Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN KERJA PRAKTEK

NAMA : ABD. RAHIM


NIM : 170830149
KELAS: SIPIL A
BAB 1
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Aspal adalah suatu bahan bentuk padat atau setengah padat berwarna hitam
sampai coklat gelap, bersifat perekat (cementious) yang akan melembek dan
meleleh bila dipanasi. Aspal tersusun terutama dari sebagian besar bitumen yang
kesemuanya terdapat dalam bentuk padat atau setengah padat dari alam atau
hasil pemurnian minyak bumi, atau merupakan campuran dari bahan bitumen
dengan minyak bumi atau derivatnya (ASTM, 1994).

Aspal adalah material yang pada temperatur ruang berbentuk padat sampai
agak padat, dan bersifat termoplastis. Jadi, aspal akan mencair jika dipanaskan
sampai temperatur tertentu, dan kembali membeku jika temperatur turun.
Bersama dengan agregat,aspal merupakan material pembentuk campuran
perkerasan jalan. (Sukirman, 2003).
BAB 1
PENDAHULUAN
B. TUJUAN KERJA PRAKTEK
• Mengetahui struktur perkerasan jalan di Ruas Jalan Kampung Baru-
Pomalaa
• Untuk mengetahui tingkat gradasi agregat lapisan AC-BC

C. BATASAN MASALAH KERJA PRAKTEK

 Pekerjaan Lapisan Pondasi Atas (LPA)


 Pekerjaan Lapisan Resap Pengikat (Prime Coat)
 Pengaspalan Asphalt Concrete-Binder Course (AC-BC)
BAB 1
PENDAHULUAN
D. RUANG LINGKUP KERJA PRAKTEK
Ruang lingkup yang ditinjau penulis pada Proyek Pengaspalan ini adalah Metode
pengaspalan Asphalt Concrete Binder course (AC-BC). Untuk itu maka pelaksanaan
pembangunan ini melakukan pekerjaan pada suatu lokasi kerja hingga pembangunan
terwujud yang telah ditetapkan dalam biaya, jadwal dan sasaran kualitas.
BAB 2
LANDASAN TEORI
A. PENGERTIAN JALAN
Jalan adalah prasarana transportasi darat yang meliputi segala bagian jalan,
termasuk bangunan pelengkap dan perlengkapannya yang diperuntukkan bagi lalu
lintas, yang berada pada permukaan tanah, di atas permukaan tanah, di bawah
permukaan tanah, serta diatas permukaan air, kecuali jalan kereta api, jalan
lori, dan jalan kabel (Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2006).

Jalan raya adalah jalur-jalur tanah di atas permukaan bumi yang dibuat oleh
manusia dengan bentuk, ukuran-ukuran dan jenis konstruksinya sehingga dapat
digunakan untuk menyalurkan lalu lintas orang, hewan dan kendaraan yang
mengangkut barang dari suatu tempat ke tempat lainnya dengan mudah dan
cepat (Oglesby, 1999).
BAB 2
LANDASAN TEORI
B. AGREGAT
Agregat merupakan komponen utama dari struktur perkerasan jalan, yaitu
90% – 95% agregat berdasarkan persentase berat, atau 75–85% agregat
berdasarkan persentase volume. Dengan demikian kualitas perkerasan jalan
ditentukan juga dari sifat agregat dan hasil campuran agregat dengan material
lain (Sukirman, 2003).

C. MATERIAL JALAN BERASPAL


Aspal atau bitumen adalah suatu cairan kental yang merupakan senyawa
hidrokarbon dengan sedikit mengandung sulfur, oksigen, dan klor. Aspal sebagai
bahan pengikat dalam perkerasan lentur mempunyai sifat viskoelastis. Aspal akan
bersifat padat pada suhu ruang dan bersifat cair bila dipanaskan. Aspal
merupakan bahan yang sangat kompleks dan secara kimia belum dikarakterisasi
dengan baik.
BAB 2
LANDASAN TEORI
D. RENCANA ANGGARAN BIAYA (RAB)
Rencana anggaran biaya merupakan perkiraan biaya yang nantinya akan
digunakan untuk pelaksanaan suatu kegiatan baik bisnis maupun proyek.  Dalam
beberapa bisnis, proyek atau event, perencanaan anggaran merupakan dokumen
yang wajib ada untuk melihat besaran biaya yang akan digunakan. Perencanaan
perlu dilakukan untuk mengetahui biaya yang akan dikeluarkan sehingga
keuangan lebih terarah.

Pada pelaksanaan proyek misalnya, rencana anggaran biaya ini menjadi dasar
apakah kontraktor bisa memberikan penawaran atau tidak. Semakin menjanjikan
rencana yang dibuat maka kontraktor tentu akan semakin tertarik untuk
memberikan penawarannya. Rencana anggaran sudah meliputi tahap
perencanaan, pemilihan material, dan berbagai pembiayaan lainnya seperti upah
pekerja dan biaya pengerjaan.
BAB 3
TINJAUAN PROYEK
A. DATA PROYEK
a. Nama Pekerjaan : Pelebaran Jalan Depan Kantor Camat Pomalaa-Fly Over Antam
b. Lokasi   Kecamatan Pomalaa
c. Nomor Kontrak : 14/K-KPJJ/DAU/PPK-BM/VIII/2020
d. Nilai Kontrak : Rp. 7.222.217.000,- (Tujuh Milyar Dua Ratus Dua Puluh Dua Juta Dua Ratus Tujuh
e. Tanggal Mulai   Belas Ribu Rupaih)
f. Tanggal Selesai   24 Agustus 2020
g. Waktu Pelaksanaan : 24 Desember 2020
h. Sumber Dana : 120 (Seratus Dua Puluh) Hari Kalender
i. Pemilik Proyek : DAU (Dana Alokasi Umum)
j. Konsultan Perencana : Kementrian Pekerjaan Umum
k. Kontraktor Pelaksana   Di Rektorat Jendral Bina Marga
l. Konsultan Pengawas : CV. ANNISA MITRAYASA
  PT. ANUGRAH GRYA MANDIRI
: CV. KEIKA KONSULTAMA
:
:
BAB 4
PEMBAHASAN
A. PENGAWASAN PENGASPALAN JALAN DI LAPANGAN
Berdasarkan kerja praktek, proyek pengawasan pengaspalan perkerasan
lentur menggunakan aspal AC-BC, Pada proyek pelaksanaan pengaspalan
tersebut, saya selaku mahasiswa yang mengikuti Kerja Praktek (KP) pada proyek
pengaspalan di Ruas Jalan Kampung Baru- Pomalaa tersebut tidak melakukan
dari tahap pemadatan tanah dasar, tahap yang dilakukan pada proyek
pengaspalan tersebut hanya dari tahap penghamparan Lapisan Pondasi Atas (LPA)
sampai dengan lapisan AC-BC karena dalam proyek pengaspalan di Ruas Jalan
Kampung Baru- Pomalaa tidak di mulai dari awal pembukaan lahan baru, tidak
mengerjakan tanah dasar dan hanya mengerjakan seluruh Lapisan Pondasi Atas
(LPA) dan lapis permukaan yaitu AC-BC, maka dalam pembahasan laporan ini di
paparkan mulai dari tahap pekerjaan dan lapis permukaan dengan menggunakan
lapis jenis AC-BC.
BAB 4
PEMBAHASAN
B. PEKERJAAN LAPIS PONDASI ATAS (LPA)

Tahap pertama yang di lakukan pada pengerjaan lapis pondasi atas (LPA)
adalah dengan menumpahkan bahan material agregat kasar (sirtu) bergradasi klas
A, dengan ukuran maksimal 37,5 mm sampai ukuran yang terkecil 0,075 mm ke
atas lapis pondasi bawah (LPB) yang telah di padatkan yang mana lapis pondasi
bawah telah ada. Sebanyak 6048 m3 material LPA yang digunakan, kemudian
material tersebut dihampar dan diratakan dengan menggunakan alat motor
grader dan selanjutnya dilakukan pemadatan dengan menggunakan vibratory
roller. Dalam tahap ini, pemberian air (penyiraman) secukupnya pada material
perkerasan sangatlah penting, ini bertujuan agar proses pemadatan bisa
mencapai tingkat kepadatan dan kerapatan yang lebih optimal serta mengurangi
polusi debu yang terjadi akibat proses pengerjaan, adapun material pekerjaan
LPA berasal dari Baula.
BAB 4
PEMBAHASAN
B. PEKERJAAN LAPIS PONDASI ATAS (LPA)

Selama proses penghamparan dan pemadatan dilakukan, sekelompok tenaga


kerja akan merapikan atau membuang batu-batu yang cukup besar yang
menyebabkan permukaan tidak rata.

Pada hari pertama sampai hari ke-15, pekerjaan lapis pondasi atas
menggunakan agregat kelas A dengan volume rata-rata yaitu 201, 6 m3/hari
dengan jumlah pekerja yaitu kurang lebih 10 orang. Pada hari ke-16 sampai hari
ke-30 menggunakan volume agregat rata-rata 208, 9 m3/hari. Sehingga realisasi
volume pekerjaan LPA selama bulan november mencapai 6048 m3.

Q=pxlxt
p=Q/l/t
p = 6048 / 3 / 0,3 = 6.720 m
BAB 4
PEMBAHASAN
C. PEKERJAAN LAPIS PENGIKAT (PRIME COAT)

Setelah pengerjaan lapis pondasi atas (LPA) selesai dengan ketebalan 30 Cm,
tahap selanjutnya adalah pengerjaan lapis aspal pengikat atau prime coat.
Lapisan pengikat (prime coat) digunakan sebagai bahan perekat antara lapis
pondasi agregat klas A dengn aspal AC-BC (Binder course).
BAB 4
PEMBAHASAN
D. PEKERJAAN LAPIS AC-BC

Setelah penyemprotan prime coat, tahap selanjutnya adalah


menempatkan/menghamparkan lapis permukaan (AC-BC) ke atas prime coat tersebut
dengan menggunakan asphalt finisher, dengan tebal gembur / sebelum di padatkan 7,5
cm dan setelah di padatkan 6 cm, dan lebar 11 m sesuai yang ada dalam spektek dan
kontrak.
Ketika penghamparan AC-BC selesai, maka dilakukanlah pemadatan. Pada proses ini
dilakukan dalam 2 (dua) tahapan yaitu:
Pemadatan pertama (breakdown rolling), merupakan pemadatan awal yang dilakukan
segera setelah campuran dihamparkan (jarak dibelakang finisher kurang lebih 60 meter).
Suhu pemadatan yaitu 125 - 145o C. Alat yang digunakan pada tahap ini yaitu roda baja
(tandem roller).
BAB 4
PEMBAHASAN
D. PEKERJAAN LAPIS AC-BC

Pemadatan kedua (secondary rolling), adalah pemadatan tengah yang dilakukan


setelah pemadatan pertama dengan menggunakan roda karet (pneumatic tire rolling)
dengan suhu pemadatan yaitu 90 – 125o C. Adapun maksud dari penggunaan roda karet
(pneumatic tire rolling) adalah:
Memberikan kepadatan yang lebih rata.
Memperoleh permukaan yang lebih baik dan merapatkan retak-retak rambut pada bagian
permukaan.
Memperbesar stabilitas lapisan.
BAB 4
PEMBAHASAN
D. PEKERJAAN LAPIS AC-BC

Pada hari ke-31 sampai hari ke-61, pekerjaan pemadatan lapisan aspal AC-BC
menggunakan laston lapis antara dengan volume rata-rata yaitu 66,59 m3/hari
dengan jumlah pekerja yaitu kurang lebih 8 orang. Sehingga realisasi volume
pekerjaan lapis antara laston pemadatan pengaspalan AC-BC selama bulan
desember mencapai 2064,2 m3.

W=pxlxt
p=W/l/t
p = 2064,2 / 5 / 0,06 = 6.880 m
BAB 5
PENUTUP
A. KESIMPULAN

Pengawasan proyek dilapangan bersifat praktis dan nyata, sehingga tidak sepenuhnya
sesuai dengan teori yang diperoleh pada bangku perkuliahan.
Berdasarkan hasil pengamatan penulis, pada pelaksanaan Kerja Praktek pada proyek di
Ruas Jalan Kampung Baru-Pomalaa, maka penulis dapat meyimpulkan beberapa hal
penting yaitu sebagai berikut :
Seluruh Rangkaian Pengawasan Proyek harus berpedoman pada gambar kerja,
spesifikasi umum, spesifikasi teknis dan lampiran lainnya.
Pada pengawasan di lapangan, pekerja diwajibkan menggunakan alat keselamatan kerja
atau safety.
Pengendalian mutu, waktu dan biaya secara teratur dan kontinyu dapat mengurangi
kendala–kendala yang mungkin terjadi selama pengawasan proyek berlangsung.
Fasilitas dan peralatan proyek yang memadai serta tenaga kerja yang terampil,
berpengalaman dan disiplin sangat menentukan keberhasilan proyek.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai