Prevalensi CHF di Indonesia adalah 0,13%, tertinggi di Yogyakarta 0,25%, disusul Jawa
Timur 0,19%, dan ketiga di Jawa Tengah 0,18%. Berdasarkan jenis kelamin kejadian
CHF pada laki-laki adalah 0,1% dan perempuan 0,2%. Berdasarkan usia pasien
kejadian CHF pada usia 15-34 tahun adalah 0,07%, usia 35-54 tahun 0,28%, 55-74
tahun 0,87%, lebih dari 75 tahun 0,41%. (Dinas Kesehatan Republik Indonesia, 2013).
Patofisiologi
Kelainan kontraktilitas pada gagal jantung akan mengganggu kemampuan
pengosongan ventrikel. Kontraktilitas ventrikel kiri yang menurun mengurangi
cardiac output dan meningkatkan volume ventrikel.
Dengan meningkatnya volume akhir diastolik ventrikel (EDV) maka terjadi pula
peningkatan tekanan akhir diastolik kiri (LEDV). Meningkatnya LEDV, akan
mengakibatkan pula peningkatan tekanan atrium (LAP) karena atrium dan
ventrikel berhubungan langsung ke dalam anyaman vaskuler paru-paru
meningkatkan tekanan kapiler dan vena paru-paru.
Jika tekanan hidrostatik dari anyaman kapiler paru-paru melebihi tekanan osmotik
vaskuler, maka akan terjadi transudasi cairan melebihi kecepatan draenase
limfatik, maka akan terjadi edema interstitial. Peningkatan tekanan lebih lanjut
dapat mengakibatkan cairan merembes ke alveoli dan terjadi edema paru.
Etiologi
Menurut Smeltzer (2013) gagal jantung kongestif dapat disebabkan olehbeberapa faktor.
Yaitu antara lain :
Gejala gagal jantung dapat dihubungkan dengan penurunan cardiac output (mudah lelah, dan
kelemahan) atau retensi cairan (dyspnea, orthopnea, dan ”cardiac wheezing”). Pada kasus
dengan kegagalan pada jantung kanan dapat menyebabkan terjadinya kongetif hepar. Retensi
cairan juga menyebabkan edema perifer dan asites. Kegagalan pada jantung kiri dapt
menyebabkan gejala berupa munculnya dyspnea on effort. Pulmonary congestion (dengan
crackles dan wheezing) dominan muncul terutama pada keadaan akut maupun subakut
Faktor resiko
Beberapa faktor resiko gagal jantung adalah kebiasaan merokok, kurang aktivitas fisik,
perubahan pola diet, kelebihan berat badan, hiperlipidemia, diabetes, hipertensi, usia,
jenis kelamin dan keturunan.
Berdasarkan penelitian diketahui penyebab utama CHF adalah hipertensi dan penyakit arteri
koronaria
Penanganan non-farmakologis
1. Edukasi mengenai gagal jantung, penyebab, dan bagaimana mengenal
sertaupaya bila timbul keluhan, dan dasar pengobatan.
2. Istirahat, olahraga, aktivitas sehari-hari, edukasi aktivitas seksual,
sertarehabilitasi.
3. Edukasi pola diet, kontrol asupan garam, air dan kebiasaan alcohol
4. Monitor berat badan, hati-hati dengan kenaikan berat badan yang tiba-tiba.
5. Mengurangi berat badan pada pasien obesitas.
6. Hentikan kebiasaan merokok
7. Pada perjalanan jauh dengan pesawat, ketinggian, udara panas dan
humiditasmemerlukan perhatian khusus.
8. Konseling mengenai obat, baik efek samping, dan menghindari obat-
obattertentu
penanganan farmakologis
a. First line drgs; diuretic. Tujuan : Mengurangi afterload pada disfungsi sistolik dan mengurangi kongesti pulmonal
pada disfungsi diastolic. Obatnya adalah : thiazide diurestics untuk CHF sedang, loop diuretic, metolazon
(kombinasi dari loop diuretic untuk meningkatkan pengeluarn cairan), kalium-sparing diuretic.
b. b. Second line drugs; ACE inhibitor. Tujuan : membantu meningkatan COP dan menurunkan kerja jantung. Obatnya
adalah :
Interaksi obat
DAFTAR PUSTAKA
Desai, A. S., Lewis, E. F., Li, R., & Solomon, S. D. (2012). Rationale and design of the Treatment of Preserved Cardiac
Function Heart Failure with an Aldosterone Antagonist Trial : A randomized , controlled study of spironolactone in
patients with symptomatic heart failure and preserved ejection fraction. American Heart Journal, 162(6), 966–
972.e10. https://doi.org/10.1016/j.ahj.2011.09.007
Dinas Kesehatan Republik Indonesia. (2013). Riset Kesehatan Dasar 2013. Riset Kesahatan Dasar, 111–116.
https://doi.org/1 Desember 2013
Hunt SA, Abraham WT, Chin MH et al. ACC/AHA 2005 guideline update for the diagnosis and management of chronic
heart failure in the adult. American College of Cardiology/ American Heart Association Task Force on Practice
Guidelines (Writing Committee to Update the 2001 Guidelines for the Evaluation and Management of Heart
Failure).Circulation. 2005:112(12):e154-e235.
Isselbacher KJ, Braunwald E, Wilson JD, Martin JB, Fauci AS, Kasper DL, et al. Gagal Jantung. In: Asdie AH, editor.
Harrison Prinsip-Prinsip Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta. EGC. 2013: 1583.