Askep Dengan Kasus Gangguan Sistem Imunologi KMB 1 TERBARU
Askep Dengan Kasus Gangguan Sistem Imunologi KMB 1 TERBARU
Askep Dengan Kasus Gangguan Sistem Imunologi KMB 1 TERBARU
1. Pengkajian
a. Identitas
Nama : Tn.W
Umur : 45 tahun
Status Perkawinan : Menikah
Agama : Islam
Suku : jawa
Pendidikan : SD
Nama istri : Ny.H
Umur : 36 tahun
Alamat : Jln. Datuk basuki
Pekerjaan : IRT
Tanggal Masuk RS : 10 April 2021
Diagnosa
1) Pola napas tidak efektif yang berhubungan dengan kelemahan progresif cepat
otot – otot pernapasan, dan ancaman gagal napas.
2) Resiko tinggi penurunan curah jantung yang berhubungan dengan perubahan
frekuensi jantung ritme dan irama bradikardia.
3) Resiko perubahan kebutuhan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh yang
berhubungan dengan asupan yang tidak adekuat.
4) Hambatan mobilitas fisik yang berhubungan dengan kerusakan neuromuskular,
penurunan kekuatan otot, dan penurunan kesadaran.
Intervensi keperawatan
NO Diagnosa Keperawatan Tujuan & kriteria hasil Intervensi
1 Pola napas tidak efektif yang berhubungan dengan NOC : NIC :
kelemahan progresif cepat otot – otot pernapasan, Tujuan : 1) Kaji fungsi paru, adanya bunyi napas
dan ancaman gagal napas. Dalam waktu 3x24 jam setelah diberikan tindakan tambahan, perubahan irama dan kedalaman,
keperawatan pola napas kembali efektif. penggunaan otot – otot aksesori.
Kriteria hasil: 2) Evaluasi keluhan sesak napas, baik secara
secara subjektif sesak napas (-), frekuensi napas 16-20 verbal dan non verbal.
3) Beri ventilasi mekanik.
4) Lakukan pemeriksaan kapasitas vital
pernapasan.
5)Kolaborasi: Pemberian humidifikasi oksigen
3 liter/menit.
2 Resiko tinggi penurunan curah jantung yang NOC : NIC :
berhubungan dengan perubahan frekuensi, irama, Tujuan : 1) Auskultasi Tekanan darah. Bandingkan kedua
dan konduksi elektrikel Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24 lengan, ukur dalam keadaan berbaring, duduk,
jam, diharapkan penurunan curah jantung tidak terjadi. atau berdiri bila memungkinkan.
Kriteria hasil : 2) Evaluasi kualitas dan kesamaan nadi.
Stabilitas hemodinamik baik (tekanan darah dalam 3) Catat murmur.
batas normal, curah jantung kembali meningkat, input 4) Pantau frekuensi jantung dan irama.
dan output sesuai, tidak menunjukkan tanda-tanda 5) Kolaborasi : Berikan O2 tambahan sesuai
disritmia) indikasi.
3 Resiko perubahan kebutuhan nutrisi: kurang NOC : NIC :
dari kebutuhan tubuh yang berhubungan Tujuan : 1) Kaji kemampuan klien dalam
dengan asupan yang tidak adekuat. Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama pemenuhan nutrisi oral.
2x24 jam diharapkan pemenuhan nutrisi klien 2) Monitor komplikasi akibat paralisis
terpenuhi. kriteria hasil : akibat insufisiensi aktivitas parasimpatis.
Tidak terjadi komplikasi akibat penurunan 3) Berikan nutrisi via selang ansogastrik.
asupan nutrisi. 4) Berikan nutrisi via oral bila paralisis
menelan berkurang.
2 Resiko tinggi penurunan curah jantung yang 1) Mengauskultasi Tekanan darah. Bandingkan S : klien mengatakan sudah lebih rileks
berhubungan dengan perubahan frekuensi, kedua lengan, ukur dalam keadaan berbaring, O : TD : 120/90
irama, dan konduksi elektrikel duduk, atau berdiri bila memungkinkan. RR : 80 permenit
2) Mengevaluasi kualitas dan kesamaan nadi. Irama jantung normal
3) Mencatat murmur. A : masalah teratasi
4)Memantau frekuensi jantung dan irama. P:intervensi dihentikan
5) Mengkolaborasi : Berikan O2 tambahan
sesuai indikasi.
3 Resiko perubahan kebutuhan nutrisi: kurang dari 1) Mengkaji kemampuan klien dalam pemenuhan nutrisi oral.
kebutuhan tubuh yang berhubungan dengan asupan yang 2) Memonitor komplikasi akibat paralisis akibat insufisiensi
tidak adekuat. aktivitas parasimpatis.
3) Memberikan nutrisi via selang ansogastrik.
4) Memberikan nutrisi via oral bila paralisis menelan
berkurang.
4 Hambatan mobilitas fisik yang berhubungan dengan kerusakan 1)Mengkaji tingkat kemampuan klien dalam melakukan mobilitas
neuromuskular , penurunan kekuatan otot, dan penurunan fisik.
kesadaran. 2) Mendekatkan alat dan sarana yang dibutuhkan klien dalam
pemenuhan aktvitas sehari – hari.
3) Menghindari faktor yang memungkinkan terjadi trauma pada saat
klien melakukan mobilisasi.
4) Menyokong ekstremitas yang mengalami paralisis.
5) Memonitor komplikasi hambatan mobilitas fisik. 6) Kolaborasi
dengan tim fisioterapis.
TERIMAKASIH ;)