Oleh Kelompok 7: Isra Rizantiva (1711312033) Nia Sandra (1711312027) Olga Citra Novera (1711311015) Febi Sagitaria (1611315001) Intan Olivia Risca (1711312039) Ilda Yunanda (1711312011) Definisi Sistemik lupus erytematosus Penyakit lupus merupakan adalah penyakit otoimun penyakit sistem daya tahan, kronis yang di tandai dengan atau penyakit auto imun, berbagai antibodi yang dimana tubuh pasien lupus membentuk kompleks imun membentuk antibodi yang dan menimbulkan inflamasi salah arah, merusak organ pada berbagai organ. tubuh sendiri, seperti ginjal, hati, sendi, sel darah merah, leukosit, atau trombosit. Etiologi Penyebab pasti dari SLE ini belum diketahui, tetapi banyak pengamatan mendukung hipotesis bahwa SLE merupakan penyakit dari pengaturan imun yang berubah. 1. Faktor Genetik 2. Faktor Lingkungan Infeksi Antibiotik Sinar Matahari Patofisiologi 1. Penyakit SLE terjadi akibat terganggunya regulasi kekebalan yang menyebabkan peningkatan autoantibodi yang berlebihan. 2. Ditimbulkan oleh kombinasi antara faktor-faktor genetik, hormonal, lingkungan (cahaya matahari, luka bakar termal). 3. Obat-obat tertentu seperti hidralazin, prokainamid, isoniazid, klorpromazin dan beberapa preparat antikonvulsan di samping makanan seperti kecambah alfalfa turut terlibat dalam penyakit SLE- akibat senyawa kimia atau obat-obatan. 4. Pada SLE, peningkatan produksi autoantibodi diperkirakan terjadi akibat fungsi sel T-supresor yang abnormal sehingga timbul penumpukan kompleks imun dan kerusakan jaringan. 5. Inflamasi akan menstimulasi antigen yang selanjutnya serangsang antibodi tambahan dan siklus tersebut berulang kembali. Manifetasi Klinis 1. SLE dapat mulai secara tersembunyi atau secara akut. 2. Kadang-kadang gejalanya telah timbul bertahun-tahun mendahului diagnosis SLE. 3. Gejala awal yang paling sering pada anak adalah demam, malaise, artritis atau artralgia, dan ruam. 4. Kadang-kadang pada kebanyakan anak yang terkena terjadi demam; mungkin sebentar-sebentar dan terus-menerus. Malaise, anoreksia, kehilangan berat badan dan kelemahan sering dijumpai. Pemeriksaan Diagnostik ✢ Pemeriksaan darah ✢ Analisa air kemih menunjukkan adanya darah atau protein. ✢ Radiology : Rontgen dada menunjukkan pleuritis atau perikarditis. Penatalaksanaan Medis a. Terapi Nonfarmakologi b. Terapi Farmakologi c. Obat lain Komplikasi Prognosis 1. Peyakit Ginjal SLE sebelumnya di pandang berkemungkinan atau secara seragam 2. Penyakit jantung merupakan penyakit masa kanak- 3. Penyakit paru-paru kanak yang mematikan, penyembuhan spontan yang lama jarang di jumpai 4. Gangguan pada anak-anak . penyebab utama peredaran darah kematian pada penderita SLE adalah darah nefritis , komplikasi sistem saraf sentral 5. Gangguan saraf dan , infeksi , lupus paru , dan infark menta miokardium . Prognosis akhir untuk lupus berat yang mulai timbul pada masa kanak –kanak tetap harus dipastikan. Kasus Seorang anak perempuan usia 14 tahun dibawa kerumah sakit oleh keluarga karena keluhan demam dan nyeri pada sendi. Menurut ibu, anak sudah mengalami hal ini sejak 1 bulan yang lalu. Anak mengkonsumi kartokostiroid sejak umur 10 tahun. Ibu mengatakan bahwa badan anak lemah dan berat badan menurun menjadi 8 kg sejak sakit (berat badan sebelumnya 30kg). Hasil pemeriksaan fisik ditemukan adamya ruam kulit (skin rush) pada lengan, kaki, dam punggung. Pada daerah pipi terdapat bercak malar atau butterfly rush yang berwarna pink sampai ke daerah nasolabial. Ada pembengkakan pada sendi dan anak mengeluh nyeri ketika digerakan (skala nyeri 6) a. Masalah anak tersebut adalah Systemic Lupus Erythematosus (SLE).
b. Penyebab anak mengalami SLE
Faktor Lingkungan Infeksi Antibiotik Sinar Matahari WOC TANDA DAN GEJALA DIAGNOSA Tanda dan gejala yang khas dapat 1. Nyeri akut berhubungan dengan inflamasi dan dilihat: peningkatan aktivitas penyakit, kerusakan jaringan, · Demam dan nyeri pada sendi keterbatasan mobolitas atau tingkat toleransi yang · Badan anak lemah an berat badan rendah. menurun menjadi 8kg saat sakit 2. Keletihan berhubungan dengan peningkatan · Skin rush (ruam kulit) pada lengan, aktivitas penyakit, rasa nyeri, tidur/aktivitas yang tidak kaki dan punggung. memadai, nutrisi yang tidak memadai dan depresi/stres · Bercak malar pada pipi (butterflu emosional. rush) warna pink sampai nasolabia 3. Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan · Pembengkakan sendi dan nyeri saat penurunan rentang gerak, kelemahan otot, rasa nyeri di gerakkan pada saat bergerak, keterbatasan daya tahan fisik, · Skala nyeri 6 kurangnya atau tidak tepatnya pemakaian alat-alat ambulasi. 4. Risiko kerusakan integritas kulit berhubungan dengan penurunan daya tahan tubuh. 5. Risiko gangguan body image berhubungan dengan efek samping pengobatan. INTERVENSI 1. Kolaborasi pemberian analgetik dan kaji skala nyeri, ukur TTV pasien dan observasi respon nonverbal dari ketidaknyamanan 2. Memepertahankan keseimbangan cairan 3. Meningkatkan istirahat dan rasa nyaman 4. Meningkatkan integritas kulit 5. Pengelolaam efek samping pengobatan 6. Memberikan dukungan emosional Thanks! Any questions?