Anda di halaman 1dari 20

Asuhan Keperawatan

Agregat Balita
Siska Agustina Lestari1810711088 Fauziana Dzulhia Putri 1810711102
Sondang Mariani 1810711090 Dina Krismayanti 1810711103
Zahrah Rasyida R.F 1810711091 Grace Debora 1810711106
Widhi Nurfadillah 1810711094 Rahmadia 1810711107
Zihan Evrianti.S 1810711096 Vernanda Erlita Vebyana 1810711108
Hilmi Yoda 1810711099
Kasus
Perawat melakukan kunjungan RW 09 Kelurahan X, Jakarta Timur adalah sebuah
pemukiman padat penduduk di daerah pinggiran kota. Banyak warga yang tinggal di
rumah-rumah semi permanen. Satu rumah petak 2x3m biasanya dihuni oleh satu
keluarga. Sebagian besar masyarakat di Kelurahan X merupakan masyarakat
pendatang dari berbagai daerah di Indonesia. Mayoritas warga bekerja sebagai
pemulung, pedagang asongan, dan pedagang kaki lima. Untuk memenuhi kebutuhan
sehari-hari, banyak anak-anak usia sekolah yang terpaksa harus ikut bekerja untuk
membantu keuangan keluarga. Ketika perawat melakukan kunjungan, perawat
menemukan sejumlah anak-anak yang berperut buncit, bermata cekung, serta
berambut kasar dan merah, pertumbuhan melambat, wajah tampak lebih muda dari
anak seusianya, pertumbuhan gigi terlambat. Pada saat kegiatan posyandu, perawat
mengkaji balita yang datang dan ditemukan bahwa 43% balita memiliki BB kurang,
35% balita anemis, 52% balita mengalami gangguan selera makan, dan beberapa
anak balita menderita stunting.
Data Tambahan
Saat melakukan kunjungan perawat melihat tempat tinggal di wilayah RW 09
Kelurahan X, Jakarta Timur tampak kumuh, lembab, kurang ventilasi dan
pencahayaan, tempat pembuangan sampah dekat dengan rumah warga. Masyarakat
mengatakan bahwa mereka tidak mengerti bagaimana menerapkan PHBS serta
menjaga kebersihan rumah. Mayoritas masyarakat di kelurahan X adalah beragama
Islam dengan persentase 90%, sisanya beragama Kristen, Hindu dan Budha.
Mayoritas Pendidikan orang tua balita di RW 09, Kelurahan X, Jakarta Timur hanya
lulusan SMP. Orang tua balita mengatakan jarang membawa anak mereka ke
posyandu dikarenakan jarak yang terlalu jauh yakni 2 kilometer. Orang tua balita
juga mengatakan bahwa dirinya tidak mengetahui bagaimana cara memberikan gizi
yang seimbang kepada anak
Pengkajian
Data Inti Komunitas
(Core)
Demografi Statistik Vital Karakteristik penduduk

Di RW 09, 1. Angka kesakitan : Banyak balita 1. Fisik : Perawat menemukan sejumlah anak-anak yang
di RW 09, Kelurahan X, Jakarta berperut buncit, bermata cekung, serta berambut kasar dan
Kelurahan X, Timur mengalami perut buncit, merah, pertumbuhan melambat, wajah tampak lebih muda
Jakarta Timur bermata cekung, serta berambut dari anak seusianya, pertumbuhan gigi terlambat. Pada saat
terdapat 40 anak kasar dan merah, pertumbuhan kegiatan posyandu, dilakukan pengkajian sehingga
balita berusia 2- melambat, wajah tampak lebih ditemukan bahwa 43% balita memiliki BB kurang dan 15
5 tahun. muda dari anak seusianya, anak dari 35 balita menderita gizi kurang.
Sebanyak 22 pertumbuhan gigi terlambat. 2. Psikologis : Balita yang mengalami gizi kurang dapat
Perawat mengkaji balita yang menghambat pertumbuhan, IQ rendah, serta kordinasi
balita berjenis
datang dan ditemukan bahwa 43% motorik yang buruk. Efek negatif lainnya meningkatnya
kelamin laki- balita memiliki BB kurang, 35% kadar kortisol atau hormon stres saat memasuki usia sekolah.
laki dan 18 balita anemis, 52% balita 3. Sosial : Tanggapan masyarakat terkait kasus gizi kurang
balita bejenis mengalami gangguan selera makan masih acuh dan tidak memberikan bantuan berupa layanan
kelamin dengan sebanyak 15 balita kesehatan. Akan tetapi, dari orang tua dengan balita gizi
perempuan. menderita gizi kurang. kurang masih membawa balita ke posyandu untuk dilakukan
2. Agama : Sebanyak 90% keluarga pengukuran badan rutin.
balita yang tinggal di RW 09, 4. Perilaku : Pola makan, pola asuh, serta sanitasi yang tidak
Kelurahan X, Jakarta Timur memenuhi kebutuhan gizi dan tumbuh kembang balita
beragam Islam. Sisanya beragama mungkin menjadi penyebab terjadinya gizi kurang pada
Kristen, Hindu dan Budha. balita.
Data Sub Sistem Komunitas

1. Lingkungan fisik : Banyak warga yang tinggal di rumah- 5. Kebijakan pemerintah : Kebijakan pemerintah
rumah semi permanen. Satu rumah petak 2x3m biasanya mengenai gizi telah dilaksanakan di puskesmas
dihuni oleh satu keluarga. dan posyandu.
2. Pelayanan kesehatan dan sosial : Jarak antara pusat 6. Komunikasi : Komunikasi yang dilakukan
kesehatan dan sosial dengan pemukiman warga sekitar 2 warga di RW 09, Kelurahan X, Jakarta Timur
kilometer. Kegiatan posyandu dilakukan aktif 2 minggu adalah menggunakan Bahasa Indonesia untuk
sekali. komunikasi sehari-hari.

3. Ekonomi : Rata-rata pendapatan keluarga di RW 09, 7. Pendidikan : Mayoritas Pendidikan orang tua
Kelurahan X, Jakarta Timur rendah dengan mayoritas warga balita di RW 09, Kelurahan X, Jakarta Timur
bekerja sebagai pemulung, pedagang asongan, dan pedagang hanya lulusan SMP.
kaki lima. 8. Rekreasi : Balita biasanya rekreasi bersama
4. Keamanan dan transportasi : orang tua ke Ragunan sambil orang tua balita
• Keamanan: terdapat layanan perlindungan kebakaran, menjual dagangannya.
polisi, sanitasi yang cukup, dan kualitas udara cukup baik
• Transportasi: banyak warga di RW 09, Kelurahan X,
Jakarta Timur yang berkendara motor, berjalan kaki dan
menggunakan angkutan umum kota.
Analisa Data
No Data Masalah Etiologi
1. DS: Gangguan tumbuh Keterbatasan
• Tiap keluarga mengatakan bahwa mereka tidak tahu apa makanan kembang pada balita Lingkungan
dengan gizi seimbang dan anak usia
• Tiap keluarga mengatakan bahwa anak mereka sehat dan jarang dibawa sekolah di RW 09
ke posyandu karena sibuk bekerja Kelurahan X,
• Beberapa keluarga mengatakan bahwa balitanya terlambat bicara dan
Jakarta timur d.d
berjalan dibanding balita yang lain
DO: Keterbatasa
-Mayoritas warga bekerja sebagai pemulung, pedagang asongan, dan lingkungan (SDKI,
pedagang kaki lima. D.0106, Hal. 232)
-Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, banyak anak-anak usia sekolah
yang terpaksa harus ikut bekerja untuk membantu keuangan keluarga.
- Pengkajian pada anak-anak :
a). sejumlah anak-anak berperut buncit
b). pertumbuhan terlambat
c). wajah tampak lebih muda dari anak seusianya
d). pertumbuhan gigi terlambat
- pengkajiang pada balita:
e). 43% balita memiliki BB kurang
f). 35% balita anemis
g). 52% balita mengalami gangguan selera makan
h). balita menderita stunting
No Data Masalah Etiologi
2. DS: Ketidakseimbangan asupan diet
• Orang tua balita mengatakan bahwa mereka tidak tahu bagaiaman kurang: enggan
cara memberikan makanan bergizi seimbang kepada nutrisi: kurang dari
makan
• Orang Tua Balita mengatakan bahwa anak mereka sehat dan jarang kebutuhan tubuh,
dibawa ke posyandu karena jarak ke posyandu terlalu jauh
• Masyarakat mengatakan banyak balita mengalami gangguan selera khususnya pada balita
makan
• Masyarakat mengatakan banyak balita memiliki BB kurang dan anak usia sekolah
di RW 09 Kelurahan X,
DO:
- Pengkajian pada anak-anak : Jakarta timur b.d
a). sejumlah anak-anak berperut buncit
asupan diet kurang :
b). pertumbuhan terlambat
c). wajah tampak lebih muda dari anak seusianya enggan makan
d). pertumbuhan gigi terlambat
-Pengkajian pada balita: kekurngan nutrisi
e). 43% balita memiliki BB kurang
f). 35% balita anemis ( Nanda, Domain 2,
g). 52% balita mengalami gangguan selera makan
h). Beberapa balita menderita stunting
Kelas 1, Hal. 153 )

 
No Data Masalah Etiologi
3.
DS: Ketidakefektifan
Koping keluarga
• Masyarakat mengatakan bahwa mereka tidak tahu bagaimana cara pemeliharaan
tidak efektif,
menjaga kebersihan rumah kesehatan khususnya
sumber daya
pada balita dan anak
• Masyarakat mengatakan bahwa mereka tidak tahu apa itu PHBS tidak cukup
usia sekolah di RW 09
• Orang tua balita mengatakan bahwa mereka tidak tahu bagaiaman cara kelurahan X yang
memberikan makanan bergizi seimbang kepada dimana mayoritas
pekerjaan asongan,
• Orang tua Balita mengatakan bahwa anak mereka sehat dan jarang
pemulung, pedagang
dibawa ke posyandu karena jarak ke posyandu terlalu jauh
kaki lima b.d Koping
DO: keluarga tidak efektif,
• Banyak warga yang tinggal di rumah-rumah semi permanen. sumber daya tidak
cukup
• Satu rumah petak 2x3m biasanya dihuni oleh satu keluarga. ( Nanda, Domain 1,
• Mayoritas warga bekerja sebagai pemulung, pedagang asongan, dan Kelas 2, Hal. 146 )
pedagang kaki lima.  
• Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, banyak anak-anak usia sekolah
yang terpaksa harus ikut bekerja untuk membantukeuangan keluarga.
No Data Masalah Etiologi
3. • Rumah warga tampak kumuh, lembab, kurang ventilasi  
dan pencahayaan, tempat pembuangan sampah dekat
dengan rumah warga
• Pengkajian pada anak-anak :
a). sejumlah anak-anak berperut buncit
b). pertumbuhan terlambat
c). wajah tampak lebih muda dari anak seusianya
d). pertumbuhan gigi terlambat
-Pengkajian pada balita:
e). 43% balita memiliki BB kurang
f). 35% balita anemis
g). 52% balita mengalami gangguan selera makan
h). balita menderita stunting
Diagnosa Keperawatan
Gangguan tumbuh kembang pada balita dan anak usia
sekolah di RW 09 Kelurahan X, Jakarta timur d.d

1
Keterbatasa lingkungan (SDKI, D.0106, Hal. 232)

Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh,


khususnya pada balita dan anak usia sekolah di RT 09
Kelurahan X, Jakarta timur b.d Kesulitan ekonomi, asupan

2
diet kurang : enggan makan kekurngan nutrisi ( Nanda,
Domain 2, Kelas 1, Hal. 153 )

Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan khususnya pada balita


dan anak usia sekolah di RT 09 kelurahan X yang dimana
mayoritas pekerjaan asongan, pemulung, pedagang kaki lima b.d

3
Koping keluarga tidak efektif, sumber daya tidak cukup ( Nanda,
Domain 1, Kelas 2, Hal. 146 )
Skala Prioritas
Tingka
Perhatian Kemungkinan
Poin t Nilai
Diagnosa Masyaraka Untuk
Prevalensi Bahay Total
t Dikelola
a
Gangguan tumbuh kembang pada balita dan 2  4 5 3 14
anak usia sekolah di RW 09 Kelurahan X,
Jakarta timur d.d Keterbatasa lingkungan
(SDKI, D.0106, Hal. 232)

Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari 2 4 4 3 13


kebutuhan tubuh, khususnya pada balita dan
anak usia sekolah di RT 09 Kelurahan X, Jakarta
timur b.d Kesulitan ekonomi, asupan diet
kurang : enggan makan kekurngan
nutrisi( Nanda, Domain 2, Kelas 1, Hal. 153 )

Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan 1 4 4 3 12


khususnya pada balita dan anak usia sekolah di
RT 09 kelurahan X yang dimana mayoritas
pekerjaan asongan, pemulung, pedagang kaki
lima b.d Koping keluarga tidak efektif, sumber
daya tidak cukup ( Nanda, Domain 1, Kelas 2,
Hal. 146 )
INTERVENSI
Peran dan Fungsi
Perawat
1. Pendidik : kader Kesehatan (perawat) melakukan Pendidikan
Kesehatan pada masyarakat RW 09 Kelurahan X, Jakarta
Timur mengenai gizi yang seimbang untuk usia balita sesuai
dengan kemampuan ekonomi masyarakat dan
memberitahukan tugas perkembangan keluarga dengan balita.
2. Pemberi pelayanan keperawatan : melakukan pengkajian
yang komperhensif salah satuya dengan mengkaji status
Kesehatan masyarakat, Riwayat Pendidikan masyarakat
setelah itu perawat menegakan diagnose dan merencanakan
intervensi yang tepat. Perawat juga bisa mengajarkan kepada
Peran Perawat keluarga dengan balita cara memberi makan anak agar balita
tersebut memiliki nafsu makan yang baik dengan Game
Komunitas Therapy dan mengajarkan kepada masyarakat bagaimana
Dalam Kasus menyajikan makanan dengan lebih kreatif untuk menarik
minat balita.
Tersebut 3. Perawat sebagai role model : dimana perawat memberikan
contoh kepada masyarakat bagaimana perilaku hidup bersih
dan sehat, dengan mencuci tangan sebelum dan sesudah
melakukan akifitas.
4. Collaborator : perawat bekerja sama dengan masyarakat
untuk memberdayakan sumber daya alam yang tersedia di
lingkungan tersebut untuk meningkatkan kreativitas dan
menambah pemasukan ekonomi masyarakat selain itu
perawat bekerja sama dengan kader Kesehatan yang ada
disekitar lingkungan untuk memecahkan masalah balita
• Fungsi independent : perawat
menjalankan perannya secara
mandiri dalam memberikan
Pendidikan Kesehatan dan
Fungsi Perawat intervensi keperawatan
Komunitas • Fungsi interdependen : perawat
Dalam Kasus bekerjasama dengan kader
Tersebut Kesehatan untuk menggalakan
penyuluhan terkait gizi yang
seimbang di lingkungan
masyarakat

Anda mungkin juga menyukai