Oleh:
Diana Octavina (G1A219105)
Pembimbing :
Dr. dr. Sri Yusfinah, Sp.KK, FINSDV
IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. A
Umur : 17 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Keluhan Utama
Terdapat bercak berwarna putih di leher kanan sejak ±2 tahun yang lalu
Keluhan Tambahan
Terdapat bercak berwarna kecoklatan di leher kanan sejak ±1 bulan yang lalu
Riwayat Perjalanan Penyakit
Tn.A datang ke Poliklinik Kulit dan Kelamin RSUD Raden Mataher dengan
keluhan bercak putih seperti susu yang kadang terasa gatal dan mengganggu
penampilan os pada leher bagian kanan ± 2 tahun yang lalu.
Keluhan mulai muncul 2 tahun yang lalu, dimana awalnya keluhan bercak putih
seperti susu hanya berukuran sebesar satu ruas jari, os tidak mengetahui apa
penyebab keluhan tersebut, keluhan muncul secara tiba-tiba ketika os bangun
tidur. os kemudian berobat ke puskesmas dan diberi obat minum. Setelah 4
bulan keluhan os tidak berkurang namun keluhan bercak putih dirasakan
semakin membesar hingga berukuran sebesar 2 jari, lalu os di rujuk ke RSUD
Raden Mattaher Jambi.
1,4 tahun yang lalu setelah os berobat ke RSUD Raden Mattaher dan os diberikan obat minum serta
salep. Os merasakan keluhan bercak putih di leher kanan semakin mengecil. Namun os sempat
mennghentikan pengobatan selama 9 bulan karena pandemi, os takut untuk kontrol ulang ke rumah
sakit.
7 bulan yang lalu, os kembali kontrol ke RSUD Raden Mattaher keluhan bercak putih seperti susu
yang dialami os semakin mengecil. Namun, os mengatakan bahwa ia memakai salep yang diberikan
secara berlebihan lalu timbul jerawat di daerah sekitar bercak putih, lalu os diberikan salep.
1 bulan yang lalu, os merasakan bercak putih pada leher kanan semakin mengecil dan jerawat pada
Os menyangkal adanya riwayat trauma ataupun infeksi pada tempat munculnya bercak putih, os
menyangkal ada stress emotional yang berat, os menyangkal ada penggunaan obat ataupun krim
pemutih pada tempat muncul nya bercak putih. Rambut yang berwarna putih (-)
RIWAYAT
RIWAYAT
PENYAKIT DAHULU
PENYAKIT KELUARGA
Mata Kepala
Pupil isokor, RC (+/+), CA (-/-), SI Normocephal
(-/-)
Hidung Telinga
Dalam batas normal Dalam batas normal
Leher Mulut
Pembesaran KGB (-), lesi Dalam batas normal
kulit (+) pada Colli dextra
Faring
Tonsil T1/T1 tdk hiperemis
Jantung
I: Iktus kordis tidak terlihat
Paru P: Iktus kordis teraba di ICS V linea
I: Bentuk thoraks normal, pergerakan midclavicula sn
dinding dada simetris
P: Batas jantung ki ICS V LMC sn
P: Massa (-), krepitasi (-)
P: Sonor di semua lapangan paru
A: BJ I/II reguler, murmur (-), gallop (-)
A: Vesikuler (+), rh (-), wh (-)
Abdomen
Ekstremitas superior
I: Datar, striae (-), venektasi (-)
P: Supel, nyeri tekan epigastrium (-), hepar, lien, akral hangat, CRT < 2 detik,
ginjal tidak teraba, turgor kembali cepat lesi kulit (-/-)
P: Timpani (+)
A: BU (+) normal
Ekstremitas inferior
akral hangat, CRT < 2 detik,
lesi kulit (-/-)
PEMERIKSAAN FISIK
Status Dermatologi
Regio Colli Dextra
• Inspeksi
Lesi : Makula Depigmentasi
Bentuk : Ireguler
Ukuran : Lentikular (diameter ± 0,5 cm )
Jumlah : Ada 3 buah (± 0,5 cm)
Batas : Sirkumskrip
Warna : Depigmentasi
Tepi : Tidak aktif
Distribusi : Regional
Permukaan : Datar
Konsistensi :-
Sekitar : terdapat hiperpigmentasi
Status Dermatologi
Regio Colli Dextra
• Inspeksi
Lesi : Makula hiperpigmentasi
Bentuk : Ireguler
Ukuran : Miliar (diameter ± 0,3 cm )
Jumlah : Multipel
Batas : Sirkumskrip
Warna : Hiperpigmentasi
Tepi : Tidak aktif
Distribusi : Regional
Permukaan : Datar
Konsistensi :-
Sekitar : terdapat Depigmentasi
Status Dermatologi
• Palpasi : nyeri tekan (-), teraba halus
• Auskultasi : tidak dilakukan pemeriksaan
• Lain-lain :
PEMERIKSAAN PENUNJANG
ANAMNESIS
PEMERIKSAAN FISIK
STATUS DERMATOLOGIS
Lesi 1: Pada regio Colli dextra terdapat makula Depigmentasi, bentuk irreguler,
ukuran lentikular ( ± 0,5 cm ), jumlah 3 lesi, batas sirkumskrip, warna Depigmentasi,
tepi tidak aktif, distribusi regional, permukaan datar, di sekitar lesi terdapat makulat
hiperpigmentasi
Lesi 2: Terdapat lesi makula, bentuk irreguler, ukuran miliar ( ± 0,3 cm ), jumlah
multipel , batas sirkumskrip, warna hiperpigmentasi, tepi tidak aktif, distribusi
regional, permukaan datar, terdapat lesi Depigmentasi, disekitar lesi terdapat
makula Depigmentasi
DIAGNOSIS
DIAGNOSIS KERJA
Vitiligo + Hiperpigmentasi Post Inflamasi ec.
Acne Steroid
TERAPI
Non Medikamentosa
Menjelaskan bahwa penyakit yang diderita tidak menular
Menggunakan terapi obat sesuai dengan resep yang telah ditentukan, dan menghindari
pembelian obat secara mandiri tanpa resep dari dokter
Memberi informasi kepada os dan keluarganya untuk bersabar dan disiplin dalam
penggunaan obat karena pengobatan cukup lama
Meminta os untuk datang ke rumah sakit jika terdapat efek samping dari pemakaian obat
yang diberikan
Memberikan saran agar os menggunakan tabir surya jika pergi keluar rumah saat siang hari
TERAPI
Medikamentosa
Mometasone furoste 0.1% krim dioleskan 2 kali sehari di area kulit yang
bercak coklat
PROGNOSIS
• Lampu Wood
Lampu Wood menghasilkan sinar ultraviolet 360 nm, (atau sinar “hitam”) yang dapat
digunakan untuk membantu evaluasi penyakit-penyakit kulit dan rambut tertentu.
Dengan lampu Wood, pigmen fluoresen dan perbedaan warna pigmentasi melanin
yang subtle bisa divisualisasi. Sinar Wood diarahkan ke lesi akan dipantulkan
berdasarkan perbedaan berat molekul metabolit organisme penyebab, sehingga
menimbulkan indeks bias berbeda, dan menghasilkan pendaran warna tertentu
CARA :
Kulit dan rambut yang akan diperiksa harus dalam keadaan sealamiah mungkin.
Obat topikal, bahan kosmetik, lemak, eksudat harus dibersihkan terlebih dahulu
karena dapat memberikan hasil positif palsu.
Pemeriksaan harus dilakukan di dalam ruangan kedap cahaya agar perbedaan warna
lebih kontras.
Jarak lampu Wood dengan lesi yang akan diperiksa ±10-15cm
Lampu Wood diarahkan ke bagian lesi dengan pendaran paling besar/jelas
INTERPRETASI PEMERIKSAAN LAMPU WOOD :