 1 Edisi 4. Jakarta:balai Penerbitan Dep. Ipp. Fkui. 
Riskesdas. (2018). Riset Kesehatan Dasar, Indonesia.
Sukandar, Enday. 2006.Gagal Ginjal Dan Panduan Terapi Dialisis. Pusat
Informasi Ilmiahbagian Ilmu Penyakit Dalam FK.Unpad. Bandung.
Wells, B., Dipiro, J., Scheinghammer, Dan Dipiro, C.,2009. Pharmacotherapy
Handbook. Seventh Edition. New York: Mc Graw Hill Medical.
Widiana Igr. 2007. Distribusi Geografis Penyakit Ginjal Kronik Di Bali:
Komparasi Formula Cockcroft-gault Dan Formula Modification Of Diet In
Renal Disease. J Peny Dalam. 2(8):1-3.
TERIMA KASIH
D
D
D

Anda mungkin juga menyukai