KELAS : 2018B
Kelompok 12 :
1. Shintia eka putri (1801166)
2. Adinda putri (1801182)
3. Denia putri (1801184)
4. Intania anggelina (1801185)
5. Nur rahmi azizah (1801199)
6. Khairiyatul yasmin (1801259)
7. Elsa tiara andani (19013014)
Golongan
Teofilin adalah bronkodilator yang digunakan untuk asma dan untuk mengatasi penyakit
paru obstruksi kronik yang stabil, secara umum tidak efektif untuk eksaserbasi penyakit
paru obstruksi kronik.
Teofilin mungkin menimbulkan efek aditif bila digunakan bersama agonis beta-2 dosis
kecil, kombinasi kedua obat tersebut dapat meningkatkan risiko terjadinya efek samping,
termasuk hipokalemia.
Mekanisme Kerja
ABSORPSI
I
Teofilin didistribusikan ke seluruh bagian tubuh
Jika volume distribusi atau VD pasien diketahui ,dosis mutan (LD) yang tepat
untuk teofilin untuk mencapai konsentrasi tunak Teofilin (Css) dapat dihitung
(LD=Css.V) .namun,volume ditribusi untuk pasien jarang diketahui ketika LD
perlu diberikan,dan untuk tujuan praktis ,rata-rata volume distribusi populasi
untuk Teofilin digunakan untuk memperkirakan parameter untuk pasien (V=0,5
L/kg).
gunakan berat badan ideal jika >30% overweight.karena itu LD yang dihitung
akan hampir selalu terlalu besar atau terlalu kecil untuk mencapai konsentrasi
tunak (ss) teofilin yang diinginkan ,namun masih akan memerlukan waktu 3-5 kali
t ½ untuk mencapai kondisi tunak.
METABOLISME
Teofilin salah satu obat yang memiliki indeks terapi sempit yaitu 8-15 mg/L
darah. Potensi toksisitasnya telah diketahui berhubungan dengan kadar teofilin utuh
dalam darah yaitu >20 mg/L . Rasio ekstraksi hepatik teofilin termasuk rendah, yakni
0,09 oleh karena itu, efek potensialnya ditentukan oleh keefektifan sistem oksidasi
sitokrom P450 di dalam hati, teofilin dimetabolisme oleh enzim mikrosom hepar
sitokrom P450 CYP 1A2.
Data risiko toksisitas pada penilaian ini dilakukan dengan mengamati kadar
teofilin di dalam darah dan gejala toksisitas apabila diketahui bahwa terdapat
peningkatan kadar teofilin di atas rentang normal, yaitu>20mcg/mL. Pemeriksaan
kadar obat teofilin dalam darah dilakukan pada saat kadar obat steady state. Rentang
terapi normal obat teofilin darah sebesar 10–20mcg/mL. (Dollery, 1991).
PERTIMBANGAN DAN POPULASI KHUSUS
Nefrotoksisitas disertai dengan penurunan produksi urin, peningkatan kadar kreatinin serum, dan
peningkatan kadar urea. Risiko nefrotoksisitas meningkat jika pasien juga menggunakan kemoterapi
sefalosporin, siklosporin, atau platinum.
Ototoksisitas sering muncul pada fase pasca infeksi. Orang yang terkena mungkin mengalami
tinnitus, gangguan pendengaran dan vertigo. Dalam beberapa kasus, ototoksisitas tidak dapat
diubah.
Karena aminoglikosida dieliminasi melalui jalur ginjal, populasi tertentu – seperti neonatus, orang tua,
dan pasien dengan kerusakan ginjal – berada pada peningkatan risiko nefrotoksisitas dan
ototoksisitas.
Aminoglikosida harus dihindari pada pasien dengan miastenia gravis – aminoglikosida memperburuk
kelemahan otot dengan mengganggu transmisi neuromuskuler.
Risiko ototoksisitas meningkat jika aminoglikosida diberikan bersamaan dengan diuretik loop (seperti
furosemid). Risiko ototoksisitas dan nefrotoksisitas meningkat ketika aminoglikosida diberikan
bersamaan dengan vankomisin, obat antibakteri lain.
Beberapa obat, seperti penisilin, bekerja dengan mengganggu dinding sel – artinya penisilin dapat
mendorong penyerapan aminoglikosida oleh sel bakteri yang rentan.
PENYESUAIAN DOSIS
Untuk menyesuaikan dosis teofilin perlu dicari/diperkirakan lebih dahulut1/2 yang tepat
untuk pasien dengan jenis dan keadaan penyakitnya:
• perokok atau bukan perokok
• Tingkat keparahan penyakit hati
• tingkat keparahan penyakit jantung
• obese atau tidak
Dosis dihitung berdasarkan target Css yang ingin dicapai dan melibatkan faktor
garam sesuai bentuk teofilin yang digunakan
Waktu tercapainya Css tergantung t1/2 nya, yakni 5 x t 1/2
Bila teofilin diberikan secara oral ganda atau infus IV maka perlu diberikan Loading
dose (DL), DL=vd x Css, libatkan faktor garam bila digunakan selain teofilin basa
Pasien NJ, laki-laki berusia 67 tahun dengan berat 72 kg, tinggi badan 6 ft 1in mengalami
bronchitis kronik yang diterapi oleh teofilin oral. Saat ini dia mengkonsumsi rokok 3 x sehari
dan fungsi hati dan jantung dalam keadaan normal. Hitunglah dosis initial oral teofilin untuk
mencapai konsentrasi steady state 10 μg/mL. Diketahui :
Usia = 67 tahun
Berat badan = 72 kg
Tinggi = 6 ft 1 in = 180 cm ~1.8 m Pharmacokinetic Dosing Method
a. Perkiraan T½ dan konstanta eliminasi berdasarkan penyakit dan kondisi pasien saat ini :
Pasien mengkonsumsi rokok 3 x sehari, kondisi ini mempengaruhi enzim yang bekerja untuk
metabolisme obat Teofilin, sehingga diperkirakan T ½ = 5 jam. Konstanta eliminasi = 0.693
𝐾= 𝑇 1/2 𝐾
K = 0.693 / 5 = 0.139/jam
CONTOH PERHITUNGAN