Chemical Hazard in Agriculture Dr. Fitria
Chemical Hazard in Agriculture Dr. Fitria
2.Klasifikasi Pestisida ?
• Menurut asal/cara pembuatannya: 1) pestisida sintetis
dan 2) pestisida nabati.
• Menurut susunan kimianya: 1) pestisida anorganik
(HgCl, S, As2O3, dll); dan 2) pestisida organik (sintetis
& nabati).
• Menurut jenis sasaran: herbisida, insektisida,
larvasida, rodentisida, fungisida, dll 2`
3. Klasifikasi Pestisida Kimiawi Organik
Sitentis
1) Golongan Organochlorine (OC):
a. Toksisitas tinggi: Endrin (Hexadrine)
b. Toksisitas sedang: Aldrin, Dieldrin, DDT, BHC, dll
2) Golongan Organophosphate (OP):
a. Toksisitas tinggi: Phorate, Parathion, TEPP,
Azodrine, Phosphamidon, Metamidophos, dll
b. Toksisitas sedang: Chlorpyrifos, Diazinon,
Dimethoate, Malthion, dll
3) Golongan Carbamate ( C ):
a. Toksisitas tinggi: Temik, Carbofuran, methonyl, dll
b. Toksisitas sedang: Baygon, Landrin, Carbaryl, dll
3`
4. Perkembangan Konsumsi Pestisida
• Melalui kebijakan pangan (Bimas, Intensifikasi dan
Ekstensifikasi pertanian), dalam PJP I, Indonesia telah
mampu berswasembada beras.
• Kondisi di atas dicapai antara lain dgn adanya kenaikan
jumlah konsumsi pestisida di sektor pertanian.
• Tahun 1983 konsumsi pestisida Indonesia mencapai
10.000 ton/tahun.
• Tahun 1985 konsumsi pestisida mencapai 150.000
ton, atau 5 % dari konsumsi dunia.
• Pada awal tahun 1980-an DDT telah dilarang
digunakan di sektor pertanian, dan hanya boleh
digunakan oleh Depkes untuk pemberantasan malaria.
• Tahun 1992 lahir UU No.: 12 Tahun 1992 ttg
Sistem Budidaya Tanaman dikenalkan pola PHT.
4
5. Degradasi Pestisida di Lingkungan
• Sejak pestisida diaplikasikan pada tanaman, tanah, dan air
berbagai faktor ikut berperan shg konsentrasi residu
pestisida di permukaan tanah akan berkurang.
• Faktor tersebut a.l.:
1) penguapan mudah menguap: Chlorpyrifos, Phorate, dll;
penguapan sedang: Diazinon, Aldrin, Lindan, dll; sulit
menguap: Dieldrin, Endrin, DDT, Toxaphene, dll akan
menimbulkan kerusakan ekosistem yg bersifat kronis
(bertahun-tahun baru hilang pengaruhnya);
2) mekanis & fisis: tertiup angin, terbawa air hujan, dan
banjir;
3) pertumbuhan tanaman: diserap, diuraikan, dll;
4) reaksi kimia dan biokimia denagn bantuan mikroorganisme
di permukaan tanah/air. 5
6. Sifat Keracunan Pestisida
• Gol. OC lebih sering menimbulkan keracunan kronis:
1) OC yg masuk ke dalam tubuh akan tertimbun dlm
jaringan lemak dlm bentuk inaktif krn proses biologis
dalam tubuh sebagian pestisida yang terikat dalam
lemak akan lepas/bebas masuk ke peredaran darah
saraf timbul gejala sakit.
2) Demikian hal ini terjadi berulang dlm waktu tahunan
sembuh apabila residu dalam tubuh telah habis
sehingga dampaknya bersifat kronis.
• Gol. OP & C lebih menimbulkan keracunan akut:
1) OP & C masuk tubuh beberapa jam mengalami
degradasi dan telah habis dalam waktu 4 minggu.
2) dampak kesehatan cepat timbul & cepat sembuh
sehingga bersifat akut.
6
7. Mekanisme Keracunan OP & C
• Dlm sistem tubuh yang normal terjadi proses biologis
dan komunikasi sistem saraf:
1) Acetyl choline + Cholinesterase (Che) Cholinergic +
Asam Asetat.
2) Cholinergic berfungsi menggerakkan sel efektor di
ujung saraf, shg komunikasi saraf yang berupa stimulus
Respon yang dikendalikan oleh SSP/CNS dapat
berlangsung normal.
• Jika terjadi pemaparan OP & C maka OP & C akan
berikatan dengan Che bersifat inhibitor/penghambat
kerja enzym shg aktivitas Che turun & kadar Acetyl
Choline tinggi timbul gejala keracunan gejalanya
cepat timbul & cepat sembuh dlm bbrpa minggu shg
keracunannya bersifat akut.
7
8. Monitoring Tingkat Keracunan OP & C
• Ada bbrp cara monitoring tingkat keracunan pestisida, WHO
merekomendasikan cara sederhana, cara ini dapat dilakukan
di lapangan (tempat petani bekerja) untuk mengukur aktivitas
Che yaitu dengan metode Tintometer test.
• Hasil monitoring dg Tintometer test dikategorikan:
1)75 – 100 % dari normal normal agar periksa ulang
beberapa waktu kemudian.
2) 50 – 75 % dari normal keracunan ringan stop dari
pemaparan OP & C lakukan periksa ulang
berkali-kali sampai normal;
3) 25 – 50 % dari normal keracunan sedang stop dari
pekerjaan yang menggunakan semua jenis
pestisida periksa ulang sampai normal;
4) 0 – 25 % dari normal keracunan berat perlu istirahat
dari semua pekerjaan + pengobatan medis,
periksa ulang bbrpa kali hingga normal.
8
9. Gejala Keracunan OP & C