Anda di halaman 1dari 18

KELOMPOK 3

Annisa Rahmidasari 1801082


Rahmi Zhavira Hasan 1801091
Nurayni 1801098
Aliya Syahira 1801100
Wulan Sepliza 1801097
Hutri Proklawati 1801088
Hunafa Addina Rais 1801095
Monica Putri Pratiwi 1801086
Rahmawati Yutari 1801085
Paparan Radiasi
Paparan Radiasi adalah penyinaran Radiasi yang diterima oleh manusia atau materi, baik
disengaja atau tidak, yang berasal dari Radiasi interna maupun eksterna.

Proteksi radiasi mengacu pada tiga azas yaitu justifikasi atau pembenaran, optimalisasi, dan
pembatasan penerimaan dosis. Untuk memenuhi azas optimisasi tadi, diperkenalkan tiga falsafah dasar
proteksi radiasi, yaitu pengaturan waktu ketika berada di tempat radiasi, pengaturan jarak yang aman
terhadap sumber radiasi, dan penggunaan perisai radiasi. Dasar proteksi radiasi mengacu pada
pengaturan waktu dan jarak, merupakan cara yang sangat sederhana untuk menekan penerimaan
paparan radiasi selama menjalankan tugas, dan keduanya dapat dilakukan oleh setiap petugas meski
hanya dengan fasilitas proteksi radiasi yang sederhana.

JTA (2001) atomica Ensiklopedi Teknologi Nuklir BATAN Alih Bahasa dan Editor: Tim Ensiklopedi
Teknologi Nuklir BATAN.
Pembatasan Paparan Radiasi
Filosofi proteksi radiasi yang dipakai sekarang ditetapkan oleh Komisi Internasional untuk Proteksi
Radiasi (International Commission on Radiological Protection, ICRP) dalam suatu pernyataan yang
mengatur pembatasan dosis radiasi, yang intinya sebagai berikut:

Suatu kegiatan tidak akan dilakukan kecuali mempunyai keuntungan yang positif dibandingkan
dengan risiko, yang dikenal sebagai azas justifikasi

Paparan radiasi diusahakan pada tingkat serendah mungkin yang bisa dicapai (as low as reasonably
achievable, ALARA) dengan mempertimbangkan faktor ekonomi dan sosial, yang dikenal
sebagai azas optimasi

Dosis perorangan tidak boleh melampaui batas yang direkomendasikan oleh ICRP untuk suatu
lingkungan tertentu, yang dikenal sebagai azas limitasi
Konsep untuk mencapai suatu tingkat serendah mungkin merupakan hal mendasar yang
perlu dikendalikan, tidak hanya untuk radiasi tetapi juga untuk semua hal yang
membahayakan lingkungan. Mengingat bahwa tidak mungkin menghilangkan paparan
radiasi secara keseluruhan, maka paparan radiasi diusahakan pada tingkat yang optimal
sesuai dengan kebutuhan dan manfaat dari sisi kemanusiaan.

Menurut Bapeten, nilai batas dosis dalam satu tahun untuk pekerja radiasi adalah 50 mSv
(5 rem), sedang untuk masyarakat umum adalah 5 mSv (500 mrem). Menurut laporan
penelitian UNSCEAR, secara rata-rata setiap orang menerima dosis 2,8 mSv (280 mrem)
per tahun, berarti seseorang hanya akan menerima sekitar setengah dari nilai batas dosis
untuk masyarakat umum.
Ada dua catatan yang berkaitan dengan nilai batas dosis ini.
1. Pertama, adanya anggapan bahwa nilai batas ini menyatakan garis yang tegas antara
aman dan tidak aman. Hal ini tidak seluruhnya benar. Nilai batas ini hanya menyatakan
batas dosis radiasi yang dapat diterima oleh pekerja atau masyarakat, sejauh
pengetahuan yang ada hingga saat ini. Yang lebih penting dari pemakaian nilai batas ini
adalah diterapkannya prinsip ALARA pada setiap pemanfaatan radiasi.

2. Kedua, adanya perbedaan nilai batas dosis untuk pekerja radiasi dan masyarakat umum.
Nilai batas ini berbeda karena pekerja radiasi dianggap dapat menerima risiko yang
lebih besar (dengan kata lain, menerima keuntungan yang lebih besar) daripada
masyarakat umum, antara lain karena pekerja radiasi mendapat pengawasan dosis
radiasi dan kesehatan secara berkala
Konsep ALARA (as low as reasonably achievably) dalam
keselamatan radiasi
Konsep ALARA (As Low as Reasonably Achievable) sebagai salah satu prinsip
proteksi radiasi awalnya diperkenalkan di sektor nuklir yang kemudian diadopsi
dalam dunia medis untuk memberikan peringatan pada praktisi agar menggunakan
modalitas radiografi secara seperlunya seiring meluasnya asumsi bahwa setiap
modalitas radiasi pengion berbahaya

ALARA dalam setiap pemanfaatan radiasi pengion mulai diperkenalkan pada tahun
1973 melalui publikasi ke -22 dari ICRP yang menyatakan bahwa pemaparan radiasi
pengion harus diberikan serendah mungkin, serta mempertimbangkan faktor ekonomi
dan sosial.
ALARA diartikan bahwa radiasi harus dilakukan serendah mungkin untuk meminimalisir resiko kanker dan
kerusakan jaringan.
Konsep ini bermula dari teori linear no-threshold (LNT), sebuah model standar proteksi radiasi yang
secara formal mulai diaplikasikan dan diterima oleh organisasi pemerintahan di bidang proteksi radiasi di
berbagai negara.

Tidak adanya dosis nol, dosis aman dan ambang batas keamanan pada teori LNT menjadi
dasar konsep ALARA
Istilah ALARA sendiri merupakan pengembangan dan penyempurnaan selama bertahun-
tahun dari beberapa rekomendasi organisasi yang meregulasi proteksi radiasi
Bahan Pelindung Radiasi
1. Penahanan radiasi alpha.

Karena radiasi alpha memiliki jangkauan pancaran yang pendek, maka radiasi alpha dapat ditahan
menggunakan materi yang sangat tipis. Misalnya Polonium-212 yang merupakan pemancar
radiasi alpha berenergi tertinggi (10,55 MeV). Di dalam suatu materi, jarak tembus radiasi alpha
tidak lebih dari 11,6 cm, dan karena jarak tembus di dalam air menjadi 1/500 dari jarak tembus di
udara, maka pada penahanan pemancar alpha yang berenergi kurang lebih 10 MeV, semuanya
dapat diserap oleh air setebal 0,2 mm atau cukup menggunakan selembar kertas tebal.
• Penahanan radiasi beta.

Meskipun tidak sependek alpha, jangkauan radiasi beta juga pendek dan dapat
ditahan dengan bahan yang relatif tipis. Misalnya, radiasi beta berenergi 1 MeV
dapat ditahan dengan aluminium setebal 3,5 mm. Apabila radiasi beta yang
berenergi tinggi mengalami penurunan, akan dipancarkan sinar-X dengan
atenuasi radiasi sepanjang jangkauan pancarannya.
• Penahanan radiasi gamma (Sinar-X).

• Hukum kuadrat terbalik.

Apabila radiasi gamma dari sumber radiasi terpancar ke segala arah, intensitas radiasi gamma di suatu
titik akan menjadi lemah karena berbanding terbalik dengan kuadrat jaraknya dari sumber radiasi. Hal
ini disebut hukum kuadrat terbalik. Oleh karena intensitas radiasi gamma menjadi lemah berbanding
terbalik dengan kuadrat jaraknya dari sumber radiasi, maka jarak dari sumber radiasi merupakan
faktor utama dalam melakukan penahanan. Untuk radiasi gamma yang mempunyai aktivitas 1 Currie,
persentase paparan radiasinya pada titik yang berjarak 1 m disingkat rhm (Rontgen per jam pada jarak
1 m), yang disebut juga konstanta gamma.
• Penyerapan radiasi gamma oleh bahan penahan
Jika radiasi gamma dengan intensitas tertentu menembus bahan penahan, maka intensitas
radiasinya akan berkurang secara eksponensial sebanding dengan tebal bahan penahan. Koefisien
pengurangan intensitas radiasi gamma yang berenergi antara 1-3 MeV tidak berubah karena tebal
bahan, sehingga dapat dianggap bahwa kemampuan penahanan hanya berkaitan dengan rapat
jenis materi.

• Koreksi hamburan.
Hukum eksponensial yang menunjukkan pengurangan intensitas radiasi apabila melalui suatu
materi, berlaku ketika berkas radiasi sejajar melewati celah bahan penahan Sampai saat ini
dianggap bahwa radiasi gamma dalam materi akan lepas dari berkas radiasi sejajar setelah
bertumbukan dan selanjutnya akan terhambur. Walaupun radiasi tidak dalam bentuk berkas radiasi
sejajar, dalam bahan penahan yang tipis jumlah hamburan radiasi gamma sangat sedikit, maka
hukum eksponensial masih bisa digunakan.
• Penahanan sinar-X
Apabila partikel beta berkecepatan tinggi melaju menembus materi,
maka intensitas sinar-X yang diperoleh dari pemancaran akan menjadi
besar dan sebanding dengan nomor atom target. Semakin tinggi energi
sinar-X, maka semakin besar penyebarannya ke arah depan. Energi
sinar-X sebanding dengan arah penyebarannya. Pada zat radioaktif
tertentu sinar-X dapat terbentuk di dalam zat itu sendiri.
• Penahanan radiasi neutron
Sama seperti radiasi gamma, neutron berkurang energinya secara
eksponensial sebanding dengan tebal bahan penahan, oleh karena
itu dapat dipakai koefisien build up. Tampang lintang reaksi neutron
bergantung pada jenis bahan penahannya. Pada reaksi
penangkapan neutron berenergi rendah, biasanya diperlukan
tampang lintang yang luas. Kadmium dan boron memiliki tampang
lintang yang luas, sehingga dengan bahan yang tipis dari unsur
tersebut neutron berenergi rendah dapat ditahan.
• Labirin
Radiasi gamma yang terhambur bergantung pada jarak terhadap
permukaan dinding penghambur, bahan dinding dan lain-lain,
sehingga intensitas pancaran radiasinya menjadi jauh lebih kecil.
Hal ini menunjukkan bahwa labirin sangat berpengaruh terhadap
penahanan gamma.
Pertanyaan :
seprika prameswhari BP 19013012.
sesuai dengan yang dipaparkan kelompok penyaji sebelumnya dislide kedua. ada azaz optimasi yang
memerlukan pertimbangan ekonomi dan sosial. pertanyaan nya, pertimbangan ekonomi dan sosial
seperti apa yang dibutuhkan dalam azas optimasi ini?mohon dijelaskan, terimakasih

Jawaban :
Disini ada modalitas radiasi yg mana contohnya ada ct scan dll, untuk biaya dari pemeriksaan ct scan
ini membutuhkan biaya makanya dipertimbangkan faktor ekonomi dan sosial
Daftar Pustaka
BATAN. 2013. Dasar Proteksi Radiasi Medik. Jakarta : Pusdiklat BATAN

Fadhlil Ulum A dkk. 2020. Paradigma baru konsep proteksi radiasi di bidang radiologi kedokteran gigi: ALARA
menjadi ALADAIP : Jurnal Radiologi Dentomaksilofasial Indonesia, Volume 4, Nomor 2: 27-34

JTA (2001) atomica Ensiklopedi Teknologi Nuklir BATAN Alih Bahasa dan Editor: Tim Ensiklopedi Teknologi
Nuklir BATAN.
THANKYOU

Anda mungkin juga menyukai