Anda di halaman 1dari 19

Asuhan Keperawatan Gangguan Sistem

Pencernaan : Gastritis

ANGGOTA KELOMPOK :

Felix yudifarlen 131911005


Nordiana 131911013

Putri apricilia nurlis 131911016


pengertian
● Gastritis adalah suatu istilah kedokteran untuk suatu keadaan inflamasi jaringan mukosa (jaringan
lunak) lambung.

● Gastritis merupakan penyakit yang menyerang daerah lambung. Penyakit ini sering
menyerang pada orang yang terbiasa makan makanan yang terlalu asam, pedas atau bahkan sering
telat makan.

● Secara garis besar, gastritis dapat dibagi menjadi beberapa macam: Gastritis akut adalah suatu
peradangan permukaan mukosa lambung yang akut dengan kerusakan-kerusakan erosi. Gastritis
kronis adalah inflamasi lambung yang lama dapat disebabkan oleh ulkus benigna atau maligna
dari lambung, atau oleh bakteri Helicobacter pylory
Etiologi

Infeksi kuman Helicobacter pylori merupakan penyebab gastritis yang amat penting. Di negara
berkembang prevalensi infeksi H. pylori pada orang dewasa mendekati 90%. Sedangkan pada anak-
anak prevalensi infeksi H. pylori lebih tinggi lagi. Hal ini menunjukkan pentingnya infeksi pada masa
balita. Di Indonesia, prevalensi infeksi kuman H. pylori menunjukkan tendensi menurun. Di negara
maju, prevalensi infeksi kuman H. pylori pada anak sangat rendah. Diantara orang dewasa infeksi
kuman H. pylori lebih tinggi dari pada anak-anak tetapi lebih rendah dari pada di negara berkembang,
yakni sekitar 30% (Hirlan, 2006).
Patofisiologi

Erosi mukosa lambung adalah penyebab utama perdarahan gastrointestinal bagian atas. Salisilat dalam tingkat
yang lebih kecil obat- obat anti peradangan bukan steroid dapat merusak sawar mukosa lambung merangsang
difusi balik ion hidrigen dan akhirnya menimbulkan perdarahan. Kebanyakan lesi terjadi pada pasien dengan
kelainan berat, Kerusakan mukosa barier sehingga difusi balik ion H + meningkat, Perfusi mukosa lambung
terganggu, Jumlah asam lambung, Faktor ini saling berhubungan, misalnya stres fisik yang dapat
menyebabkan perfusi mukosa lambung terganggu sehingga timbul infark kecil, disamping itu sekresi asam
lambung juga terpacu ( Inayah, 2004 ).
Manifestasi klinis
Sindrom dyspepsia berupa nyeri epigastrium, mual, kembung, muntah, merupakan salah
satu keluhan yang sering muncul. Ditemukan pula perdarahan saluran cerna berupa
hematemisis dan melena, kemudian disusul dengan tanda-tanda anemia pasca perdarahan.
Biasanya, jika dilakukan anamnesis lebih dalam, terdapat riwayat penggunaan obat-obatan
atau bahan kimia tertentu. Pada gastritis kronik kebanyakan pasien tidak mempunyai
keluhan, hanya sebagian kecil mengeluh nyeri ulu hati, anoreksia, nausea, dan pada
pemeriksaan fisik tidak dijumpai kelainan
Komplikasi
Perdarahan saluran cerna bagian atas (SCBA) berups hematemesis dan melena, dan berakhir sebagai
syok hemoragik. Khusus untuk perdarahan SCBA, perlu dibedakan dengan tukak peptik. Gambaran
yang diperlihatkan hampir sama. Namun pada tukak peptik penyebab utamanya adalah infeksi
Helicobacter pylori, sebesar 100 % pada tukak duodenum dan 6o-90 % pada tukak lambung.
Diagnosis pasti dapat ditegakkan dengan endoskopi.
 
Patogenesis
Faktor yang dapat menyebabkan kerusakan pada mukosa lambung adalah sebagai berikut : Kerusakan
mukosa barier sehingga difusi balik ion H+ meninggi, perfusi jaringan lambung yang tergaggu, jumlah asam
lambung. Faktor ini saling berhubungan, misalnya stress fisik yang dapat menyebabkan perfusi mukosa
lambung terganggu, sehingga timbul daerah- daerah infark kecil.
Pengobatan
Penyakit gastritis dapat ditangani sejak awal, yaitu mengkonsumsi makanan lunak dalam porsi kecil, berhenti
mengkonsumsi makanan pedas dan asam, berhenti merokok dan minuman beralkohol, mengkonsumsi antasida
sebelum makan.

Yang perlu dilakukan dalam pengobatan gastritis yaitu mengatasi kedaruratan medis yang terjadi, mengatasi
dan menghindari penyebab apabila dijumpai, serta pemberian obat-obat H2 blocking, antasid atau obat- obat
ulkus lambung lainnya. Pengobatan gastritis akibat infeksi kuman H. pylori bertujuan untuk mengeradikasi
kuman tersebut.

Pada saat ini indikasi yang telah disetujui secara universal untuk melakukan eradiksi adalah infeksi kuman H.
pylori yang ada hubungannya dengan tukak peptik. Antibiotik yang dianjurkan adalah klaritomisin,
amoksisilin, metronidazol dan tetrasiklin
Penatalaksanaan
Gastritis diatasi dengan menginstruksikan pasien untuk menghindari alkohol dan makanan sampai
gejala berukurang. Bila pasien mampu makan melalui mulut, diet mengandung gizi dianjurkan. Bila
gejala menetap, cairan perlu diberikan secara parenteral. Bila perdarahan terjadi, maka penatalaksanaan
adalah serupa dengan prosedur yang dilakukan untuk hemoragi saluran gastrointestinal atas.

Bila gastritis diakibatkan oleh mencerna makanan yang sangat asam atau alkali, pengobatan terdiri dari
pengenceran dan penetralisasian agen penyebab. Terapi pendukung mencakup intubasi, analgesik dan
sedatif, antasida serta cairan intravena. Endoskopi fiberoptik mungkin diperlukan. Pembedahan darurat
mungkin diperlukan untuk mengangkat jaringan perforasi.
LAPORAN KASUS

Pada bab ini akan disajikan mengenai asuhan keperawatan keluarga Pada Tn. H dengan Gastritis, menggunakan pendekatan proses
keperawatan sebagai berikut:

PENGKAJIAN
 
DATA UMUM
Nama KK : Tn. H
Umur : 35 tahun
Agama : Islam
Suku : Bugis
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Tani
Alamat: Kelurahan Ngapa Kecamatan Wundulako
 
genogram

Keterangan :
= laki-laki
= perempuan
= Klien

= menikah
---------- = tinggal serumah
= Klien
Riwayat dan Tahap perkembangan keluarga
Tahap perkembangan keluarga pada saat ini
Pada saat ini keluarga Tn. H sedang berada pada tahap perkembangan keluarga dengan anak pra sekolah
Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
Keluarga mengatakan sudah melaksanakan tugas-tugas perkembangan keluarga anak usia pra sekolah dimana keluarga sudah mengajarkan
sosialisasi dengan lingkungan di sekitar rumah, yang perlu diperhatikan lagi adalah fasilitas untuk stimulasi di rumah untuk bermain agar anak
dapat tumbuh dan berkembang dengan baik
 
Riwayat Keluarga Inti Tn. H
Tn. H mengatakan nyeri ulu hati bila terlambat makan, pusing, mual dan muntah. Kalau sakit paling beli obat sendiri. Biasa merokok,
sehari 1 bungkus, setiap pagi minum kopi dan makan sehari 2 kali. Tn. H tampak meringis menahan sakit, skala nyeri 6
 
Ny.E
Ny. E mengatakan, tidak ada penyakit kronis dan belum pernah diopname di rumah sakit karena penyakit tertentu, paling sakit ringan. Saat ini
Ny E hamil 7 bulan untuk anak kedua. Telah Imunisasi TT satu kali.
 
An. R
Sebelumnya tidak pernah menderita penyakit yang serius. Paling pilek, kadang batuk, pernah diare tetapi tidak sampai di opname di rumah
sakit.
Status imunisasi lengkap

Riwayat keluarga sebelumnya


Tidak ada riwayat penyakit keturunan seperti Asma, DM, pada kedua orang tua Tn. H dan Ny. E, tetapi kedua orang tua pernah menderita
hipertensi
1.Pemeriksaan Fisik

DATA Tn. H Ny. E An.R


Tand a-tanda T:120/80m T:110/70m S:370C, P: 20
Vital mHg, N: 80 x/m, S: 370 C, mHg, N: 78 x/m, x/m
P: 20 x/m S: 370 C,
P: 20 x/m
Kepala Kulit kepala bersih dan Kulit kepala bersih Kulit kepala bersih dan
rambut tidak berketombe Dan rambut rambut tidak berketombe
tidak berketombe
Leher Tidak ada Tidak ada kaku Tidak ada
kaku kuduk, pembesaran kuduk, pembesaran kaku kuduk,
kelenjar tidak ada, kelenjar tidak ada, pembesaran kelenjar tidak
pembesaran venajugularis pembesaran vena ada,
jugularis tidak pembesaran vena
tidak ditemukan ditemukan jugularis tidak ditemukan
Aksila Suhu Suhu badan: 370C Suhu badan:
badan: 370C 370C
Dada Simetris kiri dan kanan, Simetris kiri dan Simetris kiri dan kanan,
Suara nafas vesikuler kanan, suara nafas suara nafas vesikuler
vesikuler
AbdoMen Nyeri tekan didaerah Tidak ada Tidak ada
epigastrium, skala pembengkakan, pembengkakan, hepar,
nyeri 6 Tidak ada hepar, ginjal tidak ginjal tidak teraba,
teraba, bising usus bising usus
  pembengkakan, hepar, (+) (+)
ginjal tidak teraba,
bising usus (+)

Ekstr emitas Kuku bersih dan pendek, Kuku bersih dan pendek, Kuku bersih dan
atas pergerakan tampak tidak ada kelainan pendek, tidak
lemah,kekuatan otot 4 pergerakan, adaKelainan,pergerak
kekuatan otot 5 an, kekuatan otot 5

Ekstr emitas bawah Kuku bersih dan pendek, Kuku bersih dan pendek, Kuku bersih dan
pergerakan tampak lemah tidak ada kelainan pendek, tidak ada
kekuatan otot 4 pergerakan, kelainan pergerakan,
kekuatan otot 5 kekuatan otot 5
•Analisa Data

N DATA ETIOLOGI MASALAH


O KEPERAWATA
N
1. DS : Agens cedera Nyeri akut
Tn. H mengatakan nyeri ulu biologis
hati bila terlambat makan,
pusing, mual dan muntah.
Data objektif
a. Tampak meringis
b. Skala nyeri 6
2. DS : Kurang minat pada Resiko
Tn. H mengatakan jarang makanan Ketidakseimban
sarapan pagi, cukup kopi dan gan nutrisi
rokok sudah terasa kenyang kurang dari
DO : kebutuhan tubuh
Tampak tidak mau makan,
sakit ulu hati, mual dan
muntah tampak lemah
•Diagnosa Keperawatan
1.Nyeri akut berhubungan dengan Agens cedera biologis
2.Resiko Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan Kurang minat pada makanan
•Intervensi Keperawatan

NO DIAGNOSA NOC NIC


KEPERAWATAN
1. Nyeri akut berhubungan Tingkat nyeri : Manajemen nyeri :
dengan Agens cedera 1. Mengerang dan meringis tidak 1. Dorong pasien untuk memonitor nyeri dan menangani
biologis ada (5) pasien
2. Ekspresi wajah nyeri tidak ada 2. Ajarkan metode farmakologi untuk menurunkan nyeri
(5) 3. Dukung istirahat/tidur yang adekuat untuk membantu
3. Mual muntah tidak ada (5) menurunkan nyeri
4. Ajarkan prinsip manajemen nyeri
2. Resiko Nafsu makan : Manajemen gangguan makan :
Ketidakseimbangan 1. Hasrat keinginan untuk 1. Monitor intake makanan secara adekuat
nutrisi kurang dari maaakan tidak terganggu (5) 2. Dorong klien untuk mendiskusikaam makanan yang disukai
2. Menyenangi makanan tidak 3. Monitor asupan kalori makanan harian
kebutuhan tubuh
terganggu (5) 4. Ajarkan dan dukung konsep nutrisi yang baik
berhubungan dengan 3. Energy utnuk makan tidak
Kurang minat pada terganggu (5)
makanan 4. Intake makanan tidak
terganggu (5)
•Implementasi Keperawatan

N DIAGNOSA IMPLEMENTASI
O KEPERAWATAN

1 Nyeri akut berhubungan Manajemen nyeri :


. dengan Agens cedera 1. mendorong pasien untuk memonitor nyeri dan menangani pasien
biologis 2. mengajarkan metode farmakologi untuk menurunkan nyeri
3. mendukung istirahat/tidur yang adekuat untuk membantu menurunkan nyeri
4. mengajarkan prinsip manajemen nyeri

2 Resiko Ketidakseimbangan Manajemen gangguan makan :


. nutrisi kurang dari 1. Memonitor intake makanan secara adekuat
kebutuhan tubuh 2. mendorong klien untuk mendiskusikaam makanan yang dsukai
berhubungan dengan 3. menonitor asupan kalori makanan harian
4. mengajarkan dan dukung konsep nutrisi yang baik
Kurang minat pada
makanan
A . Evaluasi Keperawatan
NO DIAGNOSA KEPERAWATAN EVALUASI
1. Nyeri akut berhubungan dengan S : Klien mengatakan sudah tidak merasakan
Agens cedera biologis nyeri di ulu hati bila terlambat makan,
pusing, mual dan muntah.
O : Klien tampak tidak lagi meringis dan lebih
rilex
A : Masalah teratasi
P : Intervensi dihentikan
2. Resiko Ketidak seimbangan S : Klien mengatakan sudah mulai mau sarapan
nutrisi kurang dari kebutuhan O : Klien tampak sudah mau makan
tubuh berhubungan dengan A : Masalah teratasi
Kurang minat pada makanan P : Intervensi dihentikan
Thanks 

CREDITS: This presentation template was created by Slidesgo,


including icons by Flaticon, and infographics & images by
Freepik and illustrations by Stories

Anda mungkin juga menyukai