Anda di halaman 1dari 11

Nebulasi Pada

Pasien Anak

Kelompok 2 :

Acep Maskur
Eka Purnama Dewi
Elis Parida
Hendri Firmansyah
Pengertian :
 Nebulisasi merupakan terapi inhalasi yang
menggunakan alat nebulizer
 Tindakan ini dapat ditujukan untuk
mengencerkan lendir, melebarkan
(dilatasi) bronkus dan mengatasi proses
radang (inflamasi) yang langsung ke target
organ sesuai dengan indikasi dan jenis
obat yang dipilih.
 Nebulizer adalah alat yang dapat
mengubah obat yang berbentuk
larutan menjadi aerosol secara terus-
menerus dengan tenaga yang berasal
dari udara yang dipadatkan atau
gelombang ultrasonik (Wahyuni
2015)
Indikasi Pemberian Nebulasi :
 Bronkospasme akut
 Produksi secret berlebih
 Batuk dan sesak napas
 Radang pada epiglotis
 Klien yang mengalami kesulitan mengeluarkan
sekret
Kontra Indikasi Nebulasi :

Tekanan darah tinggi


(Autonomic Hiperrefleksia)

Nadi yang meningkat atau


takikardi

Riwayat reaksi yang tidak baik


dari pengobatan
Persiapan Alat Nebulasi :
1. Nebulizer 1 set.
2. Cairan Nacl 0,9%
3. Obat-obatan nebulizer
4. Spuit 3 cc dalam tempatnya
5. Bengkok
6. Pengalas/perlak
7. Tissue
Persiapan Pasien Nebulasi :

1. Identifikasi kemampuan pasien dalam tindakan


pemenuhan oksigen melalui pemberian terapi nebulizer
(posisi dan privasi pasien)
2. Identifikasi kesiapan dan kesediaan pasien/keluarga
untuk dilakukan tindakan (jelaskan tujuan terapi oksigen
dengan cara pemberian nebulizer)
Tindakan nebulasi :

 Obat dimasukan ke dalam tabung nebula dimana terdapat selang


masukan kompresi udara yang dihasilkan oleh piston yang di pompa
oleh motor, sehingga tekanan udara dapat memecah cairan obat
menjadi partikel yang sangat halus dan ringan sehingga dapat keluar
melalui celah kecil yang terdapat di atas tabung dan mengeluarkan uap
obat melalui selang yang terhubung pada masker pasien, sehingga
pasien dapat menghirup obat langsung melalui saluran pernapasannya.
 Penggunaan setting timer sangat di butuhkan pada alat ini, motor
kompresor akan berhenti bekerja dengan sendirinya apabila waktu
yang di tentukan telah selesai, dan buzzer akan berbunyi untuk
memperingatkan perawat atau dokter bahwa penggunaan alat pada
pasiennya telah selesai yakni waktu/lamanya pemakaian alat, mulai
dari 1 menit sampai 10 menit.
Diagnosa keperawatan :
 Diagnosa keperawatan yang muncul yaitu ketidakefektifan
bersihan jalan nafas berhubungan dengan tertumpuknya
secret (akumulasi secret jalan nafas).
 Didalam NANDA 2017 Ketidak efektifan Bersihan Jalan
Nafas ini suatu keadaan inspirasi dan / ekspirasi yang tidak
memberikan ventilasi adequat (Herdman and Kamitsuru
2015).
Tindakan Keperawatan sebelum dan
sesudah tindakan Nebulasi :
1. Sebelum tindakan
a. Kaji fungsi respirasi (auskultasi bunyi napas, tanda-tanda distress pernapasan, dan
observasi sputum.
b. Kaji riwayat kesehatan terkait pemberian obat dan alergi.
c. Kaji usia anak, tingkat perkembangan dan kemampuan kooperatif
2. Sesudah tindakan
a. Mengevaluasi respon anak.
b. Mengevaluasi keberhasilan jalan, sputum dan karakteristiknya
c. Melakukan postural drainase untuk membantu pasien mengeluarkan dahaknya.
3. Dokumentasi
Dokumentasikan proses nebulasi (mulai dari kondisi pasien sebelum dimulai
tindakan, saat sedang tindakan dan respon pasien setelah selesai tindakan), meliputi
tanda-tanda vital terutama pernapasan, denyut nadi dan kondisi slym.
DAFTAR PUSTAKA

Andica Fernando 1, A. S., Faisal Hadi3 (2016). "MODIFIKASI NEBULIZER KOMPRESOR


DENGAN MENAMBAHKAN PENGATURAN TIMER DAN DETEKTOR CAIRAN OBAT SEBAGAI
BATASAN WAKTU TERAPI PEMBERIAN OBAT PADA PENDERITA ASMA " Teknosia II: 11.

Herdman, T. and S. Kamitsuru (2015). NANDA Interntional. Diagnosa Kperawatan:


Definisi dan Klasifikasi 2015-2017, Jakarta. Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Idrus, I. S., et al. (2012). "Perbandingan Efek Salbutamol dengan Salbutamol yang
Diencer-kan dengan NaCl 0, 9% pada Pasien Dewasa dengan Asma Akut Sedang di RS
Persahabatan." J Respiro Indonesia 32(3): 168.

Smeltzer, S., et al. (2008). Brunner and Suddarth’s textbook of medicalsurgical nursing
10th edition, Philadelphia: Lipincott Williams & Wilkins.

Supriyatno, B. and H. M. D. Nataprawira (2016). "Terapi inhalasi pada asma anak." Sari
Pediatri 4(2): 67-73.

Tanto, C., et al. (2014). "Kapita selekta kedokteran." Edisi IV. Jilid II. Jakarta: Media
Aesculapius: 839-842.

Wahyuni, L. (2015). "PENGARUH PEMBERIAN NEBULIZER DAN BATUK EFEKTIFTERHADAP


STATUS PERNAPASAN PASIEN COPD." JURNAL KEPERAWATAN BINA SEHAT 11(1).

Yosmar, R., et al. (2015). "Kajian Regimen Dosis Penggunaan Obat Asma pada Pasien
Pediatri Rawat Inap di Bangsal Anak RSUP. Dr. M. Djamil Padang." Jurnal Sains Farmasi &
Klinis 2(1): 22-29.

Anda mungkin juga menyukai