Anda di halaman 1dari 26

Pemeriksaan Diatome Pada

Jenazah Kasus Tenggelam

Blok 7.1 (Forensic dan Health Low)


Dra. IDSAP Peramiarti, M.Kes.
 Diatom merupakan mikroalga uniseluler dari kelas
Bacillariophyceae yang berukuran 1-1000 µm.
 Diatom telah sejak lama digunakan sebagai
indikator perubahan lingkungan akuatik.
 Kelimpahan dan diversitasnya yang tinggi dan
terdistribusi hampir di seluruh lingkungan
akuatik, baik di lingkungan freshwater, transisi
maupun salinewater
Diatome freshwater
Diatome salinewater
Klasifikasi Diatom :

 Domain : Eukaryota
 Kerajaan : Chromalveolata
 Filum : Heterokontophyta
 Kelas : Bacillariophyceae
 Kelompok : Heterokon
 Ordo : Centrales dan Pennales
 Diatom diketahui memiliki struktur silika sebagai
cangkang luarnya yang disebut sebagai frustul.
 Klasifikasi
diatom berdasarkan bentuk frustul dibagi
menjadi 3, diatom centric (coscinodiscophyceae),
diatom pennate dengan rafe (bacillariophyceae)
dan diatom pennate tanpa rafe (fragilariophyceae)
 Diatom centric memiliki lempeng frustul silinder,
sedangkan diatom pennate memiliki lempeng
frustul memanjang
Mikroarsitektur Diatom a. Diatom Centric b. Diatom Pennate (Gell et al., 1999)
Diatome centric (Coscinodiscophyceae)
Diotome pennate
Diatom pennate (fragilariophyceae)
 Diatomtersusun oleh struktur cangkang yang
terbuat dari silika yang membuatnya mampu
terpreservasi dalam suatu substrat dalam waktu
yang sangat lama
 Diatommampu terpreservasi di dalam lapisan
sedimen dalam waktu ribuan tahun sebagai
mikrofosil.
 Cangkang silika pada diatom mampu melindungi
diatom, sehingga diatom dapat resisten terhadap
reaksi asam dan hidrolisis lainnya
 Teknik analisis diatom pada dasarnya diusulkan
mengingat pada saat proses tenggelam, terjadi
inhasi air ke dalam paru-paru.
 Diatom menjadi data primer yang dapat dijadikan
sebagai landasan determinasi kematian korban
yang ditemukan mati mengambang/tenggelam.
Mekanisme Tenggelam
Mekanisme tenggelam dalam air tawar:

 Air tawar akan dengan cepat diserap dalam jumlah besar


sehingga terjadi hemodilusi yang hebat sampai 72% yang
berakibat terjadinya hemolisis.
 Oleh karena terjadi perubahan biokimiawi yang serius,
dimana kalium dalam plasma meningkat dan natrium
berkurang, juga terjadi anoksia dalam miokardium.
 Hemodilusi menyebabkan cairan dalam pembuluh darah dan
sirkulasi berlebihan, terjadi penurunan tekanan sistole dan
dalam beberapa menit terjadi fibrilasi ventrikel.
 Jantung untuk beberapa saat masih berdenyut dengan
lemah, terjadi anoksia cerebri yang hebat, hal ini
menerangkan mengapa kematian terjadi dengan cepat.
Mekanisme tenggelam dalam air asin:

 Terjadi hemokonsentrasi, cairan dari sirkulasi tertarik


keluar sampai 42% dan masuk kedalam jaringan paru
sehingga terjadi edema pulmonum yang hebat dalam
waktu relatif singkat.
 Pertukaran elektrolit dari asin kedalam darah
mengakibatkan meningkatnya hematokrit dan peningkatan
kadar natrium plasma.
 Vibrilasi ventrikel tidak terjadi, tetapi terjadi anoksia pada
miokardium dan disertai peningkatan viskositas darah
akan menyebabkan payah jantung.
 Tidak terjadi hemolisis melainkan hemokonsentrasi,
tekanan sistolik akan menetap dalam beberapa menit.
 Ekstraksidiatom yang diperoleh dari jaringan
post-mortem korban mampu menjabarkan lokasi
tepat dimana proses tenggelam terjadi.
 Untuk merekonstruksi penyebab maupun lokasi
kematian korban, maka diperlukan komparasi
data diatom hasil ekstraksi dari jaringan, maupun
dari sampel air lokasi korban ditemukan dan
lokasi-lokasi dimana korban di duga mengalami
tenggelam.
Prosedur Pemeriksaan
ALAT DAN BAHAN
1.Sampel air medium 7. Gelas Bekker 500 ml
2.Objek percobaan 8. Pipet tetes
(Tikus) 9. Mikropipet 200 µl
3.Sampel air paru atau 10.Batang Pengaduk
jaringan korban 11.Object glass
4.Botol sampel air 12.Cover glass
5.H2SO4 10% sampai 13.Mikroskop Cahaya
20% (Disesuaikan) 14.Hotplate
6.HCl 15% sampai 25% 15.Waterbath
(Disesuaikan)
CARA KERJA

Persiapan Bahan
 Siapkan ember yang berisi air sampel 5 liter
 Masukkan (objek) tikus percobaan ke dalam ember
supaya tikus tenggelam dan didiamkan selama 1 x
24 jam atau sampai tikus mati
 Setelah tikus mati tenggelam, kemudian dilakukan
pembedahan untuk diambil organ paru dan sumsum
tulang.
 Organ tersebut kemudian dilakukan pemeriksaan
dextruksi (POINT D)
Pengambilan Sampel Air Medium
Tenggelam
 Sediakan botol sampel 200 ml
 Ambilsampel air dengan baskom 10 Liter, dengan
bantuan plankton net (jaring untuk menyaring
diatom dari air).
 Pindahkan sampel air ke dalam botol sampel 200
ml
 Tambahkan lugols 3-5 tetes (Apabila diperlukan
untuk preservasi sampel amatan yang akan
diobservasi >24 jam
Preparasi Sampel air Medium dan
Pengamatan Diatom
 Homogenkan sampel air medium didalam botol
sampel yang telah diperoleh (Dikocok pelan pelan)
 Ambil sampel air dengan pipet tetes dan
diteteskan diatas object glass, lalu tutup dengan
cover glass.
 Ulangi amatan hingga jumlah diatom ditemukan
cukup representatif untuk dianalisis (Pengamatan
dilakukan dibawah mikroskop cahaya dengan
perbesaran total 400X untuk enumerasi, dan
determinasi spesies pada perbesaran 1000X
Pemeriksaan Dextruksi (Digesti Asam) pada
Paru
 Ambil 10 gram jaringan paru, masukkan ke dalam labu
Kjedahl dan tambahkan asam sulfat pekat sampai jaringan
paru terendam dan diamkan kurang lebih setengah hari.
 Kemudian panaskan dalam lemari asam sambil ditetesi
asam nitrat pekat sampai terbentuk cairan dan pusingkan
dalam centrifuge
 Cairandibuang, sedimen yang terbentuk ditambah
akuades dan dipusingkan kembali. Sedimen yang
terbentuk diamati di bawah mikroskop.
 Pemeriksaan diatom positif apabila pada jaringan paru
ditemukan diatom.
Bedah bangkai pengambilan organ paru
Hasil kesamaan yang signifikan pada sampel
cairan paru-paru yang sudah berisi air media
yang terinhalasi saat tenggelam yang
dibandingkan dengan medium lokasi
tenggelam dapat gunakan sebagai dasar
“DIAGNOSIS KEMATIAN”

Anda mungkin juga menyukai