Anda di halaman 1dari 20

POLTEKKES KEMENKES SURAKARTA

JURUSAN TERAPI WICARA


2021

PENGANTAR LINGUISTIK
D3 TERAPI WICARA

BY : DEWI TIRTAWATI, SST.TW,. MPH


MATERI
 Definisi dan Pengertian Semantik

 Definisi dan Pengertian Pragmatik

 Bahasa dan Pikiran

 Variasi Bahasa
Definisi dan Pengertian Semantik
 Definisi dan Pengertian Semantik  Semantik merupakan
cabang linguistik yang menyelidiki makna kata atau kalimat.
 Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Semantik
dimaknai ilmu arti/ makna kata.
 Muljana ( 2015 : 11 ) Semantik sebagai cabang linguistik
yang meneliti makna kata dan asal-usulnya.
 Cabang-cabang Semantik :

1. Semantik leksikal  Menyelidiki makna secara leksikal


(tingkat kosa kata). Tingkat lanjutnya cabang ini mengkaji
leksikologi dan leksikografi (ilmu perkamusan).

2. Semantik Gramatikal  Menyelidiki makna yang


berhubungan dengan struktur gramatikal ( tingkat kalimat).

3. Semantik Historis  Kajian semantik tentang sejarah dan


perubahan makna.
 Makna (Meaning, arti)  Menurut Gorys (1998) makna
adalah segi tiga yang menimbulkan reaksi dalam pikiran
pendengar/ pembaca, karena adanya rangsangan bentuk.
 Makna berada pada citra (pikiran orang) sifatnya abstrak.
 Hubungan antara lambang dengan objek sifat arbitrer, garis
dibuat putus-putus.
 Lambang dapat memberi rangsangan ke dalam pikiran, demikian
sebaliknya pikiran dapat memberi perintah untuk menghasilkan
bahasa (garis dua arah).
 Objek memberi rangsangan pikiran untuk membangun makna.
 Pikiran tidak dapat melahirkan objek (garis searah).
Contoh :

Konsep/ Pikiran Makna

arbitrer

/ bola /
(simbol/lambang)
Objek
 Relasi Bentuk dan Makna  salah satu prinsip umum
semantik yang berhubungan dengan relasi bentuk dan makna :

1. “bentuk sama, makna berbeda.

2. “Bentuk sama, makna berbeda ; bentuk berbeda,


makna sama.”

Dari prinsip umum tersebut menghasilkan konsep :

a. Sinonim  Dua bentuk berbeda tapi mengandung makna


yang relatif sama, contoh : /anak/ = /putra/, /paman/ = /oom/,
dsb
b. Homonim  Bentuk sama, makna beda. Dalam konsep
ini ada dua bentuk memang berbeda, contoh : /buku/ (bacaan)
dan /buku/ (ruas) ; /bisa/ (racun) dan /bisa/ (dapat).

c. Homograf  Bentuk tulisan sama, bunyi berbeda,


makna berbeda, contoh : teras (tinggi) dan teras (bagian
depan rumah) ; wedi (pasir) dan wedi (takut).

d. Homofon  Bentuk beda, bunyi sama, makna beda,


contoh : /bang/(kakak) dan /bank/.
e. Hiponim vs Hipernim  Hiponim : nama/ bentuk
berada di bawah bentuk lain ; Hipernim : nama/ bentuk
berada di atas.

f. Antonim  Bentuk yang memiliki makna yang


berlawanan, contoh : besar >< kecil, sulit>< mudah
Definisi dan Pengertian Pragmatik
 Definisi dan Pengertin Pragmatik , menurut ahli :

1. Mey (2009)  Pragmatik adalah kajian tentang


kondisi penggunaan bahasa manusia sebagaimana ditentukan
oleh konteks masyarakatnya.

2. Parker (2009)  Pragmatik adalah the study oh how


language is used for communication ( kajian tentang
bagaimana bahasa digunakan untuk berkomuniksi )
3. Leech (2011) 

- Pragmatikadalah studi tentang makna dalam hubunan


dengan situasi-situasi ujaran

( speech situation ).

- Dalam menganalisis makna melalui pendekanan


pragmatik diperlukan situasi tutur yang menjadi konteks
tuturan.

Kesimpulan : Pragmatik adalah cabang ilmu bahasa yang


mengamati pemakaian bahasa dalam situasi yang kongkrit dan
mengkaji sebuah makna sesuai konteks penggunaan.
 Komponen Tutur ( bicara )  Menurut Hymes (2012) ada
delapan komponen tutur disingkat PARLANT :

a. Participant ( penutur dan mitra bicara )  para peserta


tutur, antar siapa pembicaraan berlangsung, bagaimana status
sosial para penutur, dsb.

b. Acte (Bentuk isi ujaran)  mengacu pada bentuk dan isi


ujaran, misal pilihan kata yang digunakan, hubungan antara yang
diucapkan dengan topik pembicaraan, pembicara pribadi, umum,
dalam peta, dsb.
c. Raison ( Tujuan tutur )  merujuk pada maksud dan
tujuan tuturan. Misalnya, bahasa yang dipakai untuk meminta
akan berbeda dengan bahasa yang dipakai untuk menyuruh atau
mengusir.

d. Lacole ( tempat dan situasi )  merujuk pada tempat


berlangsungnya tutura. Tempat resmi akan menggunakan bahasa
resmi. Misal, di kator berhadapan dengan bos, harus
menggunakan kata- kata resmi.
e. Agents ( Alat yang digunakan )  mengacu kepada jalur
informasi yang digunakan, misalnya bahasa lisan, tulis,
telegraf, telepon, dsb.

f. Normes ( Norma- norma )  mengacu pada norma-


norma yang berlaku dalam masyarakat pengguna bahasa itu.
Norma-norma tersebut menjadi pengikat kaidah kebahasaan
penuturnya.
g.Ton ( Nada dan intonasi )  merujuk pada
suprasegmental yaitu cara, nada dan semangat dimana pesan
itu disampaikan. Apakah dengan senang hati, marah, canda,
dsb.

h. Type ( jenis bentuk ujaran )  merujuk pada jenis


bentuk penyampaian pesan, mosalnya berupa prosa, puisi,
pidato, dsb.
 Bahasa dan Pikiran :

 Bahasa adalah alat yang sistimatis untuk menyampaikan


gagasan atau perasaan dengan menggunakan tanda-tanda/
lambang-lambang bunyi yang disepakati yang mengandung
makna yang dapat dipahami untuk berkomunikasi.
 Berfikir adalah proses otak mengolah dan menterjemahkan
informasi (stimulus) yang masuk melalui panca indera
kebagian otak sadar maupun bawah sadar.
 Teori yang terkait Bahasa dan Pikiran
1. Teori Wilhelm Von Humbolt :
- Substansi bahasa ada dua bagian. Pertama
adalah bunyi-bunyi dan bagian lainnya berupa
pikiran-pikiran yang belum terbentuk.
- Bunyi-bunyi dibentuk oleh lautform dan
pikiran dibentuk oleh ideenform / innerform.
Kesimpulan : Bunyi bahasa merupakan bentuk luar
sedangkan pikiran adalah bentuk dalam. Bentuk luar
adalah yang kita dengar ,bentuk pikiran berada di dalam
otak.

Anda mungkin juga menyukai