Skena27
Skena27
TAHUN 2018
KELOMPOK 5B
Tutor: dr. Safyudin, M. Biomed
ANGGOTA KELOMPOK
Amardeep Kaur Singh 04011381520184
OUTLINE
TEMPLATE KESIMPULAN
KERANGKA
KONSEP
SKENARIO
Tn. B, 40 tahun, pekerjaan pembersih selokan, dibawa ke IGD karena penurunan
kesadaran sejak 6 jam yang lalu. Sejak 5 hari yang lalu, Tn. Badu menderita
demam tinggi, terus menerus. Demam disertai sakit kepala, nyeri otot-otot
terutama otot betis, disertai mual, mata merah tanpa kotoran, dan penglihatan
silau. BAB dan BAK biasa.Sejak 2 hari yang lalu mata dan seluruh badan
berwarna kuning, BAB biasa, BAK berkurang dan warnanya teh tua. Demam
masih ada. Sejak 6 jam yang lalu Tn. B tidak BAK, dan bicara meracau. Demam
masih ada, badan kuning masih ada.
Keterangan : saat ini musim hujan
Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum :
Tampak sakit berat, kesadaran delirium, tekanan darah 110/70 mmHg, nadi
110x/menit, pernafasan 2x/menit, suhu tubuh 39oC.
Keadaan Spesifik :
2 Demam tinggi terus Suatu keadaan saat suhu badan melebihi 37 oc terus
menerus
menerus
Sejak 6 jam yang lalu Tn. B tidak BAK, dan bicara meracau.
Demam masih ada, badan kuning masih ada
a. Keadaan umum
b. Keadaan Spesifik
Bagaimana interpretasi dan mekanisme
abnormalitas pada pemeriksaan fisik?
Bagaimana cara melakukan pemeriksaan spesifik?
FAKTOR HOW TO
KOMPLIKASI
RISIKO DIAGNOSE
INFORMASI
ETIOLOGI PROGNOSIS
TAMBAHAN
DIAGNOSA
EPIDEMIOLOGI SKDI
BANDING
PATOGENESIS TATALAKSANA
Definisi
Leptospirosis adalah suatu penyakit zoonosis yang
disebabkan oleh mikro organisme Leptospira
interogan tanpa memandang bentuk spesifik
serotipenya.
Bentuk yang beratnya dikenal sebagai Weil's disease.
Faktor risiko
Etiologi
Menurut beberapa peneliti, yang tersering
menginfeksi manusia iaiah L icterohaemorrhagica
dengan reservoir tikus, L canicola dengan reservoar
anjing dan L. Pomona dengan reservoar sapi dan
babi.
Epidemiologi
International Leptospirosis Society menyatakan
Indonesia sebagai negara dengan insidens
leptospirosis tinggi dan peringkat ketiga di dunia
untuk mortalitas. Di Indonesia Leptospirosis
ditemukan di DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah,
DI Yogyakarta, Lampung, Sumatera Selatan,
Bengkulu, Riau, Sumatera Barat, Sumatera Utara,
Bali, NTB, Sulawesi Selatan, Sulawesi Utara,
Kalimantan Timur, dan Kalimantan Barat.
Patogenesis
Leptospira masuk kedalam tubuh melalui kulit atau
selaput lendir, memasuki aliran darah dan
berkembang, lalu menyebar secara luas ke jaringan
tubuh. Kemudian terjadi respon imunologi baik
secara selular maupun humoral sehingga infeksi ini
dapat ditekan dan terbentuk antibody spesifik.
leptospira melepaskan toksin yang bertanggung
jawab atas terjadinya keadaan patologi pada
beberapa organ. Lesi yang muncul terjadi karena
kerusakan pada lapisan endotel kapiler.
Ginjal
Interstitial nefritis dengan infiltrasi sel mononuclear
merupakan bentuk lesi pada leptospirosis yang
dapat terjadi tanpa gangguan fungsi ginjal. Gagal
ginjal terjadi akibat tubular nekrosis akut. Adanya
peranan nefrotoksin, reaksi imunologis, iskemia
ginjal, hemolisis dan invasi langsung mikroorganisme
juga berperan menimbulkan kerusakan ginjal.
Liver
nekrosis sentilobuler fokal dengan infiltrasi sel
limfosit fokal dan proliferasi sel Kupfer dengan
kolestatis. Pada kasus-kasus yang diotopsi, sebagian
ditemukan leptospira dalam hepar. Biasanya
organisme ini terdapat diantara sel-sel parenkim.
Jantung
Epikardium, endokardium dan miokardium dapat
terlibat. Kelainan miokardium dapat fokal atau difus
berupa intersitital edema dengan infiltrasi sel
mononuclear dan plasma. Nekrosis berhubungan
dengan infiltrasi neutrofil. Dapat terjadi perdarahan
fokal pada miokardium dan endocardium
Otot Rangka
Pada otot rangka, terjadi perubahan perubahan
berupa lokal nekrotis, vakuolisasi dan kehilangan
striata. Nyeri otot yang terjadi pada leptospira
disebabkan invasi langsung leptospira. Dapat juga
ditemukan antigen leptospira pada otot.
Mata
Leptospira dapat masuk ruang anterior dari mata
selama fase leptospiremia dan bertahan beberapa
bulan Hal ini akan menyebabkan uveitis.
Pada hari ke 3-4 dapat dijumpai adanya konjungtiva
suffusion dan fotofobia. Pada kulit dapat dijumpai
rash yang berbentuk makular, makulopapular atau
urtikaria. Kadang-kadang dijumpai splenomegali,
hepatomegali, serta limfadenopati. Fase ini
berlangsung 4-7 hari
Informasi Tambahan
Pemeriksaan kaku kuduk
Pemeriksaan ECG
pT/apTT
DD
tatalaksana
Hal lain yang perlu diperhatikan dalam manajemen
kasus leptospirosis adalah segera merujuk penderita
leptospirosis bila adanya indikasi pada disfungsi
organ ginjal, hepar, paru, terjadi perdarahan dan
gangguan saraf.
Edukasi pencegahan
Hindari terpapar air yang terkontaminasi urin tikus :
ke selokan pakai sepatu boot
Hindari tepapar air yang tergenang (banjir, kolam,
kubangan, got)
Antibiotika profilaksis : Doksisiklin tablet 200 mg
perminggu.
Komplikasi
Pada hati: kekuningan yang terjadi pada hari ke 4 dan
ke 6
Pada ginjal: gagal ginjal yang dapat menyebabkan
kematian
Pada jantung : berdebar tidak teratur jantung
membengkak dan gagal jantung
Pada paru-paru : batuk darah, nyeri dada, sesak nafas
Tanpa Komplikasi